️WARNING : a bit of NSFW️
.
.
.
.
.
Tetsuya garuk kepala.
Bukan, bukan karena kulit kepalanya gatal atau apa—dia baru saja keramas tadi, melainkan karena bingung.
Ditatapnya sekali lagi benda yang berada dalam kotak persegi panjang itu, memastikan kalau netra birunya tidak salah lihat. Namun berapa kali pun Tetsuya mengedip, wujud benda itu tetap tak berubah.
Jemari kurusnya mengeluarkan benda itu dari sarang, kedua mata masih menatap lekat benda yang kini berada di tangan. Bentuknya panjang, sisi atas berbentuk bulat, dan sisi bawah terdapat kabel sekitar 1.5 meter yang masih tergulung rapi.
"Ini aneh," gumam Tetsuya, "aku yakin yang kubeli kemarin itu microphone, tapi kenapa agak beda, ya?"
Ya, Tetsuya merasa benda yang ditangannya ini sangat berbeda dari microphone yang biasa ia lihat. Selain itu, Tetsuya yakin kalau kemarin ia pesan warna hitam. Tapi kenapa yang datang malah warna pink?
Menghela nafas, akhirnya Tetsuya memutuskan untuk mencoba barang tersebut. Siapa tahu ini microphone keluaran terbaru. Gulungan kabel diurai, kepala kabel pun dicolokkan ke stop kontak. Ibu jari menekan satu-satunya tombol yang ada di tengah.
Drrtttttt
Kening Tetsuya tambah mengerut. Kenapa mic-nya malah bergetar?
"Tes...tes...halo...?"
Nihil. Tak ada gema suara terdengar, yang ada benda itu makin bergetar ketika Tetsuya pencet tombolnya lagi. Beberapa pencetan kemudian, baru akhirnya mati. Ia menghela napas kasar. Ponsel segera diambil, buru-buru mengecek laman toko online yang ia beli kemarin.
"Tulisannya benar kok, "Microphone" terbaru pemuas hasrat...maksudnya hasrat untuk menyanyi, kan?" sungguh polos pemikiran seorang Kuroko Tetsuya.
Kini jarinya mencari kontak Kise Ryouta dan segera memanggil. Tetsuya mendapatkan link itu dari Kise kemarin, karena katanya si model pirang tersebut tahu mic yang bagus dan tentunya, dijual di toko online yang terpercaya.
"KUROKOCHIIIIII TUMBEN TELEPON, ADA APA-SSU?" suara cempreng Kise langsung menyambut, Tetsuya sampai harus menjauhkan ponsel beberapa senti dari telinga.
"Kise-kun, kemarin aku sudah beli mic di toko yang Kise-kun rekomendasikan..tapi kenapa ketika datang malah beda? Kise-kun membohongiku, ya?" Suara boleh datar, tapi auranya tajam bukan main. Membuat sang model meringis juga bingung.
"Ehh, mana mungkin aku bohongin Kurokocchi?! Aku juga pernah beli di toko itu, kok. Dan barangnya bagus!"
"Tapi barang yang kuterima tidak sesuai? Mana tidak berfungsi lagi. Bukannya bunyi tapi malah getar-getar terus!"
"Getar-getar?" sahut Kise tambah bingung. Ia jauhkan ponsel dari telinga dan mengecek link yang ia berikan pada Kuroko di-chat beberapa hari lalu.
"Benar kok, Kurokocchi! Ini Mic—" Kise tiba-tiba terdiam, bola matanya terbelalak.
ASTAGA, KISE SALAH KASIH LINK!
"Kise-kun?"
"Anu, Kurokocchi...aku bisa jelaskan—"
"Jadi benar ya Kise-kun bohongin aku? Kise-kun tahu, aku beli pakai uang tabunganku." Ya, Tetsuya kesal karena "mic" itu harganya mahal sekali.
"Kurokocchi—" PIP. Sambungan dimatikan. Huft, Tetsuya masih kesal. Uang tabungannya melayang sia-sia.
TOK TOK TOK
Belum sempat Tetsuya membereskan "mic" tersebut, pintu apartemennya diketuk. Ketika dibuka, tampak seorang pemuda tampan bersurai merah tersenyum padanya.
Akashi Seijuuro, kekasihnya.
"Ah, Sei-kun. Ayo masuk." Tetsuya membalas senyum, yang membuat rasa kesalnya sedikit hilang melihat kekasihnya datang. Seijuuro dengan sopan mengikuti si tuan rumah masuk ke dalam.
"Tetsuya sedang apa?" tanya Seijuuro penasaran ketika melihat Tetsuya masuk ke kamar dan sibuk memasukkan sesuatu ke dalam kotak. Apa itu, entahlah. Seijuuro tak bisa melihat jelas karena Tetsuya membelakanginya.
Ditanya begitu, Tetsuya kembali menghela napas kesal.
"Aku beli barang, tapi yang datang malah salah. Mana harganya mahal lagi..." tanpa sadar Tetsuya cemberut, yang justru membuat Seijuuro malah gemas melihatnya.
"Barang apa?"
"Ini." Tetsuya balik badan dan menunjukkan kotak tersebut pada Seijuuro. Sontak netra merah-emas Seijuuro terbelalak.
"Tetsuya... ini apa...?" Oke, Seijuuro bukan tak tahu barang apa itu. Dirinya hanya berusaha meyakinkan kalau ia tak salah lihat. Tunggu, Akashi Seijuuro tak pernah salah lihat.
"Aku mau beli microphone, untuk sesekali kita pakai karaoke di sini...tapi yang datang malah barang tidak jelas. Mana tidak berfungsi, pula."
"Tidak berfungsi bagaimana...?"
"Itu, tidak bunyi dan malah bergetar terus."
"..."
"Sei-kun?" Tetsuya menatap bingung ketika Seijuuro malah mengambil benda itu dari tangannya.
"Tetsuya. Ini bukan microphone, tapi namanya vibrator. Dia juga memang tidak bisa bunyi, hanya bisa bergetar."
"Vibrator...? Apa itu, Sei-kun?" Tetsuya dengan polos bertanya. Binernya menatap penasaran. Seijuuro tersenyum—lebih tepatnya, menyeringai kecil.
"Mau kutunjukkan fungsinya? Biar Tetsuya tahu dan tidak menyesal sudah mengeluarkan uang."
"Ung! Tunjukkan padaku, Sei-kun." Kepala biru mengangguk antusias.
"Baiklah," seringai Seijuuro tambah lebar, "dengan senang hati kutunjukkan."
Tetsuya, kau sudah masuk perangkap singa.
END
HALOOOO LAMA GAK JUMPA HEHEHE ADA YANG KANGEN?/gakada
Fandom Knb udah beneran sepi ya... :")
