Disclaimer:
Bleach: Tite Kubo
Hyperdimension Neptunia: Idea Factory
.
.
.
Pairing: MaleInoue x FemChigo
Genre: fantasy, family, humor, adventure, action, scifi, romance
Rating: T
Setting: dunia Gamindustri
.
.
.
Goddess Shinigami
By Hikayasa Hikari
.
.
.
Fic request for Special Pairing 15
.
.
.
Chapter 18. Berlibur ke pantai
.
.
.
Ichigo bersaudara terkejut dengan kehadiran Noire dan Blanc. Mereka membulatkan mata sempurna. Tercengang.
"Akhirnya kalian datang juga," kata Noire tersenyum, di sisi kanan Vert.
"Ya. Kami sudah datang dari tadi pagi. Benar, 'kan, Noire?" tanya Blanc melirik Noire, di sisi kiri Vert.
Noire mengangguk. Memperhatikan saksama Ichigo bersaudara. Begitu juga dengan Vert, Blanc, dan Rukia. Mereka berpikir apakah Ichigo bisa diajak untuk berlibur ke pantai R-18.
"Vert-sama, apakah semua tamu kehormatanmu sudah datang?" tanya gadis berambut mint dan bermata merah almond, datang dari dalam Basilicom.
Vert menoleh ke arah gadis berambut mint itu. "Ya, sudah semuanya, Chika."
Hakozaki Chika, Oracle dan sekaligus teman dekat Vert. Tubuhnya yang langsing, dibalut gaun hitam terbuka dengan sepatu bot panjang dan sarung tangan yang berakhir di pergelangan tangannya, bersama dengan potongan leher hitam dengan bola putih di tengah yang memiliki x hijau kecil di tengah dan dua potong kecil kain ungu.
Di kedua pinggul Chika, bersegmen kain pita hitam yang memiliki potongan kain lebih panjang menjuntai dari kedua sisi dengan warna hijau berkilau di dalamnya. Roknya praktis tidak ada di gaun itu, menjadi kain sederhana di depan area bawahnya.
Ichigo memperhatikan teliti penampilan Chika. Tiba-tiba, mukanya memerah. Spontan mundur beberapa langkah karena merasakan jantungnya berdebar-debar.
Nepgear menyadari Ichigo hendak kabur, membeliakkan mata. "Ichigo-nee, ada apa?"
Ichigo menggeleng-geleng. "A ... aku harus pergi dulu!"
"Tunggu, Ichigo!" Tiba-tiba, tangan Ichigo diraih oleh tangan besar. Pemilik tangan itu bersuara maskulin. Sehingga semua mata tertuju padanya.
Inoue datang mendadak bersama Histoire lewat portal teleportasi. Inoue tidak ingin Ichigo menghindarinya lagi. Sebisa mungkin akan membuat Ichigo jatuh cintanya.
"Inoue," desis Ichigo melebarkan mata.
"Ichigo-chan mau kemana?" tanya Inoue mengerutkan kening.
"Apa? Ichigo-chan?"
"Ya. Memangnya mengapa?"
"Ichigo-chan?" tanya Rukia tercengang, lantas tertawa ngakak, "ya ampun, panggilan seperti itu tidak cocok untukmu yang berjiwa preman!"
"Rukia! Diam kau!" teriak Ichigo mendelik Rukia.
Rukia tetap tertawa. Semua orang yang ada di sana, mengerutkan kening. Tidak tahu apa yang terjadi dengan Rukia dan Ichigo kecuali Histoire.
"Rukia-chan, sepertinya kau kenal sekali dengan Ichigo," kata Chika sedikit melebarkan mata.
"Tentu saja aku mengenalnya. Dia itu gadis galak dan sok keren. Suka menindas siapa saja yang berbuat salah padanya," balas Rukia menjeling Chika.
"Tapi, Ichigo masih saja melupakan kodratnya sebagai perempuan," timpal Vert bermuka serius. Mengetahui Ichigo tidak suka melihat gadis berpenampilan terbuka.
"Apa maksudnya, Ichigo melupakan kodrat sebagai perempuan, Vert?"
"Itu ... Chika. Oh ya, kau jaga kota ini dulu. Aku mau mengajak semua temanku berlibur ke pantai R-18!" Vert melambaikan tangan pada gadis berambut merah yang berjaga di dekat counter, "Cave! Ke sinilah!"
Cave, prajurit kepercayaan Vert. Seorang penembak jitu, andalan Leanbox. Dia berpakaian terbuka yang terlihat seperti campuran seragam perawat, pelayan, dan penyihir.
Chika berjalan tenang mendekati Vert. "Ya, ada yang bisa kubantu, Vert-sama?"
Vert tersenyum. "Tolong, antarkan tamu kita dari Planeptune ini ke kamarnya!"
"Baiklah. Tapi, laki-laki ini?"
Cave menatap Inoue yang tetap memegang tangan Ichigo. Vert melihat Inoue, kemudian tersenyum.
"Laki-laki ini dari Planeptune. Dia juga tamu kita. Tunjukkan kamarnya untuknya, tetapi terpisah, ya?" pinta Vert tetap tersenyum.
"Baiklah," balas Cave mengangguk, "ayo, semua tamu dari Planeptune! Ikut aku!"
"Ya!" seru Neptune tersenyum lebar. Dia masuk duluan, mengikuti Cave. Sementara Nepgear menunggu Ichigo.
Ichigo berhasil melepaskan tangannya dari tangan Inoue. Lari menyusul Neptune. Nepgear yang melihat Inoue, merasa iba. Kemudian mendekati Inoue.
"Inoue-nii, bersabar, ya? Aku yakin Ichigo-nee pasti mengerti perasaanmu itu," ungkap Nepgear bermuka kusut.
"Ya, aku tetap sabar," jawab Inoue tersenyum lembut, tetapi matanya meredup.
"Kalau perlu, aku akan membantumu untuk mendapatkan Ichigo-nee."
"Eh?"
Inoue ternganga. Matanya melebar. Sementara Nepgear menukikkan alis.
.
.
.
Cave berjalan anggun menyusuri koridor yang sepi. Meninggalkan semua tamu Planeptune. Pergi menuju tempatnya untuk bertugas.
Ichigo mengunci pintu dengan telapak tangan yang mengarah pada layar hologram di depan pintu. Merasakan jantungnya berdebar-debar keras. Badannya bergetar pelan. Neptune dan Nepgear yang baru saja meletakkan koper ke atas ranjang masing-masing, heran melihat Ichigo.
"Ichigo-nee, ada apa denganmu?" tanya Neptune yang tidak peka dengan kondisi Ichigo, mengerutkan kening.
"Ya, semua gadis yang ditemui Ichigo-nee, berpakaian terbuka semua," jawab Nepgear tersenyum kikuk.
"Benar. Aku tidak tahan melihat gadis-gadis yang berpakaian terbuka," balas Ichigo menghadap Neptune dan Nepgear. Menghela napas beberapa kali.
"Oh, aku mengerti. Karena Ichigo masih berjiwa laki-laki, tentu tidak bisa melihat gadis-gadis yang berpakaian terbuka."
"Neptune-nee, karena itu juga, Ichigo sering keluar dari kamar kalau kita berganti pakaian," timpal Nepgear tersenyum kikuk lagi.
"Oh ya, kalian mau ganti pakaian, 'kan? Aku keluar!" Ichigo hendak memunculkan layar hologram dengan telapak tangan kanannya, tetapi tidak jadi karena mendengar suara Nepgear.
"Ichigo-nee, kami tidak ganti pakaian!" Nepgear menukikkan alis.
Ichigo menoleh ke arah Nepgear. Mengembus napas sekali lagi. Perasaannya mulai tenang.
"Tapi, kami mau Ichigo-nee pakai ini di pantai nanti!" seru Neptune tiba-tiba menunjukkan pakaian renang berupa bikini bertali ungu.
"Apa? Tidak!" teriak Ichigo kalang kabut, tidak bisa kabur karena Neptune memeluknya dari belakang.
"Mengapa ribut begitu di kamar yang ada di depan sana?" tanya Inoue melongokkan kepalanya dari balik pintu, melihat pintu kamar Ichigo bersaudara yang berseberangan dengan kamarnya. Histoire ada bersamanya, melayang di atasnya.
"Entahlah," jawab Histoire terkikik geli.
Kemudian Ichigo dan teman-temannya pergi ke pantai R-18 itu, lewat jalur udara. Mereka berwujud Goddess, terbang melintasi pulau-pulau hijau yang indah yang terbentang di lautan biru. Tiba di sebuah tempat yang merupakan tempat masuk pantai.
Vert dan gadis-gadis sudah berpakaian renang setelah berganti pakaian di kamar khusus. Mereka masih berwujud Goddess, menunggu Ichigo yang belum keluar dari kamar ganti.
"Mengapa Ichigo lama sekali?" tanya Vert bersedekap dada, melihat ke kamar ganti. Ada Blanc yang berdiri di dekat pintu kamar ganti. Pusat perhatian Vert malah mengarah pada dada Blanc.
"Pasti dia takut keluar karena melihat kita berpenampilan terbuka seperti ini," jawab Noire menukikkan alis.
Nepgear bermuka cemas. "Padahal aku sudah meminta Ichigo-nee untuk bersikap layaknya perempuan. Tapi..."
Neptune bermuka serius. "Kalau begini terus, Ichigo-nee tidak akan bisa menjadi perempuan seutuhnya."
"Hei, Ichigo! Keluarlah!" seru Blanc menggedor-gedor keras pintu kamar ganti.
Rukia yang sejak tadi diam, langsung turun tangan. Dia berjalan menuju pintu. Memunculkan pedang khas Shinigami di tangan kanannya, yang mengejutkan semua orang.
Rukia langsung menebas vertikal pintu itu hingga memunculkan percikan listrik di tengah pintu. Ichigo yang diam di dalam kamar ganti, membelalakkan mata saat pintu sudah terbelah dua. Kemudian Ichigo menarik kuat pintu besi itu hingga membuat celah lebar. Keluar lewat celah itu.
"Akhirnya kau keluar juga, Ichigo," kata Vert tersenyum.
"Tapi, mengapa Ichigo-nee tidak memakai pakaian renang yang kuberikan tadi?" tanya Neptune bertampang kecewa.
"Jangan paksa Ichigo-nee berpakaian seperti itu, Neptune-nee," jawab Nepgear bertampang panik.
"Tapi, pakaian seperti ini cocok juga untuk Ichigo," kata Noire tersenyum, mendapatkan anggukan dari Blanc.
Ichigo menundukkan kepala. Tidak berani menatap semua gadis. Dirinya sendiri berpakaian renang one-piece dengan celana pendek dan kemeja orange berlengan pendek.
"Jangan paksa aku pergi ke pantai itu!" pekik Ichigo mengepalkan dua tangannya, "aku ini masih berjiwa laki-laki! Tentu kalian tidak mengerti apa yang kurasakan sebagai laki-laki saat melihat gadis-gadis berpakaian terbuka!"
Sunyi. Semua gadis diam. Mereka memahami perasaan Ichigo, terutama Nepgear.
"Ichigo-nee," kata Nepgear berjalan mendekati Ichigo dan menggenggam tangan Ichigo, "kau tenang saja, aku berpakaian tidak terbuka. Jadi, kau tetap bersamaku saja. Kita berpegangan tangan begini."
Noire menyodorkan sesuatu ke arah Ichigo. "Kalau perlu, kau pakai kacamata hitam ini saja."
Ichigo langsung menyambar kacamata dari tangan Noire. "Terima kasih, Noire."
"Kacamata itu berfungsi untuk melihat seseorang yang berpakaian terbuka, jadi terkesan berpakaian tertutup," jelas Noire tersenyum, "itu ciptaan Gust, Alkemis muda di Lastation. Aku yang memintanya untuk membuat kacamata khusus itu."
Semua orang tersenyum karena Noire juga memperhatikan Ichigo. Perasaan Ichigo perlahan tenang karena merasakan kehangatan persaudaraan dan persahabatan. Ichigo menengadah untuk melihat keadaan sekitarnya.
Benar yang dikatakan Noire. Di mata Ichigo, semua gadis yang berpakaian renang, terkesan berpakaian tertutup. Itu karena pikirannya sendiri yang menghasilkan imajinasi sehingga kacamata itu merespon hasil imajinasinya itu menjadi nyata.
"Aku bisa melihat kalian berpakaian tertutup," ungkap Ichigo tersenyum, "dengan begini, aku bisa ikut dengan kalian."
"Syukurlah," balas Nepgear tetap menggandeng tangan Ichigo.
"Kalau begitu, ayo kita masuk ke pantai!" seru Vert terlebih dahulu berjalan menuju pintu keluar-masuk pantai.
Vert mengibaskan tangan kanannya ke udara. Muncul layar hologram persegi panjang yang menampilkan gadis security berambut pendek. Gadis security bersuara mesin.
"Selamat datang di pantai R-18. Sebelum masuk, konfirmasikan diri anda dengan cara meletakkan tangan di tombol pemeriksaan di bawah ini," kata gadis security tersenyum.
Vert menempelkan tangan kanannya di tombol pemeriksaan. Gadis security yang merupakan AI -- Artificial Intelegence -- men-scan tangan Vert. Kemudian muncul tulisan di dalam kotak persegi panjang.
"Anda cukup umur untuk memasuki tempat ini. Silakan masuk!" kata gadis security tersenyum.
Vert juga tersenyum, menoleh ke arah teman-temannya. "Ayo, kalian juga harus melakukan apa yang kulakukan tadi!"
Vert keluar dari tempat itu. Berikutnya Rukia yang mencoba apa yang dilakukan Vert tadi. Dia berhasil dan memasuki pantai.
Ichigo dan gadis-gadis lain mencoba. Mereka juga berhasil. Terakhir Blanc yang mencoba.
Tangan Blanc sudah di-scan oleh gadis security. Muncul tulisan di bawahnya.
"Anda tidak cukup umur karena anda masih anak-anak," ucap gadis security menukikkan alis.
"Apa? Aku masih anak-anak? Hei, umurku delapan belas tahun, tahu!" bentak Blanc bermuka garang.
Blanc menahan emosinya, terus mencoba untuk melakukan scan keamanan, tetapi jawaban gadis security tetap sama. Membuatnya semakin kesal. Sehingga memunculkan kapaknya di tangan kanannya.
"Mesin yang sangat mengesalkan!" teriak Blanc bertampang garang lagi. Dia menebas layar hologram hingga terbelah dua. Kemudian layar hologram itu menghilang. Tidak hanya itu, Blanc juga menghantam mesin security yang tergeletak di atas meja dengan kapaknya. Mesin security meledak kecil.
Semua gadis yang menyaksikan amukan Blanc, hanya tersenyum kikuk kecuali Vert yang tersenyum kesal. Mereka senang akhirnya Blanc bisa masuk ke pantai tanpa scan keamanan.
Dasar, Blanc! Dia malah menghancurkan mesin security tercanggih milik Leanbox!
Vert bermonolog. Pasrah dengan keadaan. Lantas dia dan teman-temannya berjalan ke pantai berpasir putih.
"Wah, indah sekali pemandangan pantainya!" seru Neptune yang mendadak berubah menjadi manusia. Tersenyum lebar. Wajahnya berseri-seri.
"Benar apa yang kukatakan, 'kan? Tempat ini indah dan surganya perempuan," sahut Vert juga berubah menjadi manusia, tersenyum lebar.
"Surganya perempuan? Apa maksudnya?" tanya Nepgear turut berubah menjadi manusia, mengerutkan kening. Tetap menggenggam tangan Ichigo.
"Karena tempat ini khusus untuk perempuan dan laki-laki dilarang masuk ke sini. Apa lagi kalian boleh melepaskan pakaian di sini. Kita bebas dari laki-laki."
"Eh? Me ... melepaskan pakaian?" tanya Ichigo kelabakan. Dia juga berubah menjadi manusia. "A ... aku harus pergi dari sini!"
Ichigo berhasil melepaskan tangan Nepgear dari tangannya. Dia hendak berbalik arah, tetapi tiba-tiba sebuah tendangan menerjang wajahnya. Membuat Ichigo terjungkal ke belakang.
"Kau harus tetap di sini, Ichigo!" sanggah Rukia yang menendang wajah Ichigo barusan ini, menarik kerah baju Ichigo dari depan, "kau harus merasakan senangnya menjadi perempuan! Lupakan masa lalumu sebagai laki-laki sok keren itu!"
"Hei, kau pikir segampang itu melupakan masa lalu!" kelakar Ichigo bertampang garang.
"Memang tidak mudah, tetapi kau harus menerima takdirmu sebagai perempuan!"
"Tidak!"
"Harus!"
"Tidak!"
"Harus!"
Rukia dan Ichigo berperang adu mulut. Semua gadis tercengang.
"Vert, apa kau bisa menghentikan mereka?" tanya Noire mencolek bahu kiri Vert.
"Biarkan saja. Nanti mereka berhenti sendiri," jawab Vert tersenyum.
"Ichigo-nee," panggil Nepgear kalang-kabut.
Rukia dan Ichigo tetap bertengkar. Nepgear yang ingin menghentikan mereka, kewalahan. Kemudian muncul gadis berpakaian renang, berjalan mendekati mereka.
"Selamat datang di pantai R-18. Aku penjaga pantai di sini," kata gadis asing itu tersenyum lebar, "bagian pantai yang paling bagus untuk dikunjungi ada di sana!"
Gadis penjaga pantai menunjuk ke arah yang dimaksud. Ichigo dan teman-temannya melihat ke arah yang dimaksud.
"Oh, di sana yang paling bagus, ya?" tanya Neptune melebarkan mata, lantas berlari ke arah yang ditunjuk gadis penjaga pantai tadi.
"Neptune-nee, tunggu!" jawab Nepgear berlari mengejar Neptune. Mengkhawatirkan Neptune.
Giliran Rukia yang menggandeng tangan Ichigo. Mereka berjalan bersama Vert dan gadis-gadis lain. Menemukan Neptune dan Nepgear yang sudah tiba di dekat bibir pantai.
Banyak gadis yang tidak berbusana sedang bercengkerama di dekat bibir pantai. Tapi, banyak cahaya putih yang menutupi bagian dada dan di bawah pusar mereka. Pemandangan itu membuat Ichigo dan teman-temannya terperangah.
"Benar! Semua gadis bebas tidak berpakaian di sini!" seru Neptune memandang gadis-gadis yang tak jauh darinya.
"Apa kalian yakin akan seperti itu?" tanya Noire bertampang cemas.
"Aku tidak mau seperti itu," jawab Blanc memeluk dadanya.
"Aku juga tidak mau," tukas Nepgear menggeleng.
"Tunggu apa lagi! Ayo, kita tidak berpakaian!"
Neptune langsung melepaskan pakaian renangnya. Cahaya menyelimuti tubuhnya. Melompat gembira yang membuat Vert juga ikut bergabung dengannya.
"Sepertinya ini menyenangkan!" seru Vert juga melepaskan pakaiannya. Dia berlari ke tempat Neptune. Mereka bermain siram-siraman air di dekat ombak bermain kejar-kejaran.
.
.
.
Bersambung
.
.
.
Chapter 18 up.
Ceritanya berakhir sampai di sini ya. Nanti disambung lagi di chapter 19.
Saat menjawab review:
-- guest:Sekarang ada apa Inoue, Ichigo,Rukia, terus mau di tambah apa lagi ini thor
Saya: liat aja nanti ya.
-- purple heart:Mantap ada Rukia ini pasti tambah mantep ini kalau udah di pertarungan, soalnya dia punya Kido spell jadi bukan main-main lagi lawan nya
Saya: benar
-- alif55:Nanti Rukia bisa bankai ga kalau keadaan genting
Saya: tentu aja bisa
-- agus153:Mungkin ini agak sedikit aneh ya jawabannya, nanti ada renji gak?, Kalau ada sih nambah seru tapi kalau bisa dia juga jadi perempuan juga, apa adik noire apa Blanc gitu, black heart sama white heart
Saya: ya, ada.
-- guest 2:Thor kalau bisa di dalam mode bankai dia orang ngucapin kata sebutan pedang bankai Ichigo "tensa zangetsu" sama Rukia "hakka no togame" kalau gak salah sih bankai rukia
Saya: oke
Selasa, 25 Oktober 2022
