Disclaimer: Bloodborne dan RWBY bukan milik saya, semua kredit kembali ke pembuatnya masing masing.
01: Yharnam Sunrise
Di bawah bulan merah cerah di langit yang sepi nan gelap tanpa awan, sebuah sabit besar di siapkan, di pegang dengan erat oleh sang pemburu pertama. Matanya menatap lurus kepada pemburu muda yang berlumuran darah di depannya.
"Mengapa? Untuk apa kau bertahan; berjuang melawan ku di mimpi buruk ini, ketika kau punya pilihan untuk kembali, hidup di kenyataan yang telah engkau rindukan selama ini. katakan padaku, Pemburu." Suaranya serak, berat dan setiap kata meneteskan kemarahan, kekecewaan besar, menekan pemburu muda untuk menjawab.
Tetapi tidak ada jawaban, mulut pemburu muda tertutup ketika ia menahan rasa sakit, giginya kencang saat ia mengepalkan satu satunya tangan yang ia miliki. darah merah mengalir melalui kepalanya, melewati matanya, membuatnya berkedip, yang mengembalikan ingatan saat tangannya terpotong. Sebuah kesalahan saat ia terganggu oleh suatu kehadiran yang bersemayam di bulan merah, The Great One's yang belum ia lihat.
Sang Pemburu pertama menatapnya, matanya mengamati pemburu muda, kekecewaan di matanya hilang, mata kosong menggantikannya, dan kemudian, tanpa menunggu jawaban, tanpa mengucapkan apapun, ia mengayunkan sabitnya.
Mata pemburu muda melebar, rasa daging yang tergiris baja menguasai hampir seluruh inderanya. Darah merah memuncrat, mengalir melalui leher yang kehilangan kegunaannya. Pemburu pertama: Gehrman, sekali lagi, memotong daging dan tulang pemburu muda lainnya.
Gehrman menatap kosong pada tubuh tanpa kepala yang mulai menghilang, "Flora…" bisikan rendah datang dari mulut pemburu tua, penuh kemarahan dengan pertarungannya di ganggu oleh pihak ketiga. Tidak jauh, suara kursi roda yang didorong oleh boneka terdengar. Saat suara itu berhenti tepat di belakangnya, Gehrman langsung duduk tanpa suara, menyimpan kembali sabitnya.
Boneka dengan kesadaraan membalikan; mendorong kursi roda ke bengkel yang terbakar. matanya bergerak, menatap ke tubuh pemburu muda yang hampir sepenuhnya menghilang dari mimpi, "semoga engkau mendapatkan kebahagiaanmu di kenyataan, Selamat tinggal, Young hunter." Doa- sesuatu yang tidak akan didengar oleh tuhan manapun -keluar sebagai bisikan lembut Si boneka.
Remnants, Puing-puing Yharnam
Di puing-puing bangunan yang ditumbuhi flora tanaman dan akar menjalar kemana mana, pemburu muda mulai bangun, satu tangannya menahan topi tricone-nya, satu lainnya dengan lembut ia gerakan, mengusap bekas luka mengerikan di lehernya yang tertutupi syal hitam, "aku tidak mati? Gehrman tua…" Ia menghela nafas.
Saat ia selesai memastikan dirinya baik baik saja, pemburu muda mengangkat kepalanya. Mata perunggunya melebar ketika ia akhirnya merasakan, dan sadar akan matahari terbit dengan sinar oranyenya yang indah, yang seolah-olah memeluknya dengan lembut.
"Matahari… apakah ini Kenyataan?" Mulutnya berseru dengan keheranan, suaranya serak, terdistorsi, buah dari kehilangan organ yang memungkinkannya berbicara untuk sesaat.
Pemburu muda memanjakan dirinya sendiri di bawah sinar oranye matahari terbit pertama yang ia saksikan selama… tahun tahun di Yharnam, di bawah malam berburu tanpa akhir.
06:17
Pemburu muda yang akhirnya lepas dari buaian matahari berjalan tanpa suara, matanya menyapu lingkungan sekitarnya dengan waspada; puing puing yang ditumbuhi tanaman selalu menjadi tempat yang nyaman bagi serangga dan binatang kecil.
ia telah mengidentifikasi tempatnya bangun sebagai Yharnam, Puing puing Yharnam, melalui jalan dan struktur reruntuhan bangunan yang sembilan puluh persen milik Yharnam. Gaya gothic Kota busuk itu selalu spesial di matanya; Rune, dupa, ajaran Gereja yang tertulis di dinding, dan yang lebih penting, Old Yharnam yang dipenuhi aura binatang buas, dan Great One's.
"Bahkan sampai kehancurannya, Yharnam tua masih memiliki aroma busuk itu…" Pemburu muda mengernyitkan alisnya, tidak puas dengan kenyataan bahwa yang Hebat terlalu lama bersemayam sehingga meninggalkan bau darah dan daging mereka di Yharnam.
ia tidak heran dengan kehancuran Yharnam, setiap bangunan, apakah itu megah atau tidak, akan terbawa arus waktu dan hancur menjadi debu pada akhirnya. Ini adalah sebuah fakta yang tak terbantahkan, bahkan Akademi Byrgenwerth yang megah dan dipenuhi pengetahuan kuno dan tabu akhirnya hancur di bawa arus waktu.
Membutuhkan beberapa waktu sebelum pemburu muda mengkonfirmasi tidak adanya kehidupan di Yharnam, yang membuatnya senang sekaligus kecewa, sebuah emosi yang aneh karena ia tidak dapat mengingat alasan untuk kecewa atas kematian makhluk hidup di Yharnam, bagaimanapun hampir semua kehidupan di Yharnam pasti Gila. Seperti Binatang buas.
Sekarang, rencana pemburu muda adalah pergi dari Yharnam, mencari peradaban lain. "Semoga ada." Pikiran pesimis berkelebat di kepalanya, sebuah bisikan yang mengatakan bahwa dunia tidak dapat bertahan dari semua Binatang buas yang ada. tetapi Yharnam tanpa satupun Binatang buas tidak dapat menjadi Yharnam, jadi pikiran itu hanyalah sebuah pikiran pesimis; tanpa bukti atau tanda apapun yang menyebabkan pikiran itu ada.
Pemburu muda berhenti berpikir ketika ia menyadari bahwa ia telah keluar dari kota Yharnam, ke lautan hutan yang terbentang jauh seolah olah tak memiliki akhir. Ia memeriksa barangnya kembali, 12 Botol blood vials di saku, 7 pisau lempar baja yang ia buat sebagai senjata tersembunyi, topi tricone di kepala, syal hitam, kapak digantung di pinggang kiri, pistol pemburu terisi penuh di pinggang kanan, terakhir, lencana dengan lambang Trisula terbalik. Darah Old One's di nadinya tidak perlu nutrisi untuk bisa berlarian tanpa tidur selama satu abad, hanya menginginkan beberapa liter darah, jadi ia tidak memerlukan daging.
"Kurang, tapi layak. Sayang sekali pedangku hancur saat bertarung dengan Gehrman tua." Pemburu muda mengangguk kemudian menghela nafas, menyesal.
Pemburu muda berbalik, memandang Puing-puing Yharnam, sisa dari kekejian yang pernah ia alami dan lewati. Mata perunggunya berkedip, berubah menjadi emas tua untuk sesaat sebelum berubah menjadi perunggu kembali. "Aku tidak perlu menjadi Djura … Kurasa itu tidak mungkin, mengingat tujuanku." Sang pemburu muda menggelengkan kepalanya, menyapu pikiran yang tidak penting di kepalanya.
Ia berbalik, matanya menatap cakrawala di lautan hutan. Kemudian Ia berlari dengan cepat namun sunyi, tujuannya adalah mencari peradaban… dan beberapa darah akan membantu perjalanannya. "Apakah ada binatang buas di sekitar sini?" gumaman serak di mulut pemburu muda di jawab dengan lolongan dari berbagai binatang buas. Mata sang pemburu bersinar di bawah mentari.
Satu Bulan
Waktu berlalu, Matahari tepat di atas kepala semua manusia di Vale, tidak menyadari adanya kejanggalan di salah satu pohon paling tinggi di hutan jauh di pedalaman.
Mata pemburu muda menatap tajam pada kota di bawah matanya saat ia berdiri di sebuah pohon tinggi, mencoba melihat secara keseluruhan peradaban yang akhirnya ia temui setelah berlari selama satu bulan dengan kecepatan penuh. Walaupun darah Old One's tidak memerlukan nutrisi atau hormon apapun yang mengharuskan ia beristirahat, darah itu tidak melakukan apapun pada kelelahan mentalnya, perjalanan ini membuat pemburu muda merasa ia dapat tidur selama tiga hari penuh jika tidak ada yang mengganggunya.
" aku ternyata sangat jauh dari peradaban. kecepatan penuh tanpa tidur dan makan, tetapi masih membutuhkan waktu yang lama…" Suara sang pemburu muda telah sedikit pulih, tetapi suaranya masih serak. walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa ia berhenti beberapa kali untuk mempelajari binatang buas baru yang banyak ia temui di perjalananya. Binatang binatang di zaman ini sangat aneh, semua tubuh mereka berwarna hitam, bahkan darah mereka tidak terkecuali. Beberapa spesies mirip dengan Binatang buas yang ia kenal, tetapi Binatang buas disini terlalu lemah untuk dibandingkan. Seorang pemula yang baru mulai berburu menggunakan Golok dapat mematahkan kepala banyak Binatang-binatang di zaman ini.
Yang lebih menganehkan, membuatnya cukup untuk bergidik ketakutan saat teori pesimis berkelebat di kepalanya, adalah Binatang buas disini menghilang seolah olah mereka hanyalah debu/residu yang disatukan membentuk seekor Binatang, seolah olah mereka dapat diciptakan kapan saja.
Manusia tidak akan dapat membantu dirinya sendiri saat dihadapkan dengan seratus ribu binatang buas seperti itu. Walaupun lemah, jika kuantitas mereka dapat mengungguli manusia… maka manusia dalam masalah besar. Ia tidak ingin mempercayainya, pemikiran ini, bahwa manusia, kemanusiaan, dapat dikalahkan oleh binatang buas yang tak mempunyai kewarasan, tetapi banyaknya Binatang buas yang ia temui; dan sedikitnya manusia yang ia temui telah membuktikan pikirannya. Sang pemburu muda menghela nafas, sebelum kembali fokus pada saat ia melihat sesuatu yang membuatnya sedikit tercengang.
Besi, sejumlah besar besi, telah dibentuk sedemikian rupa, digabungkan dengan hal hal lain yang ia tidak ketahui, menciptakan pemandangan sebuah besi besar yang melayang di langit. Isinya tidak diketahui, tetapi Pemburu muda membayangkan bahwa Besi besar itu dapat menjadi alat transportasi yang lebih berguna dibandingkan dengan kereta kuda. Hal-hal dilangit tidak terlalu suka berdekatan- Kehadiran, yang ia rasakan bersemayam di bulan pasti akan setuju -membuat perjalanan dilangit akan menjadi lebih lancar daripada di darat, dimana kebanyakan Binatang buas berlari kepada hal sial apa saja yang menarik untuk dimakan olehnya.
Mata pemburu muda menyala di balik rambut putihnya, sebuah rasa yang akrab, rasa terusik;terganggu, ingin mengambil dan mempelajari hal baru: Rasa penasaran yang kuat menarik;mengusik sang pemburu muda. "Menarik…"
Ia melangkahkan kaki, terjun ke bawah dengan cepat, kemudian menggenggam batang pohon untuk menghentikannya jatuh dengan keras dan menjadi pasta daging. Rasa penasaran mengusiknya, dan ia akan dengan cepat bergerak. apapun konsekuensinya, selagi rasa ingin tahu yang mengganggu terusik dalam dirinya, ia tidak akan menghentikan tubuhnya untuk mengalir ke tujuan; hal yang menjadi alasan mengapa rasa penasaran itu terusik, ia perlu tahu apa itu, kota itu, peradaban baru dengan semua hal barunya. Ia perlu tahu. Meski itu akan membuatnya menyesal.
Okay… Traitor disini! Sudah lama, tetapi akhirnya aku menulis kembali. Oh, siapa aku? Kalian nggak bakal tahu.
Yang penting adalah cerita ini! Setelah aku berhenti menulis dikarenakan perubahan hidup, kau tau? Penyakit, keretakan rumah tangga(orang tuaku), mulai bekerja untuk pertama kalinya(menjadi kuli itu sulit), dan seterusnya. aku menyelami berbagai situs novel dan fanfiksi, dan akhirnya membaca lore game bloodborne.
Ya, fanfic ini akan ramah terhadap pembaca yang tidak mengenal game bloodborne, karena aku juga tidak mengenal game itu dengan baik, aku kuli, darimana aku dapat PC? Tapi tenang, ceritanya nggak bakal keganggu kok, cuman ya, updatenya ga bakal cepet. Dan temen-temen di harapkan untuk komen kalau penasaran bakal di bawa kemana cerita ini, komennya yang bermanfaat ya, kalau bisa tulis sesuatu tentang senjata/karakter/plot yang anda ketahui di game Bloodborne, atau animasi RWBY , pokoknya ceritalah.
Nah, cerita ini akan dimulai di sini, bab ini aku gunakan untuk membuat kalian sedikit mengenal MCku, pastinya ada yang belum ku tunjukan seperti: penyakit mental yang ia alami karena menjadi hunter, penyakit mentalnya akan lumayan sih, tapi karena mental MC disini lumayan kuat juga, MC gabakal punya penyakit mental yang parah/berat, paling paling disosiasi(?) Minor(Ringan) pokoknya meragukan diri sendiri lah. dan delusi halusinasi mungkin ditambahkan? walaupun sekarang tulisannya cukup ringan, nanti nanti pas masuk masyarakat, kelihatan tuh gimana terisolasinya Hunter saat ia berada di peradaban.
Berhenti dengan topik penyakit mental, Novel ini tidak memiliki outline, tetapi telah ditetapkan garis besarnya. Tenang, walaupun tengah-tengah ceritanya belum pasti, akhirnya sudah dipastikan.
BTW, cerita ini mungkin bakal di upload di dua web: , dan AO3, gk terlalu banyak harapan, tapi aku cuman mau nulis doang sih, nggak apa apa kalo gak ada yang baca, yang penting aku seneng, dan nggak ada hutang ke kalian juga kan? aku nulis gratis loh...
Yah, itu saja. Selanjutnya adalah 02: Vale dan Pemburu!
Seeyaaaaa!!
