Epilog babak pertama— Arc Camelot


Memori adalah sesuatu yang tidak pernah terduga yang akan teringat begitu saja ketika sebuah sensasi familiar menerjang.

"Kejahatan tidak akan pernah habis, Naruto. Itu akan selalu ada sebagaimana manusia akan selalu memiliki rasa keinginan akan sesuatu yang membuat pikiran mereka tidak peduli dan bertindak melakukan kejahatan. Meskipun kau harus tahu juga bahwa tidak semua kejahatan itu adalah sesuatu yang jahat."

"Aku tidak mengerti kek, bagaimana kejahatan tidaklah jahat? bukankah itu adalah sesuatu perbuatan buruk yang dilakukan atas dasar kemauan pelakunya?" Tanya Naruto pada lelaki tua yang duduk disampingnya. Lelaki tua yang tidak lain adalah Hokage ketiga yang dengan santai menyedot asap dari rokok yang berada di tangan dan menghembuskannya pelan.

"Lalu bagaimana dengan kejahatan yang dilakukan seseorang yang ingin bertahan hidup dengan mencuri untuk memenuhi isi perut mereka Naruto? Jika pencuri tersebut tahu ini adalah kejahatan dan dia harus memilih antara mati atau melakukan kejahatan, kira-kira kau akan memilih apa Naruto jika kau diposisi yang sama?" Tanya balik Hokage ketiga yang membuat Naruto diam. Mulut ingin berkata bahwa yang salah tetaplah salah namun pikiran yang jernih akan menolak bahwa apa yang dilakukan pencuri untuk semata bertahan hidup tidaklah salah.

"Jika begitu... bagaimana aku harus memutuskan apakah itu kejahatan atau tidak jika masing-masing penjahat punya alasannya tersendiri kek? Jika suatu alasan itu kemudian membawaku mengetahui dan menimbulkan penyesalan akan keputusan yang kubuat..." Naruto memandang Hokage ketiga dalam-dalam. Wajah tua itu kini terlihat begitu jauh menua daripada selama ini yang Naruto bayangkan. "Aku..."

Untuk orang terkasih, terkadang kita lupa bahwa waktu berjalan terus dan tak bisa mundur. Bahwa umur akan terus menggerus usia dan mematangkan pikiran. Maka lihatlah orang terkasihmu selagi bisa.

"Maka kau harus benar-benar mencari tahu kenapa kejahatan dilakukan oleh seorang penjahat agar kau tidak pernah salah mengambil keputusan Naruto. Kau bukan hanya harus melihat dari satu sisi namun kau harus melihat dari sisi lain. Sisi yang tidak akan pernah diketahui oleh orang banyak." Hokage ketiga mengelus lembut rambut Naruto yang telah menjadi remaja. "Kau punya mata dan hati yang jauh lebih baik dariku Naruto."

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

"Kau... adalah cahaya yang akan menyinari banyak orang nantinya."


Pasukan kerajaan Camelot yang bergerak atas perintah dari nona Scathach yang merupakan penyihir agung kerajaan dan diberi kewenangan oleh Michael Asteria sebagai panglima besar kerajaan hanya bisa terdiam ketika mereka sampai pada sumber ledakan yang berada dekat dengan kerajaan.

Dalam pikiran pasukan itu apa yang terjadi malam-malam begini hingga ada sebuah ledakan yang terjadi dekat dengan kerajaan? Apakah ada sesuatu yang berbahaya yang terjadi dan mengancam kerajaan apalagi terjadi pada malam hari adalah apa yang ada pada pikiran setiap orang yang berada pada pasukan yang dipimpin nona Scathach sendiri.

Dan yang membuat mereka terdiam ketika sampai pada tempat tujuan mereka adalah sebuah kawah ledakan besar yang menghancurkan sekitar. Ledakan macam apa yang meninggalkan jejak seperti ini? Bukankah ledakan ini cukup untuk menghancurkan setidaknya satu bagian desa kerajaan secara rata sepenuhnya? Lalu melihat apa yang sekeliling kawah ledakan, seperti ada sisa pertempuran disini.

Para pasukan hanya berani memandang satu sama lain. Pasukan yang dipimpin nona Scathach sediri melihat bagaimana nona Scathach, penyihir agung kerajaan memerintahkan mereka untuk mendekat ke pusat ledakan dimana ada sesuatu yang terpancang disana.

Apa itu seperti sebuah tombak dan apa yang tertancap pada pucuk tombak tersebut?

Sebuah tanda tanya lagi yang kemudian terjawab ketika mereka semua— pasukan mendekat sesuai dengan perintah nona Scathach dan mereka hanya bisa tercengan ketika mengetahui apa yang tertancap pada sebuah batang besi hitam yang berada pada tengah-tengah kawah ledakan bahkan sampai ada satu orang prajurit yang berkeringat dingin ketika mengetahui dengan mata kepalanya sendiri siapa yang tertancap itu.

Dengan mata terbelalak dan mulut menganga juga lidah terjulur, itu adalah kepala dari seorang bangsawan yang terkenal di kerajaan bahkan untuk satu orang prajurit yang berkeringat dingin itu, bangsawan itu adalah tuannya sendiri yang memasukkannya dalam pasukan kerajaan yang mana dia juga bertindak sebagai mata-mata bagi bangsawan itu.

Perasaan yang tercengang ini luar biasa diantara para prajurit kerajaan dan mereka berpikir apakah ini semua nyata ataukah hanya sebuah ilusi. Nyatanya ketika salah seorang prajurit melihat nona Scathach yang menggeleng kepalanya dan tersenyum, itu menjawab bahkan ini adalah sebuah kenyataan.

"Dia benar-benar melakukannya."

Gumaman yang terdengar keluar dari mulut Scathach seakan menjadi misteri dikalangan para prajurit apalagi nona Scathach kemudian hanya memerintahkan untuk membawa kembali kepala bangsawan itu ke kerajaan tanpa mengatakan apapun lagi. Lebih daripada itu ketika nona Scathach ditanya oleh salah seorang kapten di pasukan akan apakah ada penyelidikan atas kematian bangsawan ini nona Scathach sendiri hanya menjawab dengan sebuah kalimat rancu yang membingungkan.

"Kau lihat saja nanti." Katanya.

Hal itu sendiri akan menjadi misteri yang akan terjawab seiring waktu namun para pasukan yakin bahwa kejadian ini pasti akan menggemparkan kerajaan Camelot apalagi dengan peristiwa terbunuhnya salah satu bangsawan penting kerajaan.

Nyatanya apa yang para pasukan itu yakini hanyalah secuil dari kejadian yang lebih besar lagi karena selang beberapa hari pada suatu pagi diketahui bahwa setiap bangsawan yang menjadi kenalan dari Issei Silvaria juga mati dengan keadaan yang sama bahkan dengan disertai selebaran yang berserakan muncul turun di udara akan sebuah bukti kejahatan yang tidak pernah mereka duga.

Pembunuhan, penjualan obat terlarang, percobaan eksperimen manusia, pembocoran rahasia kerajaan pada kerajaan tetangga dan juga kejahatan lainnya tersebar di setiap wilayah bangsawan kerajaan yang terbunuh dan itu menjadikan sebuah keyakinan bahwa kerajaan sepertinya tengah bersih-bersih dari kejahatan yang selama ini terlihat seperti dibiarkan namun nyatanya tidak oleh kerajaan. Kerajaan terus mengawasi dan yang menjadi korban dari setiap tindakan jahat dari bangsawan-bangsawan buruk ini kemudian diberikan kompensasi dan sebuah janji bahwa ini tidak akan pernah terjadi lagi.

Hal ini kemudian menjadi sebuah peringatan untuk para bangsawan lain bahwa kerajaan akan selalu mengawasi mereka dan tidak akan membiarkan kejahatan kembali terjadi di kerajaan Camelot, membuat rasa aman kembali tercipta pada kerajaan yang sama sekali tidak dipercaya oleh para petinggi kerajaan.

Bahkan mereka yang merencanakan rencana jahatnya pada kerajaan akan berpikir ulang lagi mengingat jika bangsawan yang merencanakan kudeta dibunuh dan mendapatkan keadilannya lalu bagaimana dengan mereka yang lain?

Kerajaan Camelot kemudian terlihat berbenah begitu besar dengan pergantian bangsawan-bangsawan buruk yang menyengsarakan masyarakat yang telah dibunuh kemudian diganti dengan yang lebih kompeten dan dari rentetan kejadian ini, sang penggerak dari balik bayangan hanya kemudian menatap gadis yang berada di sampingnya, seorang Elf yang telah dia janjikan.

"Kau sudah siap untuk pulang?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut petualang yang aslinya telah menggemparkan kerajaan tanpa diketahui kecuali oleh para petinggi tertentu kerajaan.

Yang ditanya hanya memandang sejenak kemudian mengangguk pelan. Sakura hanya bisa mengangguk karena janji dari petualang ini kemudian hari ditepatinya.

Tanpa diketahui banyak orang dan hanya orang-orang terdekat yang tahu, perjalanan dari Uzumaki Naruto kini berlanjut lagi dan ketika apa yang ditunaikan pada kerajaan telah selesai babak pertamanya, babak kedua akan membuka sesuatu yang luar biasa. "Kalau begitu mari berangkat Sakura." Suara itu mengajak dan kemudian berbalik dan memulai perjalanannya kembali yang diikuti oleh gadis Elf yang telah dia bebaskan dan telah dia berikan janjinya.

Kisah ini...

Kini telah sampai pada babak keduanya.


TbC...?


Halo kawanku... ini adalah sebuah update pendek dariku disela-sela kehidupan nyata dimana aku membuat penutup untuk kerajaan Camelot babak pertama. Update ini kemudian berlanjut pada babak keduanya dimana Elf kini datang menyapamu pada update chapter depannya dan kejutan lebih besar akan kuberikan padamu, itu dan juga Clue dimana Kurama akan terbangun dan musuh yang tidak terduga datang...

Aku melihat tanggapan kalian pada kolom review dan aku sangat senang karena aku masih dinantikan. Aku akan selalu berusaha agar setiap kisah yang kutulis akan berusaha kuselesaikan jadi bersabarlah bersamaku. Untuk kawan-kawan penulis lainnya yang mengisi kisah kalian di jurnal dunia fanfiksi indonesia, kalian luar biasa dan untuk para pembaca dan pemberi tanggapan di review kalian juga luar biasa.

Setelah babak ini selesai aku akan fokus pada Last Adventure. Sebuah peninggalan yang begitu berharga bagiku dari seorang sahabat yang kurindukan ocehannya.