Battle Scars

Rated : M

Genre : School, Drama, Action, Slice of Life, Martial Art

.

.

Disclaimer

Naruto : Masashi Kishimoto

HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi

Warning : Typo bertebaran

.

.

Naruto yang pulang dari sekolah kini segera cepat bergegas pergi menuju mini market, dia tidak boleh keseringan tidak masuk kerja karena akan berdampak pada gaji yang ia terima nanti apalagi dia digaji per-jam maka satu hari tidak masuk kerja saja sudah cukup merugikan.

Saat sampai ia terlebih dahulu dirinya menyapa karyawan wanita yang seperti biasa bekerja di sana, setelah berganti pakaian dan menyimpan barang-barang sekolahnya di belakang Naruto segera menggantikan wanita tadi.

Si pirang yang kini sendirian segera mengambil keranjang belanjaan lalu mengelilingi beberapa rak untuk mengecek apakah ada makanan yang kadaluarsa atau tidak untuk segera diganti dengan yang baru. Dengan teliti dia melihat-lihat semuanya dan keranjang yang tadinya kosong kini mulai terisi oleh beberapa makanan yang kadaluarsa.

Ketika sedang melakukan pekerjaannya itu beberapa kali akan ada orang yang datang ke mini market untuk membeli sesuatu, Naruto yang selesai mengumpulkan barang-barang tadi di keranjang. Usai dengan pekerjaan tadi kini dia duduk di belakang kasir sambil membaca sebuah buku untuk menemaninya.

.

Ditengah kegiatannya membaca buku, telinga Naruto mendengar bel kecil yang berada di atas pintu berbunyi sebagai tanda ada orang yang masuk ke dalam. Namun Naruto masih belum bisa melihat sosok orang tang tadi masuk karena ia langsung ke arah rak dimana peralatan seperti kantor seperti selotip dan benda-benda lainnya.

Namun begitu sosok tersebut berjalan ke arah kasir Naruto sedikit membulatkan matanya karena orang yang kini berada di hadapannya adalah murid teladan du Kuoh Gakuen sekaligus menjabat sebagai ketua osis.

"Jadi berapa harga semuanya Uzumaki-san ?" wanita yang bernama Sona tersebut meletakkan sebuah gunting, selotip dan sebuah lem di depan si pirang.

Naruto yang baru saja tersadar dari lamunannya karena bagaimana Sona bisa tahu kalau itu adalah Naruto, tak mau berlama-lama dia segera mengambil barang-barang yang Sona letakkan serta segera memberikan rincian harga pada wanita itu supaya segera dibayar.

Ketika Sona memberikan sejumlah uang ia segera mengambil barang-barang yang dibelinya itu sembari menunggu kembalian, "ini kembaliannya" Naruto menyerahkan struk belanjaan pada wanita tersebut.

"Kau sangat berbeda ketika mengenakan kacamata dan tidak" Sona berbicara cepat.

"Hah ?!" saat Naruto akan lanjut bertanya dia sudah melihat sang ketua osis sudah berjalan pergi meninggalkan mini market.

Melihat kepergian Sona, Naruto mengangkat bahu tanda tak terlalu peduli. Dia melanjutkan pekerjaan sampai matahari tenggelam untuk digantikan pegawai lain.

Begitu dalam perjalanan pulang ponsel Naruto berbunyi, "ya, ada apa ?" dengan suara tanpa minat Naruto mengangkat panggilan tersebut.

"Dasar bodoh dimana kau sekarang ?, cepat kemari ?. Besok adalah hari pertarunganmu sialan jadi sekarang kau harus timbang badan" terdengar nada cukup kesal keluar dari orang yang menelfon Naruto.

"Iya... iya... aku akan kesana sekarang" Naruto segera mengakhiri panggilannya secara sepihak untuk segera pergi ke tempat yang dimaksud.

Dengan agak terburu-buru Naruto segera menuju lokasi dimana ia akan ditimbang berat badannya sebelum pertandingan besok.

.

.

Ketika sudah sampai di lokasi, Naruto segera menghubungi lagi Jiraiya untuk memberi tahu bahwa dia sudah berada di luar tempat penimbangan badan. Beberapa saat menunggu tampak keluarlah seorang perempuan memakai jaket berwarna biru muda, "ayo kita segera masuk !, yang lain sudah menunggu di dalam" ajak wanita tersebut.

"Baik senpai" Naruto mengikuti sang wanita masuk ke dalam, mereka berdua pergi ke sebuah ruangan yang bertuliskan 'Myoboku Team'.

"Hoy pak tua... rubahlah nama gym mu itu, melihat tulisan Myoboku Team di pintu membuatku sangat malu" bukannya menyapa orang-orang yang berada di ruangan tersebut Naruto langsung misuh-misuh pada salah satu orang di sana yaitu pria berbadan tinggi besar berambut putih panjang.

"Dasar murid kurang ajar, datang-datang malah protes masalah nama tempat gym ku" Jiraiya cukup kesal atas protes Naruto, apalagi nama 'myoboku' itu dia dapatkan setelah bersemedi di gunung selama beberapa hari.

"Ganti saja !, setiap aku akan bertanding dan melihat nama gym tersebut di pintu atau apapun itu membuatku geli" Naruto makin sengit.

"Sudahlah kalian... Naruto cepat bersiap sebentar lagi giliranmu untuk ditimbang" wanita yang tadi bersama Naruto kini buka suara karena orang lainnya yang berada di sana tak mencoba menengahi duo guru sekaligus pelatih dan murid itu.

Naruto pun menuruti perkataan seniornya itu dan segera mengganti pakaian seperti yang diminta, hingga akhirnya setelah selesai mengganti pakaian dia dan seluruh orang di dalam ruangan tadi pergi dari ruangan itu untuk segera ke tempat selanjutnya.

.

.

"Kali ini kau tidak menerima sponsor kondom kan ?" ditengah-tengah perjalanan mereka ke tempat penimbangan badan Naruto masih sempat-sempatnya mempertanyakan sponsor yang pelatih sekaligus pimpinan dari gymnya itu ambil.

"Disaat seperti ini kau masih mempertanyakan hal itu ?" Jiraiya sudah tak bisa menahan kesalnya lagi jika sudah bersama murid pirangnya tersebut.

"Aku harus selalu mempertanyakan apa yang kau lakukan dan perbuat, apalagi setelah pertandinganku yang ketiga waktu itu. Pelatih mana yang cukup gila untuk mempertandingkan anak didiknya yang masih amatir dengan seorang mantan juara ?" Naruto memasang wajah sebal.

Mendengar keluh kesah sang murid membuat Jiraiya hanya cengengesan seakan tak berdosa, "itu supaya kau bisa cepat berkembang, lagipula pada akhirnya kau bisa menang kan".

"Berkembang gundulmu, bilang saja jika itu karena uang dan walaupun aku menang tapi jangan lupa bahwa wajahku bonyok-bonyok".

Orang-orang yang berjalan di belakang Naruto dan Jiraiya hanya bisa menggelengkan kepala melihat hubungan dua orang tersebut, jika diluar pertandingan mereka akan sering ribut tapi semua itu akan berubah ketika mereka bertanding dimana Jiraiya akan memberikan Naruto tips dan masukan untuk mengalahkan lawan begitupun si pirang yang akan patuh pada game plan yang disiapkan pelatihnya tersebut.

Tak berselang lama tibalah mereka di sebuah pintu yang tertutup oleh tirai hitam, Naruto beserta yang lain berdiam diri sambil menunggu nama si pirang di sebut sebelum mereka akan keluar mengikuti lelaki pirang tersebut.

Terdengar suara announcer masih berbicara dan menjelaskan tentang para petarung yang akan naik ke sana untuk timbang badan, dan karena Naruto adalah yang terakhir jadinya ia masih menunggu sampai namanya di sebut.

Begitu sang lawan sudah disebutkan dan berada di atas sana kini barulah giliran si pirang yang akan dipanggil, "dan yang selanjutnya kita sambut sang penantang, bocah pirang yang menjadi fenomena beberapa waktu belakangan ini sang 'blonde warrior' Uzumaki Naruto !!!" saat namanya selesai disebut Naruto menyingkapkan tirai hitam dan segera berjalan naik keatas panggung bersama Jiraiya sedangkan orang-orang yang tadi dibelakangnya berjalan ke arah lain yaitu berbaur bersama para penonton lainnya.

Suara teriakan dan riuh penonton yang melihat Naruto naik keatas panggung untuk ditimbang makin membuat suasana di sana ramai, harus diakui daya tarik si pirang sebagai petarung baru cukup menyedot atensi besar dari para penyuka combat sport di kota itu bahkan dari kota lain rela datang untuk melihat pertandingannya.

Gaya bertarung yang atraktif dan menghibur membuatnya makin disukai dan diidolakan walaupun dia baru bertanding sebanyak 7x, tapi walau baru bertanding sedikit dia sudah menunjukkan potensinya dengan berhasil mengalahkan mantan juara saat pertarungan ketiganya.

Naruto melepaskan pakaian yang ia kenakan seperti baju, sepatu serta celana training panjangnya, dia naik keatas timbangan hanya mengenakan celana pendek yang super ketat.

Jiraiya yang melihat Naruto sedang ditimbang ditambah merasakan animo penonton terhadap anak didiknya tersebut membuat pria tua itu menyeringai senang dan senyam senyum sendiri sambil memegangi celana dan baju si pirang, namun bagi yang sudah mengenal pria berambut putih panjang tersebut mereka tidak menganggap senyuman Jiraiya itu sebagai percaya diri namun lebih ke arah senyuman mesum.

Apalagi orang-orang yang bersama Naruto dan Jiraiya tadi menatap si pria hidung belang jengah, sebenarnya mereka tahu alasan kenapa Jiraiya mau dan rela memegangi pakaian Naruto di atas sana yaitu demi bisa melihat para wanita seksi di sana lebih dekat.

"65,5 kg" ucap pria tua yang memberitakan berat badan si pirang pada announcer.

"Okeeee 65,5 kg adalah berat si pirang jagoan kita" announcer itu memberitahukan pada semua orang lewat pengeras suara yang dia pakai.

Naruto turun dari timbangan dan langsung menghampiri promotor serta lawannya dalam pertandingan, dia bersalaman dengan promotor lalu langsung bertatap muka dengan lawannya, seorang pria muda berumur pertengahan dua puluh dengan tato tribal menghiasi lengan kirinya.

Tanpa rasa takut dan gentar Naruto menatap tajam mata lawannya dan aura intimidasi terasa sangat pekat dari si pirang, begitup lawannya dia juga menatap Naruto lekat-lekat sampai wajah mereka berjarak tak kurang dari lima sentimeter.

Beberapa saat saling mengintimidasi lawan masing-masing lewat tatapan mata kini mereka dipisahkan untuk selanjutnya diwawancarai.

.

.

"Ok Takahashi jadi bagaimana persiapan mu jelang menghadapi Uzumaki besok malam ?" tanya sang announcer pada pria itu.

"Sesungguhnya aku tak menyiapkan latihan khusus untuk melawannya, bagiku dia sama saja seperti remaja lainnya dan besok akan kukalahkan dia di ronde pertama !" Takahashi dengan berapi-api menyebutkan akan meng K.O si pirang.

Sesudah sang lawan diwawancarai kini giliran Naruto.

"Uzumaki Naruto... kemenangan demi kemenangan kau raih sampai 7x beruntun dan belum terkalahkan, apa rahasiamu dan bagaimana kau akan menghadapi lawanmu besok ?".

Naruto yang baru saja mengenakan celana panjangnya segera menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya, "aku tak punya rahasia apapun untuk bisa menang secara beruntun, aku hanya masuk ke dalam octagon dan membantai habis orang-orang itu diatas sana. Dan untuk besok, dia bilang akan mengalahkanku di ronde pertama ?, yang benar saja. Justru besok aku akan membuat wajahnya berlumuran darah sebelum membuatnya tidur di atas octagon" begitu Naruto selesai berbicara orang-orang yang mendengar penuturan si pirang makin riuh, karena itu artinya mereka akan liat pertandingan baku hantam dari si pirang.

Acara timbang badan pun usai dan ini saatnya untuk Naruto beserta Jiraiya dan timnya pergi dari sana.

.

.

Kini tim Myoboku yang terdiri dari beberapa orang itu sufah kembali ke ruangan mereka tadi.

"Kau besok sekolah ?" tanya Jiraiya pada Naruto yang sedang mengambil tas miliknya.

"Tentu, di sekolahku yang sekarang hari sabtu juga masuk jadi besok aku harus tetap pergi sekolah" Naruto menjawab Jiraiya tanpa mengalihkan perhatiannya dari kegiatan yang tengah ia lakukan.

"Baiklah, jangan sampai cedera atau terluka besok. Yahiko antar dia pulang dan pastikan langsung ke rumahnya" Jiraiya memerintahkan salah satu muridnya yang juga petarung sama seperti Naruto.

"Ok..." pria berambut oren mengacungkan jempol.

Yahiko dan Naruto pamit dari ruangan tersebut sementara yang lain masih berada di sana sebelum nantinya mereka juga akan pulang.

"Konan pastikan besok kau membuatkan sarapan pagi untuk bocah itu, aku tidak ingin kejadian seperti pertandingan sebelumnya ketika dia terlalu banyak makan ramen dan membuatnya sakit perut" kini Jiraiya memerintahkan satu-satunya perempuan di sana.

Walau terlihat tidak akur dan sering bertukar kata-kata dengan Naruto namun rupanya Jiraiya tetap perhatian pada murid pirangnya, dia seperti punya tanggung jawab tersendiri pada anak muda itu apalagi setelah pertama bertanding dia sudah membuat tempat gym milik Jiraiya makin terkenal dan banyak orang berlatih di sana.

.

.

Naruto yang baru sampai di apartemennya karena diantar oleh Yahiko naik motor segera masuk ke dalam dan pergi tidur, lalu Yahiko dia akan kembali ke tempat tadi untuk setelahnya pulang bersama yang lain.

.

Begitu pagi hari menyingsing Naruto sudah bangun dari tidurnya, ia mencuci muka serta menyikat gigi, sesudah itu dia mengenakan sweater miliknya dan pergi keluar rumah untuk melakukan kegiatan yang menjadi rutinitasnya yaitu lari pagi.

Sementara di waktu bersama wanita berambut merah panjang juga melakukan kegiatan yang sama seperti si pirang.

.

Rias yang biasanya berolahraga di rumah kini sedang ingin merasakan suasana yang berbeda, kakinya berlari kecil melewati jalanan hingga ketika melewati sebuah sasana olahraga dia menghentikan langkahnya.

"Myoboku Gym and academy fighter ?, aku baru pertama kali melihatnya" Rias berdiri tepat di depan bangunan tersebut sambil memandagi nama dan logo tempat itu.

Ketika sedang sibuk mengamati tempat bernama Myoboku itu dia dikejutkan oleh seseorang yang menepuk bahunya pelan, gadis cantik tersebut menoleh untuk melihat siapa yang menepuknya.

"Apa kau datang kemari untuk latihan ?, tempat ini belum dibuka sebelum nanti jam 9" wanita berambut biru bertanya pada Rias.

"Emm tidak... aku hanya kebetulan lewat di daerah sini dan melihat ada papan nama itu, jadi aku penasaran" Rias menjawab dengan agak gugup.

"Oh begitu, apa kau mau ikut ke dalam dan melihat-lihat ?" wanita itu mengajak Rias masuk dan melihat-lihat.

"Apa boleh ?" Rias tampak malu-malu saat menjawab.

"Tentu... ayo !" wanita itu berjalan lebih dulu di depan Rias untuk membuka pintu yang terkunci.

Wanita berambut biru itu masuk ke dalam sasana olahraga dengan diikuti oleh Rias, tampak gadis muda berambut merah itu seperti menyukai semua yang tertata di dalam mulai dari samsak yang berjejer rapi juga banyak alat olahraga lainnya.

Namun yang paling menarik perhatiannya adalah beberapa gambar yang terpampang di dinding, dirinya melihat gambar dari pria berambut jingga tengah tersenyum lebar dengan sabuk juara terbalut indah di pinggangnya.

"Sepertinya kau sangat suka memandangi foto yang itu" wanita yang bersama Rias tadi menghampiri si rambut merah dan berdiri tepat disampingnya.

"Apa dia seorang juara ?" tanya Rias yang masih belum berpaling dari foto tersebut.

"Dulunya sih iya... tapi sekarang dia hanya orang payah" sedikit raut sedih sempat tergambar dari mata wanita itu namun dengan sekejap digantikan oleh pandangan jengkel.

Rias yang tidak mengerti mengalihkan pandangannya dengan menatap lawan bicaranya, sementara yang ditatap oleh Rias hanya menyilangkan tangan di depan dada lalu kemudian terdengar suara pintu dibuka.

"Konaaaaaaaaannnnnnnn ada kecoak cepat usir" teriak seorang pria berambut jingga sambil lari terbirit-birit menghampiri wanita berambut biru.

"Itulah yang kumaksud" Konan berbisik pelan yang masih cukup untuk di dengar Rias.

Pria itu dengan cepat menghampiri Konan, namun dia cepat menghentikan langkahnya kala melihat seorang gadis di samping wanita berambut biru itu, "Konan kau menculik gadis ini dari mana ?" si rambut jingga langsung bertanya tanpa mempedulikan dirinya yang berlarian dengan lebay tadi.

"Dasar Yahiko bodoh, setidaknya sapa dia dulu" Konan langsung menggeplak kepala jingga Yahiko.

Konan menatap Rias, "lihat kan... sudah kubilang dia yang sekarang adalah orang payah".

Rias mengangguk setuju dengan yang dibilang Konan, dia tidak bisa mempercayai orang yang tersenyum dengan sabuk juara terpasang di pinggangnya kini berada di depan matanya seolah tidak memiliki harga diri.

Akhirnya setelah itu Yahiko memperkenalkan dirinya dan juga Konan kepada Rias.

.

.

Usai beberapa saat berada di gym tersebut dan melihat-lihat Rias memutuskan untuk pamit karena dia harus bersekolah nanti sementara itu Konan juga pergi dari gym sehingga hanya tinggal Yahiko saja di sana sambil membereskan peralatan sebelum nanti tempat tersebut dibuka.

Konan yang dimintai oleh Jiraiya untuk menyiapkan sarapan bagi Naruto kini tengah dalam perjalanan menuju apartemen si pirang, namun diluar dugaan dia secara tak sengaja berpapasan dengan pria itu saat mendekati wilayah tempat tinggal dari Naruto.

Mereka berjalan bersama menuju ke apartemen, dan begitu sampai Konan segera pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan sedangkan Naruto pergi mandi dan menyiapkan alat-alat sekolahnya.

.

.

"Naruto ayo cepat kita sarapan" teriak Konan seperlunya untuk bisa di dengar oleh Naruto.

Tak lama berselang si pirang keluar dari kamar dengan sudah mengenakan seragam serta rambut yang ia sisir rapi, melihat hal tersebut membuat Konan harus menahan tawanya.

"Walaupun ini bukan pertama kalinya melihatmu berpenampilan cupu begitu tapi tetap saja bisa membuatku tertawa" Konan menutup mulutnya dengan sebelah tangan sambil cekikikan.

"Memangnya apa yang salah dengan penampilanku yang seperti ini ?, kakakku juga bilang untuk apa berpenampilan seperti orang cupu padahal aku punya wajah yang tampan" Naruto menghampiri Konan dan duduk di atas kursinya.

"Kakakmu itu benar, untuk apa kau berpenampilan seperti itu padahal kau punya wajah yang tampan dan menarik" Konan mendudukkan dirinya di depan si pirang.

"Ini demi menghindari perempuan dan tak menarik banyak perhatian, di sekolahku yang sekarang itu mayoritas perempuan semua jadi berpenampilan seperti ini adalah yang terbaik" Naruto menjelaskan alasannya sambil menyuapkan sesendok makanan yang Konan siapkan.

"Ngomong-ngomong soal perempuan tadi aku bertemu gadis yang sangat cantik berambut merah di depan gym. Wajahnya sangat cantik membuatku iri" Konan berbicara sambil menikmati makanannya juga.

"Secantik itukah ?" Naruto beraksi seakan dia peduli.

"Jika aku laki-laki pasti akan aku ajak berkencan saat itu juga, tapi kurasa dia akan cocok jika bersanding bersamamu" Konan menatap mata biru Naruto yang dari tadi fokus makan sambil mendengarkan ocehan dari Konan.

"Hum sayang sekali kalau begitu, wanita cantik sepertinya tidak mungkin mau berkencan dengan pria cupu sepertiku".

"Makanya lepaskan kacamata serta penampilan culunmu itu, apa kau tidak tertarik pada wanita ?" Konan meletakkan kedua lengannya di sisi badan dan menatap lurus Naruto.

"Bukan tidak tertarik hanya saja aku masih malas berurusan dengan wanita, aku dengan penampilan biasa saja masih bisa dikhianati apalagi dengan penampilan cupu, siapa tahu aku bisa mendapatkan wanita seperti senpai yang bisa menerima pria payah seperti Yahiko".

Begitu Naruto selesai berbicara terdengar gelak tawa dari Konan, dia cukup terhibur apalagi saat mengatakan Yahiko payah. Wanita itu sangat setuju dengan kata-kata si pirang.

Obrolan pun terus berlanjut sampai Naruto menghabiskan makanannya lalu berangkat pergi ke sekolah, sementara Konan masih berada di apartemen si pirang untuk beres-beres walaupun Naruto sudah menolaknya tapi dia tetap melakukannya.

.

.

Tak butuh waktu lama bagi Naruto sampai di sekolah, kini fia sufah tiba di Kuoh Gakuen tempatnya menuntut ilmu.

Dia cukup hoki karena tak bertemu Rias di jalan, rupanya gadis merah itu sudah sampai lebih dulu di sekolah. Naruto segera berjalan menuju bangkunya namun saat ia akan duduk, si pirang merasakan ada yang mencolek punggungnya.

"Naruto boleh aku melihat pr-mu ?" rupanya yang mencolek Naruto adalah gadis cantik berambut hitam, dia menatap Naruto dengan wajah memelas. "Ayolah perlihatkan pr-mu ya... Rias sangat pelit dan tidak mau membantuku".

Karena merasa tak punya pilihan lain pria pirang itu membuka tasnya lalu menyerahkan buku bersampul coklat pada Akeno, gadis cantik tersebut senang bukan main lalu dia mendudukkan diri di kursi samping si pirang serta segera menyalin tugas miliknya.

.

.

Beberapa menit berselang terdengar bel masuk berbunyi dan bertepatan dengan itu Akeno sudah selesai menyalin tugas Naruto, para murid duduk di tempat duduk masing-masing dan masuklah seorang guru bergender perempuan.

Semua murid langsung diam tak bersuara, "baiklah anak-anak sekarang kumpulkan pr dan tugas kalian" sang guru bersuara.

Naruto beserta murid lainnya langsung menaruh buku pr serta kertas tugas mereka di meja guru, namun tanpa seorang pun sadari gadis berambut merah tampak panik kala melihat di dalam tasnya tidak ada kertas tugas yang dimaksud oleh sang guru. Dengan sedikit panik ia mencoba mencari sekali lagi kertas tersebut namun tetap tidak bisa temukan, akhirnya dengan hati yang terus komat kamit berdoa dia maju ke depan dan menyimpan buku prnya dan semoga saja gurunya tidak menyadari kalau dia tidak mengumpulkan tugas.

Saat semua muridnya sudah mengumpulkan buku dan kertas sang guru tampak menghitung jumlah tugas dari murid-muridnya siapa tahu ada yang tidak mengumpulkan. Setelah menghitung kertas yang berada di tangannya dia hanya bisa menemukan empat belas lembar kertas saja padahal harusnya ada lima belas, begitu dihitung ulang takutnya ia keliru namun jumlah kertas di tangannya tetap sebanyak empat belas dan itu artinya ada satu kelompok yang tidak mengumpulkan tugas.

"Kelompok siapa yang belum mengumpulkan ?" sang guru menyilangkan tangan di dada sambil menatap seluruh penjuru kelas.

Tampak semuanya masih bingung karena belum ada yang mengaku, mereka saling pandang satu sama lain sampai sebuah lengan tercarung keatas tanda mengakui bahwa dialah orang yang belum menyerahkan tugas pada sang guru.

Saat mengetahui siapa yang mengangkat tangan semuanya cukup heran apalagi karena orang yang mengangkat tangan adalah Rias Gremory, idola kelas yang terkenal cantik dan rajin kini sudah tertangkap basah dia tidak mengumpulkan tugas.

"Oh jadi ternyata Gremory-san yang tidak menyerahkan tugas, dan kalau tidak salah teman satu kelompokmu adalah Uzumaki-san ?" sang guru meletakkan kertas yang dari tadi ia genggam lalu melihat kearah Rias dan Naruto secara bergantian.

"Kalian tahu bukan kalau tidak mengumpulkan tugas tepat waktu maka akan ada sangsinya, karena guru perpustakaan sedang sibuk dengan banyaknya buku baru maka sebagai hukuman kalian akan membantunya nanti entah itu di jam istirahat ataupun pulang sekolah".

Mendengar hukuman yang diberikan membuat Rias dan Naruto sama-sama menjatuhkan kepalanya ke atas meja, sepertinya mereka punya acara masing-masing nanti sehingga mereka sangat kecewa waktu istirahat ataupun waktu pulang sekolah mereka akan terganggu.

"Sepertinya hari ini aku tidak akan masuk kerj, lagi. Malang sekali nasibku karena sudah pasti gajiku nanti akan semakin kecil akibat banyak tidak masuk kerja" Naruto tampak sangat down mengetahui fakta itu.

Sementara itu Rias juga sama downnya seperti Naruto, "gawat... jika begini aku tidak bisa ikut antri membeli action figure gundam terbaru" Rias membatin sambil mengasihani dirinya sendiri.

Naruto dan Rias sama-sama merana, namun mereka tak bisa memiliki waktu meratapi nasib nanti karena saat ini sang guru sudah memulai pembelajaran yang harus mereka ikuti juga.

.

.

Waktu istirahat pun tiba, Rias dengan gontai berjalan menuju bangku Naruto.

"Sepulang sekolah nanti kau sendiri yang datang ke perpustakaan, aku tidak bisa kesana karena ada urusan" gadis merah itu berdiri tepat di depan Naruto yang tengah duduk.

"Eh kenapa harus aku sendirian ?, aku juga punya urusan saat pulang sekolah nanti dan bukankah ini adalah karenamu kita jadi mendapatkan hukuman ?" Naruto menatap mata milik Rias.

"Kau berani melawan sekarang ?, dengarkan aku sialan pokoknya kau harus menyelesaikan hukuman itu sendirian karena aku punya urusan penting" Rias menarik kerah baju Naruto, namun tanpa ia duga pria yang biasanya akan selalu menuruti perintahnya itu dengan mudah melepaskan cengkraman Rias pada kerah bajunya.

"Ini bukan masalah aku berani melawanmu atau bukan tapi, kau juga harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kau perbuat dan terima konsekuensi dari perbuatan tersebut" Naruto masih memegangi tangan Rias yang tadi berada di kerah bajunya.

Merasakan cengkraman Naruto di tangannya serta aura pria itu yang berbeda dari biasanya membuat Rias kurang nyaman, dia dengan kasar menyentakkan tangannya dari genggaman Naruto sehingga terlepas.

Saat ingin kembali berdebat dengan si pirang namun sepertinya harus ia tunda karena pria itu pergi meninggalkan kelas serta Rias yang masih berada di bangku milik si pirang.

"Berani sekali dia mencengkeram tanganku, akan kuberi pelajaran nanti" Rias menatap punggung Naruto kesal, akhirnya gadis Gremory itu pergi ke kantin untuk membeli makanan karena Naruto yang pergi dia jadi tidak bisa memerintahkan pemuda itu.

.

.

Naruto yang kini berada di atap setelah meninggalkan Rias hanya duduk termenung di sana, beberapa kali dia tampak mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Uzumaki Naruto apa yang saja kau perbuat, aish aku bodoh sekali dan kenapa harus bersikap seperti tadi pada si Gremory itu ?" Naruto kembali mengacak rambutnya kesal, dia tidak sengaja kelepasan tadi saat berhadapan dengan Rias dan sekarang sepertinya sedang menyesali perbuatannya.

"Sepertinya aku harus meminta maaf padanya nanti, bisa celaka aku jika mencari seorang musuh seperti dia. Aku akan minta maaf saja nanti saat pulang sekolah".

Si Uzumaki muda itu menutup wajahnya dengan menggunakan sebelah tangan, otaknya saat ini sedang dipenuhi bagaimana cara untuk meminta maaf pada si Gremory.

Ketika sedang larut dengan pemikirannya sendiri tentang cara meminta maaf pada Rias tiba-tiba terdengar suara bunyi bel tanda waktu istirahat sudah berakhir, Naruto yang tidak membeli apapun di waktu istirahat tersebut segera kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Begitu di dalam kelas serta mengikuti pelajaran Naruto beberapa kali tampak melihat ke arah Rias, gadis Gremory itu sepertinya sedang dalam mood buruk apalagi dia juga cemberut. Merasa hal tersebut karena ulahnya membuat si pirang makin yakin kalau dia harus segera meminta maaf pada gadis itu nanti.

.

.

Jam belajar pun usai dan kini semua murid bisa segera pulang tapi Naruto dan Rias masih harus menyelesaikan hukuman mereka terlebih dahulu, yaitu membantu guru perpustakaan membereskan semua buku baru di sana.

Kala Naruto sudah membereskan barangnya dia ingin berbicara terlebih dahulu pada Rias namun gadis itu sudah melengos pergi keluar kelas tanpa peduli pada apapun, merasa tak punya kesempatan sekarang dia lebih memilih mengikuti gadis itu menuju perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan dan disambut oleh seorang guru di sana Naruto segera melakukan hukumannya, karena dia lelaki jadi dialah yang kebagian mengangkat box-box berisi berbagai macam buku sementara Rias kebagian tugas menyusun buku-buku tersebut di rak.

"Ne, Uzumaki-kun bisakah kau menyusun buku-buku ini di rak atas. Kau bisa gunakan tangga itu" sang guru meminta bantuan Naruto menyusun buku-buku di atas sana.

Naruto menaruh box berisi buku-buku yang akan diletakkan di atas nanti dan mengambil tangganya terlebih dahulu namun saat sekembalinya dari membawa tangga dia berpapasan dengan Rias yang sedang membawa sebuah box berukuran sedang.

Merasa saat itu adalah waktu yang tepat untuk meminta maaf pada Rias, Naruto segera memblok jalan Rias hingga kini gadis berambut merah itu menatap nyalang si pirang, "apa yang kau lakukan bodoh ?, menyingkir".

"Ada yang ingin aku bicarakan, jadi tolong dengarkan dulu" Naruto mencoba mengajak Rias berbicara namun gadis itu malah makin menatap nyalang pada si remaja pirang.

"Ck... bicaranya lain kali saja, aku harus buru-buru menyelesaikan ini dan segera pergi karena saat ini seharusnya aku sedang berada di toko untuk membeli action figure gundam terbaru. Jadi menyingkirlah sebelum aku menendang kemaluanmu !" Rias berjalan pergi melewati Naruto, namun saat mereka tepat bersebelahan gadis merah itu dengan sengaja menabrak bahu si pirang.

"Hufffftttt..." Naruto menghela nafas, kenapa gadis itu susah sekali diajak bicara padahal dia hanya ingin meminta maaf saja.

Karena tak mendapat kesempatan berbicara Naruto melanjutkan tugasnya dengan menyimpan buku-buku tadi di rak atas yang mengharuskannya memakai tangga. Cukup banyak juga buku yang harus si pirang letakkan di atas sana sehingga dengan sambil berdiri di tangga dia juga harus menggunakan sebelah tangan untuk memegangi box buku supaya tidak harus bolak balik naik ke atas.

Rias yang dari tadi bekerja di bagian lain kini sudah selesai dan ingin mengerjakan yang lainnya namun secara tak sengaja matanya melihat kearah jam dinding. Moodnya yang memang dari tadi sudah buruk kini kian bertambah parah saja setelah melihat jarum jam, bahkan saking badmood nya dia berjalan saja sudah menghentak-hentak kakinya dengan kasar sampai ketika melewati tangga yang Naruto naiki dia dengan sengaja menendang tangga itu, namun naasnya karena si pirang yang tidak pegangan membuat keseimbangannya goyang, "woaaaaaa..." Naruto melayang jatuh dari atas tangga menuju lantai dan sialnya kepalanya tertimpa box yang berisi buku-buku tadi.

"Na-naruto ???" Rias terkejut dan matanya membulat sempurna, dia tidak menyangka bahwa keisengannya membuat pemuda itu terjatuh dari tangga.

"Apa ada masalah ?" sang guru datang karena barusan mendengar suara cukup nyaring, matanya melotot kala melihat seorang murid tergeletak di lantai dengan banyaknya buku disekitar tubuhnya serta sebuah box disamping kepalanya.

"Uzumaki-kun..." guru itu mendekati Naruto yang tergeletak, sementara Rias menutup mulutnya karena masih syok atas perbuatannya.

"Gremory-san cepat cari bantuan !" sang guru melirik pada Rias yang terdiam di belakangnya..

Setelah tersadar karena mendengar suara sang guru Rias segera berlari pergi dari sana untuk mencari bantuan.

.

.

.

TBC