Disclaimer: At Masashi Kishimoto.


Chapter 2: Quest Pertama

Hinata membuka pintu Guild Adventurer agak keras mengakibatkan sebagian besar perhatian orang di dalam ruangan teralihkan padanya. Suasana yang awalnya berisik kini jauh lebih tenang berkat kehadiran gadis lavender itu. Mereka bereaksi berbeda-beda padanya. Ada yang hanya melirik sekilas kemudian kembali ke urusan masing-masing, ada yang menatap Hinata tak suka, ada juga yang tersipu karena kecantikan gadis lavender itu begitu menakjubkan.

Ia melihat pada meja resepsionis. Tidak ada seorang pun. Wajar karena guild belum buka. Hinata segera masuk dan mencari tempat duduk kosong. Ia duduk dengan tenang, menunggu waktu berlalu sampai beberapa resepsionis keluar dari ruangan pribadi mereka berserta tumpukan quest di tangan.

Lembaran quest itu dipajang di sebuah papan besar. Para petualang tak sabar menunggu sang resepsionis selesai memajang quest untuk mereka pilih dan ambil. Sementara Hinata menunggu dengan sabar. Cukup lama sampai ruangan ini mulai sepi oleh orang yang lalu-lalang. Ia tidak perlu terburu-buru untuk mengambil quest karena Hinata hanyalah petualang dengan peringkat paling bawah. Tidak ada banyak pilihan quest.

Menurut buku panduan, quest juga dibatasi tingkat seorang petualang. Contoh, petualang tingkat porselen hanya bisa mengambil quest paling mudah seperti membantu masyarakat seperti mencuci piring atau mencari sesuatu. Monster yang boleh diburu oleh petualang tingkat ini juga hanyalah slime dan giant rat. Jika seorang petualang tingkat porselen ingin menaikkan peringkat mereka, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Di antaranya; Menyelesaikan minimal 30 quest di peringkat mereka–10 di antaranya harus quest berburu monster. CP petualang minimal 5.000.

Quest juga dibagi menjadi beberapa tingkat sesuai nama tingkatan petualang.

Setelah memastikan tidak ada lagi orang yang antri di meja resepsionis, Hinata segera mendekati salah satu dari mereka. Ia berdiri di depan resepsionis yang kemarin mengurus pendaftarannya.

"Selamat pagi, Hinata-san." Eina tersenyum manis. Hinata membalasnya.

"Apa ada quest yang cocok untuk tingkatanku?" tanya Hinata.

"Sebentar, aku periksa dulu." Eina membuka laci tempat lembaran quest disimpan. Ia memang sengaja tidak memajang quest pemula karena petualang baru harus dibimbing sesuai arahan dari resepsionis agar tidak mati cepat. "Ini dia." Eina menyerahkan selembaran itu pada Hinata.

Gadis lavender tersebut menerimanya dengan sopan kemudian mulai membaca. Ini adalah permintaan mencari tanaman herbal untuk bahan potion.

Permintaan pencarian tanaman herbal;

10x ribleaf.

5x cortinarius.

10x verbena.

Lokasi: Di sekitar desa Francollarts.

Reward: 35 koin tembaga.

Rank quest: Porcelain.

Hinata mengangguk mengerti. "Aku akan mengambil quest ini."

Eina tersenyum. "Kalau begitu selamat berpetualang. Ingat! Quest ini akan batal otomatis dalam dua hari. Sebelum Hinata-san berangkat, apa ada hal yang ingin ditanyakan?"

Hinata diam sebentar. "Di mana letak desa Francollarts?"

Eina menjelaskan dengan rinci sambil membawa peta lengkap Toussaint. Hinata bisa membaca peta sehingga ia cepat mengerti apa yang dikatakan gadis resepsionis itu. Setelah semuanya siap, ia pergi menuju desa yang dimaksud. Perlu setidaknya 45 menit untuk sampai ke sana dengan berjalan kaki.


The Strongest Adventurer


Desa ini terletak di selatan kota. Kebun anggur dan bunga matahari membaur menjadi satu mengitari sekeliling desa. Hinata telah sampai di pintu masuk desa ini dan memutuskan untuk beristirahat sebentar. Desa ini ternyata cukup besar dengan beberapa fasilitas memadai seperti pandai besi dan penginapan. Gadis itu beristirahat sejenak di The Scarlet Cardinal Inn sekadar untuk menghilangkan haus.

Suasana di The Scarlet Cardinal Inn cukup ramai dengan penduduk biasa dan prajurit yang membaur. Hinata duduk di bangku jauh dari kerumunan untuk mendapatkan ketenangan. Ia memesan jus jeruk pada innkeep seharga 5 koin tembaga. Hinata menikmati jus jeruknya sebelum kembali melanjutkan quest.

Permintaan pertamanya tidak terlalu sulit. Ia mengenal baik tumbuhan yang Hinata cari berkat hobinya membaca buku. Hal yang membuat quest ini berjalan cukup lama adalah tempat tanaman itu tersebar di mana-mana. Setelah dua jam Hinata akhirnya bisa memenuhi permintaan pencarian tanaman herbal. Gadis itu cukup beruntung karena tidak ada monster yang berpapasan dengannya. Hinata segera kembali ke serikat petualang.

Ia sampai pada tengah hari. Menyerahkan tanaman herbal pada Eina dan menandatangani kertas quest itu. Tidak lama kemudian Eina kembali dengan 25 koin tembaga. Hinata menerimanya dengan senang hati.

"Sekali lagi, selamat telah menyelesaikan quest perdanamu, Hinata-san." Eina ikut senang atas lancarnya permintaan pertama yang dikerjakan Hinata.

"Terima kasih." Gadis itu sedikit menunduk kemudian menyimpan uang hasil kerjanya di kantong belakang.

"Hari masih panjang, apa Hinata-san tertarik mengambil quest lagi?" tawar Eina.

Hinata menerimanya dengan senang hati. "Tentu saja. Kali ini quest seperti apa yang tersedia?"

Eina memilih beberapa lembaran kertas yang ada di tangannya. "Bagaimana jika quest membasi slime? Tadi saat Hinata-san pergi menjalankan quest, pemilik Belgaard Vineyard datang ke sini dan membuat permintaan membasmi slime yang sering menghancurkan tanaman anggurnya."

"Slime ya …."

Slime dikatakan monster terlemah yang ada di dunia. Cukup dengan menghancurkan inti kehidupannya maka monster itu mati. Monster ini juga tidak bisa membunuh manusia tapi agak sedikit merepotkan jika bersentuhan dengan mereka. Monster ini dapat melelehkan semua jenis kain. Hinata telah membaca profil slime seperti kelemahan dan kekebalannya. Ternyata, slime kebal terhadap serangan tumpul atau fisik karena tubuhnya yang fleksibel. Ia sangat lemah terhadap benda tajam.

Eina tahu apa yang dipikirkan Hinata. Class job yang mengandalkan tangan kosong sebenarnya kurang cocok melawan slime. Namun, ia bisa memberi beberapa saran padanya. "Bagaimana kalau kamu membeli pisau sebelum berangkat?"

"Tapi aku tidak memiliki keahlian menggunakan senjata tajam."

"Kupikir tidak perlu keahlian jika hanya melawan slime. Cukup tusuk saja inti kehidupannya dan beres. Hinata-san bisa membeli pisau di toko pandai besi di seberang jalan. Itu adalah satu-satunya pandai besi yang berafiliasi dengan guild adventurer cabang Toussaint."

Hinata berpikir sebentar kemudian setuju dan mengambil quest itu. Lagi pula pisau memiliki banyak kegunaan selain untuk bertarung. Ini juga untuk jaga-jaga bila terjadi sesuatu yang mengharuskannya menggunakan benda tajam.

"Jangan lupa untuk menghampiri Nyonya Matilda sebelum menjalankan quest. Beliau akan memberikan informasi yang berguna agar lebih mudah menyelesaikan permintaannya."

"Baik."

Sebelum Hinata menjalankan permintaannya, ia terlebih dahulu makan siang di kedai dekat serikat. Setelah makan Hinata pergi menuju tempat pandai besi guna membeli pisau. Toko ini lumayan sepi dengan beberapa pengunjung. Hinata menyusuri pandangannya, melihat berbagai macam senjata dan armor yang terpajang di dinding. Ia lalu menghampiri seorang pria tua memakai celemek di balik meja.

"Aku ingin pisau biasa," pinta Hinata.

Pria itu mengobservasi Hinata dari ujung kaki sampai ujung rambut. "Petualang pemula ya," batinnya dalam hati. Ia kemudian menunjuk salah satu rak di sisi kanan. "Silahkan pilih sesukamu."

Hinata mengangguk lalu memilih pisau yang berbeda-beda ukiran. Gadis lavender itu memeriksa ketajaman setiap pisau dan memilih salah satu yang paling tajam. Kemudian, Hinata kembali ke tempat pemilik toko.

"Aku memilih yang ini. Berapa harganya?"

Pria itu menjawab. "90 koin tembaga."

"Cukup mahal."

"Kualitas pisau itu lebih bagus dari kebanyakan pisau biasa. Wajar."

Hinata membawa dua koin perak untuk jaga-jaga. Itu setara dengan 200 koin tembaga. Ia telah menghabiskan 20 koin tembaga untuk makan dan minum dan mendapatkan 35 dari bayaran misi pertamanya. Jika ia membeli pisau ini dan menyelesaikan permintaan berburu slime, maka Hinata hanya mendapatkan keuntungan 10 koin tembaga. Meski begitu, pisau ini adalah aset jangka panjang.

"Aku akan mengambilnya." Hinata lalu merogoh saku celananya dan memberikan 1 koin perak. Ia mendapatkan kembalian 10 koin tembaga. Pisau itu sudah dilengkapi dengan sabuk. Gadis tersebut memakaikannya di pinggang. Pisau itu berada di atas kantong petualangnya.

"Terima kasih banyak."

Bersambung


14-11-22

Hanakirei-chan