"Menurut informasi yang kukumpulkan bertahun-tahun ini, anak perempuan yang kita cari berada di kota ini," ungkap seorang gadis yang berdiri di atap gedung, berpakaian serba putih-hitam. Menyandang pedang di punggungnya.

"Apa itu benar?" tanya gadis yang satu lagi, berdiri di belakang dua gadis lainnya.

"Itu benar. Jangan meragukan kemampuanku sebagai pencari informasi."

"Ya, sudah. Kita bergerak saja dulu untuk melakukan rencana selanjutnya," sela gadis yang lain. Bermuka datar.

Ketiga gadis yang terselimuti kegelapan, melihat ke bawah. Pemandangan kota Suna yang diwarnai lampu yang berkelap-kelip, sungguh indah saat dipandang dari atas. Tapi, bukan saatnya mengagumi keindahan kota itu, ada pekerjaan penting yang harus dikerjakan ketiga gadis misterius itu.

.

.

.

Disclaimer:

Naruto: Masashi Kishimoto

Date A Live: Koushi Tachibana

.

.

.

Pairing: Naruto x Kurumi

Genre: fantasi, supranatural, romansa

Rating: M

Setting: Alternate Universe (AU)

.

.

.

Phenogram

Oleh Hikayasa Hikari

.

.

.

Bagian 1. Prolog

.

.

.

Suasana di kelas III-C, sangat ribut. Betapa tidak, beberapa orang sedang kejar-kejaran. Sementara orang-orang lainnya melakukan kegiatan lain seperti mengobrol, membaca komik, tidur, dan kegiatan apa saja kecuali seorang laki-laki berambut pirang yang sedang mengamati gadis yang duduk sederetan dengannya.

Gadis yang merasa diperhatikan laki-laki berambut pirang, menoleh ke arah anak baru itu. Kegiatannya yang sedang membaca buku tentang Fisika, terhenti sejenak. Otaknya yang ingin mencerna ilmu pengetahuan, juga berhenti untuk menghafal.

Sejak pertama kali masuk ke kelas ini, seminggu yang lalu, anak baru itu selalu memperhatikan aku. Apa yang membuatnya selalu memperhatikan aku?

Tokisaki Kurumi bermonolog. Penasaran menguasai hatinya. Ingin bertanya pada si anak baru, tetapi dirinya enggan mendekati si anak baru. Karena teringat dengan perkataan ibu angkatnya yaitu dirinya tidak boleh dekat dengan orang lain selain ibu angkatnya.

Kurumi tidak mau terlalu memikirkan penyebab mengapa anak baru mengamatinya. Lebih memfokuskan diri untuk membaca buku. Padahal banyak orang berharap menjadi temannya, tetapi ditolak olehnya. Sebab Kurumi dikenal sebagai gadis yang pemalu, pendiam, dan lemah lembut. Sifatnya itu disukai beberapa laki-laki di kelasnya.

Tiba-tiba, ada laki-laki yang menepuk pelan bahu kanan Kurumi. Tindakannya mengagetkan Kurumi. Kemudian Kurumi melirik laki-laki yang mendekatinya itu.

"Halo, Kurumi-san yang manis. Ada surat untukmu. Dari laki-laki yang di sana," kata laki-laki berambut hitam dengan tato segitiga merah terbalik di dua pipinya, menunjuk laki-laki berambut pirang dengan jempol ke belakang.

"Hah? Dari Uzumaki-san?" tanya Kurumi tercengang.

"Ya. Baca saja dulu. Oh ya, aku tinggal dulu, ya!"

Inuzuka Kiba berlari pelan mendekati bangkunya yang ada di belakang Uzumaki Naruto. Dia bergabung bersama teman-temannya untuk menonton video sepakbola di salah satu handphone temannya.

Kurumi yang sempat terpaku, melihat Naruto sekilas. Buru-buru membuka surat tanpa amplop itu -- kertas buku tulis yang dilipat dua. Mata Kurumi melebar saat membaca isi surat itu.

Aku tahu siapa kau, Tokisaki Kurumi. Kau bukanlah manusia biasa.

Badan Kurumi menegang. Ketakutan menjalari seluruh tubuhnya. Memegang mata kirinya rapat-rapat. Tidak berani memandang Naruto.

Gawat, Uzumaki-san tahu siapa aku yang sebenarnya, batin Kurumi.

Hati Kurumi kacau. Ingin bertanya pada Naruto perihal mengapa Naruto menulis kalimat seperti itu. Memangnya siapa Naruto yang sebenarnya? Mengapa dia bisa tahu Kurumi bukanlah manusia biasa? Banyak sekali pertanyaan yang muncul di otak Kurumi. Ingin mengetahui jawabannya sekarang juga.

Saat ini, jam pelajaran sedang kosong karena tidak ada guru pengganti yang bisa mengajar di kelas III-C. Kesempatan itu dimanfaatkan Kurumi untuk keluar dari kelas. Meremas kertas di genggaman tangannya. Berlari kencang menuju toilet yang ada di ujung lorong.

Naruto tergerak hatinya untuk mengikuti Kurumi. Dia juga berlari keluar dari kelas. Berhenti di dekat pintu toilet perempuan yang terbuka lebar. Ada empat bilik di toilet itu, lalu Kurumi memasuki bilik kedua dari kanan.

Kurumi duduk di atas kloset duduk. Badannya bergetar karena panik. Mencari kontak telepon ibu angkat melalui aplikasi Whatsapp. Langsung menelepon ibu angkatnya.

"Halo," kata ibu angkat di seberang sana.

"Ha ... halo, Oka-san," balas Kurumi. Suaranya terbata-bata.

"Rumi-chan, sepertinya kau ketakutan begitu. Memangnya apa yang terjadi padamu?"

"A ... ada murid baru di kelasku, mengetahui aku bukanlah manusia baru."

"Hah? Mengapa dia bisa tahu?"

"Itu yang aku tidak tahu."

"Kalau begitu, kau harus berhati-hati dengannya. Oka-san takut dia berasal dari organisasi itu."

"Ya. Nanti aku telepon Oka-san lagi."

Kurumi menurunkan handphone-nya karena mendengar suara gedoran keras dari luar. Badannya semakin bergetar hebat. Ketakutan luar biasa menyebar ke seluruh badannya.

"Hei, keluarlah!" seru Naruto dari balik pintu toilet yang dihuni Kurumi. Dia menggedor keras pintu itu berulang kali.

"A ... aku ... aku tidak mau keluar!" kelakar Kurumi menukikkan alis.

"Kau dalam bahaya! Mereka sudah tahu kau ada di sini!"

"Apa maksudmu?"

"Aku tidak bisa menjelaskannya di sini. Jadi, keluarlah!

"Kau bukan orang jahat, 'kan?"

"Bukan!"

"Buktinya?"

Kurumi tetap menukikkan alis. Tetap teguh dengan pendiriannnya. Ucapannya tadi membuat Naruto sempat berhenti menggedor pintu. Naruto terpaku sebentar.

"Kalau aku orang jahat, sudah pasti aku sudah menyerangmu sejak hari pertama aku masuk sekolah di sini," jelas Naruto menghela napas untuk menenangkan hatinya, "tolong, keluarlah! Aku ingin berbicara empat mata denganmu."

Pintu terbuka. Kurumi keluar dari baliknya. Menghadap Naruto dengan kening yang mengerut.

"Memangnya kau ingin membicarakan apa padaku?" tanya Kurumi bermuka serius.

"Kita bicara di tempat yang aman," jawab Naruto langsung menarik tangan Kurumi.

Naruto dan Kurumi berjalan keluar dari toilet. Mereka menelusuri koridor lantai empat. Tidak ada orang yang lewat selain mereka.

Naruto membawa Kurumi ke atap sekolah. Mereka berhenti di tengah atap sekolah. Berjarak dua langkah.

"Namaku Uzumaki Naruto. Salam kenal," ujar Naruto tersenyum, mengulurkan tangan ke arah Kurumi.

"Aku Tokisaki Kurumi. Salam kenal," sahut Kurumi menjabat tangan Naruto.

"Sudah lama aku mencarimu, Tokisaki-san."

"Mengapa kau mencariku?"

"Aku mengetahui tentang dirimu dari seseorang yang kukenal. Kau itu manusia yang memiliki kemampuan misterius di mata kirimu. Mata kuning yang kau sembunyikan di balik soft lens merah adalah ... mata iblis."

Kurumi membesarkan mata. Mulutnya melebar. Badannya menegang lagi. Perlahan mundur beberapa langkah. Tapi, sebelum Kurumi kabur, Naruto cepat menangkap tangan kirinya.

"Hei, tunggu! Jangan pergi dulu!" seru Naruto menukikkan alis.

"Kau sudah mengetahui aku yang sebenarnya, jadi lepaskan aku! Biarkan aku pergi!" sanggah Kurumi melotot.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi!"

Tiba-tiba, muncul seorang gadis berambut ungu panjang berpakaian seragam serba putih-hitam dengan simbol salib di punggungnya, turun dari langit. Ada sayap jet yang terpasang di punggungnya. Langsung melayangkan tebasan kilat cahaya horizontal ke arah Naruto dan Kurumi -- mengincar Kurumi.

"Awas, Kurumi!" teriak Naruto langsung memeluk Kurumi, melompat cepat menghindari serangan cahaya itu. Tembakan cahaya itu bangunan batu bata bercat putih. Menghancurkan bangunan tempat keluar-masuk atap sekolah.

.

.

.

Bersambung

.

.

.

A/N:

Cerita baru di fandom Naruto x Date A Live. Gimana menurutmu dengan cerita ini? Jika sempat, saya lanjutkan cerita ini.

Tertanda, Hikayasa Hikari

Senin, 12 September 2022