Naruto @ Masashi Kishimoto
Danmachi @ Fujino Omori
Semoga kalian menyukai cerita ini
-Epos Sembagi Arutala 5-
Special For Tanggal Cantik
11-11-22
"Hah~ harusnya kau tidak perlu repot-repot melakukan ini Naruto-san!" Keluh Naaza sembari menghela napas.
"Aku sudah janji akan mentraktirmu makan es krim. Selain itu, ini juga bagian dari balas budi karena sudah memberitahu cara mengalahkan Kobold. Berkat itu, aku bisa melawan balik dan mendapatkan banyak Item Drop." Balas Naruto.
Saat ini dua orang berbeda gender dan ras sedang menikmati semangkuk es krim spesial di kedai jalanan menuju menara Babel.
Banyak sekali stan yang berbaris di sekitar menara Babel. Sebab menara besar itu merupakan icon dari kota Orario.
"Jadi kemana Mirai-san pergi?" Tanya Naaza seraya menyendok es krim ke mulutnya..
Naruto juga melakukan hal serupa sembari menjawab. "Dia meminta untuk istirahat sebab seminggu ini kami benar-benar kelelahan untuk mendapatkan item drop yang di pesan Mia-san. Mungkin dia pergi ke pemandian air panas atau sebagainya." Jawab Naruto.
"Begitu ya, setelah menyelesaikan permintaan Mia-san. Apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" Tanya Naaza.
"Kalau aku sih ingin mewujudkan impianku mendapat gelar yang sama seperti tokoh Petualang yang kukagumi." Jawab Naruto.
Sembari menyendok kembali es krim miliknya Naaza Erisius kembali bertanya.
"Memangnya, petualang seperti apa yang kau kagumi atau mungkin itu Argonaut? Sebab hanya itulah sosok yang diidolakan oleh banyak Petualang?"
"Petualang yang kukagumi itu bukan Argonaut, melainkan Menma dari seri novel Tales of Gutsy Shinobi. Aku menyukai setiap bagian-bagian dari kisahnya. Saat mengingatnya aku seperti di paksa menyelami kisah itu." Jawab Naruto.
"Tokoh pertengahan dari era Pahlawan ya, mah kebanyakan orang tidak mengenalnya. Tapi aku pernah beberapa kali membacanya, bagian terbaik dari cerita itu adalah saat dia menyelamatkan pasangangannya yang hampir di telan kegelapan. Kalau tidak salah namanya Satsuki, benar tidak sih?" Balas Naaza.
"Woaah ternyata Naaza-san juga pernah membacanya ya, apa yang kau katakan itu benar. Tokoh Menma tidak seterkenal Argonaut atau beberapa pahlawan di akhir era pahlawan. Namun aku mengagguminya sebab keberanian, tekad serta keyakinannya yang kuat dalam menghadapi segala permasalahan. Lalu apa yang kau katakan barusan adalah bagian akhir dari novel tersebut." Ucap Naruto.
Perbincangan keduanya cukup hangat, sesekali mereka tertawa karena membahas hal-hal lucu dari Novel yang pernah mereka baca.
Secara tidak terduga angin datang dan menyingkap kain yang digunakan Naaza dan tahulah Naruto kalau tangan kanan gadis Chientrope itu sudah bukan aslinya.
"Maaf jika ini lancang? Apa tangan kananmu itu prosthesis?" Ucapnya pelan
"Kau benar, aku mengalami kejadian mencekam di dalam Dungeon setahun yang lalu. Kemudian tanpa aku sadari tangan kananku sudah sepenuhnya hilang. Dewa Miach meminjam uang sangat besar pada Dian Cheth Familia untuk membeli lengan Prosthesis ini. Sejak kejadian itu, aku mengalami trauma dan memutuskan untuk berhenti bertualang lalu membantu Dewa Miach meracik dan menjual ramuan." Jawab Naaza.
"Begitu ya, maaf jika membuatmu ingat hal buruk yang terjadi padamu." Ucap Naruto dengan wajah murung.
Naaza tersenyum agar Naruto tidak terlalu merasa bersalah sembari berkata.
"Tidak mengapa, lagipula kau sudah mentraktirku makan es krim. Jadi kali ini kumaafkan, sebagai gantinya bisa kau ceritakan bagaimana kau bergabung dengan Apollon Familia." Balas Naaza.
Mendengar pertanyaan itu Naruto hanya cengengesan sembari menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.
"Waduh kenapa malah seperti itu?" Canda Naruto.
"Tidak apa-apa kan? Lagi pula, aku sudah cerita hal pribadi padamu. Jadi ceritakan juga asal-usulmu padaku!" Pinta Naaza
Naruto sebenarnya ingin menolak gagasan itu, namun karena apa yang dikatakan Naaza itu benar. Mau tidak mau, dia harus menjawab pertanyaan Naaza.
"Sebenarnya aku berasal da-"
"Childs of the Prophecy! Seru seseorang yang tiba-tiba datang dan merangkul Naruto.
Tentu saja Naruto tidak kenal dengan wanita tersebut. Sebab baru pertama kali bertemu dengannya, adapun Naaza juga tidak mengenal sosok itu.
"Maaf nona! Namaku bukan Child of The Prophecy, tapi Uzumaki Naruto! Selain itu siapa dirimu?" Bantah Naruto sembari mencoba lepas dari rangkulannya.
"Tidak mungkin, kau pasti Child of The Prophecy. Aku sangat mengenal betul auramu!" Ucapnya sembari tambah lengket memeluk Naruto.
Si pirang ini kesusahan napas karena lehernya di peluk begitu erat, usahanya untuk lepas dari pelukan wanita asing itu sama sekali tidak membuahkan hasil.
Naaza bergerak melihat situasinya sudah diluar kendali, sebuah jitakan keras mendarat di kepala Wanita itu membuatnya meringis menahan sakit.
Sedangkan Naruto langsung menarik napas sebanyak-banyaknya sebab pasokan oksigen yang dibutuhkannya tersendat cukup lama.
"Itteee! Sakit sekali, apa yang kau lakukan gadis barbar!"
"Menjitakmu yang tidak sopan sebab memeluk orang tidak dikenal hingga hampir mati karena kehabisan napas." Balas Naaza dengan wajah tanpa dosa.
Si gadis berambut putih perak itu menggeram dan langsung menyolot.
"Aku mengenalnya, dia Child of The Prophecy. Pria yang selama ini kucari, sudah lama aku mendambanya. Tapi entah kenapa dia malah pergi bersama gadis Uzumaki itu. Padahal aku menaruh rasa padanya!" Balasnya.
Saat mendengar itu Naruto mendadak teringat dengan ucapan dari kakeknya.
"Naruto, jika kau bertemu dengan seorang wanita berambut perak mengenal dirimu. Kemungkinan dialah Dewi yang dulu memberikan berkah pada Ayahmu. Nama dewi itu adalah …"
"Dewi Hecate!" Ucap Naruto menyebutkan nama Dewi yang dulu memberikan karunia pada Ayahnya.
"Lihat! Dia kenal denganku bukan? Sudah pasti dia adalah Child of The Prophecy!" Sembur Hecate sembari membusungkan dadanya yang kemudian berguncang.
Sedangkan Naaza langsung menatap Naruto sembari meminta penjelasan.
"Kau kenal dengannya?"
"Tunggu, bukan berarti aku mengenalnya. Aku tahu dari Kakekku kalau dulu Ayahku mendapat Karunia darinya!" Balas Naruto.
Mendengar itu Hecate tersentak dan langsung bertanya.
Hah! Siapa yang kau maksud? Tanya Dewi Hecate.
"Itu Ayahku namanya Minato Namikaze," Jawab Naruto.
Dewi Hecate merasa sakit saat mendengarnya, karena itu dia mencoba mengelak dengan berkata.
"Cih sepertinya kau memang bukan dirinya, lagipula aku tidak kenal dengan Namikaze siapalah itu!" ketus.
"Woi jaga bicaramu itu nama ayahku tahu!" Balas Naruto.
"Memangnya kenapa, lagipula aku juga gak kenal!" Ucap Dewi tersebut sambil menjulurkan lidah. "Lalu dimana Ayahmu itu berada sekarang?"
Naruto membisu saat mendapat pertanyaan tersebut, rautnya pun menunjukkan kesedihan begitu mendalam seakan mengingat hal buruk.
"Ayahku dan Ibuku serta Kakekku sudah tiada karena melindungiku dari serangan monster." Ucapnya dengan suara yang diperas.
Hecate dan Naaza membisu saat Naruto mengatakan itu, terutama Hecate yang merasa tidak enak sebab terkesan memaksa. Namun dia juga sebenarnya tidak salah karena ingin tahu keberadaan Ayah Naruto. Tapi sepertinya takdir berkata lain.
"Jadi dia sudah tiada ya, maaf anak muda. Sudah membuatmu mengingat hal pahit itu." Ucap Hecate.
"Tidak mengapa, Anda juga tidak tahu. Jadi tidak masalah, selain itu aku juga tahu namamu dari Kakekku Jiraiya." Balas Naruto.
Mendengar itu Hecate langsung bertanya.
"Apa hubunganmu dengannya?" Ucapnya sarkas.
"Eh hanya sebagai kakek baptis, kata ibuku nama yang melekat padaku adalah pemberian darinya. Kalau masalah asal usul sampai kematiannya pun aku tidak tahu." Ucap Naruto
"Jadi begitu, kukira ayahmu merupakan anaknya dan kau cucunya." Ucap Dewi Hecate.
"Memangnya kenapa?" Tanya Naruto.
"Hmph! Kalau kau sungguhan cucunya, aku akan memukul kepalamu sebab dia tidak pernah absen mengintip diriku Mandi. Hal itu membuatku kesal, namun dia malah kepincut dengan seorang gadis di sebuah desa dan bertepuk sebelah tangan. Lah Kenapa juga aku menceritakan ini padamu!" Ucap Hecate.
"Mana kutahu, kau sendiri yang kelepasan menceritakannya jadi tidak masalah bukan?" Respon Naruto.
"Kau ada benarnya juga sih," balas Hecate.
"Apa kau tidak memiliki Familia, Dewi Hecate?" Tanya Naaza.
Sambil menghela nafas Hecate menjawab.
"Aku sudah berusaha mendapatkannya, tapi kurang beruntung. Kukira hanya Child of The Prophecy saja yang akan menjadi Familiaku dan kami hidup bahagia. Tapi dia nyatanya pergi dengan seorang gadis asing. Ah, aku tidak tahu lagi harus melakukan apa?"
'Bagaimana kalau menjadikan diriku anggota Familiamu?' Tawar Naruto.
"Kau ingin menjadi Familiaku. Apa kau serius?" Tanya Dewi Hecate serius
"Tentu saja, dewa bodoh yang aku ikuti sekarang sudah mengabaikanku. Jadi saat ini aku tidak memiliki dewa atau dewi yang mengatur statusku. Maukah kau menjadikan aku dan temanku Famila?" Jawab dan tawar Naruto lagi.
'Bukankah ini malah seakan Naruto memanfaatkan Dewi Hecate, kira-kira apa tanggapan Dewi Hecate.' batin Naaza.
"Aku juga lelah mencari anggota Familia, baiklah aku akan memberikan berkat padamu!" Balas Dewi Hecate.
'Dia menerima begitu saja? Sungguh dewi yang aneh!' Batin Naaza.
"Bagus, kalau begi-"
"Wooargghh!"
Suara geraman itu terdengar membahana, membuat Naruto, Dewi Hecate dan Naaza menghentikan percakapan hangat mereka.
"Ada Monster keluar dari penangkaran!"
"Cepat lari! Itu adalah Illfang si Kobold Lord yang muncul di Anime Sword Art Online!"
Naruto segera menangkap orang itu dan mengintrogasinya.
"Woi bagaimana ceritanya monster dari Universe berbeda bisa muncul ke sini." Ucap Naruto sembari menarik kerah baju orang yang teriak.
"Mana kutahu, tanya sendiri sana sama Authornya." Balas orang itu.
"Sialan, ini orang yang bikin cerita seenak jidat. Padahal Crossnya Naruto dan Danmachi kenapa monster dari Anime sebelah ikutan muncul." Gerutunya.
"Naruto-san! Tenanglah?" Tanya Naaza.
"Baiklah, Sana pergi!"
Naruto mendecih dan melepaskan kerahnya, orang itu melanjutkan lari karena tidak ingin menjadi korban dari Monster yang lepas kendali ini.
Sementara itu Kobold Raksasa berwarna merah sedang memporak-porandakan apapun yang ada di sekitarannya. Seperti meluapkan emosi karena sering dipertontonkan di khalayak sebagai hiburan.
Tak ayal stan-stan yang berbaris itu kini luluh-lantak dan barang-barangnya berhamburan kemana-mana. Di situasi itu para pedagang mencoba menyelamatkan diri.
'Oi jangan bercanda, aku menghadapi yang kecil saja butuh waktu seminggu.' Batin Naruto.
"Sialan, senjataku tertinggal di penginapan!" Keluh Naruto.
"Milikku juga!" Sambung Naaza.
"Kalian ini kenapa pikirannya sempit sekali, coba liha di sana! Ada sebuah stan yang belum hancur dan menjajakan senjata. Gunakan saja senjata di stan itu untuk melawannya." Saran Dewi Hecate sembari menunjuk stan yang dimaksud.
Saat Naruto dan Naaza memandang stan yang dimaksud, keduanya menganggukan kepala dan bergegas ke stan tersebut untuk menggunakan salah satu senjata di sana untuk melawan Kobold Lord.
"Aku pilih yang ini," ucap Naaza sembari mengambil busur dan sebucket anak panah lalu menggantungnya di bahu.
"Aku ambil yang ini!" Ucap Naruto memilih sebuah Short Sword.
"Kalau begitu, aku pilih Tombak ini!" Ucap Hecate sembari memainkan tombak yag dipilihnya sebelum menghunuskannya.
"Eh!"
Naruto dan Naaza tentu heran, karena biasanya para dewa tidak terlibat dalam masalah monster apalagi menghadapinya. Namun Dewi Hecate berniat melawan.
"Kenapa wajah kalian menjadi aneh begitu?" Tanya Hecate.
"Justru Anda yang aneh di sini!" Balas Naaza.
"Itu benar! Bukankah Para Dewa di larang menggunakan kekuatannya di dunia bawah?" Menyetujui sembari bertanya.
Mendengar respon dan pertanyaan tidak terduga itu. Dewi Hecate terkekeh kemudian membalas.
"Jangan samakan aku dengan Dewa atau Dewi biasa. Begini-begini aku adalah Dewi yang melakukan penjelahan di dunia luar yang ganas, jadi bertarung merupakan hal biasa bagiku. Lagipula, aku tidak akan menggunakan karuniaku untuk melawan keroco seperti ini." Ucapnya sambil memandang rendah Illfang The Kobold Lord.
Seakan tahu dia sedang di rendahkan, monster itu meraung keras dan langsung menerjang tiga orang berbeda gender dan ras yang berani berdiri untuk menghadangnya.
"Kita bahkan tidak dibiarkan merespon ucapan dewi Hecate." Ucap Naaza.
"Memang sifat khas para Kobold yang berdarah panas. Langsung bertindak berdasarkan insting, aku makin bersemangat!" Seru Naruto.
"Kalia berdua cobalah untuk tidak mengacau!" Tambah Dewi Hecate.
Naruto dan Hecate maju ke depan bersiap mengadu teknik dengan Illfang The Kobold Lord. Sementara itu Naaza memberikan tembakan support untuk membantu mengalahkan monster tersebut.
Para Petualang dari Familia Ganesha yang mengatur ketertiban di Orario muncul setelah mendapat kabar dari orang-orang selamat yang berlarik ke pusat kota.
"Apa kalian tidak apa-apa?" Tanya mereka.
"Tenang saja, jangan ikut campur! Aku pasti bisa mengalahkannya!" Jawab Naruto.
"Jawabanmu menarik juga, kalau begitu aku akan mundur!" Respon Hecate seraya menjauh membiarkan Naruto melawan Illfang secara solo.
Saat itu Illfang dan Naruto beradu serangan, membuat keduanya menjaga jarak dan terjadi keheningan untuk sementara. Keduanya saling menatap dan mengatur napas untuk mengembalikan fokus masing-masing.
"Kenapa Anda tidak membantunya lagi?" Tanya Naaza.
"Heh! Laki-laki itu ucapannya yang dipegang, dia berkata kalau bisa melawannya sendiri. Jadi aku tidak akan ikut campur, sekarang kita lihat apa itu hanya bualan atau sungguhan." Jawab Hecate sembari menunggu apa yang selanjutnya terjadi.
"Tapi itu berbahaya, dia akan mati! Naaza.
"Ada hal berharga yang bahkan resikonya adalah kematian. Hal itu adalah keberanian melangkah melampaui batasan, memang terdengar konyol. Karena umumnya orang harus berhenti jika sampai pada batasnya, tapi bagi mereka yang mengincar posisi puncak. Siapapun yang tidak berani melangkah menembus batasannya, maka dia hanya akan berakhir menyesali kebodohannya. Karena itu, aku bukan mencemplungkannya dalam bahaya. Tapi sedang memberikan dia kesempatan untuk melampaui batasannya." Balas Dewi Hecate.
Saat mendengar ucapan Dewi Hecate itu jauh di dalam lubuk hati Naaza yang tadinya terasa hampa kini mulai menghangat. Dia seakan menemukan kembali alasan untuk terus melangkah maju.
'Apa aku masih bisa memulainya lagi?' Batinnya.
Kembali ke pertempuran, Naruto dan Illfang kini saling menerjang. Keduanya melakukan jual beli serangan, mencoba menjatuhkan lawannya.
Illfang melayangkan Nodachi miliknya untuk menebas tubuh Naruto, namun Petulang muda itu mampu mengelaknya dengan melompat, berguling dan menunduk.
Sambil melakukan gerakan itu semua tidak jarang sayatan dan tusukan, Naruto tempatkan pada bagian tubuh sang monster.
Kobold Lord makin di buat kesal sebab semua serangannya tidak ada yang kena malahan tubuhnya kini dibuat terluka, dia kemudian menyerang secara membabi buta. Melihat itu seulas senyum Naruto ukir.
"Inilah yang aku tunggu!" Gumamnya di sertai senyum kemenangan.
Naruto bersiap dengan kuda-kuda menyerang, short Sword yang tadinya di tangan kanan kini berpindah ke tangan kiri. Sedangkan di tangan kanannya, perlahan muncul pusaran angin yang kian memadat membentuk sebuah bola.
Hecate yang melihat itu melebarkan mata, karena mengenal apa yang diperagakan oleh Naruto itu. Naaza serta anggota Familia Ganesha dibuat spechless.
Naruto berlari menuju Illfang yang mengamuk serta menebas tidak karuan, saat jarak menipis Naruto meluncur ke bawah melewati selangkangan sang Monster.
Saat tepat di belakangnya, Naruto kemudian bangkit dan langsung memotong Ekor Kobold Lord, membuat Illfang menjerit karena bagian tubuhnya di pisahkan. Setelah melakukan itu, Naruto melompat ke punggung Illfang. Lalu menancapkan Short Sword di lehernya.
Inilah peghabisannya, matilah dengan sihir baruku. Rasengan! Teriak Naruto sembari membenturkan bola spiral yang ada di tangan kanannya ke kepala Illfang.
Tentu saja si Kobold Lord langsung berubah menjadi kepulan asap dan Pedang Nodachinya jatuh ke tanah beserta inti kristal sebesar kepala manusia.
Naruto terjatuh cukup jauh karena hempasan yang tercipta saat Rasengan miliknya membentur kepala dari Kobold Lord. Meski terasa sakit, tapi dia puas karena berhasil mengalahkannya.
"Dia benar-benar anak Minato, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Mungkin dialah yang akan mengalahkan Monster kegelapan yang selama ini meneror Desa itu." Batin Hecate.
TBC
Terima kasih pada para Review yang telah meninggalkan jejaknya. Semoga kegembiraan kalian kian bertambah seiring bertambanya Chapter Fanfic ini.
Untuk Aku Guest yang bertanya Uchiha Mikoto? Jawabanya bukan, Mikoto yang dimaksud adalah gadis yang rambutnya dikuncir kuda dan pas Arc Black Goliath dia merapal sihir Futsunomitama untul menahan gerakan monster tersebut. Cek di Episode terakhir Danmachi Season 1.
Untuk AhegauoDoublePeace, selamat datang di sini semoga betah dan kalau untuk Rajin Update menyesuaikan dengan kondisi Real Life jadi jangan terlalu berharap. Doakan saja Rezekiku lancar dan bisa Update terus.
Untuk Dimas Kurosaki, syukur deh kalau puas dengan Chapter kemarin, semoga ini juga bisa memuaskan.
Itu aja, sampai jumpa di Chapter selanjutnya.
