Charmed
.
.
oO)-=-=-=-o-=-=-=-(Oo
"Mr. Love: Queen's Choice/Love & Producer" beserta seluruh karakter di dalamnya adalah milik Papergames/Elex©
Fan fiksi "Charmed" ditulis oleh kurohimeNoir. Penulis tidak mengambil keuntungan material apa pun atas fanfiksi ini.
AU. Supernatural-Romance. LucienxMC.
Keterangan: MC menggunakan nama "Noa"
oO)-=-=-=-o-=-=-=-(Oo
.
.
Noa melangkah ke gang sepi itu dengan langkah perlahan. Sendirian. Terus terang saja, nyalinya langsung menciut begitu melihat lokasi yang temaram, sunyi, layaknya tempat tak berpenghuni. Ditambah lagi, Noa sama sekali bukan tipe yang menggemari kisah-kisah seram.
Namun, dorongan profesionalisme sebagai salah satu jurnalis City News, membuatnya mau tak mau memberanikan diri. Lagi pula, dia sendiri yang sudah mengusulkan ide ini untuk liputan khusus. Tentu saja, dia harus datang sendiri ke tempat itu sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Gadis itu menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan gemuruh di dalam dadanya. Meskipun jantungnya tak mau berhenti berdetak kencang.
Semua berawal dari siaran mingguan di radio 1027 FM yang biasanya membahas fenomena supranatural di malam Jumat. Belakangan ini, di Loveland sudah banyak yang melaporkan telah melihat fenomena penampakan makhluk jejadian di malam hari. Bahkan katanya ada beberapa orang yang dikabarkan menghilang tiba-tiba.
Tentu saja, Noa tak bisa tinggal diam. Dia ingin menyelidiki apa yang terjadi dengan orang-orang yang menghilang tanpa jejak itu. Dan ternyata, usulannya untuk meliput kasus ini diterima, karena sekarang dekat dengan Halloween. Alasan yang sempat membuat Noa mengernyitkan kening. Namun, baginya, yang penting dia bisa pergi menyelidiki kasus ini.
"Masih ada kemungkinan, sebenarnya tidak ada kasus orang hilang. Lagi pula, setahuku itu hanya rumor. Plus, beritanya datang dari acara pembahasan fenomena gaib di radio, bukan?"
Mendadak Noa teringat komentar Lucien saat dirinya mendiskusikan masalah ini dengan pria itu. Yah, Lucien tidak salah. Noa pun bisa mengerti bila orang seperti Lucien—seorang ilmuwan neurosains sekaligus profesor di Universitas Loveland—tidak memercayai hal-hal berbau gaib seperti ini. Namun, intuisi Noa membuatnya tetap memutuskan untuk mendatangi TKP yang dicurigai sebagai tempat menghilangnya orang-orang.
"Noa, bisa jadi ini sebenarnya berkaitan dengan tindak kejahatan, bukan fenomena supranatural. Bagaimana kalau ini membahayakanmu?"
"Jangan khawatir, Lucien. Aku janji akan hati-hati. Kalau merasa ini terlalu berbahaya, aku akan lari."
"Jadi kamu tetap mau pergi?"
"Hm!"
"... Baiklah, kalau kamu tetap ingin menyelidiki. Maaf, aku tidak bisa ikut. Kamu hati-hati, ya."
Noa tersenyum mengingat ucapan Lucien sebelum dirinya berangkat tadi. Hatinya pun terasa lebih tenang. Bahkan ketika ia mendadak sudah berdiri di depan sebuah bangunan kecil yang mirip toko barang antik. Jujur, Noa tak menyangka ada tempat seperti ini di sini.
Baru saja Noa menimbang-nimbang untuk masuk atau tidak, telepon genggamnya tiba-tiba bergetar. Noa mengambil benda itu dari dalam tasnya.
"Lucien?" ucapnya ketika melihat nama sang penelpon di layar.
Sedikit penasaran mengapa Lucien tiba-tiba menghubunginya, gadis itu cepat-cepat menjawab panggilan.
"Halo, Noa? Kamu sudah di lokasi?"
Noa mengerutkan kening. "Kok tahu?"
"Cuma perkiraanku."
Terdengar tawa kecil nan lembut di seberang sana. Noa pun terpancing untuk tersenyum. Jujur saja, bisa mendengar suara Lucien di saat-saat seperti ini, rasa-rasanya memberikan tambahan kekuatan.
"Jadi ... kamu tetap akan menyelidiki kasus ini?"
"Iya, itu tugasku sebagai jurnalis," Noa menyahut tanpa keraguan. "Apalagi jika ini bisa membantu orang-orang. Aku nggak akan mundur."
"Hm. Memang khasnya kamu, ya."
Kali ini Noa yang tertawa kecil. "Jangan khawatir, Lucien. Aku kan sudah janji akan hati-hati."
Suara Lucien tak terdengar lama dari seberang sambungan. Hingga akhirnya, yang terdengar malah helaan napas panjang.
"Lucien? Ada apa?"
Hening lagi satu-dua detik. Noa sudah hampir membuka mulutnya lagi ketika tiba-tiba suara Lucien kembali terdengar. Kali ini, nadanya begitu serius.
"Noa ... terkadang, di dunia ini, ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan manusia. Mungkin ... akan lebih bijaksana, bila manusia tidak mengusik wilayah yang seharusnya berada di luar jangkauan mereka."
Kening Noa langsung berkerut. "Maksudmu apa bicara seperti itu?"
"Kamu pasti tahu lebih baik daripada aku. Jika manusia mengusik hal-hal yang tidak seharusnya diusik, maka ... akan selalu ada konsekuensinya."
Noa mengerjapkan mata. Sekilas dia merasa sedang diperingatkan dengan keras untuk tidak ikut campur.
"Ya sudah. Aku yakin, kamu tahu apa yang kamu lakukan. Yang penting ... hati-hatilah, Noa."
"Iya. Makasih, Lucien."
Panggilan berakhir. Sekali lagi, Noa menatap bagian depan toko antik itu dengan dada yang kembali berdebar-debar. Tempat ini makin dilihat rasanya makin seram saja. Baru sedetik pikiran itu mampir di pikiran, Noa menggeleng keras-keras, berusaha mengusirnya.
Noa menghela napas dalam-dalam, lantas melangkah maju hingga ke depan pintu toko. Gadis itu langsung masuk ketika menyadari pintu tidak dikunci. Ia tersentak ketika pintu mendadak tertutup di belakangnya, sewaktu ia masih melihat-lihat berkeliling.
Gadis itu membalikkan badan dari pintu toko, menguatkan tekad untuk terus maju. Toh, ia sudah ada di sini. Diperhatikannya, isi toko ini sama seperti toko barang antik pada umumnya. Tidak ada yang aneh. Hanya saja, saat ini tidak ada orang, baik pengunjung selain dirinya, maupun pemilik atau penjaga toko.
Ah, tunggu.
Baru saja, gadis itu melihat seperti ada seseorang duduk di kursi kayu antik, di balik konter kasir yang terbuat dari kayu berukir. Noa mendekat perlahan supaya bisa melihatnya lebih jelas.
Dan sosok yang ditemuinya di balik konter itu, membuat Noa langsung terkesiap.
"L-Lucien?!"
Noa membelalak. Itu memang Lucien. Walau penampilannya sangat berbeda dengan kesehariannya yang Noa kenal. Pria itu mengenakan pakaian tradisional Cina dominan ungu, berkacamata bulat, dengan rambut berkucir. Tampak elegan, sekaligus memancarkan aura menakutkan yang seperti bukan milik dunia ini.
Tampak tangan kanannya yang bersarung tangan hitam. Sedangkan di tangan kirinya yang tidak bersarung tangan, ada gelang mirip tasbih seperti yang ada di kuil-kuil. Atau di toko barang antik pada umumnya.
Pria itu mengisap sebuah pipa emas, lantas melepaskan asap ungu dari mulutnya. Noa dapat melihat asap itu membentuk wajah manusia, sebelum akhirnya memudar di udara.
"Bukankah sudah kuperingatkan untuk tidak datang?" berkata Lucien dengan nada lembut seperti biasa. "Kenapa kamu tetap datang?"
Banyak sekali yang ingin dikatakan Noa, tetapi mulutnya seolah terkunci. Sementara, ia akhirnya menyadari sesuatu. Bayangan Lucien tidak berbentuk manusia, melainkan semacam siluet berwujud mirip manusia tetapi bertelinga dan berekor rubah.
Tak pelak, desir tajam melintas di dada Noa. Nalurinya terus-menerus meneriakkan kata 'bahaya'.
"Kamu ... sebenarnya apa?" akhirnya hanya itu yang bisa diucapkan Noa.
"Oh?" Lucien tertawa samar. "Kupikir kamu barusan sudah melihat sesuatu, bukan?"
Senyum Lucien kali ini menciptakan desir yang jauh lebih tajam di dalam dada Noa. Gadis itu berbalik tanpa berpikir lagi, murni hanya dorongan insting yang menyuruhnya untuk lari. Namun, sebelum ia bisa melangkah pergi, mendadak Lucien sudah berada tepat di belakangnya—dari konter yang berjarak sekian meter. Noa pun mendadak tak bisa bergerak.
"Aku ... pemilik toko ini."
Lucien memeluk Noa dari belakang dengan tangan kiri. Sementara tangan kanan pria itu—masih mengenakan sarung tangan—bergerak perlahan menyentuh pipi Noa. Gadis itu dicengkeram ketakutan yang tak terkendali, sewaktu tangan Lucien terus bergerak hingga mengusap bibirnya.
"Kamu pikir, kamu bisa pergi begitu saja?" bisikan lirih Lucien terdengar begitu dekat di telinga Noa. "Setelah melihat wujud asliku?"
Jantung Noa sudah berdegup tak karuan dicengkeram rasa takut yang makin menjadi-jadi. Dilihatnya pipa emas di tangan kiri Lucien. Noa baru memperhatikan, bagian ujung pipa itu berbentuk bunga emas yang mekar dengan indahnya. Asap ungu tipis masih mengepul dari sana, perlahan merasuk ke dalam indra penciuman Noa.
Wanginya begitu harum, nyaris memabukkan. Noa tidak bisa mengasosiasikan aroma asing itu dengan apa pun yang pernah diketahuinya. Mendadak terpikir oleh Noa, apakah asap ungu itu beracun? Atau mungkin mengandung semacam mantra pemikat?
Apakah Lucien adalah makhluk-entah-apa yang selama ini memikat dan menawan orang-orang? Atau mungkin sudah memakan mereka semua?
Apakah sekarang adalah giliran Noa?
Walau pemikiran itu tak terhindarkan, tetapi jauh di lubuk hatinya, Noa tetap percaya satu hal. Lucien tidak akan pernah menyakitinya. Dua-tiga detik kemudian, tiba-tiba gadis itu bisa bergerak lagi. Tanpa pikir panjang, ia segera berlari pergi meninggalkan tempat itu.
Sepeninggal Noa, Lucien menghela napas panjang.
"Gawat, apa aku berlebihan menggodanya?" Lucien menggelengkan kepalanya. "Bisa repot kalau setelah ini Noa ketakutan tiap kali bertemu denganku."
Benar, Lucien memang bukan makhluk yang berasal dari dunia ini. Dia datang dari dimensi yang berbeda, tinggal selama beberapa era dengan mengubah-ubah identitasnya sebagai 'manusia'. Tujuannya hanya satu, mempelajari kaum manusia yang di matanya sangat menarik. Dan, di masa ini, dia bertemu dengan gadis itu. Dengan Noa.
Untuk pertama kalinya, Lucien tahu, dia telah terpikat kepada seorang gadis manusia.
Hingga detik ini pun, Lucien hanya bisa menduga-duga, apakah gadis itu tertarik padanya atau tidak. Meskipun begitu, sebelum Noa pergi tadi, Lucien dapat mendengar bisikan hati gadis itu yang terdalam. Hanya empat kata: 'Lucien, aku percaya padamu'.
"Silly girl."
Lucien tersenyum teramat lembut, sebelum sosoknya memudar menjadi asap ungu tipis dan menghilang.
.
.
.
TAMAT
.
.
.
* Author's Note *
.
Kesambet apa Noir nulis ginian, padahal takut horor. 😂😭
Nggak apa-apa deh, sesekali buat ikut menyemarakkan event Halloween ini~ 👻👻👻
Ah, tapi ini nggak serem-serem banget sih yaa ... Intinya, Lucien mau jadi apa pun, tetep bucin~ ( ´ ▽ ` )ノ💜 *heh*
Jadi ini dapat inspirasinya pas nonton PV event Halloween di CN server tahun ini. Walaupun nggak ngerti bahasanya. 😂
So, fic kali ini sama sekali nggak ngambil dari date-nya. Cuma sedikit terinspirasi dari karma card SSR Lucien. Berarti ... AU dari AU ...? 😳😂
Eniwei, buat manteman yang masih ikutan event gacha Halloween di global server maupun server-server lain, semoga bisa dapet husbu masing-masing. Syukur-syukur dapat yang lain juga atau malah semuanya. 👀✨
Good luck, yah! 😤👍
.
Regards,
kurohimeNoir
31.10.2022
