[ Chapter 2 ]
Cklek
"Tadaima~," Kenny memasuki rumah kecilnya dengan pelan. Hidung kecilnya menghirup udara sebentar lalu menghembuskan melalui mulutnya. Tubuhnya benar-benar butuh istirahat sekarang, terutama kedua kakinya.
Menaruh tas selempangnya di meja ruang tamu lalu dengan segera menuju ke kamar mandi. Berjalan ke arah cermin lalu melihat dan menatap pantulan tubuh dirinya. Satu kata langsung muncul setelah Kenny melihat keadaan tubuhya, babak belur dimana-mana, rambutnya acak-acak tidak beraturan, luka disana-sini,... kacau.
"Itte...," Kenny meringis kesakitan merasakan denyutan keras di pipi sebelah kanannya. Kemudian ia meludah untuk mengeluarkan gumpalan berwarna merah di dalam mulutnya. Tidak betah dengan tubuh kecil kacaunya sekarang, Kenny segera menghilang untuk mandi.
Byuur Byuur
"Huaaa~ dingin sekali!" teriak Kenny dari dalam kamar mandi. Karena sudah telanjur, akhirnya Kenny memilih melanjutkan mandinya menggunakan air dingin. Otak kecilnya lupa jika sekarang adalah musim salju turun.
Lagipula, Kenny juga sering mandi dengan air dingin karena lupa...
...
"KENAPA TUBUHMU BABAK BELUR SEPERTI ITU?" Kenny menggarukkan kepala belakangnya, sementara wanita yang baru saja berteriak tadi menatap tajam dirinya. Kenny tidak berani menatap wanita yang berbaring di ranjang tersebut, menakutkan!
"CEPAT JELASKAN!" Teriak si wanita keras.
"B-B-Baik, t-tadi aku d-dikeroyok empat o-orang. A-Aku kesal dengan mereka k-karena mengejek Kaa-san, aku tidak mau Kaa-san dijelek-jelekkan," jelas singkat Kenny dengan menundukkan kepalanya. Apa ia melakukan hal yang salah?
"Kemarilah!" Kenny tidak bisa menolak atau membantah perkataan wanita- ibunya tersebut, walau ketakutan membuat kakinya berat tapi ia tetap mendekat. Dengan wajah menunduk, Kenny sudah berada di samping tubuh ibunya yang berbaring dan terbungkus selimut.
Sret
Si wanita jengah dan kesal melihat putranya ketakutan, ia menarik keras tangan kecil Kenny agar lebih mendekat ke dirinya. Kenny terkejut dengan yang dilakukan ibunya, ia semakin menutup matanya takut jika ibunya akan meledak. Kenny menunggunya, ia tidak tahu apa yang akan dilakukan ibunya kepadanya.
Kenny sudah siap jika ibunya akan menampar ataupun memukulnya, dilakukan seperti itu juga sudah beberapa kali ia dapatkan dari ibunya. Walaupun ia sering mendapat masalah dengan anak-anak sekitar, entah mengapa rasa sakit yang diterima saat ditampar oleh ibunya jauh lebih menyakitkan daripada saat dihajar oleh beberapa orang.
Ibu memang menakutkan saat marah...
Ngomong-ngomong, kenapa ibunya tidak kunjung memukul atau menampar dirinya? Ia hanya merasakan tangan ibunya memegang kepalanya dan menggerak-gerakkannya ke kanan dan ke kiri. Kenny masih menutup matanya dan berusaha menguatkan dirinya, ia tidak terlalu memikirkan dengan apa yang tidak ia lihat sekarang.
"Eghh, Kaa-san. K-kumohon jangan keras-keras," ucap Kenny.
"Diamlah sebentar!" kata si wanita, Kenny kembali diam dan tidak membalas perkataan ibunya. Cukup lama suasana menjadi hening, Kenny masih diam karena ibunya masih menggerak-gerakkan kepalanya.
"Buka bajumu!"
"B-B-Baik," Kenny melepaskan kaosnya cepat, kemudian ia kembali menutup matanya. Tiba-tiba Kenny merasakan luka yang ada di badannya disentuh oleh ibunya, rasanya sedikit geli dan nyeri disaat yang bersamaan.
"Itte...," cicit Kenny kecil.
"Jadi, apa bocah laki-laki di depanku ini sudah tidak mau melihatku?" tanya si wanita.
"A-Aku takut," jawab Kenny.
"Buka matamu itu, Kaa-san tidak akan melakukan apa-apa kepadamu," Kenny membuka matanya perlahan lalu tiba-tiba ibunya mengacak-acak rambutnya. Kenny bisa melihat ibunya tersenyum ke arah dirinya. Kenny memasang wajah bodoh khasnya karena tidak mengerti kenapa ibunya tersenyum.
"Kurasa, Kaa-san bisa menebak seperti apa ucapan mereka," Kenny menatap sendu ibunya yang terbaring, kemudian ibunya memberikan gerakkan tangan kepada dirinya- seperti sebuah kode untuk membantunya duduk.
Kenny tidak ada pilihan lain selain menceritakan sesuatu, mungkin sesuatu terasa janggal kenapa Kenny harus membantu ibunya untuk duduk. Yaaah...
Karena ibunya... Kinoyoko Orihime (OC) lumpuh.
Kenny lahir di keluarga dengan nama yang unik, tidak seperti marga jepang pada umumnya. Di keluarganya, nama mereka jika disingkat akan membentuk KO. Kenny Omega, Kinoyoko Orihime, sama-sama menjadi KO jika disingkat. Salah satu yang membuat keluarganya khas.
Terdengar aneh bukan? Ya, itu memang aneh...
Kinoyoko Orihime, wanita dewasa dengan rambut hitam sebahu. Sudah 2 tahun, kedua kakinya tidak dapat digerakkan karena sebuah kejadian. Yap, dirinya lumpuh. Siapapun pasti akan merasa hancur saat mengetahui dirinya lumpuh, begitu juga dengan Kinoyoko.
Sebagai manusia yang awalnya mempunyai tubuh dengan fungsi lengkap lalu melihat dirinya tidak bisa berjalan lagi di keesokan harinya dan hanya bisa berbaring dan duduk, rasanya pasti sangat sulit. Tidak mungkin ia bisa langsung bersikap biasa saja, butuh waktu yang lumayan lama untuk Kinoyoko menerimanya.
Untungnya, Kami-sama memberikannya malaikat kecil dengan satu sayap- yang Kinoyoko sering sebutkan, siapa lagi kalau bukan anak kandungnya. Keberadaan Kenny merubah hidup menyedihkannya. Bocah 6 tahun itu selalu bisa menghibur dirinya, dengan melihatnya setiap waktu sudah sangat cukup baginya.
Dengan tubuh kecilnya, tangan kecil, kaki kecil, berlarian kesana kemari. Betapa imutnya Kenny dimata Orihime.
Wajah Orihime memerah, membayangkan keimutan-keimutan Kenny. Ia mendekap tubuhnya dan berteriak 'Kyaaa~' kecil sesekali. Otaknya sekarang penuh dengan hal-hal imut...
Tidak pedofil ok, kan anak sendiri.
"Ini Kaa-san, uangnya," kata Kenny. Lamunan Orihime langsung buyar seketika, ia menoleh ke arah Kenny yang sedang menyodorkan sebuah amplop berwarna cokelat. Uhh, ingin sekali rasanya ia memeluk Kenny dan menarik kedua pipinya.
"Cepat buka Kaa-san, aku ingin melihat isinya," ucap Kenny dengan antusias, wajahnya sudah berbinar-binar untuk melihat uang banyak yang akan muncul. Kinoyoko tersenyum lembut melihat kelakuan anaknya tersebut. Ia mulai melepas segel di amplop tersebut, lalu menarik uang di dalamnya.
Lalu, bagaimana Kinoyoko dan Kenny memenuhi hidup mereka sehari-sehari?
Kinoyoko adalah seorang desainer pakaian, dengan gambar-gambarnya ia bisa menghasilkan uang. Walau tidak seberapa tapi sudah sangat cukup untuknya dan Kenny.
"Kau tahu tidak Kaa-san? Selain mengejek Kaa-san, anak-anak dari desa sebelah itu ingin mengambil uang kita tadi," ucap Kenny.
"Benarkah?" tanya Kinoyoko. Kenny menganggukkan kepalanya.
"Mereka semua sombong, aku tidak menyukai mereka Kaa-san. Untungnya aku bisa memberikan pelajaran pada mereka dengan lututku. Hahaha," kata Kenny berkacak pinggang.
Ok, Kenny tidak memiliki dasar bela diri sama sekali. Modal untuknya hanyalah bondo nekat, bondo wani, dan gerakan-gerakkan gulat yang pernah ia tonton. Mengikuti perguruan bela diri di jaman sekarang membutuhkan biaya, dan jika sudah ada kata biaya maka Kenny tidak ada pilihan lain selain mundur.
Kenny berlatih sendiri setiap hari. Ia tidak fokus dengan tekniknya, yang Kenny lakukan adalah menyiapkan tubuh dan staminanya. Walaupun teknik sebagus apapun jika daya tubuh seseorang lemah maka sangat besar kemungkinan untuk kalah.
Teknik bisa dipelajari dalam waktu singkat jika dilakukan berkali-kali dan memperbanyak pengalaman, tapi untuk membentuk tubuh itu jauh lebih sulit. Kenny mengerti hal-hal seperti walau usianya masih 6 tahun, dirinya paham dengan begitu saja saat menonton salah satu pertandingan gulat antara Kurt Angle melawan The Rock.
Keduanya adalah para pegulat terbaik di dunia saat ini. Tidak ada yang meragukan teknik Kurt Angle, ia adalah mantan peraih medali emas olimpiade- OLIAMPIADE. Dalam bayangan siapapun, pegulat yang sudah mencapai seperti itu sudah pasti tekniknya hebat.
Tapi, Kurt Angle beberapa kali kalah di WWE dengan pegulat lain, contohnya The Rock. Kenny melihat ukuran tubuh The Rock lebih besar daripada Kurt Angle, dan sedikit lebih bagus. No Homo ok...
Jadi, seorang ahli teknik tetap bisa kalah. Walaupun begitu, teknik atau movement tetaplah penting sebagai dasar lainnya. Tapi Kenny usia 6 tahun, tetap akan fokus dengan tubuhnya terlebih dahulu, terutama menguatkan bagian tubuh untuk serangan utamanya.
"Ohhh... kenapa kau sangat suka dengan gulat, Kenny. Kau itu masih kecil, tontonan kekerasan seperti itu tidak bagus untukmu," ujar Kinoyoko.
"Wrestling is my life Kaa-san. Lihat! Aku bisa bahasa inggris," kata Kenny dengan memamerkan giginya. Kinoyoko menepuk keningnya, ia tidak bisa membayangkan anak imutnya ini akan berada satu ring dengan orang menakutkan. Huwaaaaa~ pikiran Kinoyoko kacau.
Kenny hanya memiringkan kepalanya dan menatap bodoh ibunya...
...
Kenny punya janji... bukan janji kencan dengan seseorang gadis tentunya, tidak mungkin Kenny akan melakukan hal seperti itu. Dirinya masih dibawah umur hey! Pikirannya masih polos... emm, mungkin sedikit kotor karena beberapa kali menonton Match pegulat wanita yang biasanya hanya memakai dalaman sehingga membuat 'tekad' besar mereka-
Sudahlah, kenapa malah membahas hal kotor seperti...
Ngomong-ngomong, ini adalah janji antara dua pria. Kenny dengan pakaian hangat dan tas yang selalu ia bawa berjalan santai menuju suatu tempat. Wajah Kenny terlihat semangat dan cerah hari ini, suasana hatinya sedang bagus sekarang.
Biasanya jika senggang seperti ini, ia akan berolahraga melatih tubuh kecilnya ataupun membantu seseorang yang memerlukan, seperti bersih-bersih. Cukup sering ia membantu orang untuk melakukan hal tersebut, lagipula bersih sebagian dari iman kan?
Nah! Ditambah lagi Kenny tidak tahan dengan namanya kotor, makanya ia selalu sigap untuk melakukan hal kebersihan.
Sebentar, ini sudah melenceng dengan topik utama...
Tep
"Heh!? Akhirnya kau datang juga,"
Nafas dingin berbentuk asap berwarna putih keluar sehabis Kenny menghembuskannya dari mulutnya. Walau ini masih siang tapi Hokkaido benar-benar tidak membiarkan udara hangat muncul ke luar. Kenny melihat seorang bocah seumurannya berdiri di tengah lapangan dan menyeringai ke arahnya.
"Cepatlah kesini! Kita selesaikan semuanya sekarang," teriaknya. Kenny menyipitkan matanya untuk melihat bocah tersebut. Kemudian ia melihat ke sekitar lapangan yang ditumbuhi pohon, tentu saja dengan warna putih dimana-mana.
"Hoy!" Kenny tidak ada pilihan lain selain mendekat ke arah si bocah berambut pendek tersebut, berjalan biasa dengan kedua tangan yang terbungkus sarung tangan berada di saku pakaiannya. Kemudian berhenti beberapa meter di hadapan bocah laki-laki tersebut.
"Hai, tukang bersih-bersih," ucap si bocah.
"Kenny Omega-desu," balas pelan Kenny dengan sedikit menundukkan kepalanya, niatnya hanya membetulkan perkataan si bocah untuk menyebut namanya dan bukan menyebut julukannya. Yaa~ tidak ada gunanya sih sebenarnya... dirinya juga tidak marah dipanggil seperti itu.
"Hmm?" bocah tersebut tidak paham kenapa Kenny menyebutkan namanya tiba-tiba.
"Jadi, sejak kapan rambutmu tumbuh? Seingatku kau botak," tanya Kenny. Dilihat dari nadanya berbicara, tidak ada niatan mengejek yang muncul dari Kenny, dirinya hanya bertanya seperti orang pada umumnya.
Masalahnya adalah, bocah tersebut marah...
"HAA?! Kau mengejekku? Aku ini Michael Nakazawa tau! Kau tidak tau siapa aku? HAA?!" ucap si bocah. Ok, ini adalah saat yang tepat untuk mengerutkan dahi...
"Akukan tidak mengejeknya. Aku hanya bertanya. Apa mungkin kata botak itu tidak baik untuk digunakan. Hmm, aku akan bertanya dengan Kaa-san nanti," batin Kenny.
"Cepat minta maaf!"
"Baik, baik. Aku minta maaf, Nakazawa-san. Dan siapa itu Michael? Bukankah namamu Shoji Nakazawa?" tanya Kenny setelah ia meminta maaf walaupun ia tidak merasa bersalah.
"Memangnya kenapa kalau namaku Michael? Apa masalahmu?" kata Nakazawa emosi.
"Aku hanya bertanya," jawab santai Kenny sambil menggaruk kepala belakangnya.
"Apa kau tidak tahu betapa kerennya nama Michael? Kau tidak pernah melihat TV? Nama ini sedang terkenal sekarang," jelas Nakazawa dengan membanggakan nama Michaelnya. Kenny membentuk mulutnya berbentuk O...
"Apa dia tidak ingat jika aku tidak punya TV?"
"Sudahlah, hentikan perkataan tidak bergunamu itu! Kau terlalu banyak bicara. Ah, naruhodo. Kau membuang-buang waktumu karena takut denganku, benar begitukan?" ucap Nakazawa kesal, ia menyalahkan Kenny karena menurutnya terlalu banyak bicara.
Kenny hanya diam tidak menanggapinya dan memilih mengikuti apa kemauan Nakazawa. Diam bukan selalu berarti dirinya kalah atau salah, ia hanya diam karena malas... Selanjutnya, Kenny menurunkan tasnya dan menaruhnya ke tanah yang tertutup salju.
"Heh! Aku akan maju sekarang. Bersiaplah Kenny!" ucap Nakazawa kemudian melesat maju ke arah Kenny.
Ngomong-ngomong, janji mereka adalah untuk bertarung. Nakazawa juga seperti Kenny, sama-sama menyukai acara Wrestling. Jadi, mereka berjanji untuk mengadakan pertarungan antara dua pria- dua bocah...
Nakazawa mengarahkan kedua tangannya ke pundak Kenny, begitu juga dengan Kenny membalas dengan melakukan hal yang sama. Mereka saling mendorong satu sama lain, Kenny meletakkan kaki kanannya di belakang sebagai penahan. Ia tidak akan kalah dengan hal seperti ini.
"Aku tidak akan kalah darimu!" teriak Kenny selagi ia mendorong dan menahan Nakazawa.
"Kau tidak akan bisa menyaingiku! Terima ini! HOOOAAAHHH!" Nakazawa juga sama membaranya dengan Kenny.
"Nokottaaaa!"
"Ini bukan Sumo bodoh!"
Tep
Kenny melangkahkan kakinya ke depan, ia berhasil mendorong Nakazawa. Dirinya sekarang sangat percaya diri karena merasa kekuatannya di atas Nakazawa. Kenny terus menambah dorongannya, dan semakin mendorong Nakazawa ke belakang.
Nakazawa frustasi, ia melepaskan pegangannya pada bahu Kenny. Dengan cepat, mengangkat tangan kanannya yang terbuka lalu memukulkannya tepat ke dada Kenny. Gerakan seperti itu jika dalam gulat profesional dinamakan Chop, memukulkan atau menampar dengan sekuat tenaga ke arah dada lawan.
Kenny yang melihat gerakan Nakazawa langsung menguatkan bagian dadanya.
Pok
Nakazawa menyeringai setelah melakukan Chop tersebut, ia menatap remeh Kenny yang sekarang menundukkan kepalanya. "Bagaimana?" tanya Nakazawa, ia tidak bisa melihat ekspresi Kenny karena tertutup rambutnya. Tidak lama kemudian, Kenny mengangkat wajahnya...
"Maaf aku mengatakan ini, tapi Chop mu tidak terasa sakit sama sekali, Nakazawa-san," ucap santai Kenny. Ya sakitnya tidak terlalu terasa memang karena Kenny mengenakan pakaian yang cukup tebal.
Twitch!
Guratan berbentuk perempatan muncul di dahi Nakazawa, kemudian ia menendang perut Kenny keras. "Ugh!" Kenny terkejut dengan serangan tersebut. Nakazawa melanjutkannya dengan menarik kepala Kenny mendekapnya di dekat ketiaknya, kemudian menjatuhkan tubuhnya sekaligus mengarahkan kepala Kenny ke tanah.
Gerakan membenturkan kepala ke tanah seperti itu, dalam Pro Wrestling bernama Dirty Deeds.
Nakazawa segera bangun dari tidurannya kemudian menekuk sikunya lalu menjatuhnya tepat ke leher Kenny. Karena Stun Kenny belum hilang, ia tidak bisa menghindar serangan tersebut. Nakazawa melakukannya beberapa kali, sementara Kenny sedang menunggu kesempatan.
Hup
Kenny tiba-tiba membalikkan badannya terlentang kemudian menahan sikutan Nakazawa, ia menendang sikut tersebut sekuat tenaga sehingga membuat Nakazawa terdorong mundur dan mengerang kesakitan.
"Hiks hiks," Seketika Kenny langsung panik karena Nakazawa tiba-tiba menangis, ia segera bangun kemudian mendekati Nakazawa.
"Huuweeeeee~," Nakazawa menangis keras sambil memegangi sikunya. Kenny yang bingung mencoba menenangkan bocah seumurannya tersebut.
"O-Oy Nakazawa, berhentilah menangis. Hwaa~ Bagaimana ini?" Kenny tidak tahu harus berbuat apa, ia menyentuh siku Nakazawa pelan dan melakukannya sangat hati-hati. Pikiran-pikiran buruk mulai bermunculan di kepala kecil Kenny.
Kenny mulai takut jika tangan Nakazawa patah...
Lalu dioperasi...
Bagaimana ia harus membayarnya nanti...
Uang tabungannya tidak cukup...
Apa ia harus menjual ginjalnya? Kenny dan ketakutannya.
...
"Ini minum untukmu."
Kenny meletakkan sebuah botol minuman di samping Nakazawa duduk. Sejak kejadian tadi, Nakazawa sama sekali tidak berbicara kepada Kenny. Nakazawa hanya bersenggukkan dengan beberapa kali mengusap air matanya yang keluar.
Kenny sendiri merasa sedikit tenang sekarang karena Nakazawa sudah tidak heboh menangis seperti tadi. Sepertinya Nakazawa juga sudah tidak kesakitan lagi karena tendangannya tadi. Kenny bersyukur, karena setidaknya uang di dalam celengan angsa miliknya masih bisa terselematkan.
"A-Aku minta maaf, Nakazawa. K-Karena sudah menendangmu terlalu keras," ucap Kenny lalu ia menunduk merendahkan tubuhnya ke depan. Nakazawa yang melihatnya sambil terus bersenggukkan hanya bisa mengangguk pelan. Wajah Kenny langsung berubah sedikit cerah karena permintaan maafnya diterima.
"Apa masih sakit?" Nakazawa menggeleng, dan itu membuat wajah Kenny semakin tenang.
"A-Aku i-ingin pulang," ucap Nakazawa tiba-tiba.
"Yosh baiklah! The Cleaner akan menemanimu pulang, Michael!" ucap Kenny bersemangat yang membuat Nakazawa tersenyum. Kenny mengulurkan tangannya kepada Nakazawa untuk membantunya berdiri. Tentu saja, Nakazawa menyambutnya senang.
"Arigatou," kata Nakazawa. Kenny tertawa kecil mendengar ucapan Nakazawa.
"Sesama sahabat harus saling membantu, ayo!" Kenny segera bergerak dan menarik Nakazawa berdiri. Dengan sigap Nakazawa mengambil botol milik Kenny di sampingnya agar tidak tertinggal. Mereka berduapun berlari bersama di bawah suhu dingin Hokkaido.
Ya, benar-benar susah mendeskripsikan bocah berumur 6 tahun...
...
The Cleaner
.
Disclaimer : Saya tidak memiliki apapun Ini hanyalah sebuah karya fiksi, itu semua datang dari otak saya. Saya tidak mencerminkan kenyataan orang-orang di cerita ini, itu sepenuhnya dibuat-buat. Nama, nama karya, merek, dan lainnya bukan milik saya.
Seluruhnya bukan punya saya!
Warning : Gaje, Ancur, AU, OOC, mungkin ada OC nya, alur berantakan, banyak Plot Hole, unsur jepang ngawur dan Typo yang gak mau ilang... Ilmu penulisan dan kualitas otak saya masih rendah.
...
...
..
Fandom : Wrestling
.
To Be Continued
Terima kasih sudah membaca
Jangan dimasukin ke Hati
Jumat Wage, 4 November 2022
By SanArya
