The Prodigy
Character : Masashi K.
Based on famous chinese saying:
《浪子回头金不换》that means you won't exchange the return of a prodigal son for gold
Genre : Hurt/Comfort & Romance
Probably two shoots, or maybe three shoots.
.
.
Seluruh warga di Konoha tahu bahwa 'tuan muda kedua' di rumah tempat aku melayani adalah 'sepasang celana sutra'*.
Klan Uchiha merupakan pemilik bisnis kain sutra terbesar di seluruh negeri dan juga keluarga terkaya di Konoha yang memiliki dua putra. Putra pertama, atau yang biasa disebut para pelayan sebagai 'Tuan Muda Pertama', adalah Uchiha Itachi. Ketika seseorang menyebut namanya, mereka semua akan mengacungkan jempol sebagai penghargaan dan tanda pengakuan. Tuan Itachi adalah salah satu cendekiawan top Konoha, terpelajar, dan salah satu kandidat lulusan termuda ujian kekaisaran. Selain itu, Tuan Itachi juga memiliki garis wajah yang elegan dengan alis dan mata yang tampan, sehingga Tuan Besar Uchiha selalu membawa Tuan Itachi dalam perjalanan bisnis. Dengan kuas, dia menciptakan lukisan. Dengan nyanyian, dia melantunkan puisi yang indah. Di dunia bisnis yang kotor dan keras, keanggunannya menonjol bak batang plum pada musim semi.
Sementara Tuan Muda Kedua kami, Uchiha Sasuke, yah,.. dia juga seorang yang tidak biasa— lagipula, tidak banyak orang di dunia ini yang mampu membuat orang lain mengerutkan alisnya setelah mendengar namanya. Tuan Sasuke lebih muda tiga tahun dari Tuan Itachi, tetapi kedewasaan emosional dan karakter mereka jelas berbeda lebih dari satu setengah jaraknya bintang-bintang.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang ditentukan ketika mencapai umur tiga tahun. Ketika Tuan Sasuke berusia tiga tahun, kediaman Uchiha mengadakan pesta besar yang meluas ke seluruh jalanan. Mereka mengundang rombongan opera paling terkenal untuk tampil. Ketika bintang utama bernyanyi di tengah panggung, tiba-tiba penyanyi itu berteriak keras. Semua orang melihat ke atas panggung dan menyadari bahwa seseorang sedang berguling keluar dari bawah rok penyanyi itu— ya tepat sekali, itulah Tuan Muda Kedua kami.
Sejak hari itu, hampir setiap orang di kota tahu, Putra Kedua Keluarga Uchiha sejak umur tiga tahun sudah tahu cara naik ke rok wanita dan menyentuh kakinya. Tuan dan Nyonya Besar Uchiha benar-benar kehilangan muka dan hampir kehilangan nafas hidup mereka. Esoknya, Tuan Besar Uchiha mengundang lima orang tutor dengan berbagai latar belakang : yang sepuh, yang masih muda, yang berpengetahuan luas, yang sangat disiplin, bahkan yang baik hati, tetapi semuanya tidak bisa mengendalikan Tuan Sasuke. Tanpa mengerahkan upaya untuk mengetahui nama mereka satu persatu, Tuan Sasuke mengusir mereka semua.
Untungnya, Tuan Itachi sangat kompeten, sehingga perlahan Tuan dan Nyonya Besar Uchiha tidak lagi mempedulikan sikap Tuan Sasuke. Setiap bulan, mereka akan memberinya uang dan membiarkannya melakukan apa pun yang dia suka. Mereka menghabiskan seluruh upaya mereka untuk merawat dan membesarkan Putra Pertama mereka.
Ah, aku belum mengatakan siapakah aku. Karena aku menyebut Uchiha Sasuke sebagai 'Tuan Muda Kedua Kami', tentu saja aku adalah bagian dari Pegawai Klan Uchiha. Namaku Ino. Sebagai budak, aku tidak memiliki nama keluarga, bahkan kepala pelayan lah yang memberiku nama. Ketika aku berusia delapan tahun, aku dijual ke keluarga Uchiha. Pada awalnya, aku melakukan pekerjaan kasar di dapur dan kemudian dipindahkan ke halaman Tuan Muda Kedua. Aku secara pribadi dipindahkan oleh Nyonya besar Uchiha— jika kalian mengira aku dipindahkan karena kecantikanku, maka kalian telah membuat kesalahan serius. Justru sebaliknya, aku dipindahkan karena aku jelek.
Sebenarnya, aku pribadi tidak menganggap diriku jelek. Aku hanya sedikit terlalu tinggi dan terlalu kurus untuk ukuran gadis pada umumnya. Selain itu, aku adalah seorang gadis yang cukup baik. Namun, begitu aku memasuki halaman Tuan Sasuke, aku segera tahu bahwa aku salah. Dengan penampilanku, aku bahkan tidak bisa dianggap sebagai pegawai di halaman Tuan Muda Kedua, mungkin lebih seperti babi, seperti arti namaku, atau lebih seperti monyet liar di gunung. Seseorang memberi tahuku bahwa aku dipindahkan karena Tuan Sasuke sudah tidur dengan semua pelayan wanita di kediamannya. Semua pelayan bersekongkol dalam hati mereka dan berjuang secara politik sehingga tidak ada yang melakukan tugas dengan benar.
Hari pertama aku tiba, aku memberi hormat kepada Tuan Sasuke. Tuan Muda Kedua kami sedang meminum tehnya. Ekspresinya setelah melihatku sama menakutkan dan ganasnya seperti yang bisa kalian bayangkan. Dia melambaikan tangannya dan menyuruhku pergi untuk melakukan tugas-tugasku. Dalam hatiku aku berkata, bisakah Dia tidak terlalu kejam? Tapi itu pertama kalinya aku melihat Tuan Sasuke.
Aku pikir aku tidak bisa menyalahkan semua pelayan muda yang tidak bisa tenang dan buru-buru mencari perhatian Tuan Sasuke. Tuan Muda Kedua kami memang tampan. Aku telah melihat Tuan Itachi sebelumnya. Meskipun tidak jelek, tetapi dibandingkan dengan Tuan Sasuke, Tuan Itachi tidak memiliki sesuatu yang ekstra. Sekalipun Tuan Itachi membaca banyak buku dan sangat ramah, tetapi dia memberiku perasaan kaku. Tuan Sasuke benar-benar berbeda. Di seluruh Konoha, semua orang tahu bahwa Sasuke Uchiha tahu cara bermain yang terbaik. Sepasang mata yang selalu berbinar dari siang hingga malam, otot dibalik jubahnya yang longgar dan setiap kali jubahnya tertiup anging saat dia berjalan di tepi Danau Barat sambil melambaikan kipasnya, seluruh gadis akan memandangnya.
Kediaman Uchiha sangatlah besar. Halaman Tuan Itachi dan Tuan Sasuke letaknya berjauhan, tetapi semua orang di Kekaisaran tahu bahwa para pegawai di kedua halaman itu bermusuhan. Para pelayan Tuan Sasuke meremehkan penampilan para pelayan Tuan Itachi, sementara para pelayan Tuan Itachi meremehkan para pelayan Tuan Sasuke karena kurangnya pendidikan mereka. Dan sebagai seseorang yang telah menurunkan standar halaman Tuan Sasuke, aku tidak hidup nyaman. Semua pekerjaan kotor dan melelahkan dilakukan olehku.
Sebenarnya aku tidak apa-apa dengan seluruh pekerjaan itu. Masalahnya adalah ketika semua jenis kesalahan konyol juga dilimpahkan padaku. Misalnya ketika pelayan termuda, Uzumaki Karin, sedang mengagumi bunga-bunga di taman, dia secara tidak sengaja menginjak kaki pelayan favorit Tuan Sasuke, Sakura. Karena itu, kedua gadis itu mulai berkelahi di taman. Aku hanya di samping menyapu lantai. Karena aku bosan, aku melihat mereka berkelahi. Kemudian ketika Tuan Sasuke tiba, dua singa betina yang bertarung dengan ganas segera menjadi domba yang lembut dan bersandar pada Tuan Sasuke di kiri dan kanannya, bergantian menangis dan mengeluh.
Tuan Sasuke memeluk mereka berdua, membujuk di sini dan membujuk di sana. Karena kedua gadis itu pasti ingin menang, mereka berdua masing-masing bahwa mereka korban dan memintanya untuk membuat keputusan siapa yang bersalah. Tuan Muda Kedua kami yang tidak tahan untuk memukul salah satu dari mereka, melihat ke kiri dan ke kanan, dan kebetulan melirikku. Saat mata beningnya melirik ke arahku, jantungku langsung melonjak dan aku langsung merasakan firasat buruk. Firasat itu benar. Dengan langkah cepat, Tuan Sasuke berjalan ke arahku dan menampaku. Tamparan itu tidak ringan, jika kalian benar-benar ingin mengetahuinya. Karena aku terlalu kurus, tamparan yang penuh energi itu membuatku terlempar ke belakang. Karena aku adalah monyet yang bijaksana, setelah tamparan itu, dengan cepat aku langsung berlutut dan mengakui kesalahanku. Setelah itu, Tuan Sasuke menggunakan suara malasnya yang khas, memberi tahu kedua gadis itu, "Ini sudah cukup." Dan begitulah permasalahan itu selesai dengan aku keluar sebagai pihak yang bersalah.
Sampai hari ini, aku masih tidak mengerti mengapa Tuan Sasuke memberiku tamparan itu. Mungkin untuk menunjukkan kekuatannya atau untuk menghibur kedua gadis itu. Atau mungkin dia menganggapku merusak pemandangan. Tapi, itu adalah pertama kalinya Tuan Sasuke menyentuhku. Aku sering mendengar para pelayan bergosip tentang betapa kuatnya Tuan Muda Kedua kami, dan bagaimana kekuatannya benar-benar luar biasa sampai membuat mereka naik ke surga dan melihat bintang-bintang. Malam setelah aku ditampar, tanpa sadar aku berpikir, memang aku sepertinya sejenak naik ke surga.
Kemudian pada suatu hari, Nyonya Besar mampir dan berbicara dengan Tuan Sasuke sepanjang malam. Semua pelayan berkumpul bersama dalam kesedihan dan kekhawatiran. Aku penasaran jadi aku bertanya apa yang terjadi. Biasanya, mereka akan mengabaikanku. Tetapi mereka benar-benar sedih kali ini dan bahkan tidak bisa mendapatkan energi untuk mengumpatiku, jadi mereka memberi tahuku apa yang terjadi.
Aku lagsung mengerti. Ternyata Nyonya Besar Uchiha ingin mencari istri untuk Tuan Sasuke. Tuan Itachi sudah menikah selama lebih dari tiga tahun dan sudah memiliki satu putra. Tuan Sasuke selalu main-main dan tidak mengurusi urusannya sendiri. Tuan Besar Uchiha perlahan-lahan menyerahkan bisnisnya kepada Tuan Muda Pertama kami dan setelah menyerahkan sebagian besar masalah, tiba-tiba teringat tentang pernikahan Putra Keduanya. Tuan Sasuke adalah celana sutra manja, suka main-main dan suka berselingkuh, reputasinya benar-benar buruk. Tapi, Keluarga Uchiha memiliki kekuatan besar dan uang yang tidak bisa dihabiskan, sehingga begitu banyak orang-orang yang menawarkan putrinya untuk Tuan Sasuke. Nyonya Besar Uchiha meminta pendapat Tuan Sasuke dan dia tidak banyak bicara, hanya menyuruhnya mencari yang cantik. Nyonya Besar Uchiha menghela nafas dan pergi. Kemudian, Tuan dan Nyonya Besar Uchiha menemukan seorang putri seorang pengusaha teh untuknya.
Pengusaha teh ini tidak biasa, salah satu pengusaha papan atas di Kekaisaran. Putri bungsunya baru saja melewati ulang tahunnya yang keenam belas dan sedang dalam usia mekar. Kedua keluarga mengatur pertemuan. Hari itu, Tuan Sasuke bangun terlambat dan tidak benar-benar merawat dirinya sendiri—dia pergi ke pertemuan dengan berantakan. Namun, ternyata gadis kecil itu langsung tertarik dengan aura Tuan Sasuke yang tidak biasa dan tidak terkendali. Meskipun orang tuanya masih sedikit ragu, tetapi memikirkan seberapa besar bisnis keluarga Uchiha, mereka tidak khawatir dan dengan demikian mereka setuju. Setelahnya, Nyonya Besar Uchiha mulai membersihkan para pelayan di halaman Tuan Sasuke. Dalam setengah bulan itu, ada tangisan dan lolongan di seluruh halaman dari siang hingga malam. Aku tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa hari. Wajahku menjadi sangat kurus sehingga aku semakin mirip monyet. Tapi juga berkat wajah monyetku, ketika Nyonya Besar Uchiha melewati halaman, dia bahkan tidak melirikku. Aku dengan aman tetap berada di halaman Tuan Sasuke.
Karena jumlah para pelayan menjadi sangat sedikit, aku sudah terbiasa menjadi pelampiasan amarahnya dari siang hingga malam. Dalam hatiku, aku berharap tahun ini akan berlalu. Mengapa? Pernikahan Tuan Muda Kedua kami adalah bulan pertama saat bunga mekar. Setelah tahun baru, akan ada nyonya muda dan Tuan Sasuke tidak akan punya waktu untuk menendangku.
Namun, tepat ketika aku mulai menghitung hari-hari yang akan berlalu, sesuatu terjadi pada Tuan Muda Kedua kami.
Sebenarnya sesuatu bukan terjadi hanya pada Tuan Sasuke, tetapi sesuatu terjadi pada Keluarga Uchiha. Tuan Besar Uchiha pergi ke Sunagakure untuk urusan bisnis dan secara kebetulan Tuan Sasuke melarikan diri dari rumah karena kebosanan. Dia tertangkap oleh rombongan Tuan Besar Uchiha. Dan begitulah mereka pergi dan sesuatu terjadi. Detail pasti dari apa yang terjadi, pelayan kecil sepertiku tidak bisa sepenuhnya mengetahuinya. Aku sedang mencuci pakaian ketika aku mendengar teriakan dari luar halaman.
Aku mengerutkan keningku dengan bingung ketika pasukan penjaga bergegas masuk dan mulai menggeledah rumah. Gerakan mereka kasar dan menghancurkan semua harta Tuan Sasuke. Malam itu, setelah penjaga pergi, aku mendengar semua anggota perempuan Keluarga Uchiha berkumpul dan menangis. Tangisan itu sangat menyedihkan dan berlangsung sepanjang malam. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku tahu sejak hari itu Klan Uchiha tidak ada lagi. Rumah besar itu disegel dan kami semua pergi ke kediaman kecil yang disiapkan sebelumnya oleh Tuan Besar Uchiha di luar kota.
Nyonya Besar Uchiha mengumpulkan semua pelayan, memberi mereka masing-masing sedikit uang dan meminta kami pergi. Ini adalah pertama kalinya aku melihat Nyonya Besar Uchiha mengenakan pakaian lusuh seperti milik kami. Tapi Nyonya Besar Uchiha tetaplah Nyonya Besar Uchiha, apa pun yang dikenakannya tetap cantik.
Setelah menerima uang, aku hanya menanyakan satu hal, "Nyonya Besar Uchiha, bagaimana Tuan Muda Kedua Kami?"
Nyonya Besar Uchiha mendengarku dan kedua matanya memerah, dia menutup mulutnya dan menangis.
Sesudah hari itu, aku tidak pergi. Aku juga tidak tahu mengapa aku tidak pergi. Mungkin saja karena air mata yang ditumpahkan oleh Nyonya Besar Uchiha ketika aku bertanya tentang Tuan Sasuke. Kemudian, semua orang pergi - tidak hanya para pelayan, anggota keluarga wanita kembali ke rumah ibu mereka, bahkan Nyonya Besar Uchiha membawa beberapa gadis dan pergi. Sebelum dia pergi, dia memberi tahuku, "Tolong jaga tempat ini. Dalam beberapa saat, Sasuke akan kembali."
Tapi, Tuan Itachi tidak pergi. Dia mengatakan bahwa Klan Uchiha yang ditinggalkan Tuan Besar Uchiha tidak bisa runtuh seperti ini. Dia mengatakan kepada istrinya untuk kembali ke keluarganya dan dia akan kembali untuknya. Aku pribadi berpikir bahwa dia mengatakan itu hanya untuk menghibur istrinya. Pelayan yang tersisa hanya tiga - aku, Nenek Tang dan pelayan pria Tuan Itachi. Bahkan istri Tuan Itachi telah pergi.
Pelayan pria Tuan Itachi bernama Kisame. Suatu hari ketika kami sedang mengerjakan tugas, dia bertanya mengapa aku tetap tinggal dan aku tidak menjawab. Aku bertanya kembali mengapa dia tetap tinggal. Dia berkata bahwa dia berhutang budi kepada Tuan Itachi dan dia tidak bisa tidak berterima kasih. Kemudian dia bertanya kepadaku, apakah aku tinggal karena aku berhutang budi kepada Tuan Sasuke. Aku hanya tertawa saat itu. Jangankan ucapan terima kasih untuk Tuan Muda Kedua kami, tidak ada perasaan dendam saja sudah sangat bagus. Tapi aku tidak mengatakan ini karena terlalu melelahkan untuk menjelaskannya. Jadi aku hanya menjawab ya, Tuan Muda Kedua kami sudah melakukan perbuatan baik yang besar kepadaku dan aku tidak dapat melupakan hutang budi ini.
Setelah mendengar itu, Kisame menarikku ke samping dan berkata dengan suara kecil, "Kamu juga seorang pelayan yang setia sepertiku. Tuan Muda Kedua akan diurus olehmu." Aku berhenti sejenak, kata-kata itu tidak diucapkan dengan enteng, jadi aku bertanya kepadanya, "Mengapa?". Ekspresi Kisame tidak bagus tapi dia memberitahuku, "Kau tahu 'kan ada yang tidak beres dengan bisnis Uchiha? Mereka tidak hanya menunda pasokan untuk Kaisar, mereka juga bertemu musuh."
Aku bertanya kepadanya, "Musuh apa?"
"Entahlah," kata Kisame, "Ketika bisnis berkembang, akan ada banyak musuh. Melihat Klan Uchiha kehilangan kekuasaannya, sepertinya seseorang merampok mereka dalam perjalanan pulang. Tuan Besar Uchiha bahkan tidak punya kesempatan dan pergi... ah..."
Tidak hanya menghela nafas, aku bertanya lagi, "Lalu Tuan Muda Kedua kita?"
Kisame menjawab, "Tuan Muda Kedua kita berhasil melarikan diri dengan nyawanya, tapi..."
Aku benar-benar ingin menamparnya karena tidak sabar, "Apa yang terjadi?"
Kisame berkata, "Kudengar dia lumpuh."
Hari itu, aku menjadi linglung. Kisame berkata bahwa kaki Tuan Sasuke terluka parah. Dia sedikit pulih dan sedang dalam perjalanan kembali ke Konoha. Aku mulai menerka-nerka, seberapa parah lukanya? Rusak? Cacat? Saat itu, aku tidak memikirkannya terlalu dalam. Aku hanya berpikir bahwa jika kakinya terluka, dia akan pulih setelah berbaring di tempat tidur. Mengetahui temperamen Tuan Sasuke, aku bertanya-tanya berapa banyak tendangan yang harus aku derita ketika dia sudah pulih nanti.
Jadi, aku masih dengan sungguh-sungguh berharap agar Tuan Muda Kedua kami cepat pulih. Tapi ternyata aku terlalu naif. Pada hari Tuan Sasuke kembali, aku membuka pintu. Sejujurnya, aku tidak bisa mengenalinya sama sekali. Ada sebuah gerobak yang ditarik oleh seekor sapi yang dikemudikan oleh pengendara berusia lima puluh tahun plus dengan pakaian lusuh. Aku pikir itu pengemis dan berkata, "Tuan, anda harus pergi ke tempat lain, kami hampir tidak bisa memberimu makanan."
Pria tua itu melambaikan tangannya dan menunjuk ke belakang. Dengan aksen asing yang kental, dia berkata, "Saya mengirim ini ke sini. Kau harus memberiku dua koin tael." Aku menoleh ke belakang dan melihat gerobak itu tertutup jerami padi, tapi kupikir aku melihat sekilas pakaian. Aku berjalan mendekat dan berkata, "Apa ini, siapa yang memanggilmu?". Aku pikir dia menjual barang dan akan mengusirnya ketika aku melihat siapa yang berbaring di belakang. Aku menatap dengan lama sebelum aku tergagap, "... Tu...Tuan...Tuan...Sasuke?"
Aku tidak tahu apakah Tuan Sasuke sudah bangun tetapi matanya terbuka lebar. Tuan Sasuke tidak bergerak sama sekali, dia tidak berkedip. Kulitnya benar-benar dingin. Rambutnya benar-benar berantakan dan wajahnya sangat kurus sehingga dia kehilangan penampilannya. Ada lapisan rumput tebal yang menutupi tubuhnya. Melihatnya mengabaikanku, aku ragu apakah aku harus membantu menggendongnya. Tapi lelaki tua itu berteriak, "Nona, Anda harus pelan-pelan! Jangan bunuh dia." Aku hampir berteriak marah— aku orang yang sangat baik, bagaimana bisa aku akan membunuhnya. Tetapi ketika aku membersihkan lapisan rumput diantara Tuan Sasuke, aku langsung mengerti kata-kata orang tua itu.
Tuan Muda Kedua Kami, tidak lagi memiliki kaki.
TBC
*a pair of silk trousers : negative term for a rich man's son
Notes : 'been a year since There was Once a Person. Glad to be back.
