Battle Scars

Rated : M

Genre : School, Drama, Action, Slice of Life, Martial Art

.

.

Disclaimer

Naruto : Masashi Kishimoto

HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi

Warning : Typo bertebaran

.

.

Naruto yang tadi terjatuh dari tangga dan pingsan di perpustakaan kini sudah berada di ruangan UKS, untungnya tidak ada yang cedera karena dia langsung mendapat penanganan cepat.

Matanya perlahan terbuka, dengan perlahan mata birunya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan dengan tingkat cahaya yang bisa matanya tangkap. Dengan kepala yang masih merasa sedikit pusing dia mencoba bangkit dari tidurnya dan kini dalam posisi duduk.

"Jam berapa sekarang ?" tanyanya sambil memegangi kepala dengan sebelah tangan.

"Sekarang jam 17:05" timpal seseorang yang baru daja memasuki ruangan uks.

Orang tersebut menghampiri Naruto yang masih berbaring, "syukurlah kau sudah siuman Uzumaki-kun" pancaran tenang sekaligus lega tergambar jelas di wajah orang itu.

Naruto menundukkan wajah dengan sedikit memijat keningnya karena masih merasakan pusing, namun saat matanya kembali terbuka ia melihat seonggok kepala merah sedang menghadap kearah bawah di dekatnya.

Mengetahui hal tersebut membuat Naruto penasaran, dia mencoba melihat lebih jelas dengan menggeser duduknya. Mata birunya kini bisa mengetahui siapakah orang tersebut, dengan wajah yang terlihat sangat cantik, hidung yang mungil dan bibir tipis serta bulu mata lentiknya bisa Naruto kenali dengan sekejap.

Melihat raut wajah heran dari si murid pirang, guru wanita yang tadi masuk itu tampak tersenyum geli. Dia tidak tahu hubungan apa yang ada diantara kedua muridnya tersebut tapi sepertinya ada sesuatu.

"Gremory-san terus menunggumu loh dari tadi, bahkan dia juga sampai menangis karena kau tidak kunjung bangun, Uzumaki-kun. Dan kalau tidak percaya aku ada videonya" ujar sang guru tiba-tiba dan tepat disamping Naruto sehingga membuatnya sedikit terkejut karena jaraknya dengan sang guru terlalu dekat.

Dengan gerakan perlahan dan lembut Naruto merapikan poni rambut Rias yang sedikit berantakan, "aku kira dia akan pergi untuk membeli action figure gundam yang dibicarakannya".

Naruto menyudahi acaranya merapikan sekaligus memainkan poni Rias, dia turun dari ranjang dan meregangkan seluruh tubuhnya yang cukup kaku. Walaupun masih merasa pusing dia dengan perlahan berjalan keluar dari uks setelah bilang ingin ke kamar mandi.

Tanpa diduga, ternyata ketika tadi Naruto memainkan poni rambut Rias rupanya gadis itu terbangun. Dan begitu si pirang pergi dia langsung duduk dengan wajah memerah.

"Oh Gremory-san juga sudah bangun" sang guru yang melihat Rias bangun dari tidurnya hanya bisa mengangkat alis, apalagi dengan si Gremory muda yang tampak melamun dengan wajah memerah.

"Gremory-san ?" sang guru melambaikan tangan tepat di hadapan wajah muridnya itu.

"Ah ya ?... sensei aku pulang dulu !" dengan terburu-buru Rias mengambil tasnya dan menyelonong pergi dari uks, guru yang melihat kelakuan aneh dari muridnya hanya mengangkat bahu dan kembali melanjutkan aktivitasnya di sana.

.

.

Ketika sedang dalam perjalanan pulang Rias tampak ngedumel sendiri, dia berhenti di tengah jalan lalu menyentuh kedua pipinya. "Apa-apaan dia itu, berani sekali mengacak-acak rambutku" dengan wajah yang tampak kesal namun dengan semburat merah di pipi dia menggembungkan pipinya dan lanjut berjalan pergi.

"Kukira dia tidak akan sadar dan bangun, tapi ternyata dia tetap baik-baik saja. Menyesal aku menangis, tapi apa aku harus meminta maaf padanya karena tadi ?" raut wajah bimbang tercetak jelas di parasnya yang cantik, dia ingin meminta maaf karena akibat keisengannya yang menendang tangga menjadikan si murid cupu itu terbang dan mendarat di lantai sampai pingsan, tapi di satu sisi dirinya malu untuk meminta maaf apalagi kepada seorang Uzumaki Naruto, yang menurut Rias pria itu adalah mainannya.

Di sepanjang jalan menuju apartemen yang ia tempati, Rias terus berkutat dengan pikirannya akan keragu-raguan untuk meminta maaf.

.

Sedangkan Naruto yang sekembalinya dari kamar mandi melihat tidak ada seorangpun disana hanya merengut heran, disaat dirinya melangkah untuk mengambil tas miliknya dia merasakan sentuhan pada punggungnya.

Hal tersebut sontak membuat si pirang berbalik dengan cepat demi mengetahui hal apa atau siapa yang memberikan sentuhan itu, dan ketika dirinya berbalik itu adalah ulah sang guru yang baru saja dari ruangan sebelah.

"Kenapa wajahmu seperti takut begitu, Uzumaki-kun ?", dengan bersidekap dada guru itu menampilkan wajah geli karena si murid pirang.

Mencoba bersikap biasa Naruto menyampirkan tasnya di punggung, "aku sedikit heran saja karena barusan tidak ada siapapun, umm dia kemana sensei ?" pandangan Naruto melirik kearah dimana lokasi tadi gadis merah tidur.

"Dia sudah pulang duluan ketika kau di kamar mandi, Uzumaki-kun. Mungkin dia ada urusan karena terlihat buru-buru" sang guru memberikan penjelasan.

Naruto mengangguk paham, akhirnya karena hari sudah sore dan malam nanti dia ada acara maka dengan begitu si pirang segera berpamitan dengan guru tersebut.

.

.

Naruto pergi dari lingkungan sekolah menuju kediamannya, "kurasa dia akan semakin marah padaku karena tidak bisa mendapatkan action figure gundam" dengan sambil memegangi kepala gang terasa agak pusing Naruto hanya bisa membayangkan bagaimana perlakuan Rias padanya nanti pasti akan lebih parah dari sebatas menendang tangga. Dia membayangkan bagaimana Rias yang bisa saja membuatnya dikeluarkan dari sekolah ataupun membuat hal yang tidak terpikirkan oleh Naruto.

"Mari berharap nanti hari senin aku masih tetap hidup tenang di sekolah".

Dengan langkah gontai dan seakan tak memiliki semangat Naruto menyusuri jalanan, dia mengingat-ingat lagi bagaimana kemalangan menimpa dirinya di hari pertama sekolah dengan menghilangkan flashdisk berisi anime dan file-file yang entah apa dari si gadis Gremory lalu berakhir dengan dirinya yang jadi pesuruh dan samsak gadis itu.

Hal itu semua sudah merusak rencananya yang ingin bersekolah dengan tenang.

"Kaa-chan pasti tertawa terbahak-bahak di sana, melihat putranya yang tampan ini dihajar oleh seorang wanita. Tapi jika dipikir-pikir dia memang mirip sekali dengan Kaa-chan, kadang dia memang bar-bar tapi juga bisa menggemaskan secara tak sadar" Naruto terus berbicara sendiri hingga tak sadar dia sudah sampai di depan kediamannya.

Saat dia membuka pintu dia langsung masuk dan menyimpan semua barang-barang sekolahnya, usai berganti baju dengan yang lebih santai tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Seperti sudah tahu siapa yang menghubunginya dia dengan santai menjawab panggilan tersebut, "iya... iya... aku akan datang kesana sekarang, jadi jangan bawel".

Tanpa menunggu jawaban dia mengakhiri panggilan tadi dan segera meninggalkan rumah untuk pergi ke suatu tempat.

.

.

Naruto yang barusan berjalan dari arah rumahnya kini berhenti tepat disebuah stasiun bis, dia harus sebisa mungkin menghemat tenaganya apalagi di sekolah sempat mengalami kecelakaan yang membuatnya pingsan dan tak sadarkan diri selama lebih dari satu jam.

Perjalanan yang tak terlalu panjang hingga akhirnya dia tiba di stasiun bus selanjutnya, kebetulan tempat yang ia tuju berada di dekat stasiun bis tersebut hingga dia tidak perlu jauh-jauh berjalan kaki.

Mata birunya melihat seorang wanita dan seorang pria yang sedang diam di dekat pintu masuk, tanpa melambaikan tangan atau memanggil, Naruto berjalan mendekati keduanya.

"Akhirnya kau sampai juga, Jiraiya-san sempat panik karena dari siang kau tidak bisa dihubungi" ucap si pria yang diketahui merupakan salah satu bawahan sang pelatih dan juga merupakan tim dari si pirang ketika dirinya bertanding.

"Dari mana saja ?" perempuan yang bernama Konan berkacak pinggang di depan di pirang.

"Di sekolah aku punya urusan sebentar, jadi harus pulang terlambat bahkan aku juga tidak datang ke tempat kerja part-time ku" jawab Naruto dengan menyembunyikan fakta dirinya yang jatuh dari tangga dan pingsan.

Konan dan pria tadi mengangguk dan segera membawa Naruto untuk masuk, pertandingan memang masih beberapa jam lagi tapi dia harus sudah berada di tempat itu dan bersiap-siap apalagi para penonton juga mulai berdatangan.

.

.

Begitu berada di dalam gedung tersebut Naruto beserta kedua kalinya segera masuk kesebuah ruangan yang khusus untuk mereka, di dalam sudah terdapat orang-orang dari gym Myoboku.

Rupanya pertandingan malam ini bukan hanya Naruto saja yang bertanding dari gym mereka melainkan ada satu orang lainnya, dari porsi tubuhnya dia berlaga di kelas berbeda dari si pirang. Naruto berjalan menghampiri setiap orang di ruangan tersebut dan memberikan tos pada mereka.

"Dari mana saja kau sialan ?, aku hampir menyuruh Yahiko mencari dan menyeretmu kemari" Jiraiya yang baru saja datang dari arah kamar mandi langsung mencecar Naruto.

Si pirang dengan wajah bosan menatap Jiraiya, "aku habis berkencan dengan seorang wanita, kami melakukan adegan panas dan sekarang lututku lemas".

Tanpa rasa ragu Jiraiya mentoyor kepala kuning muridnya, "dasar bodoh... aku tahu kau itu tidak punya pacar, bahkan kata Konan kau mustahil dilirik oleh seorang perempuan".

Mendengar ucapan yang seperti sebuah ledekan dari Jiraiya membuat Naruto melihat kearah wanita yang barusan disebutkan, "dasar mulut ember".

"Cepat ganti pakaianmu sekarang !" Jiraiya langsung memerintah Naruto.

"Ahhh untuk apa ?, pertandinganku masih lebih dari dua jam lagi. Biarkan aku beristirahat dan tiduran dulu" tolaknya dengan wajah sewot pada Jiraiya.

"Kau tidak datang ke gym tadi siang dan sekarang masih ingin malas-malasan ?, cepat ikuti aku atau di celanamu nanti ada sponsor kondom dan rumah bordil !" ancam Jiraiya yang sukses membuat Naruto menurut.

Para anggota yang lain melihat pertengkaran rutin antara Jiraiya dan Naruto sudah tak kaget dan heran lagi, keduanya memang bagaikan kucing dan anjing jika sudah bersama apalagi di dekat-dekat pertandingan.

Mereka semua terus menunggu sampai waktu pertandingan tiba, kini tibalah di jadwal yang sudah ditentukan yaitu salah satu dari anggota dari gym Myoboku akan bertanding. Sang petarung sudah siap dan dengan beberapa orang lainnya segera pergi menuju arena sedangkan Jiraiya dengan anak buahnya atau tim dari si pirang masih berada di sana dan melihat pertandingan lewat monitor televisi.

.

.

Naruto yang habis selesai pemanasan nampak memperhatikan pertandingan seniornya dengan cukup santai, hingga saat berada di ronde tiga mereka semua tampak bersorak senang kala orang tersebut berhasil menang lewat submision.

"Lihat itu, kalau dia tidak melakukan tap maka sudah dipastikan tangannya akan patah" ucap Jiraiya yang sedang bersidekap dada di samping Naruto.

"Jika yang terkunci itu aku maka pasti aku akan melakukan tap juga" balas Naruto enteng.

"Itu tidak akan terjadi kalau kau bisa gulat, makanya aku selalu memintamu mempertajam teknik gulat" Jiraiya menatap tajam si pirang.

Mendengar penuturan sang pelatih sekaligus gurunya Naruto hanya menggeleng, "tidak terima kasih, aku tidak ingin telingaku seperti milikmu itu. Bentuknya menggelikan, seperti pangsit".

"Saat ini kau mungkin bisa selamat dari lawan-lawanmu karena mereka selalu meladenimu bermain striking, tapi saat kau menemukan lawan yang seorang submision artist maka kau akan kalah telak".

Tak ada lagi perbincangan dari mereka dan hanya melihat layar monitor untuk pertandingan berikutnya.

.

Pertandingan selanjutnya pun dilaksanakan, Naruto yang sudah mulai bosan segera merebahkan dirinya sambil memperhatikan layar televisi.

Orang-orang yang tadi menemani sang petarung di arena pun kini juga sudah tiba di ruangan itu, mereka melakukan selebrasi kecil-kecilan dan menyelamati sang pemenang. Namun mereka masih belum bisa bersenang-senang pasalnya anggota gym mereka yaitu Naruto belum bertanding dan tinggal menunggu pertandingan yang sedang berlangsung usai sebelum dia nanti akan bertarung.

Karena tidak ada ada yang menang k.o maka hasil pertandingan pun harus ditentukan dengan penilaian juri, dan sesudah pertandingan itu tibalah giliran Naruto yang akan datang ke arena.

"Ayo...!" Jiraiya dan tim Naruto segera berdiri dan bersiap untuk datang ke arena.

Penantang si pirang datang lebih dulu dan sudah memasuki octagon, kini tibalah Naruto yang berjalan untuk naik ke atas sana. Begitu melewati lorong yang mengarah ke arena, mereka semua dapat nelihat bagaimana ramainya orang-orang yang datang ke sana. Sorak sorai mulai menggema kala Naruto melewati jalanan yang membelah kerumunan orang-orang itu.

Dengan tangan yang sudah memakai sarung tangan serta tubuh yang dilapisi jaket panjang pria kuning itu tiba di depan octagon, dia melepaskan sepatu serta jaket yang dikenakannya.

Tubuhnya terlebih dahulu diperiksa dan kini giliran wajahnya yang dilapisi oleh semacam lotion sebelum dia melangkah ke dalam arena. Mengitari arena sekali sebelum dia berhenti di sudut dimana timnya berada.

.

"Baiklah para hadirin sekalian, kini kita tiba di pertandingan berikutnya yang mempertemukan kedua fighter, di sudut biru ada seorang fighter dengan rekor bertanding 12 kemenangan dengan 3 kekalahan. Kita sambut... Kensuke 'the butcher' Takahashi" sang announcer memperkenalkan lawan dari Naruto, suara riuh dan tepuk tangan penonton terdengar kencang untuk menyambut sang fighter.

Setelah suara berisik penonton agak mereka kini announcer tersebut siap memperkenalkan Naruto, "dan dari sudut merah ada sang lawan, petarung muda yang sedang bersinar dengan rekor kemenangan 7-0. Mari kita sambut 'the blonde warrior', Uzumaki Naruto" suara riuh jauh lebih terasa jika dibandingkan dengan sang lawan yang diperkenalkan lebih dulu.

.

Usai perkenalan dua fighter kini keduanya akan diberikan pengarahan lebih dulu dari sang wasit, Naruto dan Takahashi berhadapan secara langsung ketika wasit memberitahu aturan-aturan dari pertandingan. Dan begitu selesai, kedua fighter kembali ke tempat mereka.

Takahashi tampak sudah siap dengan pose bertarungnya, sementara Naruto tampak memasang pose berjongkok.

"Sisi biru siap ?, Sisi merah siap ?... ok let's go !" bersama dengan itu bel tanda ronde pertama dimulai pun berbunyi.

.

.

Keduanya langsung maju untuk berhadapan, mereka masih dalam masa penjejakan dan saling mengukur satu sama lain.

Serangan pertama dilesakkan Takahashi dengan menendang kaki si pirang yang sukses dihindari dengan mudahnya, lalu mereka kembali dalam kuda-kuda bertarung.

Melihat sedikit celah Naruto segera melancarkan straight kiri yang rupanya berhasil dihindari oleh sang lawan tepat disaat terakhir dengan merunduk, diposisi seperti itu Takahashi bisa meraih pinggang Naruto. Tanpa Takahashi duga Naruto melayangkan lutut yang mengenai bagian samping dari kepalanya.

Mengetahui dalam posisi bahaya Takahashi kini mencoba berdiri lagi dan merangkul si pirang untuk melakukan clinch, namun belum sempat melakukannya secara sempurna lagi-lagi Naruto menyerang dengan membenturkan bahunya ke arah wajah Takahashi.

Satu, dua, hantaman bahu Naruto mengenai bagian hidung Takahashi, lalu pada hantaman ketiga dia berhasil mengenai bagian atas mata dari sang lawan. Posisi clinch tadi gagal dan membuat Takahashi berjalan mundur dengan darah mulai keluar dari hidungnya.

Tak mau kehilangan momentum Naruto melakukan serangan beruntun dengan jab kiri dan upper cut kanan yang keduanya telak mengenai sang lawan, Takahashi mulai sempoyongan. Sorak sorai terdengar riuh atas kombinasi dari si pirang, dan mereka makin berisik kala satu high kick Naruto mendarat dengan mulusnya di kepala lawan. Takahashi yang makin goyah lagi-lagi mendapatkan serangan lutut dari Naruto yang sukses terbenam di perutnya, seakan tubuhnya sudah menyerah dengan apa yang diterima membuatnya harus tersungkur.

Naruto yang merasa pertandingan belum usai karena tak ada tanda menyerah ataupun dihentikan oleh wasit dengan ganasnya memukuli sang lawan dalam posisi sudah terkapar, namun dia masih bisa melindungi kepalanya dan mencoba menghindari pukulan si pirang. Darah mulai mengucur dengan jelas membasahi wajah Takahashi, merasa salah satu fighter tersebut tidak bisa melawan lagi kini sang wasit dengan sigap menghentikan pertarungan dengan memisahkan keduanya.

Mengetahui dirinya sudah menang, Naruto berlari mengitari octagon dengan wajah senang. Begitupun dengan Jiraiya dan seluruh staf yang berada di sisi si pirang mereka juga bersorak gembira.

Dengan sumringah Naruto menaiki ring octagon dan duduk diatasnya, dia berteriak dan melambaikan tangan pada para penonton sebelum dia turun dan melompat kearah timnya.

Berkebalikan dengan Naruto kini sang lawan yaitu Takahashi sedang diperiksa oleh dokter mengenai lukanya, juga darah yang terus mengucur dari hidung beserta bagian atas kelopak matanya juga terus dirawat dan diobati.

Usai berselebrasi kini Naruto beserta Jiraiya dan yang lainnya naik ke atas octagon, si pirang segera dipasangkan baju kaos oleh Jiraiya yang berisi beberapa nama sponsor terdapat di sana.

Kondisi luka Takahashi yang darahnya sudah berkurang membuatnya bisa berdiri di samping wasit dan Naruto.

"Hadirin sekalian, dengan dihentikannya pertarungan di 1 menit 25 detik oleh wasit karena salah satu fighter yang tidak bisa bertarung lagi maka diputuskan... kemenangan lewat Technical Knockout, dan pemenangnya adalah sang 'blonde warrior' Uzumaki Naruto".

Tangan Naruto diangkat oleh wasit sebagai tanda dia pemenang pertandingan itu, sorakan dan tepuk tangan penonton mengiringi kenangannya. Naruto menghampiri lawannya yang sudah dia buat babak belur untuk bersalaman dan memberikan respek.

Naruto kemudian di interview mengenai perasaannya yang baru saja memenangi pertandingan tersebut.

Dikala Naruto sedang berbicara tampak di bangku penonton ada tiga orang pria yang seumuran dengan si pirang tengah melihat berbisik satu sama lain, "akhirnya kita menemukannya" ucap salah satu dari mereka.

.

.

Semua anggota gym Myoboku kembali ke ruangan khusus mereka, wajah-wajah senang dan sumringah terpancar dari mereka karena malam ini kedua fighter mereka mendapatkan kemenangan yang mengesankan.

"Setelah ini kita semua akan makan-makan di gym dengan masakan dari Konan" teriak Yahiko pada mereka dan sukses membuat semuanya kian bersorak senang serta memuji Konan.

Jiraiya melompat-lompat kegirangan dengan pernyataan Yahiko, ditambah dia bisa bebas minum-minum nanti sambil menikmati makanan dari sang murid, Konan.

"Baiklah semuanya... ayo kita segera berangkat ke gym !" Jiraiya mengangkat tangan dan disetujui oleh semuanya.

Mereka segera pergi beranjak keluar dari sana dan ingin segera berpesta.

.

.

.

Saat semuanya sudah pergi ke lokasi namun saat ini Naruto sedang mampir ke mini market dan akan menyusul nantinya. Untung Yahiko mau meminjamkan motor pada si pirang sehingga dia bisa menyusul dengan cepat nanti.

.

Sementara itu tampak seorang gadis berambut merah panjang baru keluar dari sebuah mini market dan duduk di bangku yang terletak tepat di samping bangunan tersebut, wajahnya tertekuk seperti kecewa dan kesal akan sesuatu. "Hari ini aku sial sekali... sudah mendapatkan hukuman, tidak bisa membeli action figure gundam dan sekarang kehabisan tiket bioskop", dengan wajah sebal dia meminum sekaleng soda dengan cukup kasar, bersamaan dengan itu terlihat seorang pemuda berambut pirang memasuki mini market.

Puas ngedumel tidak jelas dan minumannya habis ia membuang kaleng soda tadi ke tempat sampah dan akan meninggalkan tempat tersebut, namun begitu berjalan beberapa meter dia dihadang oleh dua orang pria dewasa yang sepertinya agak mabuk.

"Hey manis... apa kau sendirian saja ?" tanya salah satu dari mereka.

Kesialan yang dari tadi menimpanya kini malah bertambah membuat si gadis merah menatap tajam orang-orang itu. "apa matamu buta ?, sudah jelas aku sendiri malah tanya".

"Uhhhh jangan galak-galak begitu cantik" dengan kurang ajar si pria tadi mencoba mengusap rambut si gadis yang dengan kasar ditepis olehnya.

"Galak sekali, tapi aku suka. Biasanya gadis sepertimu mempunyai nafsu yang tinggi" pria yang satunya berkata dengan tak sopan.

Si gadis memutar bola matanya tak suka.

Pria tadi menatap sekujur tubuh si gadis merah, matanya berbinar seperti baru saja mendapatkan harta karun. "Lihat dada besarmu itu nona, kalau tidak keberatan bisakah aku bercumbu dengan mereka".

Kata-kata merendahkan mulai diterima si gadis merah, ia yang sudah jengan mencoba meninggalkan mereka namun bahunya di tahan. Dengan bela diri seadanya yang dia kuasai langsung saja dirinya melepaskan tangan itu secara kasar dan akan memukul si pria tadi.

Namun rupanya si teman pria brengsek yang diam, memperhatikan gerak gerik si gadis merah sehingga denvan cekatan ia langsung menghalau pukulan gadis muda itu serta membalikkan keadaan dengan mengunci tangan si gadis ke belakang tubuhnya.

"Kau kira kami bisa dijatuhkan dengan mudah ?" wajah mengejek tampak terlihat dari si pria di depan si gadis.

Jari telunjuk pria itu menyusuri wajah cantik si gadis merah, dan begitu ia ingin menurunkan resleting sweater si gadis terdengar wanita muda itu berteriak minta tolong.

Rupanya teriakannya itu di dengan oleh seseorang, tangan pria itu ditarik dengan paksa untuk mejauh dari si gadis. Tampak seorang pria dengan jaket dan tudungnya yang menutupi kepalanya berhasil menggagalkan aksi tersebut.

"Berani-beraninya..." pria yang tadi mencoba menyentuh si gadis tampak mengebaskan tangannya.

Tanpa menunggu waktu lebih lama, pria yang menolong si gadis langsung memukul wajah pria itu hingga tersungkur.

Usai melakukan itu dia beralih pada pria yang satunya, namun begitu mulai melangkah tampak pria itu segera melepas si gadis merah dan membantu temannya untuk melarikan diri.

"Begitu saja ?" si gadis merah melihat dua orang tadi berlari terbirit-birit walaupun tidak lurus karena mereka agak mabuk.

"Terima kasih sudah menolong...-ku" gadis itu beralih melihat orang yang menolongnya namun pria itu sudah berjalan menjauh dan menghampiri sebuah motor sport di sana. Dia membuka tudung jaketnya dan memperlihatkan rambut berwarna pirang sebelum kemudian kepala itu tertutup helm full face.

Dia meninggalkan tempat tersebut dan pergi menggunakan motor.

"Padahal aku ingin berterima kasih, paling tidak mungkin membelikannya segelas kopi" si gadis merah menatap kepergian orang yang menolongnya.

.

.

"Dasar Naruto bodoh, bagaimana kalau tadi Rias dapat mengenalimu. Harusnya kau pakai helm dulu baru membantunya" rutuknya dalam hati.

Rupanya orang yang menolong si gadis merah tadi adalah Naruto, dia terus merutuki dirinya sendiri. Bukannya tidak mau menolong gadis yang selalu berurusan dengannya itu hanya saja dia tidak ingin orang yang dikenalnya terlibat sesuatu yang mengerikan dan mungkin bisa saja menghancurkan masa depan orang itu.

Akhirnya setelah terus menyesali kecerobohannya dia sampai di gym tempat pesta akan dilangsungkan, kakinya langsung melangkah ke sana atau lebih tepatnya ke sebuah ruang makan di salah satu suduh gym tersebut.

Begitu memasuki ruangan tersebut dia sudah disambut oleh seorang wanita berpenampilan cantik menarik berambut pirang panjang, dan jangan lupakan dada ukuran bombastisnya melengkapi kesempurnaan bak dewi darinya.

"Bibi Tsunade ?".

"Akhirnya kau tiba, yang lain sudah menunggumu ayo !" wanita itu menarik tangan Naruto dan mengajaknya duduk di sampingnya.

"Kau lama sekali !, lihat... Yahiko dan Jiraiya-sense sudah minum dari tadi" ucap Konan yang melihat Naruto baru datang.

Tsunade mengambi sebuah mangkuk dan menyerahkannya pada si pemuda pirang, "makanlah...".

Naruto menerimanya dengan senang hati, dia mengambil satu suapan dan langsung bisa merasakan dari makanan yang baru saja masuk ke mulutnya. Melihat Naruto yang makan dengan lahap membuat Tsunade senang, pasalnya ia sudah menganggap remaja itu sebagai putranya sendiri apalagi ditambah dengan fakta dia dan suaminya, Jiraiya tidak mungkin lagi untuk bisa memiliki keturunan karena faktor umur.

Jiraiya dan Tsunade memang sudah pernah punya seorang anak tapi ketika masih berumur belasan anak mereka itu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya.

Pesta berlangsung cukup meriah, apalagi makanan yang disediakan membuat Naruto bersemangat menghabiskannya.

.

.

.

Pesta kemenangan itu berlangsung cukup lama bahkan hingga tengah malam, Naruto yang sudah agak mengantuk akhirnya meminta izin untuk pulang walaupun sempat ditolak oleh Tsunade dan memintanya untuk tidur di kediamannya namun Naruto menolak dan lebih memilih untuk pulang.

Saat dia berdiri tampak matanya bisa melihat dengan jelas beberapa orang yang sudah tepar karena terlalu banyak makan dan minum.

.

Naruto pergi dari tempat tersebut dan tengah menuju kediamannya, dengan dinginnya udara malam yang menusuk sampai ke tulang dia sampai harus beberapa kali menggosokkan tangannya untuk menghangatkan diri.

Dengan perlahan dia menarik nafas dan merasakan udara segar malam hari memasuki paru-parunya.

Begitu dia sampai di dekat apartemennya tampak dia dihadang oleh tiga orang yang berdiri di depan sebuah mobil sedan berwarna hitam, Naruto meningkatkan kewaspadaannya sampai salah satu dari mereka menampakkan wujudnya.

Seorang pemuda berambut hitam dan diikat layaknya nanas berdiri di hadapan Naruto, lalu kedua lainnya juga mendekat sehingga si pirang bisa melihat wajah mereka. Pria kedua adalah pemuda berambut hitam panjang dan mata yang unik layaknya rembulan lalu yang terakhir ialah lelaki berwajah tampan namun gaya rambutnya cukup aneh seperti ekor ayam.

Mengetahui siapa ketiganya Naruto mengendurkan kewaspadaannya dan berjalan melewati ketiganya seperti mengabaikan mereka.

"Apa seperti itu responmu terhadap kami, Naruto ?" si pria berambut panjang bertanya sambil setengah berteriak.

Bagaikan tak mendengar apapun, Naruto melanjutkan berjalannya dan menghiraukan mereka hingga ketika si rambut ekor ayam berbicara barulah Naruto berhenti, "diam disana Namikaze!".

"Maaf saja, aku tidak kenal dengan orang bernama Namikaze itu. Mungkin kalian harus segera pergi dan mencari di tempat lain" Naruto berbalik dan menatap ketiganya.

Ketiga pria itu mendekati si pirang sehingga jarak mereka kini sudah sangat dekat, pancaran aura tidak bersahabat begitu terasa dari si pirang. Dia menatap ketiganya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

"Bailah... baiklah... Sudahi main-mainnya Naruto, apa kita perlu ke kediamanmu untuk bisa berbincang di sana dengan santai sambil menikmati sekaleng soda mungkin ?" si rambut nanas mencoba terlihat akrab.

"Tidak perlu, kita selesaikan saja di sini. Apa yang kalian inginkan ?" sepertinya Naruto tidak ingin berlama-lama bersama mereka.

"Kami di sini hanya ingin meminta maaf padamu dan memulai lagi semuanya seperti dulu" pria nanas mencoba memberitahukan alasannya namun wajah Naruto berubah seperti orang yang geli.

"Meminta maaf untuk apa ?" kini wajah gelinya itu berubah menjadi menantang dan mengejek, salah satu dari mereka yang berambut panjang tampak kesal karena si pirang yang menyebalkan.

"Maaf untuk apa ?" si rambut panjang menunjuk wajah Naruto dengan telunjuknya.

"Ya. Hal apa yang ingin aku maafkan ?" Naruto memasukkan tangan ke dalam saku.

"Tentu saja untuk semuanya !" emosinya si rambut panjang makin terbakar.

Pria rambut nanas yang melihat salah satu temannya mulai kesal langsung berusaha menenangkannya, "hentikan, Neji !".

"Kalian ingin meminta maaf untuk yang mana ?. Kau Hyuuga !, aku masih ingat bagaimana kau memintaku untuk menjauhi adikmu karena kau percaya sebuah omong kosong yang ' 'orang itu' beritahukan padamu" Naruto balik menunjuk si rambut panjang.

"Lalu kau ! Sasuke, kita sudah berteman sejak kecil bahkan kau adalah teman pertamaku tapi justru kau juga sama dan tak ada bedanya. Hanya karena kalian kalah dalam pertandingan basket dan aku berteman dengan kapten dari tim yang mengalahkan kalian jadi kalian beranggapan bahwa aku membocorkan kekuatan tum basket kalian padahal aku itu adalah anggota tim karate yang tak ada hubungannya sama sekali" kini dia beralih pada si rambut ekor ayam.

"Karena hal itulah kami datang kemari dan ingin meminta maaf padamu" Sasuke buka suara setelah dari tadi diam.

"Meminta maaf ?, tak semudah itu" Naruto menggelengkan kepala.

"Jadi apa maumu supaya kau bisa memaafkan kami ?" si pria nanas mencoba menengahi.

"Aku ingin berkelahi dengan mereka satu lawan satu, Shikamaru" Naruto langsung menunjukkan syaratnya, kedua pria yang Naruto tantang mengangguk dengan agak ragu.

"Baiklah mereka siap, aku akan menjadi wasitnya" Shikamaru tampak bersemangat setelah mendengar penuturan si pirang, dalam pikirannya kapan lagi bisa melihat Neji dan Sasuke di hajar.

Keempat remaja itu berjalan pergi menuju lapangan yang tak jauh dari sana, begitu sampai Naruto langsung melepaskan jaketnya sehingga kini ia hanya mengenakan kaos tanpa lengan berwarna hitam.

Sementara itu orang yang pertama akan menghadapi Naruto adalah si rambut panjang, Neji.

Pria itu menggulung lengan bajunya dan siap berhadapan dengan Naruto. Shikamaru yang berperan sebagai wasit maju diantara kedua remaja itu, dia menanyakan apakah keduanya siap dan dengan mendapat anggukan dari mereka maka pertarungan itu dimulai.

Shikamaru yang dari awal sudah mengira perkelahian mereka akan seperti apa hanya menonton dengan wajah biasa-biasa saja dan tak ada raut khawatir sedikitpun padahal Neji sedang dihajar oleh si pirang. Namun dari yang Shikamaru simpulkan jika si pirang sepertinya menahan diri jika dibandingkan ketika tadi ia bertarung secara resmi.

Beberapa menit di dominasi oleh Naruto akhirnya Neji menyerah juga saat dirinya sudah merasakan hidungnya berdarah dan wajah yang sakit, luka yang diterima Neji tidak terlalu parah jika dibandingkan dengan orang tadi menurut Shikamaru.

Setelah Neji kini giliran Sasuke yang akan berkelahi dengan Naruto, "karena kita sudah sering adu pukul dan berkelahi dari dulu maka untukmu aku tidak akan menahan diri" ucap Naruto yang melihat Sasuke sedang bersiap.

"Kalau begitu baguslah, aku tidak berniat kalah darimu. Justru aku akan mengalahkanmu" Sasuke berdiri dengan kuda-kuda bela diri yang dia bisa.

Naruto juga sudah siap hingga Shikamaru memulai perkelahian dua sahabat tersebut, baku hantam diantara keduanya tampak intens. Mereka tak lagi mempedulikan teknik bela diri dan lebih seperti petarung jalanan.

Suara pukulan diantara mereka juga terdengar cukup kencang, ditambah tak ada tanda-tanda mereka akan berhenti.

Baju Sasuke dan Naruto juga sudah mulai acak-acakan dengan bagian kotor di sana dan sini karena mereka beberapa kali saling berguling di tana, perkelahian keduanya berjalan cukup lama sampai Sasuke terkapar di tanah dengan Naruto yang duduk dihadapannya.

Wajah letih tampak jelas dari mereka, lalu tak lama kemudian kedua saling tersenyum satu sama lain dan tertawa.

"Mereka gila" ucap Shikamaru yang berada di samping Neji melihat bagaimana Naruto dan Sasuke menyelesaikan permasalah diantara mereka berdua.

.

.

.

TBC