Attack of The Dark Power

[pic]

Seorang bertubuh tinggi memasuki sebuah ruangan yang gelap dan pengap. Wajahnya tak terlihat karena dia memakai kerudung di jubah hitamnya. Di ruangan itu hanya terdapat sebuah meja, kursi, dan sebuah lemari. Orang itu membuka lemari dan mengambil sebuah kotak kayu. Orang itu membuka kerudungnya, dan terlihat wajah Ron yang tak berekspresi.

Ron duduk di kursi dan membuka kotak itu. Isi kotak itu hanya sebuah athame. Gagang athame itu terbuat dari emas murni, dan di ujung gagangnya terdapat kepala tengkorak kecil.

Ron memandanginya sebentar, lalu menyelipkannya di balik jubahnya. Setelah itu dia mengembalikan kotak kayu itu ke lemari dan keluar dari ruangan pengap itu.

Setelah keluar dari ruangan itu, Ron langsung menghilang.

Kemudian terlihat seorang wizard tua mengenakan jubah biru tua dengan seekor kucing di sampingnya. Wizard ini kemudian masuk ke ruangan yang sama dengan yang dimasuki Ron tadi.

Wizard ini membuka lemari dan mengambil kotak kayu yang sama yang diambil Ron tadi. Saat dibuka, isinya sudah tidak ada.

" Ini tidak mungkin! Ke mana athame peninggalan ayahku? ", jeritnya.

Kucing di belakangnya mengeong lalu berbicara, " Meong! Siapa yang bisa mengambil athame suci seperti itu? Meong! "

" Aku tak tahu, Lady. Aku tak tahu. ", wizard itu mengeluh dan duduk di kursi.

Kucing itu mengeong dan berbicara lagi, " Meong! Kalan, kita tidak akan bisa membantu yang terpilih untuk menghancurkan perkamen terkutuk itu. Meong! ", kelihatannya kucing itu hanya bisa bicara setiap setelah mengeong dan berhenti pada meongan berikutnya.

" Aku tahu, Lady. Dan bila kita menghancurkan perkamen terkutuk itu, kita bisa mengembalikanmu pada bentukmu semula. ", balas Kalan, wizard itu.

" Meong! Aku memang menginginkan beranimagus menjadi kucing, tapi jadi begini akhirnya. Meong! "

" Lady, kali ini aku membuat keputusan. Aku akan menemui yang terpilih itu. Baaimanapun juga, ini sudah di luar kendali kita. Athame yang hilang itu satu-satunya athame yang bisa membangkitkan kekuatan perkamen itu jika dilebur bersama. Tapi athame itu juga bisa merobek perkamen itu dengan mudah dan menghancurkan kekuatah hitam di dalamnya. Bagaimana, apakah kau mau mencari yang terpilih bersamaku? ", tanya Kalan pada Lady.

" Meong! Tentu saja aku mau. Aku akan melakukan apapun demi mengembalikan hidupku seperti semula. Meong! ", jawab Lady dengan semangat.

Kalan bangkit dari duduknya, lalu menggendong Lady dan ber- disapparate dari ruangan itu. **

" Hati-hati, 'Mione! Menjauhlah! ", teriak James pada Hermione lalu kuali berisi potion di depan mereka meledak tapi tidak begitu keras. Ruang tamu Hermione jadi lebih kotor dari sebelumnya.

" I told you what.. ", kata James pada Hermione.

" Iya.. iya, aku tahu. Tapi aku tak apa-apa kan? Harry, mana jamur bersisik-nya? ", teriak Hermione.

" Ini jamurnya, sudah pas kan ukurannya? ", Harry tergopoh-gopoh datang sambil membawa semangkuk jamur bersisik yang sudah dipotong dadu.

" Yap. Sekarang kamu masukkan satu-persatu ke dalam kuali, dan hati- hati kalau tidak bisa-bisa meledak. ", perintah Hermione.

" Haruskah aku? ", tanya Harry dengan wajah cemberut.

" Yah, siapa lagi? "

" Ah, baiklah.. ", jawab Harry dengan malas. Ketika Harry melempar sebuah jamur ke dalam kuali, kualinya langsung berdesis dan bergemuruh tapi tak meledak. Harry melompat menjauh karena kaget.

" Harry! Jangan dilempar. Seharusnya kau masukkan pada jarak dekat, justru tidak akan mendesis. Masa harus aku terus sih yang melakukannya? ", protes Hermione lalu merebut mangkuk yang dipegang Harry. Hermione memasukkan jamurnya satu-persatu.

Harry dan James hanya bisa mengangkat bahu karena begitulah Hermione, menyuruh orang melakukan pekerjaan yang sebenarnya dia sendiri bisa melakukannya.

Tiba-tiba langit-langit di belakang Harry runtuh, Harry langsung melompat menghindari runtuhan. James yang di dekat Harry secara otomatis juga menghindar.

Seseorang dengan jubah biru tua terjatuh dari langit-langit itu sambil menggendong seekor kucing siam.

Harry, James, Hermione (melupakan jamur-jamurnya) mengeluarkan tongkat-masing-masing.

Wizard itu (muggle tidak memakai jubah di siang bolong dan tidak terlempar dari atap.) bangkit. Kucing yang digendongnya diturunkan, dan ajaibnya kucing itu baik-baik saja.

" Siapa kau? ", tanya James pada wizard itu. Wizard itu membersihkan jubahnya dari debu lalu melihat ke arah James.

Wizard itu tersenyum, " Namaku Kalan Kalioff. Dan kucing ini adalah Lady Lamiere. Kami mencari yang terpilih untuk menghancurkan Parchment of Evil. Dan sepertinya, kami sudah menemukan orangnya. "

Harry, James, dan Hermione terlihat bingung.

" Apa maksudmu.. Kalioff? ", tanya Harry heran.

" Sepertinya belum jelas ya? Aku mencari yang terpilih, orang yang dipilih untuk menghancurkan Parchment of Evil. Dan Kalau tidak salah, dulu aku telah mengirimkan Parchment of Evil itu kepada seseorang bernama Harry Potter. Yang mana di antara kalian bernama Harry Potter? ", jawab Kalan.

Harry menoleh pada kedua temannya. Hermione sudah memasang tampang cemas di wajahnya, tapi Harry tetap akan jujur, " akulah Harry Potter. "

Kalan kembali tersenyum, " Tidak heran, kau memang pantas menjadi yang terpilih. Boleh aku tahu dimana perkamen itu sekarang? "

Harry mengernyit tak mengerti, tapi ia tak peduli.

" Aku menyimpannya. Boleh aku tanya sesuatu? ", ujar Harry.

" Tentu saja. ", cara bicaranya mirip dengan Dumbledore yang selalu tenang dan bijaksana.

" Kenapa kau mengirimkannya padaku? Apa maksudnya dengan mengirimkan perkamen seperti itu kepadaku? ", Harry bertanya dengan sedikit emosi.

" Meong! Kalan tidak bermaksud jahat kepadamu, kok. Dia cuma ingin bantuanmu. Meong! ", tiba-tiba Lady berbicara. Hal ini membuat Hermione terpekik, dan James memandangnya terbengong-bengong.

" Kau.. bisa bicara? ", tanya Harry sedikit terkejut.

" Meong! Tentu saja aku bisa. Aku sebenarnya adalah penyihir, tapi perkamen terkutuk itulah yang membuatku begini. Meong! ", jawab Lady.

Harry tampak terkejut dengan kata-kata Lady, tapi Kalan langsung memotong, " yang sebenarnya adalah seorang penyihir jahat yang menciptakan perkamen itu kemudian mengutuk Lady untuk menjadi kucing yang bisa berbicara selamanya, kecuali perkamen itu dihancurkan maka Lady bisa kembali menjadi penyihir normal. "

" Bagaimana, bila ternyata kekuatan jahat di dalamnya bisa dibangkitkan? ", kali ini Hermione membuka mulutnya.

" Bila itu terjadi, maka.. ", Kalan menoleh pada Lady yang menatapnya tajam dengan mata birunya, " terpaksa Lady menjadi penyihir hitam. Karena sesungguhnya, bila perkamen itu telah dibangkitkan kekuatan hitamnya, maka semua orang yang terkena kutukan penyihir yang menciptakan perkamen itu maupun yang berhubungan secara langsung dengan perkamen itu akan menjadi pengikut kekuatan gelap. "

Hermione hampir terpekik, " Harry, bagaimana bila Ron akan terus selamanya menjadi pengikut kekuatan gelap? "

" Kenapa kau berpikiran seperti itu? ", tanya James yang akhirnya juga ikut bicara.

" Tentu saja aku berpikiran seperti itu, Ron kan mengejar perkamen itu. Tentu saja kelak ia akan terus menjadi pengikut kekuatan gelap jika dia berhasil membangkitkan kekuatan jahat di dalamnya. Dan kita.. kita akan kehilangan dia selamanya. ", Hermione terisak.

" Tenanglah, Hermione. ", James memeluk Hermione dan menenangkannya.

" Hermione benar sekali lagi, James. Tindakan kita ini terlalu lamban untuk menghalangi Ron mencapai tujuannya. ", ujar Harry.

" Bagaimana jika kami menawarkan bantuan? ", tanya Kalan. Harry, Hermione, dan James menoleh padanya.

" Bantuan? ", tanya James heran.

" Meong! Iya, bantuan. Masa kalian tidak ingin menerima ketulusan kami? Meong! ", jawab Lady.

Harry menunduk, lalu dia mengajak kedua temannya untuk berunding dahulu.

" Beri kamu waktu sebentar untuk membicarakan masalah ini. ", ujar Harry.

Kalan tersenyum dan memandang mereka bertiga dengan mata hijau-nya yang mirip dengan mata Harry.

" Aku tidak akan memaksa kalian untuk segera menaruhh kepercayaan padaku. Aku patut menerima ketidakpercayaan, karena aku telah membuat kalian terjerumus pada masalah serius ini. ", kata Kalan dengan bijaksana.

" Terima kasih, kami permisi dahulu. Kalian di sini saja, tapi kumohon, jangan menyentuh barang apapun. ", tukas Hermione sedikit tegas.

Kalan mengangkat kedua tangannya seperti orang yang beru ditodong, " aku janji takkan menyentuh apapun. Benarkan Lady? "

Lady hanya mengeong lalu memanjakan kepalanya dengan mengeluskannya pada kaki Kalan.

Kemudian Harry, Hermione, dan James masuk ke dapur yang tak jauh dari ruang tamu. Mereka bertiga merapat supaya bisikan Harry tidak bisa didengarkan Kalan dan Lady.

" Begini, aku tidak mengenal mereka dan kalian pasti juga kan? Masalahnya, kita ingin menghadapi Ron sendirian karena kita takut jika kita minta bantuan orang lain maka bisa saja mereka tak sengaja melukai Ron padahal bukan itu yang kita inginkan bukan? ", ulas Harry panjang lebar. Hermione dan James hanya bisa mengangguk dan mendengarkan ucapan Harry.

" Kedua, kita memang tak tahu apa-apa. Bagaimana cara menarik kekuatan dalam perkamen itu atau menghancurkannya, ataupun menyelamatkan Ron. Benarkan? Sekarang aku jadi bingung, apakah kita harus benar-benar menerima bantuan mereka? Kita memang butuh bantuan mereka untuk alasan kedua. Tapi di lain pihak, kita lebih menginginkan melakukan sendiri. Bagaimana menurut kalian? ", Harry menanyakan pendapat kedua temannya.

" Hmm, menurutku.. kita harus menerima bantuan dari mereka. Pertama, waktu kita munngkin sudah sangat sedikit untuk menyelamatkan Ron. Kedua, hanya mereka yang tahu cara menghancurkan perkamen itu dan cara menyelamatkan Ron. ", usul James.

" Hey, jadi kau mengabaikan keinginanku ya? Maksudku, keinginan aku dan Harry. ", bantah Hermione.

" 'Mione, ini bukan saatnya kita berdebat tentang keinginan kita yang egois itu. Ayolah, demi Ron. Kita sesekali juga perlu bantuan orang lain kan? ", sesaat Harry hening, " setelah kupikir-pikir. Selamanya kita tidak akan bertindak sendiri. Hasil yang ada hanyalah kecerobohan dari tindakan kita yang egois ini. Percayalah 'Mione, dengan bantuan dari orang lain, kita akan lebih berhasil dan mendapat hasil yang maksimal. " Wajah Harry menjadi lebih cerah, mata hijaunya berbinar-binar seakan memberi Hermione semangat untuk percaya pada kata-katanya.

" So? Maksudmu? ", tanya Hermione masih belum mengerti. Wajahnya berkerut-kerut jadi aneh.

" Maksudku, aku setuju dengan James. ", Hermione langsung menunjukkan wajah setengah marah karena terkejut dengan keputusan Harry, " tapi! Ada tapinya, kita akan berhati-hati. Hm, setelah kuingat-ingat, aku pernah mengalami hal seperti ini. "

" De ja vu, Harry? ", tanya James.

" Bukan, 'Mione, kau ingat kejadian aku terbawa Crystal Sword? ", Hermione mengangguk tapi masih dengan wajah marah, " waktu itu aku bertemu dengan seorang wizard yang tak kukenal. Dia memintaku untuk membantunya menghancurkan Haela, iblis yang dinikahi Ron waktu itu. Dan, aku mempercayainya. Buktinya, ia adalah wizard yang baik-baik. Sampai sekarang aku tak apa-apa. ", Harry menjelaskan panjang lebar.

Hermione berusaha mengingat-ingat cerita Harry. Belum selesai mengingat, James sudah memotong.

" Kalau begitu, apa salahnya kita melakukan hal yang sama dengan Harry, 'Mione? Mempercayai seseorang adalah salah satu cara agar kita dipercayai orang. ", James mengedip nakal pada Hermione. Hermione yang masih marah itu tidak jadi marah, malah pipinya memerah karena diberi kedipan oleh James.

" Sekali lagi aku setuju dengan James. Bagaimana denganmu, 'Mione? ", tanya Harry pada Hermione.

Hermione terlihat masih menimbang-nimbang jawaban. Tapi akhirnya ia tersenyum dan mengangguk mantap, tanda setuju dengan keputusan tersebut. Harry menjulurkan tangan kanannya di tegah-tengah mereka bertiga, James menaruh tangan kanannya di atasnya, dan Hermione menaruh tangannya di atas James. James menghitung sampai 3 lalu mereka melepaskan tumpukan tangan itu di udara.

Belum selesai mereka bersorak karena semangat persatuan mereka, tiba- tiba terdengar suara ledakan dari ruang tamu. Rasa cemas muncul di wajah mereka bertiga. Apa yang sedang terjadi?

" Ada apa di ruang tamu? ", tanya Harry.

Hermione menjawabnya, " kau tanya aku? "

" Tidak, aku tanya pada James. ", di sela-sela keseriusan Harry masih bisa bercanda. James menahan tawanya, sedang Hermione menggeram sebal. Tapi akhirnya mereka bertiga mengendap-endap mendekati ruang tamu.

Mereka merapat ke dinding dan mengintip ke ruang tamu. Di sana Kalan dan Lady masih berdiri menunggu. Tapi mereka melihat raut wajah Kalan sudah berubah menjadi cemas, entah dengan Lady (bagaimana bisa menafsirkan ekspresi wajah kucing?).

Mereka mengintip ke arah tatapan mata Kalan dan Lady. Di depan mereka berdua berdiri sosok tinggi, tegap berjubah hitam. Wajahnya tak terlihat karena memakai kerudung pada jubahnya. Penasaran dengan sosok itu, Harry, Hermione, dan James mendekatkan telinga mereka dengan dinding yang lebih dekat dengan sosok tegap itu.

Kemudian sosok itu berbicara, " katakan padaku di mana perkamen itu. " Sosok itu berbicara dengan suara yang lemah, tak berirama dan sangat datar. Harry, Hermione, dan James hampir tak bisa mengenali suara itu jika sosok itu tak segera membuka kerudungnya.

" Aku tak memilikinya lagi. Lagipula, apa perlumu dengan perkamen itu? ", Kalan dengan beraninya berkata menantang pada sosok itu.

" Hm, begitu ya? (So desu ka? =) ", suaranya kini lebih berirama, tapi berirama sinis. Lalu sosok itu membuka kerudungnya perlahan sampai seluruh wajah pucat dan tak berekspresinya kelihatan.

Hermione hampir memekik melihat sosok itu, Ron. Harry menahannya dengan menutup mulutnya. James hanya bisa mengelus dada. Harry memperhatikan pembicaraan mereka lebih cermat.

" Aku menginginkan Parchment of Evil. Dan aku ingin menguasainya. Aku harus memilikinya, dan ini untuk kepentingan dunia. ", kata Ron sinis.

" Kepentingan dunia katamu? Maksudnya kehancuran dunia? Kau tahu, perkamen itu hanya membawa malapetaka. Karena itu aku akan menghancurkannya. ", Kalan masih berani menentang Ron dengan kata-kata.

Lady mengeong, " Kalan, tahan emosimu. Dia lebih senang jika emosimu terpancing sampai kau mengatakan di mana perkamen itu. Meong! "

Ron mengalihkan pandangannya pada Lady, " hh, magical cat. Kau bisa bicara, tentu saja. Tapi kau hanya bisa mengganggu saja. Terima ini! " Ron mengeluarkan tongkatnya dan melontarkan mantra tak-sadarkan-diri pada Lady.

Lady terpental, untungnya mendarat di atas sofa. Ron memasukkan kembali tongkatnya ke dalam jubahnya. Hermione tak tahan melihat seekor kucing (eh, manusia deng.) diperlakukan seenaknya seperti itu. Tubuhnya ingin menyelamatkan Lady, tapi Harry masih menahannya dan mengingatkannya untuk tidak bertindak gegabah. Hermione menahan emosinya, tadinya ia sudah setengah berdiri ingin menyelamatkan Lady tapi diurungkannya dan kembali jongkok.

" Kau tak berhak melakukan itu! Dia tetaplah makhluk hidup, jangan perlakukan seenaknya! ", bentak Kalan pada Ron.

" Aku tak peduli dia makhluk hidup atau bukan, yang penting dia adalah benalu yang harus disingkirkan. ", Ron membantah dengan kata-kata yang kasar sekali.

Kalan menggeram, Ron hanya tersenyum sinis.

" Sekarang katakan di mana perkamen itu! ", mendadak wajah Ron menjadi lebih seram. Kali ini wajahnya menyeringai tajam, tidak sepucat sebelumnya.

Kalan harus mengakui bahwa dia sedikit gemetar karena dia hanya sendirian menghadapi Ron.

" Walaupun kau memiliki perkamen itu, kau takkan bisa melakukan apapun pada benda itu. ", Kalan masih bisa mengeluarkan sisa-sisa keberaniannya.

" Maksudmu, aku harus memiliki benda yang bisa menggabungkan kekuatan perkamen itu? Seperti.. ", Ron mengeluarkan sebuah pisau belati dari balik jubahnya, sepertinya sebuah athame, " ini? "

Kalan terkejut, wajahnya pucat pasi.

" Dari mana.. dari mana kau dapatkan athame itu? ", Kalan bertanya dengan rasa terkejut.

Ron tersenyum sinis, " aku mengambilnya dari gudangmu. Memangnya kau pikir dengan menyembunyikan benda ini di tempat seperti itu membuat aku terkecoh? Ckck.. tidak ada yang bisa mengecohku. Aku tahu kalau benda ini masih bisa dihubungkan dengan Parchment of Evil. "

Kalan menggeram marah.

Harry yang mendengarkan perkataan Ron menjadi murka. Memangnya dia makhluk paling sempurna di hidup ini apa? Harry bangkit dari jongkoknya dan memunculkan diri di depan Ron.

" Ron! ", teriaknya. **