Naruto @ Masashi Kishimoto

Danmachi @ Fujino Omori

Semoga kalian menyukai cerita ini

-Epos Sembagi Arutala 4-

Kedai Fertility kini penuh dengan para petualang, penyebab banyaknya petualang karena hari ini adalah batas akhir tantangan yang diberikan Mama Mia pada dua orang mantan Familia Apollon.

Diantara kerumunan itu ada Petualang yang sedang hangat juga dibicarakan yaitu Bell Cranell. Selain karena begitu cepatnya dia Rank Up.

Kemenangan yang diraih dalam War Game merupakan prestasi yang begitu besar. Apalagi jumlah anggota Hestia Familia terhitung masih pemula.

Selain Bell ada juga full party Hestia Familia yaitu Welf Crozzo yang merupakan anggota keluarga Crozzo yang terkenal dalam menempa senjata sihir.

Namun dalam beberapa generasi terakhir kualitas senjata tempaan keluarga Crozzo mengalami penurunan. Lalu ada juga Liliruca Arde, gadis Pallum yang sebelum bergabung dengan Hestia Familia adalah Anggota Soma Familia.

Kehidupan masa lalunya begitu tragis, diskriminasi sosial, penyiksaan sepihak dan diperlakukan layaknya alat yang jika sudah tidak berguna maka akan dibuang.

Setelah bertemu Bell, awalnya dia memperlakukan Bell seperti para Petualang memperlakukan dirinya juga. Bahkan dia berusaha mencuri Hestia Knife yang untungnya bisa direbut kembali berkat ketelitian Ryu Lion yang mengenal pisau tersbut.

Kemudian di saat dia benar- benar menunjukkan sisi aslinya, Lili secara terbuka mengakui kalau selama ini hanya memperlakukan Bell sebagai alat.

Namun naas, ketika dia hendak kembali ke permukaan. Dia dihadang oleh petualang yang selalu mengintimadasinya. Seluruh hasil jerih payahnya dirampok dan dia dipukuli.

Lalu dia dibuang layaknya sampah untuk dijadikan umpan monser Killer Ant supaya kelompok itu bisa selamat dan kembali ke permukaan lebih dulu.

Di saat inilah dia mempertanyakan kepada Dewa kenapa kehidupannya begitu penuh derita. Ketika dia mendapat suatu tempat yang bisa dia sebut rumah.

Petualang yang memanfaatkannya akan menghancurkannya, saat dia mulai bisa sedikit menabung uang untuk meningkatkan diri agar bisa selamat ketika menjelajahi Dungeon.

Dengan seenak jidaknya kelompok petualang itu merampasnya, dia juga merutuki dirinya yang begitu munafik dan menyembunyikan fakta kalau hanya bersikap sok tegar.

Dia akhirnya memaklumi apa yang menimpanya sebagai karma karena telah berbuat jahat pada Bell yang telah merawatnya dengan baik.

Sebelum dia benar-benar kehilangan nyawa dia berharap untuk hidup dan Bell datang pada situasi dan posisi yang tepat saat menyelamatkannya.

Sehingga saat ini dia menaruh hormat bahkan memiliki perasaan kuat pada Bell. Meskipun dia harus bersaing dengan dewinya yaitu Hestia untuk mendapatkan perhatian.

Lalu yang terakhir adalah Mikoto, seorang wanita yang berasal dari negeri timur yang pandai menggunakan Katana. Awal perjumpaannya dengan Bell cukup ironis.

Pemimpin Party sebelumnya bernama Ouka menjadikan Party Bell sebagai umpan agar bisa lolos dari monster party Serigala.

Memang saat itu tidak ada korban jiwa karena Bell dengan usaha dan keberuntungannya bisa menyelamatkan bahkan membawa kedua rekannya ke lantai 18 yang bernama Under Resort.

Kebetulan saat itu mereka bertemu dengan Familia Loki yang sedang menjalankan ekspedisi untuk menjelajahi lantai yang belum terpetakan menurut pihak Guild sekarang yaitu lantai 59.

Setelah kejadian itu Mikoto yang merasa bersalah memutuskan untuk menebusnya dengan bergabung dalam party Bell ketika menjelajah Dungeon.

Kemudian tekadnya untuk bergabung dengan Hestia Familia kian menguat saat Apollon Familia menantang untuk melakukan War Game.

Hasilnya mereka memenangkan War Game dengan dibantu Ryu Lion yang saat itu menyembunyikan dirinya sebab dirinya bukanlah Familia yang berasal dari kota Orario sebagai pemenuhan syarat yang diajukan oleh Apollon saat Hestia meminta kelonggaran dalam sidang sebelum War Game.

"Heh! Sudah kuduga bocah itu pasti tidak akan datang!"

"Mustahil dia bisa membunuh Kobold, monster itu kekuatannya sangat kuat dan memiliki kecerdasan. Mama Mia benar-benar memperoloknya."

"Haha!"

Tawa membahana saat dua tiga percakapan itu terdengar. Sedangkan Mia-san tetap menunggu dengan sabar kedatangan bocah yang sudah berjanji akan mendapatkan pesanannya.

'Keh~ apa wajah tekadmu waktu itu hanya untuk menutupi kelemahanmu saja bocah?' Batinnya.

"Mia-san lupakan saja bocah itu, dia tidak akan datang. Hari ini aku menang banyak karena bertaruh kalau dia akan melanggar janjinya!" Teriak seorang petualang.

"Hahaha!"

Tawa kembali terdengar, namun mereka semua mendadak sunyi karena mendengar derap langkah dua orang yang ditunggu kedatangannya.

Ya, itu mereka. Uzumaki Naruto dan Mirai Kuriyama. Keduanya datang dengan tubuh compang-camping namun wajah mereka menampakan kebanggaan.

Naruto mengenakan kaos hitam lengan pendek dibalut zirah kulit sederhana dengan lambang pusaran merah kecil di depan dada dan belakang punggung.

Lalu celana panjang petualang hitam dan sepatu hitam menyelimuti kakinya. Sedangkan Mirai Kuriyama mengenakan satu set pakaian khas seorang Supporter. Melihat keatangan mereka seulas senyum terukir di wajah Mia-san.

"Woah, tadi aku mendengar seseorang berkata kalau aku tidak akan datang. Maaf ya karena mengecewakan sebab aku datang untuk menepati janjiku!" Ucap Naruto sembari memikul sebuah buntelan besar.

Melihat kedatangan Naruto sontak saja Bell terkejut.

"Orang itu yang menghadang diriku cukup lama di lorong menuju markas Hyakinthos-san. Saat bertarung dengannya, tiba-tiba seseorang merapal sihir ke arah kami. Aku sempat menghindar, namun dia terkena sihir itu dan langsung pingsan." Ucap Bell.

"Eh, artinya kau tidak mengalahkannya?" Tanya Welf.

Bell menggeleng, "aku tidak mengalahkannya."

"Dengan kata lain kemampuannya setara, sungguh tidak terduga. Kupikir Bell-sama menerobos tanpa halangan, ternyata orang itu mampu menahanmu." Ucap Lili.

Sementara itu Mikoto tidak berkomentar apapun, dari tadi dia fokus memperhatikan lambang pusaran berwarna merah yang ada di punggung Naruto.

'Lambang itu bukannya dari keluarga kuno di Negara Timur.' Batinnya.

"Jadi kau datang juga, lalu mana pesananku?" Tanya Mia.

Naruto tersenyum lalu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Aku sebenarnya gak tahu bentuk item drop apa yang kau pinta. Makanya aku membawakan semua item drop dari setiap Kobold yang ku kalahkan." Ucap Naruto seraya menumpahkan isi buntelan yang dia bawa.

Alangkah terkejutnya mereka saat tahu apa yang keluar dari buntelan tersebut. Item-item yang keluar bukan hanya permintaan Mia-san saja, namun juga Item drop langka dari para Kobold.

"Bu-bukannya itu Ring's Vitality untuk meningkatkan Vitalitas!"

"Ada juga Gem of Brightness sebagai pengganti lentera di dalam Dungeon!"

"Lalu ada Medallion of Thoughts, sialan dia mendapat Item-Item langka dari para Kobold!"

"Selain itu yang lebih penting, gadis itu mengenakan salah satu Item Drop dari Kobold yang bagus!"

" Cloak of Protection!" Ucap mereka serempak.

Seketika kerumunan petualang itu kian merapat dan menghimpit Naruto dan Mirai.

"Bocah kuning, tolong jual Item-Item itu padaku, aku akan membayar dengan harga layak!" ucap seorang petualang.

"Jangan lakukan itu, lebih baik kau jual saja padaku. Aku akan memberikan harga yang sesuai!" Sambut Petualang lain.

"Jualah padaku maka aku akan membuatmu tidak menyesal!"

Itulah tawaran yang dilontarkan para petualang sebab tertarik dengan Item Drop yang di dapat oleh Naruto dan Mirai Kuriyama.

"Kalian sangat berisik! Menyingkirlah, aku yang punya urusan dengan bocah ini kenapa kalian malah mengerubunginya seperti semut yang mengerubungi gula!" Teriak Mia.

Orang-orang yang berkumpul di sekitar Naruto sontak menjauh setelah mendapat peringatan dari Mia. Dwarf wanita itu kini menatap tajam pemuda bersurai pirang yang sedang menghela napas karena baru saja lepas dari kerumunan manusia.

"Jadi, kau berhasil mendapatkannya?" Tanya Mia.

Naruto yang sudah puas mengambil napas kini membalas tatapan tajam Mia sambil merespon.

"Kau bisa periksa sendiri, aku tidak tahu bentuk barangnya jadi kubawa saja semuanya padamu." Ucapnya.

Tanpa dilihat pun Mia sudah tahu kalau ke empat Item drop yang dipintanya pasti ada. Namun dia ingin memastikan satu hal penting pada petualang muda bersurai pirang ini.

"Berapa Kobold yang ku bunuh untuk mendapatkan semua ini?" Tanya Mia-san.

Para petualang lain juga penasaran, berapa banyak Kobold yang dibunuh Naruto sampai mendapat jarahan sebanyak itu.

"Hn biar kuingat 7, 9, 12 ah berapa ya. Mirai apa kau ingat?" Tanya Naruto yang tidak ingat berapa banyak Kobold yang dia kalahkan.

"Kemarin Naruto-kun membunuh 23 Kobold lalu hari ini 27 Kobold. Jadi totalnya ada 50 Kobold yang dikalahkan oleh Naruto-kun. Jika dikelompokan dengan warna bulu maka rinciannya. 35 Kobold bulu hitam, 9 Kobold bulu abu-abu lalu 6 Kobold bulu putih." Jawab Mirai tegas.

Para petualang ternganga saat mendengar jawaban itu. Bahkan Mia pun tertegun dengan jumlah Kobold yang sudah dikalahkan Naruto. Beberapa petualang ingin membantah, namun item drop yang di dapat itu membuktikan kebenaran dari ucapan Mirai Kuriyama.

Sebab Item-Item itu masuk jajaran kelas menengah karena efek yang di dapat dari Item drop tersebut sangat membantu dalam keseharian para Petualang ketika menjelajahi Dungeon.

"Tidak disangka dia melawan sebanyak itu?"

"Sangat wajar sih dia mendapat Item Drop sebanyak itu!"

"Pantas saja ada Item drop yang berkelas menengah ternyata dia mampu membunuh Kobold bulu putih. Sungguh tidak terduga."

Itulah bisik-bisik yang di suarakan oleh petualang ketika tahu jumlah Kobold yang dikalahkan Naruto. Bahkan Party Bell pun terkejut, sebab dia mengalahkan para Kobold itu seorang diri.

"Aku malah bersyukur dia pingsan saat War Game. Jika dia bertarung serius denganmu, Bell akankah kau menang melawannya?" Ucap Welf.

"Aku juga sependapat!" Balas Bell.

"Apaan sih kok malah pesimis begitu, lalu Bell-sama kenapa kau setuju dengan pendapat Welf-sama!" Ucap Lili.

"Aku hanya mengatakan pendapatku saja." Balas Welf.

"Iya, itu benar. Lagipula apapun pendapat kami hasilnya sudah berlalu kita menang melawan Familia Apollon." Balas Bell.

Liliruca Arde memanyunkan bibirnya ketika mendapat jawaban itu, tiba-tiba Mikoto-san menggumamkan sesuatu.

"Lambang itu dari keluarga Uzumaki, apa ini sungguhan?" Gumamnya.

"Eh, Mikoto-san! Apa yang kau ucapkan?" Tanya Bell.

"Eh tidak apa-apa aku hanya bergurau saja. Hehehehe." Bantah Mikoto sembari terkekeh untuk melenyapkan rasa penasaran mereka.

Namun matanya kembali melirik lambang pusaran merah yang ada di punggung Naruto itu.

'Apa sungguh dia berasal dari Keluarga Uzumaki?' Tanya Mikoto dalam batin.

"Jadi Mia-san! Bagaimana dengan kesepakatan yang kita buat, kau tentu tidak melupakannya bukan?" Tanya Naruto.

Mia tersenyum saat mendengar pertanyaan itu, lalu dia pun melempar sebuah Grimoire ke arah Naruto sembari bertkata.

"Aku tarik kata-kataku sebelumnya soal anggota Familia Apollon yang besar mulut. Nikmati hadiahmu!

Tanpa aku bertanya untuk meyakinkan, wajahmu sudah menyiratkan kalau kau sudah memahami arti dari apa yang kuberikan padamu." Ucapnya seraya kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan.

Naruto segera menangkap Grimoire yang mengarah padanya, di depan sampulnya terdapat sebuah gambar pusaran angin yang membentuk sebuah bola.

"Yosh, untuk merayakan keberhasilan teman petualang kita. Mari berpesta!"

"Bersulang!"

Para petualang akhirnya menegak minuman mereka untuk merayakan keberhasilan Naruto dan Mirai dalam menyelesaikan tantangan Mia-san.

Mia-san juga memberikan jamuan gratis khusus malam ini, karena dia kalah dari seorang bocah. Tentu saja sebagai ganti kerugian, dia mengambil semua jarahan yang di dapat Naruto.

Sementara itu Party Bell pulang lebih dulu karena mereka akan sibuk dalam beberapa hari ke depan. Sebab pihak Guild sudah meminta mereka agar mengambil tugas melakukan ekspedisi Dungeon.

Epos Sembagi Arutala

Setelah pesta semalam suntuk itu, Naruto terbangun dari tidurnya. Kepalanya masih terasa pusing sebab banyak gelas yang dia tegak malam ini.

Meski dalam kondisi seperti itu, dia masih semangat untuk membuka Grimoire yang baru saja dia dapat. Saat membuka sampul Grimoire yang diberikan Mia-san, kesadarannya terseret ke tempat serba putih.

Dalam ruang itu Naruto kebingungan karena tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa hal yang menurutmu begitu penting?"tanya seseorang tanpa wujud.

"Hn, karena aku baru kehilangan tempat pulang maka yang menurutku penting adalah rumah." Jawab Naruto lantang.

"Apa hal yang ingin kau raih di masa depan?" tanya suara itu lagi.

"Tentu saja, mendapat gelar seperti tokoh yang kukagumi." Jawab Naruto.

"Kekuatan macam apa yang kau inginkan?"

"Aku tidak punya gambaran kompleks, tapi bentuknya seperti gambar sampul di Grimoire yang tadi kulihat. Lalu aku akan menamakannya Rasengan." Jawab Naruto.

"Untuk apa kekuatan tersebut?"

"Tentu saja, melindungi teman-temanku yang berharga." Jawab Naruto

"Lalu apa impianmu?"

"Tentu saja, menjadi seorang Petualang sejati." Jawab Naruto

"Sungguh kekanak-kanakan!"

"Memang begitulah diriku." Ucap Naruto.

Seberkas cahaya putih menyilaukan pandangannya di susul suara.

"Kau akan memiliki apa yang kau inginkan, coba gunakan itu ketika kau butuhkan." Ucap suara tersebut.

Perlahan kesadaran Naruto kembali, dilihatnya beberapa petualang masih terlelap meskipun hari sudah menjelang pagi. Saat dia melirik Grimoire yang baru dia baca, tulisan dalam Grimoire itu sudah terhapus.

"Souka, apa yang dikatakan orang-orang ternyata benar. Ketika isi dalam Grimoire sudah dibaca maka itu akan lenyap, semoga kemampuan yang baru kudapatkan bisa berguna." Gumam Naruto sembari mengepalkan tangan.

"Naruto-san! Kau sudah bangun?" Ucap seorang seorang High Elf berambut Hijau muda bernama Ryu-san.

Dia sebenarnya seorang petualang, namun ketika terjadi Dark Periode beberapa tahun silam. Keinginannya untuk bertualang sudah luntur.

Kini dia bekerja sebagai Maid di Hostees of Fertility, dia bukanlah berasal dari Familia Orario. Karena itulah dia diijinkan pihak Guild untuk membantu Party Bell dalam War Game.

Sesuatu yang buruk telah terjadi pada Party lamanya ketika berada di dalam Dungeon. Yang mana kisah itu begitu memilukan untuk di ceritakan saat ini.

"Ah iya, sepertinya aku terlalu terbawa suasana dan berakhir tidur di sini. Apa kau tahu dimana rekanku berada?" Tanya Naruto.

"Gadis Pallum itu sudah pergi ke pemandian air panas, dia juga menitipkan pesan begini. Naruto-kun, aku mau istirahat sejenak karena seminggu ini penuh sesak melawan Kobold di dalam Dungeon. Kau juga luangkan waktumu dan penuhilah janji yang telah kau buat! Itulah pesan yang dia titipkan padaku untukmu." Ucap Si Elf.

Sebuah senyum terukir di wajah Naruto tatkala mendengar pesan yang disampaikan itu untuknya.

"Terima kasih sudah menyampaikannya padaku, Ryu-san!" Balas Naruto yang segera bangkit.

' Kau memang tahu cara agar aku tidak melanggar janji, Mirai!' Batin Naruto.

TBC

Terima kasih telah membaca sampai selesai semoga terhibur