Disclaimer:

Naruto: Masashi Kishimoto

A Silent Voice: Kyoto Animation

.

.

.

Pairing: Naruto x Shouko

Genre: romance, friendship, hurt/comfort, slice of life

Rating: T

Setting: Alternate Universe (AU)

.

.

.

Hidden

By Hikayasa Hikari

.

.

.

Chapter 1. Pertemanan yang tulus

.

.

.

Telah terjadi keributan di toilet murid perempuan, mengundang perhatian gadis berambut pirang panjang yang diikat dua, untuk datang ke sana atas laporan beberapa temannya. Dia tergesa-gesa berlari menuju toilet murid perempuan yang ada di lantai lima sekolah. Tidak sendirian, melainkan bersama kawan-kawannya.

Ada seorang gadis berambut merah berkacamata sedang menjambak rambut cokelat panjang seorang gadis di dekat wastafel di toilet murid perempuan. Bukan mereka saja, ada dua gadis lain, yang menjadi kaki tangan gadis berambut merah. Suara keras dari gadis berambut merah, memekakkan telinga siapa saja yang mendengarnya.

"Kau dengar! Jangan dekat dengan Sasuke-sama! Sasuke-sama itu milikku!" seru Uzumaki Karin. Matanya melotot.

Gadis berambut cokelat panjang itu, hanya bisa bermuka takut. Tidak akan bisa berbicara ataupun mendengar. Karena dia adalah tunawicara dan tunarungu.

"Karin, apa kita perlu potong saja rambutnya sampai botak begitu?" tanya gadis di sisi kanan Karin, menyipitkan mata.

"Ya. Biar Sasuke-sama tidak tertarik padanya," jawab gadis di sisi kiri Karin, mengangguk, "kebetulan aku membawa gunting. Ini."

Gadis berambut hitam mengeluarkan gunting kecil dari balik baju seragamnya. Memberikannya langsung pada Karin. Karin tidak segan lagi memotong rambut gadis tak berdaya itu hingga sebatas sebahu, tetapi potongannya tidak rapi.

Tiba-tiba, kegiatan geng Karin yang mem- bully Nishimiya Shouko terhenti karena pintu toilet didobrak paksa oleh gadis berambut pirang tadi. Pintu terhantam kuat ke dinding, menimbulkan suara yang cukup keras. Sehingga gadis berambut pirang leluasa masuk ke sana dengan beberapa temannya.

"Hentikan perbuatan kalian itu!" bentak gadis berambut pirang dengan nada tinggi, "teman-teman, tangkap mereka dan bawa ke ruang kepala sekolah!"

Kawan-kawan gadis berambut pirang segera memegang kedua tangan geng Karin. Mereka menyeret paksa geng Karin dari sana. Meninggalkan gadis berambut pirang dan Shouko.

Hening sebentar. Gadis berambut pirang menghela napas untuk menenangkan jiwanya. Jantungnya sempat berdetak kencang karena khawatir pada keadaan Shouko. Melihat Shouko sedang memegang rambut.

Shouko menundukkan kepala. Menatap sendu pada sisa-sisa rambutnya yang sudah berceceran di lantai. Badannya bergetar, hendak menangis.

"Hei, kau tidak apa-apa, 'kan?" tanya gadis berambut pirang, berjalan menghampiri Shouko. Memegang kedua bahu Shouko erat sekali.

Shouko mendongak untuk menatap wajah gadis berambut pirang. Menyeka air bening yang sudah luruh di dua pipinya. Menampilkan senyum yang menandakan keadaannya baik-baik saja.

"Kau tersenyum. Berarti kau tidak apa-apa. Syukurlah," ujar gadis berambut pirang tersenyum, "oh ya, aku Namikaze Naruko, murid kelas satu-A. Namamu siapa?"

Naruko mengulurkan tangannya dan disambut dengan tangan Shouko. Gadis berambut cokelat itu mengerti, langsung menunjukkan tag name-nya yang terpasang di bagian kiri baju seragamnya. Naruko bisa membaca nama lengkap Shouko di tag name itu.

"Nishimiya Shouko," kata Naruko menunjuk tag name Shouko.

Shouko mengangguk beberapa kali. Dia tetap tersenyum hingga Naruko bertatap muka dengannya lagi. Kemudian Naruko mengeluarkan sesuatu dari kantong blazer-nya. Mengetik sesuatu di layar smartphone-nya.

Naruko menunjukkan ketikannya di layar ponsel pada Shouko. Shouko melihatnya saksama. Senyum muncul lagi di wajahnya yang manis.

Apa aku boleh memanggilmu, Shou-chan? Itulah yang diketik Naruko. Kemudian ditanggapi dengan anggukan dari Shouko.

"Shou-chan, mulai sekarang, kau harus menjadi temanku," kata Naruko menggenggam tangan Shouko, "kalau perlu, aku minta kepala sekolah untuk memindahkanmu ke kelasku agar aku dan teman-temanku bisa melindungimu dari gangguan kelompok Karin."

Shouko hanya bisa tersenyum. Merasakan Naruko adalah orang baik. Buktinya, Naruko memungut sisa-sisa rambut Shouko dan mengumpulkan semua itu ke tengah tisu, lalu tisu dilipat agar sisa-sisa rambut di dalamnya tidak berserakan keluar lagi.

Naruko menarik tangan Shouko. "Ayo, ikut denganku ke ruang kepala sekolah. Aku akan membelamu, Shou-chan."

Naruko dan Shouko keluar dari kelas. Mereka berjalan cepat menyusuri koridor yang sepi. Semua orang sedang ada di tempat lain untuk mengistirahatkan pikiran dan fisik selama jam istirahat berlangsung.

.

.

.

"Benar, Kakashi-sama. Tiga orang ini sudah berbuat jahat pada Nishimiya Shouko," ungkap Yamanaka Ino menunjuk Karin dan dua gadis yang sudah berbuat jahat pada Shouko. Mereka berdiri di dekat meja, menghadap Hatake Kakashi.

"Ya. Mereka sudah menggunakan gunting ini untuk memotong rambut Nishimiya-san," balas Haruno Sakura meletakkan gunting yang disitanya dari Karin, ke meja, bertepatan Naruko dan Shouko masuk ke ruang kepala sekolah.

"Dasar, kalian bertiga selalu berbuat onar! Karin, Tayuya, Shion, aku skors kalian selama seminggu!" seru Kakashi yang merupakan kepala sekolah di sekolah itu, mengambil gunting yang tergeletak di meja.

"Ta ... tapi, Kakashi-sama," ucap Shion terbata-bata.

"Tidak ada tapi-tapian. Silakan kalian ambil tas di kelas, lalu pulanglah sekarang!" Kakashi menukikkan alis.

"Huh," gerutu Karin, Tayuya, dan Shion kompak. Mereka cemberut, kemudian bergegas keluar dari tempat itu.

Naruko datang sambil menggandeng tangan Shouko. Berdiri di sisi kanan Ino. Naruko menampilkan senyum.

"Kakashi-sama, aku ingin Nishimiya Shouko ini pindah ke kelasku. Ya, aku dan teman-temanku bisa menjaganya dari semua orang yang ingin mengganggunya," ungkap Naruko bermuka serius, "apa anda mau mengabulkan permintaanku ini?"

Kakashi diam sesaat, sedang sibuk mengamati gunting yang dipegangnya. Sorot matanya yang sayu seperti orang pemalas, terpejam. Kemudian dia menghela napas.

"Kalau permintaanmu begitu, aku akan mengabulkannya karena aku kasihan juga pada Nishimiya-san yang selalu di- bully," ujar Kakashi membuka matanya, "Nishimiya-san, mulai besok kau pindah ke kelas Namikaze-san. Kalian semua, tolong perlakukan Nishimiya-san dengan baik."

"Siap, Kakashi-san," sahut Naruko dan kawan-kawannya mengangguk kecuali Shouko.

"Nishimiya-san, akhirnya kita bisa satu kelas," kata Hinata memegang kedua tangan Shouko, "oh ya, kita harus merapikan rambut Nishimiya-san ini."

"Kakashi-sama, kami pinjam guntingnya lagi!" seru Sakura menyambar cepat gunting dari tangan Kakashi.

"Kami permisi dulu!" Ten Ten mendorong teman-temannya keluar dari sana. Tergesa-gesa menuju ruang klub.

Naruko adalah ketua dari klub sastra. Dia selalu memperhatikan Shouko yang selalu sendirian, tanpa ada yang mau berteman dengan Shouko. Kerap kali Shouko di-bully oleh beberapa gadis yang merupakan penggemar Uchiha Sasuke karena Sasuke selalu mendekati Shouko.

Tiba di ruang klub sastra yang ada di lantai dua, Naruko langsung mendudukkan Shouko di bangku di dekat meja kayu persegi panjang. Sementara Hinata yang bertugas untuk merapikan potongan rambut Shouko. Naruko, Sakura, dan Ino bertindak sebagai pengawas saja.

"Kalau modelnya begini, bagaimana?" tanya Hinata menoleh ke arah teman-temannya.

"Wah, model bob! Bagus sekali!" seru Naruko tersenyum lebar. Bertepuk tangan sekali.

"Shouko cantik juga kalau rambutnya pendek," ujar Ino tersenyum.

"Benar. Tampak sangat dewasa seperti aku yang juga berambut pendek," timpal Sakura memegang kedua pipinya.

Ino tercengang karena Sakura memuji diri sendiri. Kemudian dia dan semua temannya mengelilingi Shouko. Senyum terkembang di wajah masing-masing.

"Selamat datang di klub Sastra, Shouko-chan." Sakura menggunakan kedua tangannya untuk menggunakan bahasa isyarat. Tindakannya itu membuat Naruko dan gadis-gadis ternganga kecuali Shouko.

"Kau bisa menggunakan bahasa isyarat, Sakura-chan?" tanya Naruko membulatkan mata sempurna.

"Ya. Aku belajar dari dokter kenalanku yang mengurus orang-orang seperti Shouko-chan."

"Wah, aku juga mau belajar!"

"Aku juga!" tukas Ino dan Hinata serentak. Alis mereka menukik.

"Boleh. Aku akan mengajari kalian."

Sakura dan semua orang duduk mengelilingi meja. Mereka memperhatikan Sakura yang mempraktekkan beberapa bahasa isyarat yang mudah. Shouko yang memperhatikan mereka, hanya tersenyum.

Sepertinya, hanya mereka yang tulus berteman denganku, batin Shouko.

.

.

.

Bersambung

.

.

.

A/N:

Cerita baru di fandom Naruto x A Silent Voice. Kisah persahabatan yang mungkin berbalut percintaan. Bagaimana pendapat kalian tentang cerita ini?

Sebenarnya ada yang pernah merequest cerita tentang pair Naruto x Shouko. Sudah lama sih, saya nggak tau tahun berapa. Maaf, ya, saya baru merealisasikannya sekarang.

Sekian sampai di sini. Jika ada waktu, saya akan melanjutkannya. Terima kasih.

Tertanda, Hikayasa Hikari.

Sabtu, 27 Agustus 2022