Gureihīrō
Disclaimer: Naruto dan DxD bukan punya saya.
Summary : Dia Pahlawan yang berada disisi Putih, kini dia muncul kembali sebagai Pahlawan Abu-abu yang akan menentukan dirinya sebagai Pahlawan Kedamaian sekali lagi atau Pahlawan yang menghancurkan. Dia dikenal dengan Sebutan Gureihīrō.
Warning!: Author baru, banyak Typo, bahasa kaku.
Shiraki
Rate : M
"Bicara biasa"
'Bicara batin'
"[Bicara Bijuu dan Monster]"
'[Batin Bijuu dan Monster]'
Keheningan terjadi antara Naruto dan Tsukoyomi, ekpresi Tsukoyomi tampak tidak enak karena ia hanya menundukkan kepalanya saja. Keheningan terjadi selama beberapa saat, sebelum akhirnya Naruto angkat suara.
"Lalu? asal kau tau Tsukoyomi, aku berkali-kali diramalkan untuk mati tapi aku selalu bisa selamat." jawab Naruto dengan santainya, Tsukoyomi yang mendengar itu malah terdiam. 'Ya meskipun akhirnya aku mati juga dan dikirim kesini sih.' lanjut batin Naruto sambil tersenyum pahit mengingat beberapa tahun yang lalu.
"Ta-tapi...," gumam Tsukoyomi dengan nada pelan.
"Hei apa semua dewi bulan selalu muram dan terpaku dengan ramalan?" tanya Naruto kepada Tsukoyomi, sebenarnya pertanyaan Naruto ini mengacu juga ke musuh terdahulunya saat masih di Elemental Nation world.
Tsukoyomi yang mendengar itu terdiam, karena dulu sebelum bertemu Naruto dia sangat berbeda dengan sosoknya yang sekarang. Naruto yang melihat Tsukoyomi yang untuk kesekian kalinya terdiam hanya menghela nafas lelah.
Naruto bangkit dari duduknya, "Mah daripada memikirkan itu yang belum tentu, lebih baik kau ikut aku mencari makanan?" Naruto mengatakan itu sambil melihat jam yang menunjukkan jam 8 malam, Sepertinya memang sekarang mereka sedang mempersiapkan pertemuan itu.
Naruto berjalan keluar dan sempat melewati Tsukoyomi dan entah sengaja atau apa Naruto mengelus surai putih itu sambil mengatakan 'Semuanya akan baik-baik saja.' setelah mengatakan itu Naruto keluar ruang tamu untuk mencari keberadaan kucing hitam itu.
Tsukoyomi tersentak karena peristiwa barusan, lalu ia memegang rambutnya yang tadi di belai oleh Naruto dan lama-kelamaan sebuah senyuman muncul diwajah cantiknya.
"Hangat." bisik Tsukoyomi pelan.
Flashback
Naruto sedang duduk dengan santai disebuah sungai bersama Azazel sambil melakukan kebiasaan mereka, yaitu memancing.
Tampak tidak ada obrolan dari kedua pria dewasa itu, karena mereka tampak sibuk dengan pancingan mereka sendiri hingga menghasilkan keheningan yang hanya diisi suara percikan air dari ikan yang memakan umpan mereka.
"Ah sial! tidak ada ikan yang memakan umpanku!" rutuk Azazel dengan kesal, sedangkan Naruto hanya melihat Azazel dari sudut matanya.
"Ya mungkin saja mereka takut jika kau berbuat mesum pada mereka, Azazel." balas Naruto dengan santai.
"Mana ada bego! ya kali gw mau grepein ikan!?" balas Azazel dengan berteriak, Naruto menutup telinganya untuk menghindari ketulian karena teriakan Azazel.
"Ya mungkin saja tingkat kemesumanmu sudah tidak melihat perbedaan ras atau kewarasan logika kan?" balas Naruto santai.
"Berisik!" teriak Azazel yang hanya dibalas kekehan kecil dari Naruto.
Naruto melihat kearah sungai dan melihat banyaknya orang yang berlalu lalang di sisi lain sungai ini hanya bisa tersenyum kecil. Naruto lalu teringat satu hal tentang kejadian kemarin malam.
"Azazel apa si Maou itu sudah bergerak?" tanya Naruto sambil melirik Azazel, bukannya tanpa alasan ia bertanya begitu tapi karena ia tadi pagi mendapati bahwa Rias dan Sona beserta keluarganya itu meminta izin dan ia tidak bisa merasakan energi mereka sama sekali.
"Ah dia memang bertindak seperti rencana, dia mengadakan pertemuan 3 Fraksi besok malam." balas Azazel sambil melihat kearah pancingannya, Naruto yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya. "Memang kenapa?" lanjut Azazel melirik kearah Naruto.
"Tidak, hanya saja kukira nanti malam tapi besok malam ternyata." balas Naruto sambil melihat langit-langit sore yang berwarna orange. "Sepertinya memang bertepatan dengan kunjungan orang tua ya?" lanjut Naruto pelan, Azazel yang mendengar itu tidak ambil pusing toh dia hanya akan menghadiri pertemuan itu dan mungkin akan berhadapan dengan duo Maou Siscon itu.
"Sepertinya sangat susah sekali menjadi guru ya?" tanya Azazel kepada Naruto, sedangkan Naruto yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas lelah.
"Kau coba saja sendiri," balas Naruto singkat dan bangkit dari duduknya, tampaknya Naruto mau pergi terbukti dari dia yg membereskan alat pancing miliknya.
"Kau mau kemana Naruto? mau menemui 3 istri mu itu heh?"
"Berisik! terserah diriku, lagipula Gabriel dan Amaterasu sedang pergi untuk urusan besok malam mungkin?"
"Hahaha beruntung sekali kau Naruto, memiliki 3 wanita yang sangat cantik bersamamu!"
"..." Naruto tidak membalas ucapan Azazel dan lebih memilih untuk berjalan pergi meninggalkan Azazel sendirian.
Flashback End
Keesokan harinya Naruto berangkat sekolah sendirian, ia berjalan santai di suasana pagi hari yang sudah cukup ramai akan orang yang berlalu lalang.
"Hmm tampaknya akan ada badai ya nanti?" ucap Naruto ambigu sambil menatap langit biru yang cerah, karena sudah jelas bahwa cuaca sedang bagus.
"Mahh apapun yang terjadi nanti, aku percayakan pada Azazel saja." gumam Naruto sambil meneruskan langkah kakinya menuju Sekolah, tak lama kemudian Naruto sudah sampai didepan gerbang kuoh yang masih sedikit sepi karena hanya ada beberapa siswa-siswi yang terlihat.
Termasuk Ketua OSIS dan wakilnya yang sedang berdiri diluar gerbang, Naruto cukup terkejut karena mereka tampaknya baik-baik saja. Tapi sebagai panutan atau contoh yang baik pada muridnya, Naruto memutuskan untuk menyapa mereka.
"Pagi Shitori-san, Shinra-san." sapa Naruto kepada dua muridnya itu.
"Ah Pagi Naruto-Sensei!" Sona dan Tsubaki yang mendengar itu buru-buru menjawab sapaan guru mereka itu, Naruto hanya merespon dengan senyum kecil lalu kembali berjalan menuju ke dalam Akademi.
Sedangkan Sona dan Tsubaki melihat punggung guru mereka itu yang mulai menjauh, mereka hanya bisa memandang guru mereka itu karena pikiran mereka masih bingung tentang kejadian kemarin yang cukup membuat mereka terkejut.
"Kaichou. Aku sekarang sangat penasaran dengan identitas Naruto-Sensei karena kejadian kemarin." ucap Tsubaki kepada ketuanya itu, sedangkan Sona yang mendengar ucapan wakilnya itu hanya bisa diam sambil menaikan kacamatanya.
"Aku juga Tsubaki, tapi kita tidak bisa bertanya secara gamblang tentang identitasnya, apalagi jika Naruto-Sensei itu mengenal Dewa Susano'o dari Shinto." balas Sona sambil melirik wakilnya itu.
Sedangkan Naruto yang berjalan santai itu hanya melirik dari sudut matanya, lalu tersenyum kecil. "Seperti biasa, ciri khas klan Sitri... Cerdas dan tenang." gumam Naruto pelan hampir menyerupai bisikan.
Time Skip
Sekarang Naruto sudah berada dalam ruang guru, ia sedang mendengarkan kepala sekolah yang memberikan nasihat agar para guru bersikap seperti biasa. Naruto sendiri hanya mendengar saja dan lebih memilih untuk memandang Gabriel dan Amaterasu yang ternyata hadir, dia kira mereka akan ijin untuk pertemuan nanti malam.
"Ya hanya itu saja yang bisa saya sampaikan, kita sudah pernah mengalami ini jadi lakukan seperti biasanya!" ucap Kepala sekolah yang dijawab anggukan oleh para guru lainnya, begitu juga dengan Naruto, Gabriel dan Amaterasu.
Lalu semua guru keluar dari ruangan karena harus menuju kelas mereka masing-masing, Naruto juga berjalan keluar tapi saat melihat Gabriel dan Amaterasu yang berjalan bersama hanya tersenyum kecil lalu melangkah menuju kedua istrinya itu, ya meskipun bukan istri aslinya tetapi hanya sebuah identitas palsu mereka.
"Hei! Gabriel, Amaterasu!" panggil Naruto kepada kedua wanita itu, Gabriel dan Amaterasu yang merasa dipanggil menghentikan langkah mereka dan melihat kebelakang dimana Naruto berlari pelan kearah mereka.
Naruto berdiri disamping mereka. "Hei apa semuanya baik-baik saja?" tanya Naruto kepada kedua wanita itu, Amaterasu dan Gabriel yang tidak paham apa yang dimaksud dengan Naruto hanya memiringkan kepalanya dengan imut.
Naruto yang melihat reaksi mereka juga bingung dan ikut memiringkan kepalanya, hingga akhirnya Naruto sadar apa kesalahannya.
"Ahh maafkan aku, maksudku apa semua hal untuk nanti malam baik-baik saja?" jelas Naruto agar kedua wanita itu paham, sedangkan kedua wanita itu yang mendengar nya paham apa yang dimaksud Naruto.
"Tenang saja, kita sudah mempersiapkannya, lagipula tamu kita juga akan hadir nanti." balas Amaterasu dengan senyuman, Naruto yang mendengar itu menaikan alisnya bingung. Gabriel dan Amaterasu yang melihat kebingungan Naruto hanya tertawa kecil tanpa ada niat memberitahu pria itu.
"Apa yang kalian sembunyikan kali ini?" Tanya Naruto, ia entah mengapa merasa akan ada sesuatu yang terjadi. Apalagi melihat kedua wanita itu tertawa.
"Tunggu saja nanti malam Naruto-kun." balas Amaterasu yang seakan tidak mau menjawabnya.
"Jadilah lelaki yang sabar Naru-kun." ucap Gabriel yang bukannya membuat Naruto lega malah tambah penasaran.
"Kalian berdua..."
"..."
"..."
"Hah perempuan memang membingungkan..." ucap Naruto yang langsung berjalan pergi meninggalkan Gabriel dan Amaterasu yang terdiam melihat punggung Naruto yang perlahan menjauh dengan sebuah senyuman kecil.
Naruto kini sedang mengajar di kelasnya, ia menerangkan pelajaran seperti biasa meskipun terdapat pandangan kagum dari wali murid kepada dirinya, sejujurnya Naruto sangat tidak nyaman. Tapi ia hanya harus bisa menahannya sampai selesai.
"Jadi apa ada pertanyaan?" biasanya saat Naruto mengatakan hal ini, murid-muridnya akan lebih memilih diam dan tidak bertanya, tapi entah mengapa banyak yang mengangkat tangannya untuk bertanya.
Dan seperti dugaannya, mereka bertanya agar terlihat aktif disekolah dan meninggalkan kesan baik. Naruto yang melihat ini tertawa didalam hatinya.
'Hahaha seperti inilah sistem pendidikan.' batin Naruto dengan menatap semua muridnya.
"Baiklah karena sudah tidak ada yang bertanya lagi, Kita akhiri sesi belajar." ucap Naruto sambil menutup bukunya, lalu ia merapikan mejanya dan mulai berjalan keluar kelas.
Tepat setelah Naruto mau keluar, muncul Amaterasu yang ingin masuk kedalam kelas.
"Ah silakan Amaterasu-Sensei." Naruto mempersilahkan Amaterasu untuk masuk, lalu ia keluar kelas tanpa mengajak Amaterasu berbincang karena mereka harus profesional dalam mengajar untuk hari ini.
Sebelum Naruto berjalan untuk kembali ke ruang guru, ia merasakan tarikan dibajunya yang hampir membuatnya terjatuh. Naruto melihat siapa yang menarik bajunya dan ia bisa melihat Amaterasu lah pelakunya.
"Ada masalah? Amaterasu-Sensei?" tanya Naruto bingung, lalu tiba-tiba Amaterasu memasukkan sesuatu di kantong bajunya dan mendorong Naruto keluar.
"Tidak ada apa-apa!" balas Amaterasu cepat, Naruto hanya bisa menatap dengan pandangan seolah berkata 'Apa yang kau lakukan tadi?' ya seperti itulah kira-kira, tak ambil pusing Naruto akhirnya pergi dan berjalan menjauh.
Naruto berjalan menyusuri lorong kelas, ia menikmati suasana damai ini sebelum menghadapi masalah nanti malam.
"[Bagaimana keadaanmu Naruto? apa ada efek samping?]" tanya Bahamut dari dalam pikirannya, Naruto yang mendengar itu hanya bisa terdiam sebentar.
"Aku tidak tau Bahamut, kurasa ada yang berubah pada tubuhku tapi aku tidak tahu apa itu." balas Naruto sambil tangannya, karena ia merasakan ada sesuatu yang berbeda dari tubuhnya dan ia bisa merasakannya, tapi ia sendiri tidak tau apa itu.
"[Aku tidak bisa merasakan perubahan signifikan dari tubuhmu Gaki, tapi saat terakhir kali kau mengunakan kekuatan kadal ini tubuhmu bergejolak antara Chakra dan Energi nya.]" Kurama akhirnya angkat suara tentang hal ini, Naruto yang mendengar penjelasan Kurama hanya bisa bingung sendiri dan hanya bisa menggaruk kepalanya.
"Hah kurasa efek lainnya akan datang saat aku menggunakan kekuatan Bahamut lebih sering."
"[Maka kusarankan untuk tidak terlalu menggunakan kekuatanku dipertarungan dan lebih baik jika kau melatihnya terlebih dahulu.]" jawab suara berat Bahamut.
"[Dia benar Naruto, lagipula pasti akan memakan waktu yang lama untuk mengendalikan kekuatannya. Jadi jika kau terdesak kau bisa menggunakan Mode Sage-Rikudou bukan?]" timpal Kurama.
Naruto yang mendengar itu terdiam sejenak sambil melihat telapak tangan kanannya, ia menghela nafas sejenak. "Aku tidak tau apa mode itu bisa digunakan, secara yang kuingat terakhir kali tanganku yang memiliki segel Matahari itu hancur karena beradu jurus dengan Sasuke. Tapi saat tiba disini tanganku kembali seperti tidak pernah hancur sama sekali dan tidak adanya segel Matahari lagi." jelas Naruto panjang lebar, Kurama yang mendengar itu kini terdiam memikirkan kata-kata Naruto barusan, bagaimana dia bisa lupa tentang hal itu. Bahamut sendiri yang tidak terlalu mengerti hanya bisa melihat mereka dengan pandangan bingung.
"[Aku tidak terlalu paham, tapi apakah mode itu mode terkuat kalian?]" tanya Bahamut yang membuat mereka tersadar.
"Ah ya bisa dibilang begitu, mode itulah yang kugunakan saat melawan sosok Dewi kelinci Kaguya Otsusuki." balas Naruto menjawab pertanyaan Bahamut. "Bukan begitu Kurama?" tanya Naruto kepada Kurama.
"[Ya kau benar Gaki."] balas Kurama dengan seadanya, sedangkan Naruto yang mendengar jawaban Kurama yang seperti itu mulai mengoceh atas responnya. Sedangkan disisi lain Kurama hanya menatap Naruto datar. '[Sebenarnya ada satu mode lagi yang tidak bisa ku katakan sekarang, tapi Naruto aku yakin kau akan menjadi lebih kuat tanpa perlu menggunakan mode ini.]' lanjut batin Kurama tersenyum simpul.
Skip Time
Naruto sekarang berada diatap sekolah, tapi dia tidak sendirian karena ada 3 perempuan atau bisa dibilang wanita, ya mereka tidak lain adalah Amaterasu, Gabriel dan Tsukoyomi yang sedang menyiapkan makanan diatas kain yang sudah mereka bentangkan.
Kalian bertanya kenapa Naruto berada disini? itu karena sesuatu yang dimasukkan Amaterasu kedalam saku Naruto yang tidak lain adalah sebuah surat yang menyuruhnya untuk datang keatap sekolah saat jam istirahat. Awalnya Naruto sedikit ogah-ogahan untuk menurutinya, tapi karena ia melihat sesuatu dilorong yaitu kumpulan ibu-ibu dari para muridnya yang menatapnya dengan pandangan yang membuat Naruto merinding jadi mau tidak mau Naruto akhirnya pergi keatap dan menunggu Gabriel dan Amaterasu yang masih mengajar, sedangkan dirinya sudah selesai mengajar dan memilih untuk bersantai diatap sambil melihat awan. Tapi hanya baru beberapa menit dia bersantai tiba-tiba Tsukoyomi muncul sambil membawa banyak makanan yang tampaknya itulah yang akan mereka makan nanti, Akhirnya Naruto tidak jadi bersantai dan memilih untuk mengobrol dengan Tsukoyomi sambil menunggu Gabriel dan Amaterasu datang dan saat kedua wanita itu datang seperti inilah akhirnya.
"Hah tidak kusangka pertemuan dengan orang tua siswa juga sangat berat, bagaimana dengan kalian berdua?" gerutu Naruto sambil melihat kebawah lapangan dan melihat seseorang memasuki gedung olahraga.
'Mahou Shoujo?'
"Ya seperti biasanya, hanya saja pandangan para pria itu sedikit intens kepada kami, bukan begitu Gabriel?"
"Yaaa begitulah, tapi mereka pasti hanya sebatas kagum saja." balas Gabriel yang sedang menata makanan, Naruto yang mendengar jawaban Gabriel hanya tersenyum kecil karena memang seperti itulah malaikat ciptaan Tuhan yang paling indah.
"Mau bagaimana lagi? wajah kita para mahkluk supranatural memang sangat berbeda dari manusia biasa bukan? ehhmm ini Enak!" balas Tsukoyomi sambil memakan sebuah manisan.
"Hei jangan memakannya duluan!" rutuk Amaterasu kepada saudaranya itu, ia mengambil kotak manisan itu dari tangan adiknya. "Dan juga Naruto-kun masih manusia, jadi itu tidak ada sangkut pautnya." lanjut Amaterasu sambil mengamankan kotak manisan yang berusaha diambil kembali oleh Tsukoyomi. Gabriel tampak berusaha mendamaikan kedua Dewi Shinto itu.
Naruto yang melihat itu hanya bisa menatap dengan diam, karena yang sekarang ia lihat hanyalah sekumpulan wanita biasa yang sedang bersenang-senang, seakan melupakan bahwa mereka adalah sosok penting dalam dunia supranatural.
"[Apakah sangat enak melihat para harem mu seperti itu? nee Aibo?]" celetuk Bahamut tiba-tiba yang langsung membuat Naruto kesal seketika.
"Berisik! apa kau ingin merasakan Myoujimon!" balas Naruto kesal.
"[Heh memang kau sudah bisa menggunakan jurus Hokage pertama itu Gaki?]" sahut Kurama meremehkan Naruto.
"Tentu saja! mau bagaimanapun aku klan Uzumaki, jadi kurasa itu memang bakat bawaan klan." balas Naruto pelan.
"[Tapi kenapa kau belajar Fuinjutsu?]" tanya Kurama lagi, Naruto melihat kebelakang ditempat para wanita yang berbeda surai itu dan melihat kedepan kembali.
"Entahlah, aku hanya merasakan bahwa belajar Fuinjutsu untuk sesuatu nanti." balas Naruto dengan senyuman kecil, lalu ia mengalihkan pandangannya kearah gedung olahraga yang entah mengapa malah menjadi ramai. 'Aku merasa ada yang tidak beres disana, apa ada hubungannya dengan orang yang kulihat tadi?' batin Naruto bingung.
Naruto berjalan menuju pintu keluar atap, tentu saja para wanita yang sedang berbincang itu melihat Naruto yang ingin keluar.
"Kau mau kemana Naru-kun? kau tidak ingin makan siang?"
"Aku harus pergi sebentar, sepertinya aku melihat ada masalah."
Naruto yang sudah sampai didepan gedung Olahraga langsung membuka pintu, apa yang dia temukan hanya bisa membuat Naruto bingung dan aneh saat melihat apa yang ada dihadapannya itu. "Apa apaan ini?" Naruto melihat banyak muridnya yang sedang memfoto sosok gadis yang menggunakan pakaian penyihir.
Para muridnya sedang asik memfoto gadis itu yang sedang berpose, Naruto menepuk jidatnya melihat kelakuan murid-muridnya yang seperti ini. Saat Naruto ingin mendekati mereka ia mendengar pintu dibelakangnya terbuka dan menunjukkan Sona, Saji dan Issei yang masuk. Naruto berpikir sejenak hingga akhirnya ia paham akan sesuatu.
"Kenapa kalian disini?" tanya Naruto kepada mereka, sedangkan mereka yang baru masuk langsung terkejut karena melihat sosok guru pirang nya yg berada disana.
"Ah Naruto-Sensei? kenapa anda disini?" tanya balik gadis berambut hitam sebahu itu yang tidak lain adalah Sona, sedangkan Naruto yang malah ditanya balik hanya bisa menghela nafas, pasalnya Sona bukannya menjawab pertanyaannya tapi malah balik bertanya padanya.
"Saat guru kalian bertanya itu dijawab, bukannya memberikan pertanyaan lain...," balas Naruto kepada Sona yang sempat terdiam sebentar yang tentunya pernyataan Naruto itu membuat gadis berkacamata itu tersentak.
"Ah maafkan aku Naruto-Sensei, aku kesini karena ingin membawa kakak ku itu." balas Sona dengan lugas tanpa ada yang ditutupi, karena ia merasa tidak perlu menutupi apapun pada guru pirangnya satu ini mengingat kejadian malam itu.
"Ohh jadi dia kah sang Leviathan, sungguh terduga." balas Naruto dengan santai dan berjalan pelan kearah kakak Sona itu. Sona sendiri mengikuti di samping gurunya sedangkan Saji dan Issei mengikuti dibelakang mereka.
Issei dan Saji yang saat sampai di tempat sang Leviathan hanya bisa terperangah atas tingkah seseorang yang dianggap sebagai raja iblis itu, Naruto sendiri hanya menatap wanita itu dengan tatapan datar karena ia merasakan bahwa kekuatan wanita ini sama besarnya dengan Gabriel bahkan Amaterasu.
"Ane-sama!" panggil Sona kepada sang kakak yang langsung melihat kearahnya, sontak membuat sang kakak itu langsung melesat kearah Sona dengan cepat dan dengan segera memeluk Sona sembari menenggelamkan wajah sang adik ke gundukan miliknya.
"So-tan!!! Nee-tan merindukanmu." balas sang kakak yang masih memeluk erat adiknya itu, sedangkan para murid laki-laki yang disana hanya bisa menatap dengan pandangan yang ya begitulah.
Naruto yang melihat tatapan para muridnya itu berdehem pelan menyadarkan mereka dari fantasi liar mereka, tentu setelah tersadar dan melihat Naruto memandang mereka buru-buru bubar dengan tertib. Naruto yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Nee-sama! bisa kau lepaskan aku!?"
"Mou So-tan kau terlalu dingin, kita sudah lama tidak bertemu jadi aku rindu padamu tau!"
"Aku tau! tapi liatlah situasi!"
"Memangnya ada ap-!" ucapan Seraffal terhenti saat sosoknya melihat 1 orang pria dan 2 orang pemuda yang menatapnya dengan canggung, sedangkan sang pria yang tak lain Naruto hanya memandang dengan sedikit senyuman diwajahnya.
Seraffal yang melihat itu apalagi senyuman Naruto tiba-tiba merasa wajahnya memanas seketika, ya itu wajar karena Naruto terkadang tanpa sadar mengeluarkan pesona miliknya itu.
Naruto yang melihat gerak gerik itu merasa hal buruk akan menimpanya, tapi ia tepis dulu pemikiran buruknya itu terlebih dahulu.
"Ah apa anda adalah keluarga dari Sitri-san?"
"Ha'i saya kakak dari Sona, nama saya Seraffal Sitri. Anda?"
"Saya adalah salah satu guru disini, senang berkenalan dengan anda Seraffal-san." Naruto memutuskan untuk memanggil nama kecil sang Maou karena agar tidak tertukar antara Seraffal atau Sona. "Tapi mohon tidak melakukan hal itu lagi, itu akan mempengaruhi murid-murid." lanjut Naruto sambil memberikan nasihat kepada Seraffal.
"Ah Baiklah, aku tidak bermaksud."
"Baiklah saya permisi dahulu."
Naruto keluar dari gedung olahraga meninggalkan para iblis itu sendiri dalam keheningan.
"Jadi So-tan apakah dia pria yang kau maksud?" tanya Seraffal dengan suara yang serius tidak seperti tadi.
"Ya Nee-sama, itu dia. Apakah kau merasakan sesuatu?"
"Ya aku tau bahwa dia bukan pria sembarangan, sepertinya akan jadi menarik nanti malam."
TBC :v
Author Note : Yoo apa kabar kalian? waw sudah cukup banyak lumut disini, kurasa ini sudah lama tidak dikunjungi hmmm... kurasa aku perlu melakukan sesuatu tentang ini ah! maaf aku berbicara sendiri :v
Oke jadi sebenarnya aku tidak tau mau mengatakan apa, ya lagipula ini cukup lama kutinggalkan hingga aku sendiri sedikit lupa dengan alurnya wkwkwk, tapi setelah membaca cerita ini sendiri aku sudah mengingat alurnya. Untuk chapter ini aku tidak tau apa yang mau kukatakan tapi ya chapter depan yang mungkin gk tau kapan updatenya akan terjadinya Pertemuan 3 Fraksi, ya seharusnya di Chapter ini terjadinya tapi lebih baik kuundur di Chapter depan karena ya aku baru menulis lagi, jadinya anggap saja ini sebagai latihan lagi.
Untuk cerita lainnya sedang kukerjakan kembali jadi tunggu saja. Ya kurasa sudah tidak ada yang bisa dikatakan lagi jadi.
See you Next time!
Adieuu!
Shiraki.
