Disclaimer:

Bleach: Tite Kubo

Hyperdimension Neptunia: Idea Factory

.

.

.

Pairing: MaleInoue x FemChigo

Genre: fantasy, family, humor, adventure, action, scifi, romance

Rating: M (berubah ratingnya karena ada adegan yang mengandung kekerasan, gore, dan sebagainya)

Setting: dunia Gamindustri

.

.

.

Goddess Shinigami

By Hikayasa Hikari

.

.

.

Fic request for Special Pairing 15

.

.

.

Chapter 20. Perasaan tersampaikan lagi

.

.

.

Leanbox adalah daratan yang dipenuhi alam dan sangat damai. Aristokrat dan ksatria masih ada di Leanbox, memberikan kesan abad pertengahan. Dipenuhi dengan segala macam padang rumput dan memberikan kesan sebuah negeri yang penuh alam, maka julukannya adalah The Land of Green Pastures.

Karena pertempuran yang disebabkan Croire, Leanbox mengalami perubahan besar-besaran menjadi lebih sederhana dan futuristik. Pembangunan sudah digencarkan sejak kehancuran itu.

Leanbox juga dipresentasikan sebagai negara yang militan, dengan fokus pada industri militer. Terlepas dari persaingannya dengan Lastation, negara tetangganya berfungsi sebagai importir terbesarnya. Berkat "kebijakan agak progresif" Vert dan menjadi penggemar barang-barang "otaku". Leanbox turut berusaha untuk memperkenalkan budaya "moe" pada masyarakat.

Dari segi geografi, daratan Leanbox terletak di bagian selatan Gamindustri terpisah dari yang lain, dikelilingi oleh badan air. Dua kota sekitarnya adalah Hero City dan Gargan City.

Ichigo dan para Goddess sudah tiba di studio Hi-Five -- tempat Lyrica melangsungkan acara Hi-Five radio. Studio berbentuk bangunan menjulang tinggi dan berdinding batu putih.

"Sudah jam delapan lewat ini. Tapi, Lyrica-chan belum tiba juga," ucap Neptune duduk di bangku kayu panjang, melirik jam berlayar hologram yang terpasang di dinding. Diapit oleh Ichigo dan Nepgear.

"Mungkin ada masalah di jalan," sahut Noire bertampang datar.

"Sabar saja," balas Blanc duduk di antara Noire dan Vert. Mendapatkan gelengan dari Vert.

"Tidak. Lyrica-chan sedang menjemput seseorang," tukas Vert melihat pesan di layar hologram smartphone-nya.

"Menjemput seseorang? Siapa?"

Neptune yang bertanya paling akhir. Perasaan penasaran menyelimuti hatinya. Begitu juga dengan para gadis lain, turut merasakan apa yang dirasakan Neptune.

Lobi yang dihuni kelompok Ichigo, cukup sepi. Hanya ada beberapa petugas yang bercengkerama di sana, sedang melakukan tugas masing-masing.

Pada pukul 09.30 pagi, Lyrica yang ditunggu datang juga. Tapi, ada laki-laki berambut orange-kecokelatan yang menemaninya. Mengejutkan Ichigo dan para Goddess.

"Ha ... halo, semuanya. Ma ... maaf, kami telat," ujar Lyrica gugup sekali, berhenti berjalan. Menghadap Ichigo dan kawan-kawan.

"Ya, tidak apa-apa, Lyrica-chan," balas Neptune berdiri, tersenyum lebar, "oh ya, kata Vert, kau menjemput seseorang. Itu berarti Inoue-nii yang kau jemput?"

"Iya. Inoue-san menjadi Manager kita."

"Wah! Jadi Manager kita! Itu bagus sekali!"

"Inoue jadi Manager?" tanya Noire membelalakkan mata, "aku setuju sekali."

"Aku juga setuju!" seru Nepgear bangkit berdiri, tersenyum lebar.

"Aku juga," sahut Blanc ikut berdiri.

"Terima kasih karena kalian mau menerimaku sebagai Manager kalian." Ichigo juga tersenyum. Kedua tangannya dimasukkan ke saku celananya. Sudah bersikap layaknya laki-laki tulen. Mendapatkan tanggapan anggukan dari semua gadis kecuali Inoue.

Ichigo diam, tetap duduk. Inoue memperhatikannya. Ichigo tersentak karena menyadari pandangan Inoue, langsung berdiri dan hendak melangkah. Tapi, niatnya yang ingin kabur, batal karena Rukia berhasil menangkap kerah jaketnya dari samping.

"Hei, Ichigo! Kau mau kemana?" tanya Rukia menukikkan alis. Sejak tadi Rukia berdiri di dekat bangku karena tidak mendapatkan tempat untuk duduk.

"Mau ke toilet. Tidak tahan lagi," jawab Ichigo tersenyum, berekspresi tidak nyaman.

"Toilet ada di sana," sela Lyrica menunjuk di ujung koridor.

"Ya, Lyrica-chan."

"Awas saja kau kabur lagi, Ichigo!" seru Rukia mendelik Ichigo.

"Aku tidak akan kabur."

Ichigo tersenyum. Rukia melepaskannya. Ichigo langsung berlari menuju arah yang ditunjuk Lyrica.

"Inoue-san, sekarang kejarlah, Ichigo!" titah Lyrica menukikkan alis.

"Baiklah!" Inoue mengangguk. Berlari ke arah Ichigo pergi tadi.

"Inoue benar-benar ingin meluluhkan hati Ichigo, ya?" tanya Vert mendekati Lyrica. Penasaran.

"Ya. Ini atas saran dari Red."

"Itu bagus. Semoga Ichigo mengerti perasaan Inoue."

"Kalau begitu, kita pergi ke ruang latihan dulu. Bagaimana?"

"Ya." Vert mengangguk, memandang semua gadis bergiliran. "Ayo, semuanya! Kita pergi ke ruang latihan!"

"Oke!" Semua gadis mengangguk kecuali Vert dan Lyrica.

.

.

.

Ichigo keluar dari toilet perempuan. Ketika ingin keluar lewat pintu terbuka otomatis, dia terkejut saat menemukan Inoue berjarak beberapa meter darinya. Matanya terbelalak.

"Inoue," desis Ichigo, tercengang.

"Ichigo-chan, tunggu! Aku ingin berbicara penting denganmu," balas Inoue bertampang serius.

"Mau berbicara apa?"

"Aku..."

Inoue memutuskan ucapannya. Rona merah tipis hinggap di dua pipinya. Kedua tangannya mengepal kuat.

Ichigo menukikkan alis. "Mengapa kau malah berhenti berbicara?"

Inoue tergagap. "I ... itu. A ... aku menyukaimu."

Sunyi. Ichigo bungkam, berekspresi datar. Sementara Inoue menundukkan kepala karena perasaan malu menguasai dirinya.

"Kau sudah bersikap layaknya laki-laki yang menyatakan cinta pada perempuan, Inoue," ucap Ichigo bertampang serius, "aku merasa kau bukanlah Inoue Orihime yang kukenal lagi. Kau sudah menjadi jiwa yang baru. Inoue berjiwa laki-laki."

Ichigo tetap menundukkan kepala, tidak gugup lagi. "Aku juga merasa kau bukanlah Kurosaki Ichigo yang tampan dan keren lagi. Tapi, kau sudah berubah menjadi gadis manis dan keren. Ichigo-chan, sejak bertemu denganmu di dunia ini sebagai laki-laki, perasaan cintaku ini tetaplah sama, tidak akan berubah."

Ichigo terkesima dengan ucapan Inoue. Hatinya tersentuh, tetapi dia belum bisa menerima kehadiran cinta Inoue di jiwanya.

Ichigo meredupkan mata. "Inoue, maaf, aku..."

Ichigo menghentikan ucapannya karena Inoue berjalan mendekatinya. Inoue juga menggenggam tangannya dengan tangan kiri. Mata Ichigo membulat sempurna karena Inoue memegang dagunya dengan tangan kanan.

Eh? Inoue mau apa? Batin Ichigo.

Tinggi badan Ichigo hanya sebatas bahu Inoue. Laki-laki berambut orange-kecokelatan itu menaikkan dagu Ichigo sehingga wajah Ichigo terarah pada wajahnya. Matanya melembut.

"Aku sangat menyukaimu, Ichigo-chan," kata Inoue bernada sangat lembut. Kemudian memiringkan kepala ke kanan, perlahan wajahnya mendekati wajah Ichigo.

Ichigo membesarkan mata saat bibirnya bersentuhan dengan bibir Inoue. Tidak bisa kabur lagi. Merasakan tenaganya melemah.

Inoue menciumku? Aaah, bagaimana ini?

Ichigo bermonolog. Panik. Tidak tahu harus melakukan apa. Tapi, entah mengapa hatinya ingin membalas ciuman Inoue. Sehingga matanya terpejam, merasakan lembutnya ciuman Inoue.

Entah berapa lama Inoue dan Ichigo bertahan seperti itu. Namun, yang pasti setelah Inoue melepaskan ciuman dari bibir Ichigo, tiba-tiba, Ichigo memberontak dan berhasil lepas dari Inoue. Ichigo langsung berlari kencang.

Inoue diam menyaksikan Ichigo pergi darinya. Kedua tangannya dimasukkan ke kantong jaket. Seulas senyum tipis di wajah tampannya yang berseri-seri.

Dasar, Ichigo payah! Mengapa kau malah membalas ciuman Inoue? Tapi, entah mengapa aku senang dicium oleh Inoue. Aaah, apa yang kupikirkan?

Ichigo tetap berlari menyusuri lorong sepi. Pergi ke lobi, tetapi tidak menemukan siapapun.

"Eh? Kemana semua orang?" tanya Ichigo celangak-celinguk.

Seorang gadis yang merupakan pegawai di tempat itu, keluar dari ruangan lain. "Semua temanmu ada di ruang latihan di ujung sana, Ichigo-sama."

"Oh." Ichigo melihat ke arah yang ditunjuk gadis pegawai itu. "Terima kasih. Aku ke sana sekarang."

Ichigo berlari lagi ke arah yang ditunjuk gadis tadi. Dia merasakan jantungnya berdebar-debar karena teringat ucapan Inoue.

"Aku sangat menyukaimu, Ichigo-chan," kata Inoue bernada sangat lembut. Kemudian memiringkan kepala ke kanan, perlahan wajahnya mendekati wajah Ichigo.

Ichigo menggeleng-geleng kepalanya. Ingin mengusir bayangan Inoue yang mulai mengusik jiwanya. Tapi, tidak bisa hingga dirinya tiba di ruang latihan.

"Maaf, semuanya! Aku terlambat!" seru Ichigo masuk lewat pintu terbuka otomatis. Melihat para Goddess sudah berpakaian olahraga kecuali Nepgear dan Rukia. Mereka berkumpul di tengah ruangan yang sangat luas.

"Wah, mereka berciuman!" teriak Nepgear membelalakkan mata saat melihat sesuatu di layar hologram laptop milik Lyrica.

"Ter ... ternyata rencana itu berhasil," balas Lyrica tersenyum, menatap layar laptop miliknya.

"Apa itu berarti Ichigo mulai menyukai Inoue?" tanya Noire. Kedua pipinya memerah.

"Ya. Karena Ichigo tidak memberontak saat dicium Inoue," jawab Vert tersenyum.

"Wah, aku ingin memiliki laki-laki yang kucintai juga!" seru Neptune memegang kedua pipinya.

"Ichigo sudah datang." Rukia menyadari Ichigo terpaku di dekat pintu yang sudah tertutup.

Semua mata tertuju pada Ichigo. Mereka berlari mendekati Ichigo kecuali Lyrica. Ichigo yang bingung, dikelilingi rekan-rekannya.

"Selamat, Ichigo. Kau sudah berpacaran dengan Inoue," kata Rukia tersenyum.

"Benar. Akhirnya Ichigo-nee menyadari perasaan Inoue-nii," sahut Nepgear memegang kedua tangan Ichigo. Tersenyum senang.

"Apa yang kalian bicarakan? Aku tidak berpacaran dengan Inoue," timpal Ichigo mengerutkan kening.

"Ini buktinya. Kalian berciuman di depan pintu toilet," ungkap Lyrica menunjuk layar laptopnya yang menampilkan rekaman video CCTV. Rekaman Ichigo dan Inoue sedang berciuman.

"Aaah! Mengapa harus ada CCTV juga yang terpasang di sana?" pekik Ichigo. Suaranya sangat keras, terdengar oleh Inoue yang ingin memasuki ruang latihan.

Semua gadis tetap berkomentar sehingga Ichigo tidak bisa mengelak lagi. Ichigo tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Pasrah dengan keadaan yang menimpanya.

.

.

.

Lyrica dan teman-temannya mulai latihan menari dan menyanyi. Ada Inoue, Rukia, dan Nepgear yang duduk di lantai, menyaksikan mereka.

Lyrica menghadap kelima gadis Goddess. "Aku sebagai pemimpin grup idol ini, akan berusaha melatih kalian sampai kalian bisa menari dan menyanyi. Ingat, kita latihan selama sebulan saja. Jadi, aku mohon kerja sama kalian semuanya!"

Ichigo dan semua Goddess mengangguk. "Baiklah."

"Bagus. Ayo, kita mulai latihan menari dulu! Ikuti gerakan dasarnya, ya?"

Lyrica menyetel lagu dari smartphone-nya. Lagu berjudul Perfect Quest mengalun nyaring di tempat itu. Lagu yang bernada ceria dan energik.

Lyrica diam dulu selama musik pertama dimulai. Saat nada musik meningkat menjadi nada ceria, Lyrica melakukan gerakan memutar ke kanan, lalu bertepuk tangan. Kemudian melakukan gerakan memutar ke kiri, dan bertepuk tangan sekali lagi. Gerakan berulang itu dilakukan sebanyak delapan kali.

Lyrica mematikan ponselnya. "Begitulah gerakan dasarnya. Mudah, bukan?"

Neptune tersenyum lebar. "Itu mudah sekali. Aku bisa menirunya."

Ichigo menghela napas. "Aku harus terpaksa menari seperti ini. Semua ini karena..."

Ucapan Ichigo terputus saat Inoue terus memandangnya tidak berkedip. Sontak, membuatnya salah tingkah dan berusaha bersikap sewajarnya. Nepgear dan Rukia yang mengamati Ichigo dan Inoue, saling terkikik geli.

"Kalian coba praktekkan cara menari yang kutunjukkan tadi. Aku nyalakan lagi musiknya, ya?" Lyrica menghidupkan smartphone. Lagu Perfect Quest terdengar lagi.

Ichigo dan semua gadis berusaha mempraktekkan apa yang diperagakan Lyrica tadi. Awalnya Ichigo tidak bisa menirunya karena salah gerak. Lyrica langsung menegurnya dan mempraktekkan kembali tarian dasar itu.

"Jangan sampai salah lagi, Ichigo," kata Lyrica tersenyum, menepuk pelan bahu kiri Ichigo.

"Ya," balas Ichigo mengangguk.

"Ichigo-chan! Semangat latihannya, ya!" seru Inoue melambaikan tangan. Suaranya yang keras, terdengar riang. Membuat Ichigo salah tingkah lagi.

"Ichigo-nee! Neptune-nee! Aku selalu mendukung kalian!" teriak Nepgear juga melambaikan tangan.

"Vert-nee! Aku juga mendukungmu!" pekik Rukia turut melambaikan dua tangannya.

"Wah, terima kasih, Nepgear," balas Neptune tersenyum lebar, ikut juga melambaikan tangan.

"Terima kasih juga, Rukia-chan." Vert mengedipkan mata kanan.

Ichigo dan para grup idol Nep-V kembali latihan menari. Mereka bisa menari dengan kompak. Hal itu membuat Lyrica bahagia.

"Bagus sekali. Kalian bisa menguasai tarian awalnya. Berikutnya gerakan yang kedua," ucap Lyrica tersenyum lebar usai mematikan lagu di handphone-nya.

"Lyrica-chan berbeda sekali saat melatih kita," bisik Blanc, mendekatkan mulutnya ke telinga Noire.

"Benar. Dia tidak gugup lagi saat berbicara," balas Noire mengangguk.

"Kita mulai lagi!" Lyrica menghidupkan kembali lagu yang sama. Memperagakan gerakan yang baru.

.

.

.

Linda kembali ke Makam Gamindustri dengan menggunakan jet yang terpasang di punggungnya. Berpakaian menyerupai prajurit militer. Warechu yang menunggunya di atas bangunan logam berbentuk tidak beraturan, sedang duduk seraya menikmati suasana sore.

"Linda, akhirnya kau kembali juga," ucap Warechu tersenyum, "bagaimana hasil dari rencanamu itu?"

Linda duduk di samping Warechu usai me-nonaktifkan jet-nya. "Aku tidak berhasil."

"Hah? Mengapa?"

"Aku ketahuan memasukkan Strange Medicine ke semua minuman yang kurencanakan untuk membalas dendam pada Ichigo dan semua Goddess itu."

"Lalu pasti New Purple Sister itu menyerangmu dan kau pasti tidak berkutik melawannya."

"Benar. Dia sungguh mengerikan kalau sudah marah. Bahkan aku nyaris mati karena serangannya yang sangat dahsyat itu."

Tiba-tiba, Warechu tertawa ngakak. Memegangi perutnya yang terasa sakit. Membuat Linda mendeliknya.

"Mengapa kau malah tertawa?" tanya Linda bertampang sewot.

"Ya. Kau bilang tidak takut kalau berhadapan dengan New Purple Sister itu. Nyatanya, kau pasti lari karena ketakutan, 'kan?" jawab Warechu kembali tertawa terbahak-bahak.

"Sialan kau! Berani-beraninya kau mengejekku!"

"Am ... ampun! Le ... lepaskan aku!"

Linda sangat marah. Mencekik leher Warechu dengan dua tangannya. Warechu kelabakan, matanya melotot. Merasakan napasnya tercekat.

"Untung aku tidak mati karena serangan New Purple Sister. Aku cepat menggunakan ramuan penyembuh agar membuatku pulih lagi," ungkap Linda menukikkan alis, "aku tidak bisa menyerang mereka secara langsung. Rencana terakhirku sudah gagal. Sekarang, aku tidak tahu harus melakukan apa untuk membalas New Purple Sister itu."

Warechu bersuara terbata-bata. "Mungkin kau bisa menggunakan monster-monster di tempat ini untuk menyerang para Goddess itu."

"Ah, benar juga. Kau pintar juga, Warechu."

Linda melempar Warechu bagai melempar sampah ke sembarangan tempat. Warechu terkapar di atas sampah-sampah teknologi yang baru saja dibuang dari empat daratan. Sampah-sampah yang merupakan bekas reruntuhan kota-kota di empat daratan.

"Aduh!" lirih Warechu merasakan sakit yang menjalari seluruh tubuhnya.

Linda bergegas mengaktifkan kembali jet bersayap menyerupai sayap pesawat terbang di punggungnya. Terbang meluncur ke arah tempat perkumpulan monster.

"Hei, Linda! Tunggu! Kau mau kemana? Aku mau ikut denganmu!" teriak Warechu berusaha berdiri. Kemudian lari tunggang-langgang bagai dikejar setan. Menyusuri tumpukan sampah teknologi dengan mudah.

.

.

.

Bersambung

.

.

.

A/N:

Chapter 20 up.

Entah Ichigo menerima cinta Inoue atau bukan. Tapi, yang pasti, rasanya Ichigo mulai merasakan perasaan tertarik pada Inoue.

Lagu yang muncul di chapter ini judulnya Perfect Quest by Ayane. Lagu selanjutnya akan muncul di chapter berikutnya.

Oh ya, chapter selanjutnya, bakal ada pertarungan di tengah konser berlangsung. Nantikan aja di chapter depan, ya?

Saatnya menjawab review:

-- Farhan Nugraha: Kayaknya jiwa preman bar bar nya ichigo ga akan hilang deh tapi mungkin bakal berkurang kalo dia nikah sama punya anak. Oh iya si orihime masih bisa pakai shun shun rikka ga?

Saya: ya, jiwa premannya memang nggak hilang. Tentu Orihime masih pakai shun shun rikka

-- dash:Linda mati gak?... Kalau bisa jangan di matiin Thor!

Saya: nggak mati

-- Guest:Siap waktunya Ichigo x inoue

Saya: ya

-- agus153:Inoue mau pdkt sama Ichigo mantap, nunggu kelanjutannya gimana perasaan Ichigo ke inoue

Saya: udah tau kelanjutannya kan?

-- guest 2:Nunggu kelanjutannya yang idol!

Saya: tentu

-- guest 3:Yosh Sabar nunggu pertarungannya

Saya: pertarungannya di chapter 21 ya

-- guest 4:Up

Saya: udah up

-- alif55:Kayaknya pendapat gw ya jiwa laki-laki premannya ga bakal hilang ,cuman kalau Ichigo di ajak ribut jiwa premannya keluar

Saya: benar

-- mugetsu:Nanti di dunia plutia nya ngelawan mr badd ga thor, paling kalau udah ngelawan Ichigo udah di getsuga tenshou apalagi annonydeath tukang stalker noire

Saya: mereka ada semua. Tunggu aja

-- guest 5:Up!

Saya: udah up lagi

-- guest 6:Thor nanti ada kon gak? Kalau ada kon pasti udah lucu liat Rukia sama dada cewek wkwkwk

Saya: nggak tau juga sih ada Kon. Tapi, liat dulu. Mungkin adanya di dunia Ichigo nanti

Kamis, 27 Oktober 2022