Disclaimer:

Bleach: Tite Kubo

Hyperdimension Neptunia: Idea Factory

.

.

.

Pairing: MaleInoue x FemChigo

Genre: fantasy, family, humor, adventure, action, scifi, romance

Rating: M (berubah ratingnya karena ada adegan yang mengandung kekerasan, gore, dan sebagainya)

Setting: dunia Gamindustri

.

.

.

Goddess Shinigami

By Hikayasa Hikari

.

.

.

Fic request for Special Pairing 15

.

.

.

Chapter 19. Bantuan untuk Inoue

.

.

.

"Ichigo dan gadis-gadis lainnya sedang pergi ke pantai, ya?" tanya Inoue duduk bersila di dekat meja berkaki rendah, menatap Histoire yang melayang di atas meja.

"Ya. Tapi, kau tidak bisa pergi ke sana karena laki-laki dilarang masuk ke sana, Inoue," jawab Histoire mengangguk.

"Aaah, aku mengerti. Tapi, bagaimana caranya agar aku lebih dekat lagi dengan Ichigo? Ichigo selalu menghindariku sejak kau mengatakan aku menyukai Ichigo."

"Soal itu, maaf, kalau aku kelepasan bicara. Karena aku ingin Ichigo mengetahui perasaanmu itu."

"Tidak apa-apa, Histoire. Justru aku merasa terbantu karena kau sudah mewakili aku untuk menyatakan perasaan pada Ichigo."

Inoue tersenyum, tetapi matanya tetap meredup. Perlahan tingkahnya sudah persis seperti pemuda yang sedang patah hati. Histoire bisa merasakan apa yang dirasakan Ichigo.

Inoue Orihime, kau sudah menjadi pria seutuhnya dengan cepat. Memang seorang perempuan, cepat beradaptasi dengan jiwanya yang sudah berubah. Ya, cuma Ichigo saja yang sulit untuk berubah.

Histoire bermonolog. Memikirkan apa yang harus dilakukannya lagi untuk membantu Inoue. Tiba-tiba, pintu kamar diketuk beberapa kali dari luar.

"Siapa?" tanya Inoue menoleh ke arah pintu. Suaranya cukup keras.

"I ... ini aku Lyrica," jawab Lyrica gugup.

Inoue bangkit berdiri dan berjalan cepat untuk membuka pintu dengan cara meletakkan telapak tangan kanannya di layar persegi panjang. Pintu terbuka otomatis. Menemukan gadis berambut merah yang berpakaian terbuka.

"Ka ... kau idol nomor satu di Leanbox, 'kan? 5bp atau Lyrica?" tanya Inoue tercengang. Membeliakkan mata.

"Ya," jawab Lyrica mengangguk, tergagap lagi, "oh ya, apa aku boleh berbicara denganmu? Ini sangat penting."

"Boleh saja."

"Ayo, kita berbicara di tempat lain saja!"

Lyrica tersenyum. Wajahnya berbinar-binar. Inoue sedikit membesarkan mata. Penasaran dengan apa yang dibicarakan Lyrica padanya.

.

.

.

Ichigo, Noire, dan Blanc yang tertinggal di tepi bibir pantai, memandang Neptune, Nepgear, Rukia, dan Vert yang sedang bermain siram-siraman di dekat ombak yang bergulung-gulung. Ichigo yang tidak tahu apa yang terjadi, lantas menurunkan kacamata hitamnya. Dia terkesiap.

"Aaah! Nepgear!" seru Ichigo membelalakkan mata, "mengapa kau juga ikut-ikutan juga, Nepgear?"

Nepgear tersenyum lebar, melambaikan tangan. "Ichigo-nee, ayo, ikutan juga! Ini menyenangkan!"

"Apanya yang menyenangkan? Kalian malah tidak berpakaian begitu!"

"Ingat, Ichigo. Kau itu perempuan, pantas untuk bergabung dengan kita," sela gadis berambut pirang panjang, muncul mendadak di samping Ichigo. Dia tersenyum, sedikit membungkukkan badan.

"Aaah! Rukia! Menyingkirlah dariku!"

"Ichigo-nee, Blanc, Noire! Ayo, bergabunglah!" teriak Neptune menyiram air laut ke arah ketiga gadis yang disebutnya tadi.

Air misterius yang dilempar Neptune, mengguyur tubuh Ichigo, Blanc, dan Noire. Tiba-tiba, pakaian renang hilang dari badan Ichigo, Blanc, dan Noire, tetapi cahaya putih menyelimuti badan masing-masing. Mereka kalang-kabut.

"Aaah!" pekik Noire memeluk dadanya.

"Dasar, mesum!" gerutu Blanc bermuka kesal, juga mendekap dadanya.

"Hei, Neptune! Apa yang kau lakukan?" Ichigo turut menutupi dadanya dengan kedua tangannya.

"Wah, Ichigo! Dadamu besar juga. Tapi, dadamu itu tidak bisa menandingi dadaku," kata Vert tersenyum, "kalau Inoue melihatmu begini, bagaimana reaksinya, ya?"

Muka Neptune memerah. "Pasti dia akan..."

"Jangan membayangkan yang tidak-tidak!" jerit Ichigo. Wajahnya juga merebus merah.

"Kalian ini ... sungguh mengesalkan!" Blanc manyun, lalu memunculkan kapaknya. Mengayunkan kapaknya tiga kali, lalu memukul air ke arah Neptune. Air itu menyebar ke segala arah, mengenai Neptune dan semua gadis.

Tiba-tiba, pakaian renang Ichigo dan teman-temannya kembali. Mereka tercengang dengan fenomena unik ini. Mata mereka juga melebar karena kaget.

"Akhirnya aku berpakaian juga. Aaah," kata Ichigo menghela napas beberapa kali. Hatinya lega.

"Tapi, Ichigo, kau tidak malu saat melihat kami tidak berpakaian tadi, 'kan?" tanya Rukia tetap di samping Ichigo, tersenyum.

"Eh? Tidak."

"Itu berarti jiwa perempuan mulai ada di dirimu," ungkap Vert berjalan mendekati Ichigo.

Ichigo diam. Ternganga. Otaknya sedang berputar, memikirkan apa yang dikatakan Vert.

"Untuk mengetesmu lagi, bagaimana kalau kau menciumku?" pinta Vert menghadap Ichigo. Mukanya sudah dekat dengan muka Ichigo.

"Aaah!" teriak Ichigo, spontan mundur beberapa langkah, "apa yang kau pikirkan, Vert? Tentu aku tidak bisa menciummu karena aku ini perempuan!"

"Kau menjauh. Itu tandanya kau tidak punya perasaan ketertarikan pada perempuan lagi. Kau juga mengakui kau itu perempuan."

"Hah?"

"Wah, Ichigo-nee, perlahan jiwa laki-laki hilang dari dirimu," sahut Nepgear memegang kedua pipinya. Tersenyum senang.

"Bahkan kau tidak kabur saat kita tidak berpakaian, 'kan?" tanya Vert lagi, tersenyum.

Ichigo membelalakkan mata. Ternganga. Melihat semua gadis itu. Entah mengapa dia merasa dirinya tidak ingin kabur lagi.

"Berarti kau tidak butuh kacamata ini lagi," kata Noire menyambar kacamata dari tangan Ichigo, "kau sudah beradaptasi dengan baik, Ichigo."

"Ayo, Ichigo-nee! Kita bermain pasir di sana!" ajak Neptune, langsung menarik tangan Ichigo.

"Aku ikut!" seru Rukia berlari cepat menyusul Neptune dan Ichigo.

"Blanc, ayo, kita bermain voli pantai!" Noire melirik Blanc.

"Ya." Blanc mengangguk.

Semua gadis berpencar, melakukan kegiatan masing-masing. Hanya Vert dan Nepgear yang memilih untuk bersantai. Mereka berteduh di bawah payung besar, beralaskan tikar.

Noire dan Blanc bermain bola voli tak jauh dari Ichigo, Neptune, dan Rukia. Ichigo dan Neptune sedang membangun istana pasir, sementara Rukia sedang memasukkan pasir ke ember kecil dengan sekop.

"Nepgear, biar aku mengolesi krim itu ke badanmu," kata Vert duduk di samping Nepgear. Dia memegang botol krim sunscreen milik Nepgear.

"Ya," balas Nepgear mengangguk. Dia tengkurap, menurunkan pakaian renangnya hingga di bawah pusarnya.

Nepgear tidak keberatan saat Vert membantunya untuk mengolesi krim sunscreen ke seluruh tubuhnya. Sekalian Vert memijat tubuh Nepgear agar Nepgear bisa berileksasi untuk melepaskan kelelahan. Tapi, niat terselubung tiba-tiba muncul di otak Vert.

Vert sengaja memijat bagian dada Nepgear. Membuat Nepgear spontan menjauh dari Vert. Duduk seraya menutupi dadanya dengan kedua tangannya.

"Vert-nee! Jangan sentuh dadaku!" teriak Nepgear bermuka sedikit kesal.

"Maaf, aku tidak sengaja menyentuhnya," balas Vert bertampang tanpa dosa.

"Apanya yang tidak sengaja? Justru kau sengaja menyentuh dadaku!"

"Maaf."

"Ya, aku memaafkanmu."

"Tapi, dadamu cukup besar juga, ya?"

"Jangan mengatakan yang tidak-tidak!"

Nepgear kalang-kabut. Bermuka kusut. Sementara Vert malah terkikik geli.

"Halo, semuanya!" seru gadis berambut hijau panjang melewati bahu dan berpakaian renang, berjalan mendekati kelompok Ichigo, "aku disuruh penjaga pantai untuk membawa minuman-minuman ini untuk kalian."

"Wah, minuman jeruk segar, ya?" tanya Neptune berlari mendekati gadis berambut hijau yang membawa baki berisikan beberapa gelas minuman jeruk es.

"Benar sekali. Ayo, silakan diminum!"

"Aku minum!"

Neptune mengambil satu gelas dan meminumnya sampai habis. Semua rekannya datang menghampirinya dan gadis berambut hijau.

"Ayo, semuanya! Silakan diminum!" pinta gadis berambut hijau tersenyum ramah.

"Tunggu! Ada sesuatu yang terjadi padaku. Rasanya sangat menyenangkan," balas Neptune. Wajahnya mendadak berseri-seri. Matanya berbinar-binar. "Jantungku berdetak sangat kencang. Aaah! Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku!"

Neptune seolah menari. Memeluk dirinya yang merinding hebat. Semua gadis melongo.

"Neptune, apa yang terjadi padamu?" tanya Nepgear bermuka cemas.

"Neptune! Hei! Neptune!" seru Ichigo menggoyang-goyangkan badan Neptune.

"Ichigo-nee! Menjauhlah dariku!"

Neptune menendang Ichigo sampai Ichigo terjerembab ke pasir. Dia menahan dirinya, menggigit bibirnya. Perasaannya menjadi tidak menentu.

"Ada yang salah pada diri Neptune," kata Vert menukikkan alis.

"Dia baru saja meminum itu, 'kan?" tanya Rukia melirik minuman-minuman mencurigakan itu.

"Benar. Pasti ada sesuatu yang telah dicampurkan ke dalam minuman itu," jawab Noire menatap tajam gadis berambut hijau.

"Hei, kau yang sudah membuat Neptune jadi begitu, 'kan?" Blanc menunjuk gadis berambut hijau.

"Eh? Bu ... bukan aku pelakunya!" teriak gadis berambut hijau kelabakan.

"Kami tidak percaya itu!"

"Sumpah! Bukan aku pelakunya..."

Gadis berambut hijau kewalahan, tanpa sadar menjatuhkan botol kecil dari tas mini yang terpasang di pinggangnya. Botol kecil itu menggelinding di atas pasir. Memperlihatkan tulisan 'Strange Medicine' di atasnya saat berhenti menggelinding. Menjadi pusat perhatian semua orang kecuali Neptune dan Nepgear.

"Strange Medicine?" tanya Vert ternganga. Tahu obat apa itu. "Ternyata benar! Kau pelakunya!"

Gadis berambut hijau berusaha menguasai perasaan panik, berlagak sok keren. "Benar. Aku pelakunya."

"Siapa kau yang sebenarnya sehingga kau ingin berniat mencelakai kami?" tanya Ichigo perlahan berdiri, menundukkan kepala.

"Aku Linda, anggota ASIC. Kalian pasti tahu ASIC itu, 'kan?"

"Apa? ASIC?" Semua gadis membelalakkan mata kecuali Rukia yang tidak tahu apa itu ASIC.

Linda tersenyum sinis. Memandang Ichigo yang ingin dijadikan target utamanya, tetapi Neptune yang malah terkena serangan tidak terlihat darinya. Tapi, Linda senang karena adik Ichigo celaka, itu berarti bisa melukai hati Ichigo. Itu yang dipikirkan Linda.

"Karena kau sudah membuat adik kesayanganku jadi begitu," kata Ichigo tiba-tiba berubah wujud menjadi Goddess, langsung menyabet pedang besar dari punggungnya, "aku akan menghabisimu sekarang juga!"

Muka Linda memucat saat melihat tampang garang Ichigo. Dia panik sekali, spontan melakukan jurus langkah seribu. Berlari kencang ke arah hutan. Berteriak ketakutan.

Linda berpikir terbebas dari ancaman Ichigo. Tapi, tiba-tiba, dirinya menabrak tubuh seseorang. Membuatnya terpental dan jatuh terduduk.

"Aaah! Mengapa kau tiba-tiba ada di sini?" ucap Linda ketakutan. Mukanya semakin memucat.

"Kau tidak akan bisa kabur lagi!" seru Ichigo melayang rendah di udara, mengayunkan pedang vertikal ke atas ke arah Linda.

"Aaah!"

Teriakan Linda sangat keras, seakan mengguncang tempat itu. Tiba-tiba, ledakan besar terjadi di tempat Ichigo dan Linda tadi. Mengejutkan para Goddess.

"Ledakan?" tanya Nepgear membelalakkan mata.

"Apa Ichigo mengeluarkan kekuatan andalannya itu?" Rukia juga bertanya, menukikkan alis.

"Kalau mengamuk, Ichigo memang mengerikan," timpal Noire bertampang pucat.

Vert dan Blanc diam. Mereka memandang ke arah bekas ledakan. Asap hitam membumbung tinggi dari dari pusat ledakan yang disebabkan serangan Getsuga Tenshou dari Ichigo.

"Aduh, Ichigo-nee malah mengamuk begitu," gumam Nepgear kelimpungan, melirik Neptune, "kasihan juga, Neptune-nee. Bagaimana caranya aku menolongnya?"

Neptune berusaha menguasai dirinya. Tetap tidak ingin bersuara yang akan membuat semua orang merasakan keanehan. Tubuhnya bergetar kencang. Jantungnya semakin berdebar kencang.

"Oh ya, soal Neptune. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Noire menoleh ke arah Neptune. Khawatir.

"Sepertinya ... apa yang dirasakan Neptune itu akan hilang sendiri nanti," jawab Vert menukikkan alis.

"Kapan reaksi obat itu hilang?"

"Mungkin kira-kira satu jam."

"Hah? Lama sekali."

Semua gadis panik sekali. Mereka ingin menolong Neptune, tetapi tidak tahu caranya.

"Ya, sudah. Kita bawa saja Neptune kembali ke Basilicom!" pinta Vert menghela napas untuk menenangkan hatinya.

"Biar aku yang menggendongnya," balas Ichigo tiba-tiba terbang dan langsung menggendong Neptune seperti putri yang digendong pangeran.

"Tunggu, Ichigo-nee! Kita harus memakaikan Neptune-nee pakaian lengkap!" seru Nepgear bertampang cemas.

"Oh ya, baiklah." Ichigo sedikit membeliakkan mata, kemudian mengangguk.

.

.

.

Lyrica dan Inoue duduk berhadapan dengan dibatasi meja persegi panjang. Bukan mereka saja, ada satu gadis lain yang menemani mereka. Gadis berambut merah itu duduk bersisian dengan Lyrica.

"Re ... Red, i ... inilah Inoue yang kumaksudkan itu," ucap Lyrica tersenyum, menunjuk Inoue.

"Wah, ini orangnya, ya?" Red tersenyum lebar dengan mata berbinar-binar, "aku Red, teman Lyrica-chan. Aku ini pakar percintaan dan sudah mengetahui banyak hal tentangmu dari Lyrica-chan."

"Halo, aku Inoue," sahut Inoue tersenyum.

"Wah, senyummu menawan sekali! Rasanya aku langsung jatuh cinta padamu sekarang!" Red memegang kedua pipinya yang memerah.

"Eh? Re ... Red, kau mau membantuku agar Inoue bisa dekat dengan Ichigo, 'kan?"

"Oh ya, maaf. Aku hampir melupakan itu. Aaah, soalnya dia itu tampan sekali. Aku ingin sekali menjadikan dia suamiku. Tapi, dia sudah memiliki tambatan hati lain." Red bermuka kecewa.

Inoue tersenyum kikuk, merasa aneh jika Red jatuh cinta padanya yang notabene adalah reinkarnasi seorang gadis anggun. Tapi, kini dia tidak ingin mengingat masa lalu lagi. Bertekad akan menjadi laki-laki yang sebenarnya.

"Maaf, aku hanya menyukai Ichigo, tidak bisa menerima cinta gadis lain," ungkap Inoue masih tersenyum kikuk.

"Oh, tidak apa-apa," sahut Red turut tersenyum, "tadi kau mengatakan menyukai Ichigo, 'kan?"

"Iya."

"Itu berarti hanya sebatas suka, bukan cinta. Perasaan suka hanya perasaan tertarik sementara yang seiring waktu akan hilang. Berbeda dari perasaan cinta, itu adalah perasaan ketertarikan yang sangat kuat dan muncul perasaan yang ingin memiliki seutuhnya."

Red berceramah panjang lebar. Inoue dan Lyrica mendengarkan. Bahkan beberapa orang yang ada di restoran itu, juga tertarik mendengarkan penjelasan Red.

"Intinya, seorang laki-laki harus berusaha keras untuk terus mendekati gadis yang disukai. Misalnya memberi bunga atau cokelat. Karena biasanya, gadis menyukai hadiah seperti itu," lanjut Red bermuka serius, langsung meminum cappucino hangat yang diambilnya dari meja.

"Sepertinya Ichigo tidak akan menyukai hadiah-hadiah manis seperti itu. Dia itu tomboi," balas Inoue tersenyum kikuk, "aku akan susah mendapatkan hatinya karena dia selalu menghindariku."

"Jangan menyerah! Kalau perlu, kau tunjukkan perasaanmu itu lewat perbuatan!" seru Red menunjuk Inoue dengan lantang.

"Eh? Lewat perbuatan? Maksudnya?"

"Kau langsung saja menciumnya!"

"Hah? I ... itu tidak mungkin!"

"Mengapa?"

"Re ... Red, sebaiknya kasih solusi yang lain," sela Lyrica tersenyum.

"Tapi, itu solusi terakhir yang bisa kusarankan."

Red mengerutkan kening. Pikirannya sudah kacau. Kemudian Lyrica menghela napas.

"Be ... begini saja. Inoue-san, apa kau mau menjadi Manager grup idol Nep-V? Ya, ka ... kalau kau mau, tentu saja kau bisa dekat dengan Ichigo," ungkap Lyrica tersenyum.

"Aku mau!" balas Inoue antusias. Suaranya cukup keras.

"Ba ... baiklah. Mu ... mulai besok pagi, kau ikut denganku ke studio Hi-Five."

.

.

.

Bersambung

.

.

.

A/N:

Chapter 19 up.

Red yang muncul di chapter ini, sebenarnya lesbian di game-nya. Tapi, saya buat di cerita ini, dia penyuka laki-laki dan teman dekatnya Lyrica. Mengenai Lyrica atau 5bp, saya tulis namanya Lyrica aja di cerita ini karena nama 5bp itu terdengar aneh jika dimulai dari awal paragraf atau dialog. Jadi, chapter depan, cerita tentang pelatihan Ichigo dan kawan-kawan sebelum konser pertama mereka dimulai.

Maaf ya, ceritanya masih santai karena fokus dengan cerita Ichigo dan kawan-kawan menjadi idol. Ini mengikuti alur cerita yang ada di game Hyperdimension Neptunia Re-birth 2. Setelah cerita tentang idol ini selesai, akan masuk ke konflik yang lebih memanas lagi. Tentunya bakal muncul musuh kuat yang akan mengancam mereka. Nantikan saja beberapa chapter lagi.

Saatnya menjawab review:

-- dash:Wkwkwk wow hari yang menyenangkan untuk Ichigo di sana

Saya: benar. Hehehe

-- Alif55:Keren bener!, Gimana reaksi Ichigo pas adiknya neptune... Ya tau sendiri lah pasti udah di marahin itu si Neptune

Saya: ya, tau kok. Hehehe

-- Mugetsu:Pasti kalau udah ada Rukia tambah lucu ini asli

Saya: iya, makin ramai

-- guest:Lanjut lagi thor! Tambah seru ini ceritanya

Saya: udah lanjut

-- agus153:Sumpah jiwa laki-laki Ichigo gak pernah hilang ya, mantap semanget terus Thor!

Saya: ya, itu susah hilangnya kecuali Ichigo terus berusaha

-- guest 2:Emang susah banget nyatakan perasaan ke Inoue si Ichigo versi perempuan kira-kira nanti pas udah chapter terakhir Ichigo punya anak gak?.

Di tunggu cerita selanjutnya Thor semangat

Saya: ya, Ichigo itu cuek orangnya. Nggak mau tahu perasaan Inoue. Jadi, susah buat Inoue untuk mendapatkan Ichigo. Chapter terakhir, tentu Ichigo punya anak

-- guest 3:Up!

Saya: udah up ya

-- guest 4:Seru lanjutkan lagi Thor!

Saya: iya, lanjut nih

-- guest 5:langsung rating M thor kayak bakal ada pertarungan brutal ya pas chapter kelanjutannya.

Saya: ya, karena ada adegan di pantai itu, makanya naik ke rating M.

-- guest 6:Ada cave, Gusti, sama Chika tambahin lagi karakter dari hyperdimension Neptunia thor

Saya: saya udah tambahin Red

-- guest 7:Wah siap ini rencana vert untuk menjahili nepgear di R 17

Saya: ya, udah baca kan?

Rabu, 26 Oktober 2022