Disclaimer : Eiichiro Oda & Ichiei Ishibumi.

Warning :Non Canon, typo dan lain-lain.


Mereka Dipanggil Si Generasi Terburuk.

-Kyoto.

Law tersenyum dengan berita yang di bawa oleh si Tengu. Dia lebih bergairah memakan onigiri di tangannya.

Yasaka ikut senang dengan Law karena pada akhirnya teman-teman- bukan, maksudnya aliansinya akhirnya di temukan setelah beberapa bulan terus mencari. Wanita rubah itu bisa merasakan lega karena Law tidak perlu lagi sibuk mulai dari menjaga Kyoto dan mengobati orang-orangnya hingga mencari berita orang-orang di dunianya.

''Law-san, apakah kau akan langsung bertemu dengan mereka?'' tanya Yasaka.

''Ya, aku sudah lelah mencari mereka dan aku harus segera bertemu dengan orang-orang bodoh itu,'' jawab Law.

''Dari yang di katakan oleh Tengu, kemungkinan besar mereka akan sampai di Kouh, sepertinya mereka juga mencari Luffy-sama dan yang lainnya.''

''Ya, aku akan ke Kouh, katakan ini kepada para Iblis itu kalau aku akan kesana, jika tidak mereka berpikir aku masuk ke dalam wilayah kekuasaan mereka tanpa permisi.'' Law selesai memakan onigiri nya.

''Tentu saja, aku akan memberi pesan kepada Gremory.'' Yasaka menuruti nya.

''Maaf telah merepotkanmu.''

''Tidak apa-apa, aku senang membantumu, lagian kau telah membantu kami,'' jawab Yasaka dengan sedikit menunduk hormat.

Law berdiri dan berjalan keluar ruangan meninggalkan Yasaka sendirian. Tiba-tiba muncul Sang Tengu di sampingnya, sang ratu tidak terkejut seperti sudah tahu dia akan datang.

Sang Tengu tampak ingin berbicara dengan ratunya namun lidahnya susah untuk bergerak karena gugup.

"Y-Yasaka apakah anda yakin membiarkan Law-dono pergi ke wilayah iblis itu?"

"Apakah ada masalah?"

"Tidak ada Yasaka-sama, saya hanya khawatir dengan apa yang akan terjadi dengan Law-dono, dia telah berperan penting di Kyoto." Sang Tengu menjelaskan.

Yasaka terdiam. Memang benar dia juga khawatir dengan apa yang terjadi dengan sang dokter kematian, entah sudah membantu mereka cukup banyak atau memang Yasaka sudah akrab dengannya membuat dirinya begitu khawatir. Lagian Kunou juga begitu akrab dengan Supernova itu.

"Kau terlalu khawatir, dia akan baik-baik saja. Law-san bukanlah orang bodoh ataupun mudah di kalahkan oleh orang lain, aku yakin itu."

Jawaban dari Yasaka membuat sang Tengu sedikit terkejut. Baru kali ini dia bisa mendengar kata-kata penuh percaya diri dari mulut ratunya.

"Anda sepertinya sudah akrab dengannya."

"Fufufu~ itu benar, kau khawatir wahai Tengu-san?

Sang Tengu menghela nafas.

"Saya harap anda tidak terlalu jauh terlibat permasalahan internal Law-san. Aku dengar dunianya cukup membuat perubahan besar."

Yasaka sedikit terkejut dan penasaran dengan kata sang Tengu.

"Apa maksudmu?"

"Apakah Yasaka-sama belum paham? Dunia baru berarti tempat baru, lingkungan baru, sumber daya alam baru dan lain-lain."

Yasaka akhirnya terpukul fakta baru. Benar kata sang Tengu. Berarti mungkin terjadi sesuatu antar dunia jika mengetahui ada dunia baru yang belum terjamah oleh mereka.

-Kouh.

Hari yang cerah di Kouh, matahari menyinari dengan terang tanpa ada awan yang menghalangi. Orang-orang mulai bekerja atau bersekolah, para murid mulai berkurumunan masuk,sekolah segera akan di mulai sehingga para murid bergegas masuk ke dalam kelas masing-masing.

"Zoro! Kemana kau?

"Hey marimo sialan kau salah kelas!"

"Hah? Kupikir kalian yang salah kelas."

"Jangan mulai lagi!"

Yup pagi yang damai.

Trio monster masuk ke dalam kelas masing-masing walaupun harus tersesat beberapa kali (terutama Zoro).

Jam pelajaran di mulai.

Sisi lain di sekolah, tepatnya di club ORC. Ada Rias dan Sona sedang bermain catur, entah kenapa Rias tidak masuk ke dalam kelasnya namun sepertinya Sona meminta izin kepada guru untuk membawa Rias sementara waktu.

"Kau kejam sekali, membawaku bermain catur dari pada belajar," goda Rias.

Sona menghela nafas lalu berbicara," aku ingin berbicara denganmu tentang Luffy dan teman-temannya. Aku ingin tahu, seberapa banyak orang-orang dari dunia nya terbawa kemari." Sona menatap Rias menunggu jawaban.

Rias memajukan bidak pion nya.

"Aku tidak tahu, Luffy pasti juga tidak tahu maupun Zoro dan Sanji. Tapi yang pasti bisa lebih dari sepuluh menurut pendapatku."

Sona mengangguk sedikit setuju. Entah kenapa dia juga berpendapat kalau jumlah mereka mungkin lebih dari sepuluh.

"Lalu apakah kakak laki-lakimu belum menemukan cara untuk mengembalikan mereka ke dunianya?"

"Belum. Sejujurnya aku tidak tahu apakah Sirzech-niisama bisa mengembalikan mereka. Berpindahan dimensi mungkin bisa tapi dunia lain? Itu pengetahuan yang belum di ketahui sejak sekarang."

Benar. Dunia lain berarti kehidupan lain. Bukan seperti ruang dimensi yang hampa tapi lebih ke kehidupan selain mereka. Dunia lain, sistem lain dan peradaban lain. Bajak laut, marinir, buah iblis, pemerintah dunia dan lain-lain yang baru mereka ketahui, atau memang mereka sendiri yang belum mengetahuinya.

"Yang pasti kita tunggu saja kedepannya, Sirzech-oniisama tidak akan melupakan janjinya." Rias berkata dengan percaya diri.

"Aku tidak akan berargumentasi tentang itu," kata Sona yang percaya perkataan Rias.

Saat mereka asik bermain catur tiba-tiba ada langkah orang masuk dan membuka pintu.

"Permisi Kaicho, ada sesuatu di gerbang masuk sekolah. Anda harus melihatnya."

"Memangnya ada apa?"

"Ada orang asing bersikeras masuk ke dalam sekolah."

Sona penasaran siapa itu. Sangat aneh tiba-tiba saja ada orang ingin masuk ke sekolah di jam pelajaran seperti. Dia pun pergi bergegas berharap orang itu tidak mengacaukan sesuatu disini.

Di gerbang sekolah sudah ada beberapa murid di gerbang sekolah menahan masuk orang asing bersikeras masuk ke dalam sekolah. Mereka adalah para peerage Sona, namun tidak terlihat ada Saji dengan mereka.

Sona bisa melihat memang ada pria asing di depan gerbang masuk sekolah. Dia memakai pakaian jaket hitam, celaan jeans panjang biru, memakai topi bercorak hitam dan memiliki anting-anting di kupingnya. Memiliki janggut hingga ke sebelah kanan kiri rambutnya. Dia terdiam menatap sekolah dengan wajah terlihat cemberut di karenakan tidak di perbolehkan masuk oleh Peerage Sona dan lainnya.

''Sudah aku bilang, orang yang tidak berkepentingan tidak boleh masuk ke dalam sekolah dan lagi kau bahkan tidak memberitahu siapa kau.''

Para peerage Sona masih berusaha mencegah orang itu masuk.

"Ada masalah apa ini?" Sona langsung masuk pembicaraan.

"Kaicho, pria ini terus bersikeras untuk masuk, bahkan dia tidak menjelaskan apa tujuannya ke tempat ini." ucap Reya.

Sona memperhatikan pria itu. Baru pertama kali dia melihat pria itu dari penampilan dan ciri-ciri wajahnya.

"Mau apa kau kemari?" tanya Sona tegas.

Pria memandang balik Sona.

"Kau pemimpinnya? Aku hanya ingin masuk, ada seseorang yang harus aku temui," jawab pria itu.

"Hmmm siapa itu?" Sona penasaran.

"Kau tak perlu tahu yang pasti aku harus menemui orang ini ada hal yang begitu penting yang harus aku katakan."

"Maaf aku tidak bisa membiarkan orang asing masuk tanpa tujuan jelas." Sona menjawab tegas.

Pria itu tampak kesal dengan jawaban Sona. Entah kenapa Sona penasaran melihat orang itu tidak senang dengan jawabannya, ada sesuatu dengan orang yang dia ingin temui tapi apa? Sona bahkan tidak tahu siapa itu.

"Atau jangan-jangan..." Sona kepikiran dengan para bajak laut.

"Ya sudahlah. Aku tidak mau membuat keributan disini." pria itu akhirnya pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Sona beserta peerage benar-benar penasaran dengan pria itu. Apa maunya? Siapa dia? Mereka hanya bisa bertanya-tanya. Tapi Sona merasa ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi jika tidak membiarkan pria itu masuk.

"Pria aneh," kata Tsubaki.

Sedangkan pria yang tadi berjalan keluar lingkungan sekolah. Ada rasa kekecewaan muncul dari wajahnya dan tampak khawatir jika dia tidak bisa masuk ke dalam kelas. Law tidak bisa bertemu dengan para aliansinya.

"Luffy-ya dan kru nya harus tahu si dua itu akan datang kesini, jika tidak mereka kesini pasti bisa membuat kerusakan." Law khawatir.

Beberapa saat Law melihat sebuah toko, itu adalah toko onigiri.

"Hmm mungkin menunggu beberapa saat tidak masalah." Dia lalu pergi ke toko itu.

-Beberapa saat saat sekolah akan pulang.

Jam pelajaran akan segera selesai, beberapa murid berkemas bersiap-siap untuk pulang. Termasuk Luffy beserta para krunya.

"Setelah ini kemana kalian akan pergi Luffy?" Rias bertanya-tanya.

"Aku sudah memiliki janji dengan Eveline saat pulang saat ini," jawab Luffy.

"Oh begitu(Succubus sialan!)." Rias menjawab santai.

"Aku juga, aku ada urusan beberapa hal di suatu tempat." Zoro ikut menjawab.

"Apa itu? Berkelahi dengan para gang jalanan?"

Sona tiba-tiba mendengarkan pembicaraan mereka terutama perkataan Zoro.

"Itu bukan urusanmu." Zoro menjawab kesal.

"Oh begitu. Padahal aku sudah banyak menolong mu dan kau membalas ku seperti ini?" Sona berkata sarkas.

Zoro langsung cemberut bercampur kesal. Dia tidak bisa membalas perkataan itu karena itu benar, dia selalu saja di pojokan oleh wanita dalam argumentasi.

"Wanita iblis sialan..." geram Zoro.

"Hmm apa kau bilang?"

"Tidak ada!"

Zoro langsung pergi meninggalkan mereka dengan jalan orang-orang merengek.

"Hey jangan jalan-jalan sendirian di kota, kau bisa tersesat." tambah Sona.

"Berisik!" Zoro marah.

Mereka hanya tertawa kecil melihat pemuda tukang tersesat itu pun pergi.

"Well aku juga ada tugas di kota, jadi sampai jumpa, Rias-cwan, Sona-cwan~." Sanji pun pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Pria aneh," kata Sona melihat Sanji.

"Setuju." Rias berkata.

"Shishishi Sanji memang seperti itu. Kalau begitu aku akan pergi juga." Luffy pun mengikuti jalan bersama kru nya.

Rias dan Sona memandang mereka terutama Luffy. Dari dulu ada yang aneh dengan bocah itu. Selalu gembira, selalu ceria, selalu tertawa dan melakukan hal konyol walaupun itu terkadang menghiburnya.

"Aku tidak bermaksud menjudge perasaan mu Rias tapi kau yakin pria itu cocok untuk masa depanmu?" Sona menatap Rias.

"Entahlah Sona, jika takdir berkata iya maka dia memang cocok," jawab Rias percaya diri.

Sona hanya tersenyum kecil mendengar perkataan rivalnya. "Kalau itu mau mu aku tidak bisa mencegah mu."

"Kalau begitu aku dan para peerage akan pergi, sampai jumpa besok Sona." Rias pergi meninggalkan Sona sendirian.

Sona pergi kembali ke dalam kelas untuk menyelesaikan beberapa hal penting sebelum menutup sekolah.

Para murid sudah pergi meninggalkan sekolah sehingga yang tersisa hanyalah Sona beserta para Peerage nya yang berada di ruangan OSIS, setelah membicarakan sesuatu Sona pun akan menutup sekolah dan pulang bersama para Peerage nya.

"Baiklah sudah cukup. Sekarang kalian bisa bubar." Sona bangun dari kursinya.

"Kaicho! Tunggu! Ada dua orang asing berada di tengah lapangan sekolah!" Tomoe berseru setelah melihat keluar jendela.

"Apa?! Bagaimana bisa?!" Sona panik, dia melihat keluar jendela dan benar ada dua orang asing disana. Sona benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Dia tidak bisa menebak mereka manusia atau iblis atau malaikat. Dia tidak bisa merasakan sihir di tubuh mereka berdua.

"Siapa mereka? Bagaimana mereka bisa masuk dengan begitu mudahnya. Jika makhluk supranatural pasti mereka tidak gampang masuk setelah aku memberi sihir pelindung di sekolah ini. Apakah mereka manusia?"

"Bagaimana ini Kaicho?'

Sona pikirannya kosong. Ini dia berhasil berpikir jernih, dia memutuskan untuk berbicara baik-baik dengan mereka, mungkin saja mereka hanya orang biasa walaupun terlihat mencurigakan.

"Mari kita temui mereka."

"Baik Kaichou!"

Di luar tampak dua orang sedang berdiri di tengah lapangan voli. Yang satu berambut merah dengan luka di sekitar wajahnya, dia memakai kaos merah oblong, celana jeans kuning. Yang satu memakai topeng dengan kaos biru dan celana jeans dengan warna sama.

Mereka tentu adalah Kid dan Killer. Yang akhirnya sampai di Kouh setelah mengacak-acak Underworld.

"Apakah kau yakin disini tempatnya, Killer?" Kid bertanya.

"Ya, seperti yang dengan ini adalah tempat yang dikatakan orang itu." Killer memerhatikan sekitarnya.

Tak lama kemudian muncul beberapa orang di depan mereka. Beberapa kelompok wanita.

"Hmmm siapa kalian?" Kid bertanya kasar.

Sona memerhatikan pria di depannya. Dia bisa melihat lebih jelas dan agak terkejut melihat lengan salah satu pria itu terbuat dari robot. Dari gaya bicaranya pria ini sepertinya kasar. Dia punya firasat buruk berbicara dengan orang bersifat seperti itu.

"Aku hanya bertanya. Siapa kalian dan mau apa kalian kesini?" Sona bertanya agak tegas.

Kid dan Killer mendengarkan salah satu wanita itu berbicara.

"Cih, apakah benar si topi jerami dan si pemburu bajak laut ada disini?" Kid langsung ke inti pembicaraan, tidak mau membuang-buang waktu lagi.

Sona terkejut pria ini tahu akan Luffy dan Zoro. Jelas orang ini bukan orang biasa, dan sepertinya dia tahu siapa Luffy dan Zoro yang sebenarnya. Dia tidak bisa memutuskan pria ini berniat baik atau jahat di tempat ini.

"Jawab dulu pertanyaan ku, siapa kalian berdua?" Sona sekali lagi bertanya kali ini lebih tegas.

Kid malah kesal mendengar pertanyaan belum di jawab. Dia tidak punya waktu untuk ini.

"Jangan membuat kesabaran ku habis wanita..." Kid menatap tajam Sona.

Sona menggerakkan tangannya dan tiba-tiba ada lingkaran sihir di sampingnya, lalu muncul naga air yang cukup besar. Para peerage Sona mulai memposisikan diri untuk bertarung.

Kid dan Killer terkejut melihat ada orang di dunia ini menggunakan sihir, terutama sihir air untuk melawan mereka berdua.

"Fafafa~ bukankah ini gawat Kid, ada sihir air di dunia." Killer tertawa.

"Tidak peduli, bersiaplah Killer!"

"Semuanya serang!"

Para peerage Sona secara bersamaan menyerang kedua Supernova itu. Namun bagi Kid dan Killer kecepatan mereka menyerang tidak terlalu cepat.

Killer tampak tidak menggunakan 'Punisher' nya karena situasi kali ini berbeda. Dia harus menyembunyikan senjatanya dari para masyarakatnya di dunia. Budaya tentang senjata tajam di dunianya dan disini berbeda jauh, disini orang membawa pisau jalan-jalan saja bisa di tangkap pihak keamanan. Hingga kali ini Killer harus melawan dengan tangan kosong.

Kid di sisi lain tidak perlu lama-lama mengangkat tangannya.

Sona merasakan hal aneh. Bangunan di sekolah tiba-tiba bergetar dan tiba-tiba beberapa bangunan roboh. Ini membuat wanita berkacamata itu terkejut, sekolah yang seharusnya dia lindungi mulai hancur berantakan.

Kid menggunakan kekuatannya menarik semua besi di sekitarnya tidak peduli jika sekolah ini hancur lebur.

"Reya! Cepat buat kubah pelindung!" Sona memerintah langsung.

Reya mengangguk mengerti walaupun masih tertegun melihat kekuatan Kid. Dia lalu terbang ke atas dan langsung membuat kubah pelindung agar wilayah di sekitarnya tidak terkena dampak pertarungan ini, dan agar orang luar tidak bisa melihat pertarungan.

"Hey Kid lihat, dia bisa terbang."

"Padahal sayapnya seperti kelelawar tapi bisa terbang dengan mudah. Dan lagi sepertinya dia melakukan sesuatu."

"Apakah kita harus menyerangnya?"

"Nanti saja, di depan kita ada musuh yang harus dihadapin."

Serangan naga air langsung menuju ke arah Kid dan Killer. Mereka berdua berhasil menghindari serangan itu.

"Killer! Kau urus yang lainnya. Wanita di depan adalah mangsaku."

"Fafafa~ baiklah!"

Kid menerjang menyerang Sona tapi wanita tak kalah cepat, dia meluncurkan beberapa panah air. Kid mundur menghindari serangan itu, dia punya firasat buruk jika terkena.

Sona lalu meluncurkan naga air lagi namun dia tidak ada sadar ada tombak besi mengarah ke dirinya.

"Tunggu! Dia bisa membuat tombak, kekuatannya bukan hanya menarik besi tapi juga menciptakan beberapa benda dari besi?!"

Sona terkejut tidak menyadari ini. Untungnya ada Saji yang menarik besi itu sebelum mengenai Kaicho nya dengan [Sacred Gear] Vitra nya.

"Terima kasih Saji, aku lengah." Sona mulai serius lagi.

Kid menarik beberapa besi lagi lalu menciptakan Crossbow dari kumpulan besi.

"Sekarang tangkis ini kalau bisa!"

Sebuah serangan tombak lebih besar dan banyak mengarah ke arah Sona. Sona menciptakan pelindung dari sihir airnya dan berhasil, tombak-tombak itu berhenti sebelum mengenainya.

Saji menciptakan tali apinya dan mencoba mengikat Kid tapi si Supernova bisa menyadarinya. Dia lalu menciptakan perisai dari besi. Besi itu tampak terbakar setelah terkena serangan Saji.

"Oh.. api nya bukan api biasa."

Kid menyadari ada serangan dari kanan yaitu serangan naga air dari Sona. Dengan [Observasi Haki] miliknya Kid, dia lebih cepat mengatasinya. Dia melompat ke atas lalu menciptakan lengan besi besar mengagetkan Sona dan juga Saji.

"Punk Gibson!"

Kid meluncurkan serangannya ke Saji. Peerage Sona terdorong ke belakang hingga mengenai bangunan di belakangnya. Saji tertimbun akibat lengan besi raksasa itu.

Kid tertawa puas, sama puasnya melihat Apoo juga terkena serangan ini.

"Saji!"

Sona dan para peerage nya yang lain terkejut. Serangan itu bahkan menghancurkan satu bangunan sekolah.

Kid menarik lengan besi raksasanya, terlihat Saji yang terluka cukup parah. Dia masih sadar walaupun serangan itu bisa membuat orang lain langsung mati.

Beberapa peerage Sona mendekati Saji dan mulai mengobati lukanya. Sona juga ingin ke sana membantu tapi lelaki di depan pasti tidak diam saja.

Kid lagi-lagi melakukan sesuatu. Dia mengumpulkan besi-besi di tangan kanannya, hingga membentuk harpon besar.

"Punk Pistols!"

Sebuah tembakan tombak-tombsk besi menyerang Sona beserta para Peerage nya. Ternyata tombak-tombak itu meledak saat mengenai benda keras.

"Semuanya berlindung!" seru Sona.

Namun serangan itu ada mengenai beberapa anggotanya.

"Kyaa!" Reya terpental kebelakang setelah terkena ledakan tombak itu.

"Reya!" Sona khawatir melihatnya.

"Hey nona berkacamata, apakah ini cuma kekuatanmu beserta para anggotamu?" Kid menyombongkan dirinya.

Sona menatap marah Kid. Dia kali ini menciptakan naga air lagi namun kali ini ada tiga dan lebih besar. Sona mengingat kalah pengguna [Devil Fruit] lemah jika terendam dalam air, jika memang kedua orang ini berasal dari dunia yang sama dengan Topi jerami, maka ini pasti berhasil.

Kid melihat serangan naga air itu. "Sepertinya dia tahu kelemahan ku, apakah itu artinya Topi jerami dan Roronoa ada disini?" batin Kid.

Serangan itu hampir mengenai Kid jika dia tidak menggunakan [Haki]. Kid melemparkan besi-besi ke arah Sona, tapi Sona menangkisnya dengan membuat perisai air. Namun tiba-tiba lengan besar datang menghantam Sona hingga terdorong kebelakang dengan cepat.

"Hahaha." Kid menarik beberapa besi di sekitarnya lagi.

Sona yang terluka tidak bisa membiarkan ini. Jika terus begini maka sekolah akan hancur tanpa tersisa.

Kid menciptakan lengan yang lebih besar, cukup menghancurkan satu bangunan sekolah dengan sekali serang. Disisi lain Sona yang terluka menciptakan naga air lagi, dan kali ini lebih besar.

Kedua serangan itu pun beradu. Ternyata serangan Sona cukup kuat hingga membuat beberapa besi-besi terkikis sebegitu kuatnya air Sona namun itu tidak cukup kuat menghancurkan lengan besi raksasa itu. Kedua orang itu terkena kedua serangan itu. Kid terpental kebelakang dan menabrak beberapa bangunan, sedangkan Sona di tarik oleh Saji dengan kekuatannya sehingga tidak tertimpa lengan besi raksasa itu.

"Kaicho, kau tidak apa-apa?" tanya Saji khawatir.

"Aku tidak apa-apa, terima kasih Saji." Sona merasa kelelahan. Pertarungan ini cukup menghabiskan staminanya.

Kid keluar dari reruntuhan bangunan. Dia masih terlihat sehat walaupun terluka sedikit, senyuman sadis muncul di bibirnya menunjukkan dia belum selesai dengan pertarungan ini.

"Ada apa wanita berkacamata? Kau sudah kelelahan?" Kid mengejek.

"Pria ini sama kuatnya dengan topi jerami dan Zoro. Aku seharusnya tidak meremehkannya." batin Sona.

Kid mengangkat tangan ke arah Sona dan Saji.

"Repel!"

Besi-besi di sekitarnya langsung mengarah ke arah Sona dan Saji.

Saji menggunakan tali api Vitra miliknya dan menebas besi-besi yang menyerang mereka sedangkan Sona membuat perisai air.

"Kaicho kalau begini terus kita bisa kalah."

"Kita harus cari kesempatan untuk menyerang balik."

Salah satu peerage Sona yang melihat Kaichonya dalam masalah langsung mencoba menyerang Kid.

Kid langsung terkena serangan sihir salah satu peerage Sons, perhatiannya teralih hingga tidak menyadari serangan naga air Sona langsung mengenai dirinya. Sona mengubah naga air itu menjadi sebuah bola yang di dalamnya ada Kid. Si Generasi Terburuk tidak bisa bernafas dan tubuhnya mulai melemah dengan cepat.

''Ternyata dia tahu kelemahanku !'' pikir Kid.

Killer yang melihat kapten nya langsung mencoba untuk menolongnya namun para peerage Sona tentu tidak bisa membiarkannya. ''Sial, seharusnya aku bawa Punisher ku saja tadi,'' guman Killer.

Kid tidak bisa berbuat apa-apa, tubuhnya tidak bisa di gerakan. Dia benar-benar seperti tenggelam di dalam air tidak bisa bernafas, jika terus seperti ini maka dia akan kehilangan kesadarannya. Kid mencoba mengeluarkan salah satu tangannya dari air lalu mencoba memanggil beberapa besi-besi menuju ke arahnya.

"Dia berusaha kabur!" Sona berseru.

Saji mencoba memotong besi-besi yang akan digunakan hingga Kid tidak bisa berbuat apa-apa.

Namun tiba-tiba Kid menarik dirinya dengan kekuatan magnet nya keluar dari bola air.

"Dia menipu kita!"

Kid dengan sigap menciptakan tombak besi dan langsung melemparnya ke arah Sona. Sona berhasil menghindarinya lalu mencoba menciptakan naga air lagi. Namun dari atas jatuh rongsokan besi yang sudah di rencanakan Kid untuk menimpa Sona.

"Kaicho awas!'' Saji mencoba menolong.

"Punk Gibson!" Kid dengan cepat menimpa Saji dengan lengan raksasa buatannya.

Saji tidak sempat menghindar hingga harus tertimpa lengan raksasa itu dengan sadisnya.

"Saji/Saji-kun!"

Para peerage Sona berseru khawatir dengan Saji. Serangan itu tentu bisa membuat luka yang parah. Kid tersenyum puas melihat serangan berhasil menjatuhkan salah satu musuhnya.

Sona yang berhasil menahan rongsokan besi Kid terkejut salah satu peerage nya berhasil di tumbangkan.

"Siapa lagi berikutnya!" Kid berseru semangat.

-diluar sekolah.

Law selesai memakan beberapa onigiri. Namun dia tidak menyangka akan sampai sore hanya untuk mengisi perutnya. Dia berjalan kembali menuju ke sekolah Kouh Akademi. Dari perkiraannya pasti para murid sudah pulang ke rumah masing-masing, tetapi dia masih merasakan ada beberapa orang di sekolah dengan menggunakan [Observasi Haki].

"Hmmm aku harus memeriksa ini sangat aneh."

Dia berjalan terus hingga sampai di gerbang akademi Kouh. Di lihat dengan mata sekolah ini sudah sepi tanpa ada seseorang pun di sekolah namun ini membuat Law semakin aneh dan penasaran.

Dia bisa merasakan jelas ada beberapa orang di sekolah ini.

"Hmm." Law memajukan lengannya mencoba membuka gerbang sekolah untuk masuk, akan tetapi tangan malah seolah memegang benda padat.

"Apa ini?" Law bisa merasakan ada sesuatu yang padat dan keras menghalanginya masuk ke dalam sekolah. Beberapa detik Law memerhatikan dan memegang sesuatu seperti perisai itu.

"Oh aku paham apa ini. Mungkin ini yang di sebut kubah pelindung. Sihir yang membuat benda padat dan ilusi mata, hingga tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di dalam. Jadi kemungkinan wanita-wanita yang mengusirku tadi adalah para Iblis?" Law terus memerhatikan ke dalam lingkungan sekolah.

Memang terlihat kalau sekolah tidak terjadi apa-apa namun sebenarnya ada pertarungan di dalam sekolah dengan begitu hebohnya.

"Aku penasaran, apakah aku bisa menghancurkannya dengan [Haki]." Law langsung mengubah lengan menjadi hitam, dan menempelkannya ke kubah itu.

Beberapa saat kemudian Law memukul kubah itu cukup keras berharap ads efek tertentu. Ternyata pukulan Law berhasil membuat sedikit retakan yang mengatakan dia bisa masuk ke dalam.

Law memukul lagi dan kali ada jebolan seukuran tubuh Law terbentuk.

"Berhasil."

Law langsung masuk ke dalam sekolah ingin mengetahui siapa saja yang ada di dalam.

-kembali ke dalam.

Sona beserta para peerage nya sudah terluka dan kelelahan melawan kedua orang asing ini. Di sekitar mereka bangunan-bangunan sekolah sudah banyak hancur karena kekuatan magnet orang asing itu. Kekuatannya membuat kerusakan berdampak cukup besar.

Mereka bukan lawan biasa. Bahkan mereka masih belum terlihat kelelahan walaupun hampir satu jam bertarung tanpa henti.

"Kaicho... apa yang harus kita lakukan..." salah satu peerage Sona bertanya.

"Entahlah, mereka menghancurkan sekolah, tidak bisa di maafkan." Sona marah menatap Kid

"Hahaha cuma ini kemampuan kalian semua! Mengecewakan!" Kid berseru garang.

Kid kembali menciptakan lengan raksasa untuk menyerang lagi. Dia benar-benar bersemangat dan haus akan pertarungan. Entah kenapa ini membuat darahnya mendidih panas. Dan juga dia menerbangkan beberapa besi melayang di udara, mencoba untuk melemparkannya ke arah Sona dan kelompoknya.

Di sisi Sona, dia benar-benar kelelahan. Beserta para peerage nya, Saji terluka cukup parah dan harus segera di obati, akan tetapi tidak mungkin di situasi begini. Sekolah hancur, mereka terluka, tenaga mereka habis, apakah ini artinya mereka harus menyerah? Tidak, itu tidak mungkin. Sampai kapan pun dia tidak akan menyerah.

"Reya, Momo, Tomoe kalian bawa Saji ke tempat aman. Sisanya ikut aku untuk menahan mereka. Untungnya aku sudah menghubungi kakakku dan dari keluarga Gremory. Pasti mereka akan datang sebentar lagi. Kita harus menahan mereka." Sona mencoba menenangkan peerage nya.

"Aku pernah dengar orang yang memiliki kekuatan magnet. Di katakan oleh Zoro kalau ada di salah satu yang di sebut Generasi Terburuk, mereka adalah bajak laut rookie yang hebat salah satu nya adalah Luffy dan Zoro itu sendiri." Reya mencoba mengingat perkataan Zoro.

"Dan aku juga dengar dari Saji, ada Generasi Terburuk lainnya saat di Kyoto yang di katakan telah membantu mereka." Sona menambah.

Kemungkinan besar kalau mereka berdua adalah yang disebutkan oleh Zoro. Tapi apakah itu benar? Lagian mereka sudah terlanjur bertarung, jadi tidak mungkin berbicara dengan baik-baik sekarang.

Kid menciptakan lagi harpon raksasa.

Sona dan peerage nya tahu apa yang akan terjadi. Sekali lagi anak panah itu akan meledak saat mengenai mereka, jadi mereka harus berhati-hati.

Luncuran anak panah langsung terbang menuju ke arah mereka. Tsubaki di depan Sona dan yang lainnya.

Tsubaki langsung mengeluarkan tekniknya. Sebuah kaca cukup besar muncul di depannya, kaca itu berbentuk seperti kaca seperti biasa namun memiliki kekuatan unik.

Tombak-tombak milik Kid masuk ke dalam cermin itu, seperti masuk ke dalam dunia lain. Dan secara tiba-tiba tombak Kid berbalik keluar dengan jumlah yang lebih banyak dari kaca itu, menuju ke arah Kid dan Killer.

Tentu saja kedua bajak laut itu terkejut, tidak hanya membalikan serangan, cermin itu juga bisa menambah serangan. Mereka kali ini yang menghindari serangan tombak-tombak peledak itu.

"Apa-apaan itu!? Ini seperti kekuatan buah iblis!" seru Kid.

"Fafafa~ jadi inilah di sebut sihir, menarik." Killer mengamati.

Sona dan lainnya merasa puas melihat kedua bajak laut itu kesusahan menangkis dan menghindari serangan-serangan dari mereka sendiri.

"Maaf kaicho, aku terpaksa menggunakan Sacred Gear ku. Kalau begini mereka pasti tahu kekuatanku, tadinya aku mau menggunakannya secara rahasia," ucap Tsubaki.

"Tidak apa-apa, justru saat inilah yang tepat menggunakan Sacred Gear mu." Sona mengerti.

Kembali dengan Kid dan Killer. Si mekanik menggunakan [Devil Fruit] nya untuk mengontrol tombak-tombak yang menyerang mereka lalu membalikan nya ke arah kelompok Sona.

Tsubaki sekali menggunakan [Mirror Alice] untuk membalikan tombak-tombak itu lagi. Terjadilah lempar-lemparan satu sama lain, hingga membuat Kid kesal. Wanita berambut berkacamata itu ternyata memiliki kekuatan menyebalkan.

"Killer, coba kau urus wanita berkacamata rambut panjang itu." Kid menciptakan dari besi dua sabit cukup besar untuk Killer.

"Fafafa~ baiklah." Killer meluncur ke depan mencoba menyerang si pengguna Sacred Gear itu.

"Awas Tsubaki! Dia akan menyerang mu!" Sona menciptakan naga air lagi menyerang Killer.

Namun Killer memotong naga air itu cukup mudah. Targetnya ada si rambut panjang berkacamata itu.

"Tidak akan kami biarkan!"

Muncul Tsubasa dan Ruruko menahan Killer dengan spell sihir elemen mereka. Mereka menggunakan spell api untuk menyerang Killer, namun si pria bertopeng itu berhasil menghindarinya.

"Fafafa~ sepertinya ini tidak akan mudah." Killer tersenyum di balik topengnya.

Kid terpaksa melawan kedua wanita menyebalkan di depannya. Yang satu bisa menggunakan air untuk melumpuhkannya dan disisi lain wanita yang bisa mengembalikan semua serangannya. Mereka menggunakan strategi Serang dan Pantul kan.

Sona menciptakan dua naga air menyerang kanan dan kiri Kid. Sang bajak laut melompat untuk menghindarinya namun Tsubaki sudah ada di atas dan menciptakan spell petir dan mengenai Kid.

Kid merasakan sekujur tubuhnya tersengat listrik begitu kuat, namun tidak sekuat teknik Big Mom. Kid terjatuh ke bawah namun bisa bangkit lagi.

"Menyebalkan." Kid sekali lagi menyerang namun kali ini dengan begitu banyak besi di belakangnya.

Kid menangkis serangan naga air milik Sona dengan besinya lalu melemparkan beberapa ke arah Tsubaki.

Tsubaki sekali lagi menggunakan Sacred Gear nya dan membalikan serangan milik Kid. Tsubaki memperhatikan gerakan Kid dengan hati-hati. Jika tidak serangan yang mengenai Saji pasti akan mengenai mereka.

Kid mencoba memutar mencari posisi yang nyaman untuk menerobos pertahanan mereka. Dia sekali lagi menyerang beberapa besi ke arah Tsubaki, dan sedikit demi sedikit jadi lebih banyak, dan selalu saja menerjang ke arah Sona dari pada Tsubaki.

"Apa yang di lakukan? Kenapa dia selalu menyerang Tsubaki dengan besi-besi itu walaupun sudah tahu serangan pasti akan di kembalikan. Dia pasti merencanakan sesuatu," guman Sona.

Hingga beberapa kali percobaan. Kid pun berhenti dan diam menatap kedua wanita di depannya.

"Apa yang dia sedang lakukan?"

"Entahlah Kaicho, aku merasakan dia merencanakan sesuatu."

Kid mengangkat tangan ke arah Tsubaki.

Tsubaki merasakan ada sesuatu di lengan kirinya. Dia melihat kalau ada besi melingkar di pergelangan lengan. "Apa!? Kapan benda ini menempel diriku ?"

"Repel!"

Tiba-tiba saja Tsubaki terpental ke belakang dengan cepat. Dan menabrak bangunan sekolah yang lainnya.

"Tsubaki!" Sona khawatir.

"Jangan lengah wanita!' Kid kembali menerjang Sona. Dengan lengan besi raksasa nya lagi dia bersiap memukul Sona.

Karena Tsubaki tidak ada lagi maka sangat mudah baginya menyerang Sona sekarang. Sebuah pukulan raksasa mengarah ke arah Sona. Karena tidak sempat menghindar Sona mencoba membuat sebuah pelindung. Namun sayang pelindung itu tidak cukup kuat untuk menahan pukulan Kid.

Sona pun terpental ke belakang dengan cukup jauh dan berhenti dengan keadaan lemah. Tubuhnya sudah di penuhi luka sehingga tidak mungkin melanjutkan pertarungan ini.

Kid berjalan menuju ke arah Sona untuk menghabisinya. Dia sudah mempersiapkan lengan raksasa.

Peerage Sona yang melihatnya mencoba membantu pemimpin mereka namun pria bertopeng aneh menghalangi mereka untuk ke sana.

Tsubaki berdiri setelah terpental dan mencoba untuk terbang menuju ke arah Sona namun tubuhnya tidak berkehendak. Dia hanya bisa terduduk lemah melihat pemimpinya akan di habisi oleh orang asing itu.

"Tidak! Kaicho!" semua peerage Sona berseru.

Kid bersiap memukul Sona lagi dengan lebih kuat. Dia mengangkat lengan ke atas dan akan menjatuhkannya ke arah Sona yang tergeletak.

"Sampai jumpa gadis berkacamata menyebalkan."

"Room! Shambles!"

Sebuah pukulan keras menghantam ke tanah. Pukulan itu begitu keras hingga membentuk lubang raksasa besar.

Kid melihat ke dalam lubang dan tidak melihat si wanita berkacamata.

"Cukup Eustass-ya."

Ada seseorang di atas salah satu bangunan. Semua orang melihat ke arah sana secara bersamaan, melihat siapa orang itu. Orang itu adalah Law yang menggendong Sona dengan bride style, Sona terlihat tidak sadarkan diri.

Peerage Sona lega namun takut dengan siapa lagi yang datang. Dan bagaimana dia bisa memindahkan Sona menggendongnya.

"Trafalgar... " Kid tentu tahu siapa orang itu.


-Bersambung.

Maaf jika kalian menunggu updatenya yang lama.

Sejujurnya tidak tahu pasti kapan akan update karena tergantung dari mood saya.

Di cerita ini Kid dan Killer akhirnya sampai di kota Kouh. Dan Law juga ada disana?!

Wah wah terjadi reuni yang agak rumit.

Sampai jumpa di bab berikutnya.