"𝑫𝒂𝒅𝒅𝒚'𝒔 𝑫𝒂𝒚 𝑪𝒂𝒓𝒆"
𝑷𝒂𝒓𝒕 𝟐
Main pair : reon x semi
ABO! Universe, timeskip AU
Reon menatap khawatir Aiko yang bersandar lemas di bahunya. Rasanya ada yang kurang jika salah satu dari si kembar sakit, karena biasanya mereka berdua selalu ribut bersama sampai membuat kepala pening. Yah mungkin ini memang kesempatan bagi telinga tampan Reon untuk beristirahat, tapi mau bagaimana pun Reon tetap sedih melihat puteranya tak ceria seperti biasanya.
Sambil menunggu pintu flat Hayato dibuka, Reon sesekali mencium pucuk kepala Aiko, berusaha menenangkan bayinya yang sedari tadi mengeluh tak nyaman karena demam. Di tangan kirinya, Akira si bungsu tengah terlelap di bahu kokoh sang ayah.
Unit flat kediman Hayato berada di gedung yang sama dengan unit milik Reon dan Eita, hanya saja Hayato berada di lantai 13 sedangkan Reon berada di lantai 24. Karena itulah Reon meminta tolong pada Hayato karena memang unit mereka berdekatan.
Tidak lama kemudian pintu dihadapan Reon terbuka, menampilkan seorang pria bermata tajam yang sedang menggendong anak laki-laki berumur 3 tahun.
"Hi Hayato, aku tidak mengganggu kan?" Tanya Reon memastikan karena Hayato tampak sedikit kesal dan kelelahan, ia takut jika ia merepotkan sahabatnya ini. Tapi raut wajah Hayato seketika berubah menjadi khawatir begitu melihat Aiko yang tampak lemas.
"Tadinya aku ingin mengusirmu saja tapi tidak jadi, aku tidak tega melihat Aiko." Ucap Hayato, lalu memberi kode pada Reon untuk masuk kedalam unitnya. Sang tamu pun mengangguk dan mengikuti tuan rumah.
"Aku akan menjaga Aiko, kau jangan khawatir. Tapi aku minta maaf aku tidak bisa menjaga Akira juga." Hayato menghampiri Reon setelah menurunkan puteranya di sofa, mantan libero tim Shiratorizawa itu kemudian mengambil Aiko dari gendongan Reon. "Dia cukup panas, Reon."
"Yah begitulah... itu karena ia tak mau berhenti bermain air saat Eita memandikannya tadi pagi." Reon menghembuskan nafasnya pelan begitu mengingat penyebab Aiko demam.
Sebenarnya Reon enggan meninggalkan Aiko bersama Hayato. Bayinya terus-terusan menangis dalam gendongan Hayato, memanggil sang ayah ketika Reon sudah berada di pintu unit sahabatnya, seolah tak mau ditinggal oleh ayahnya. Jelas hal itu membuat hati Reon mencelos. Tapi ia sendiri tak mau mengambil risiko dengan membawa Aiko pergi keluar dalam waktu yang cukup lama, terutama tempat yang sangat ramai seperti supermarket, bayinyanya pasti akan semakin kelelahan.
"Hiks... kuuuttt... yyaaah... hiks hiks... HUAAAA!"
Ahhhhh Reon tak sanggup pergi kalau begini!
"Hei sayang, ayah tidak akan lama. Tunggu ayah bersama uncle Hayato, oke?"
"Cepatlah pergi! Aiko-kun harus istirahat! Iya kan, Aiko-kun? Ayo usir ayahmu."
Reon menatap sahabatnya dengan tatapan malas, yang sayangnya tidak berpengaruh untuk Hayato, malah pria yang lebih pendek dari Reon ini balas menatap dengan tatapan yang seolah berkata 'apa?'.
Akhirnya Reon pergi setelah mencium gemas sebelah pipi gembul Aiko, dan setelah ditendang pergi oleh sahabat pendeknya itu. Jahat sekali...
• • • • •
Jalan-jalan ke tempai yang ramai merupakan salah satu dari hal yang sangat disukai si kembar. Mereka bisa melihat banyak hal, banyak orang, banyak mobil, dan banyak lagi hal lainnya yang tidak mereka temukan di rumah. Tapi sayangnya kini hanya Akira yang duduk sendirian di trolley supermarket, biasanya jika sedang berbelanja baik itu bersama ayah atau papanya, ia akan asyik berceloteh bersama kakak kembarnya lalu melempar barang belanjaan yang dimasukkan kedalam trolley sambil tertawa riang.
Kakaknya sakit dan dititipkan di rumahnya uncle Hayato, dan itu membuat Akira kesepian dan bosan. Ayahnya sedari tadi sibuk melihat-lihat lemari yang panjang dan tinggi berisikan banyak botol berwarna-warni.
Niatnya Reon hanya akan membeli bubur formula, tapi Eita memintanya sekalian membeli kebutuhan lainnya. Jadilah sekarang Reon berkutat di etalase khusus sabun itu. Ia tengah memilih sabun cair untuk Eita, ia lupa aroma mana yang Eita sukai. Bisa saja Reon memilih secara random, tapi masalahnya jika ia salah memilih Eita tidak akan mau memakainya dan memaksa Reon untuk membelikan yang lain.
Akira melihat ayahnya menghela nafas, lalu memasukan dua botol sabun berwarna merah kedalam trolley. Mata bundar polos itu tak dapat berhenti memperhatikan wajah lelah ayahnya yang kembali mendorong trolley tersebut sampai ke lemari etalase yang lain. Ayahnya tampak lesu dengan sesuatu berwarna hitam dibawah mata hangatnya, mungkin karena Reon mengerjakan pekerjaan kantornya sampai lewat tengah malam. Namun begitu ia tetap terlihat tampan.
Reon memang sangat lelah, setelah beberapa hari ini tidur lewat tengah malam, dan ternyata ia juga harus menjaga putra kembarnya karena sang papa sedang pergi. Namun begitu Reon tak menolak, ia tahu jika Eita-nya melakukan semua hal ini setiap hari; mengurus si kembar, membersihkan rumah, belanja, bahkan memasak setiap hari. Dan omega manisnya itu berhak mendapatkan waktu free untuk berjalan-jalan.
"Yyah!"
Reon menoleh, mendapati Akira yang tengah menjulurkan tangan kecilnya dengan jari telunjuk dan jempol yang membentuk heart sign, tersenyum riang seolah tengah menghibur ayahnya. Entah Akira mempelajari hal itu dari mana tapi yang pasti...
Demi Tuhan, Reon meleleh saat itu juga!
"Kyaahahahahaha!" tawa riang Akira terdengar cukup kencang ketika Reon mengangkat tubuh mungil tersebut, dengan gemas ia menghujani pipi Akira dengan ciuman basah. Belum puas, Reon beralih me/nye/rang perut gembul Akira dengan ciuman gemas, yang jelas membuat si bungsu memekik senang. Berisik memang, tapi justru membuat hati Reon semakin menghangat.
"Kau mau menghibur ayah, hm? Terimakasih, sayang." tanyanya lembut sambil menggendong Akira, ia lalu mengambil selembar tissue dari tas selempangnya untuk mengelap bibir dan dagu Akira yang dibasahi oleh liur. Reon mengecup dahi Akira sebelum ia kembali didudukkan dalam trolley. "Ayo kita bereskan ini semua, lalu kita pulang menjemput kakakmu."
Reon melanjutkan acara belanjanya yang sempat tertunda, tanpa sadar jika banyak pasang mata –khususnya wanita dan pria omega– tengah menatap Reon dengan tatapan terpesona. Pria tinggi dan tampan tengah berbelanja bersama seorang bayi lucu, pastilah banyak wanita dan pria omega yang terkagum-kagum. Benar-benar suami idaman. Tapi...
Andai disana ada Semi Eita —ralat, Oohira Eita— para wanita dan pria omega tersebut pasti tidak akan selamat .y
• • • • •
Tugas Reon hari ini belum berakhir. Setelah pulang, menyimpan belanjaan dan menjemput Aiko, ia harus dihadapi dengan dua bayi yang sedari tadi menutup mulut mereka dengan kedua tangan mungil mereka. Untuk yang kesekian kalinya Reon menghela nafas, sambil terus memegang semangkuk kecil bubur formula yang ia beli di supermarket tadi.
Untung saja Aiko sudah diberi plester penurun panas oleh Hayato.
"Ayolah, kalian harus makan. Sedikit saja." Dan seumur hidupnya Reon baru tahu jika menyuapi bayi itu akan lebih sulit dibanding menyuruh anjing peliharaan dirumah orang tuanya untuk berguling. Ya, kini mantan wing spiker tim Shiratorizawa ini sedang menyuapi anak kembarnya.
Setelah berhasil beberapa sendok, pastinya setelah kehabisan akal untuk membujuk dua bayi lucunya agar mau makan, Reon menyerah. Akhirnya ia membuat dua botol susu untuk si kembar, dan mereka malah meminumnya dengan semangat?? Kalau begitu buat apa Reon repot-repot membeli bubur ke supermarket?! Susu bayi banyak dirumah!
Lagi, Reon menghela nafas. Tidak mempedulikan Akira dan Aiko yang tertawa riang melihat ayahnya kelelahan. Ya sudah, yang penting ada sesuatu yang bergizi masuk kedalam perut gembul bayi kembarnya.
Misi Reon selanjutnya adalah memandikan si kembar Ōhira. Setidaknya kali ini lebih mudah karena Reon hanya mengelap tubuh Aiko dengan lap dan air hangat karena demamnya masih belum turun, dan sisanya ia tinggal memandikan si bungsu Akira.
Saat ini Reon tengah berlutut di depan bath tub. Tangan kanannya setia menyangga punggung mungil Akita agar tidak tergelincir saat sedang duduk di dalam bath tub, sedangkan tangan kirinya sibuk membasuh sabun di tubuh mungil tersebut dengan air hangat.
Bagaikan memiliki energi yang tak terbatas, Akira tampak begitu senang bermain air. "Nyah! Nyah!" dengan semangat kedua tangan mungilnya menepuk-nepuk permukaan air hingga menyiprat ke wajah ayahnya. Namun Reon hanya tersenyum lembut menatap Akira-nya tertawa begitu riang melihat wajah sang ayah yang basah.
"Kau senang sekali sih menyiksa ayah." ucapnya sambil tekekeh, tangan kirinya kemudian menyerang bayinya dengan menggelitik perut Akira, membuat pekikkan dan tawa kencang Akira menggema di kamar mandi.
Setelah sepuluh menit kemudian, dua bayi tampannya sudah rapi dengan piyama mereka, dengan aroma bedak bayi dan minyak telon yang tercium dari tubuh mungil mereka. Keduanya tengah terlelap di kasur besar di kamar Reon dan Eita. Toh ini sudah jam 8 malam, sudah saatnya si kembar untuk tidur.
Lalu Eita?
Reon sudah mendapat kabar jika istri manisnya itu baru saja dalam perjalanan pulang setelah menemani Kenjirou dirumah hingga Taichi pulang.
Tubuh Reon rasanya mau remuk, seharian ini ia tak mendapat waktu untuk sekedar tidur, dua buah hatinya itu terus membuatnya sibuk. Dengan perlahan ia ikut berbaring disamping Aiko dan Akira, mengecup dahi puteranya satu persatu, membisikkan kalimat penuh cinta sebelum jatuh terlelap bersama si kembar.
"Ayah sangat menyayangi kalian."
• • • • •
Kedua mata Reon perlahan terbuka ketika ia merasakan sebuah tangan mengelus rambutnya dengan lembut. Pengelihatannya masih samar-samar, namun ia tengah melihat seorang yang tengah merunduk menatapnya.
"Reon." Namun sang pemilik nama segera mengerjapkan kedua matanya, memfokuskan pandangannya ketika suara berat nan lembut yang begitu familiar di telinga Reon terdengar. Dan benar saja, itu Eita-nya tengah tersenyum lembut sambil terus membelai rambut hitam Reon.
"Oh— kau sudah pulang Eita..." pertanyaan bodoh, sudah jelas Eita-nya kini ada di depan matanya. Maklum nyawanya belum terkumpul semua.
Sedangkan Eita tertawa lembut melihat wajah bantal Reon.
"Sepertinya alphaku sangat kelelahan." Ucapnya dengan suara pelan, takut membangunkan si kembar. "Ayo aku bantu membawa Aiko dan Akira ke kamarnya."
Tentu saja Eita melihat semuanya, melihat suaminya tengah terlelap bersama bayi-bayinya. Jelas membuat Eita meleleh seketika, ia bahkan tak melewatkan kesempatan tersebut untuk mencuri beberapa foto dengan ponselnya. Mengabadikan momen langka itu sangat penting.
Keduanya ini sudah berada di kamar si kembar, dengan Eita yang menggendong Akira dan Reon yang menggendong Aiko di tangan kanan. Reon sedari tadi memperhatikan penampilan baru Eita, ia tak tahu jika perpaduan kaos turtle neck putih dengan long coat sewarna mocca yang dikenakan matenya membuat Eita tampak jauh lebih manis. Apa coat itu baru saja dibeli? Selagi Reon menidurkan Aiko, kedua matanya tak dapat terlepas dari Eita yang kini sedang menidurkan Akira dalam baby crib tepat di samping kakak kembarnya.
"Hei, aku tahu aku sangat menawan. Tapi tolong berkediplah..."
Tertangkap basah. Eita terkekeh kecil melihat Reon sedari tadi memperhatikannya. Reon malah gencar mengecup pucuk kepala Eita dengan sebelah tangannya yang sudah menyelinap melingkar di pinggang sang omega. Sebelum keduanya melangkah meninggalkan kamar tidur si kembar menuju kamar tidur mereka.
"Siapa yang membuatmu membeli coat itu? Aku tahu warna hangat seperti ini bukan seleramu."
"Tentu saja Kenjirou," Eita terkekeh, setelahnya lanjut berbicara, "Dia bilang fashion-ku jelek."
Reon ikut tertawa mendengar jawaban omeganya, "memang."
Hidup Reon sempurna bersama Eita, dan semakin sempurna dengan adanya dua malaikat kecil yang hadir di kehidupannya.
• 𝑭𝒊𝒏 •
