Disclaimer:

Naruto: Masashi Kishimoto

Date A Live: Koshi Tachibana

.

.

.

Pairing: Naruto x Kurumi

Genre: fantasy, supranatural, romance, scifi

Rating: M

Setting: Alternate Universe (AU)

.

.

.

Phenogram

By Hikayasa Hikari

.

.

.

Chapter 2. Penasaran

.

.

.

Naruto bersama Kurumi yang digendongnya, mendarat di arah lain. Mereka membelalakkan mata saat menyaksikan bangunan tempat keluar-masuk yang telah runtuh. Terutama Kurumi, yang tidak menyangka akan mengalami hal seperti ini.

"Ternyata mereka benar-benar datang," kata Naruto tetap membulatkan mata, tetap mendekap Kurumi erat sekali.

"Me ... mereka itu siapa?" tanya Kurumi tergagap.

"Mereka adalah Exorcist yang berasal dari organisasi Ratatorsk."

"Ex ... Exorcist? Ma ... maksudmu pemburu iblis?"

"Benar. Mereka mengincarmu, Kurumi."

"Hah? Apa?"

Kurumi terkesiap. Matanya membesar lagi. Melihat gadis berambut ungu panjang yang berjarak beberapa meter darinya, mengangkat pedang. Tiba-tiba, pedang besar berbilah perak keunguan milik gadis Exorcist itu, bercahaya putih terang. Sangat menyilaukan mata.

Gadis Exorcist melayangkan pedangnya vertikal ke bawah. Cahaya yang menyelubungi pedangnya, memanjang hingga mencapai Naruto dan Kurumi. Sebelum serangan itu mencapai Naruto dan Kurumi, Naruto langsung mengambil sesuatu dari udara. Sesuatu itu keluar dari ketiadaan, berkilau saat tertimpa cahaya matahari.

Naruto mengayunkan sesuatu vertikal ke bawah yang ternyata adalah pedang bergagang menyerupai Longsword -- pedang yang mirip dengan pedang anggar. Bilah pedang itu memancarkan cahaya putih yang sangat terang. Menembakkan cahaya ke arah gadis berambut ungu tadi.

Gadis berambut ungu cepat melompat ke udara. Berhasil menghindari serangan Naruto. Serangan Naruto melewati dirinya dan meledak di langit. Efek ledakan itu menimbulkan suara yang keras, mengagetkan semua orang.

"Eh? Suara apa itu?"

"Ada ledakan di langit."

"Apa itu kembang api?"

"Tidak mungkin itu kembang api. Masa dinyalakan di siang begini?"

Semua orang di sekolah dan di luar sekolah berkomentar. Menyaksikan fenomena ganjil yang menimbulkan tanda tanya. Kemudian gadis berambut ungu membelalakkan mata karena tidak melihat Naruto dan Kurumi di mana-mana.

"Hah? Mereka pergi kemana?" tanya gadis berambut ungu yang melayang di udara, dengan menggunakan jet. Tiba-tiba, headphone yang terpasang di puncak kepalanya, menangkap suara seseorang.

"Tohka, kau ada di mana?" tanya seorang gadis lain di seberang sana.

"Aku ada di sekolah yang bernama Suna High School, karena aku menemukan orang yang kita cari."

"Kalau begitu, beritahu aku posisinu sekarang."

"Baiklah."

Yatogami Tohka menadahkan tangan kiri ke udara. Memunculkan hologram berbentuk layar persegi panjang biru muda. Layar itu berfungsi layaknya komputer.

Telunjuk kiri Tohka menekan program demi program untuk mengirim posisi koordinat keberadaannya pada kedua temannya. Dia berekspresi serius saat menatap layar.

Sementara itu, Naruto dan Kurumi yang semula kabur lewat tangga atap, berhasil masuk kembali ke kelas. Mereka terengah-engah, tanpa menyadari semua mata tertuju pada mereka.

"Naruto, mengapa kau bisa bersamaan dengan Kurumi-san?" tanya laki-laki berkacamata hitam, duduk di belakang.

"Ya. Kalian berpegangan tangan," jawab laki-laki berambut hitam dengan tato merah segitiga terbalik, menunjuk Naruto dan Kurumi.

"Hah?" Naruto dan Kurumi ternganga. Mata mereka membulat sempurna. Kemudian saling tangan masing-masing yang terkait.

Naruto dan Kurumi spontan menjauh. Mereka salah tingkah. Muka mereka sedikit memerah karena malu.

"Bu ... bukan seperti yang kalian lihat," kata Naruto tergagap.

"Be ... benar," balas Kurumi turut terbata-bata.

"Sangat mencurigakan sekali," sahut laki-laki berambut hitam yang diikat satu, datang mendekati Naruto dan Kurumi.

"Permisi, aku mau duduk di tempatku." Kurumi buru-buru berjalan melewati Nara Shikamaru. Mengabaikan tatapan godaan dari semua orang yang menyangka dirinya memiliki hubungan spesial dengan Naruto.

Kurumi duduk di tempatnya. Menghela napas perlahan untuk menenangkan jantungnya yang sempat berpacu laju karena ketakutan luar biasa. Tapi, untung ada Naruto yang melindunginya dari serangan para Exorcist.

Exorcist itu ... akhirnya menemukan aku di sini. Aku harus memberitahu hal ini pada Oka-san setelah pulang sekolah nanti.

Kurumi bermonolog. Berpikir akan berhati-hati mulai dari sekarang. Takut para Exorcist akan kembali menyerangnya.

.

.

.

Tohka mendarat di batang pohon, menjumpai dua temannya yang menunggunya. Mereka ada di belakang Suna High School. Tetap mengawasi Kurumi dari kejauhan.

"Origami, Kotori, maaf," kata Tohka bermuka kusut, menghadap kedua gadis yang disebutnya, "aku gagal memusnahkan gadis itu."

Tobiichi Origami bermuka datar. "Tidak apa-apa. Tapi, lain kali, beritahu kami kalau kau menemukan Tokisaki Kurumi itu."

"Ya."

"Tapi, apa yang terjadi sehingga kau bisa gagal, Tohka-chan?" tanya Itsuka Kotori, di sisi kiri Origami.

"Ada laki-laki yang melindungi Tokisaki Kurumi. Dia juga memiliki pedang cahaya."

"Hah? Laki-laki yang memiliki pedang cahaya?" Kotori tercengang.

"Hanya kita perempuan, para Exorcist, yang memiliki pedang cahaya. Laki-laki tidak boleh memilikinya," ungkap Origami menukikkan alis.

"Lalu, siapa laki-laki itu, Origami-chan?"

Tohka yang bertanya paling akhir. Menatap serius wajah Origami. Perasaan penasaran menyelimuti hatinya.

"Kita akan menyelidikinya. Mungkin sebaiknya kita menyamar," ujar Origami menyipitkan mata.

"Menyamar? Caranya bagaimana?" tanya Tohka mengerutkan kening.

"Ikuti aku."

Origami turun dari pohon tanpa menggunakan jet. Tohka dan Kotori saling pandang, kemudian mengangguk. Mereka melompat dan menyusul Origami yang menunggu di bawah pohon.

.

.

.

Kurumi tergesa-gesa berlari dari pintu gerbang sekolah. Dia sudah pulang bersama semua penghuni sekolah. Tanpa mengetahui Naruto juga mengikutinya dari belakang.

Kurumi melewati jalan raya yang kecil, dilalui orang-orang yang berjalan kaki dan bersepeda. Celangak-celinguk. Memastikan keadaan benar-benar aman. Jangan sampai ada gadis Exorcist kembali menyerangnya.

Jarak rumah Kurumi dan sekolah tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit, Kurumi tiba di rumah kayu beraksitektur Jepang kuno. Kurumi membuka pintu dari samping.

"Aku pulang," kata Kurumi saat menutup pintu dengan cepat.

"Selamat datang, Rumi-chan," balas seorang wanita berambut hitam panjang dan bermata merah, keluar dari dapur. Berjalan pelan menghampiri Kurumi.

Kurumi membuka sepatu dan meletakkannya di bawah lantai tinggi. Dia menaiki lantai kayu, dan menimbulkan deritan cukup nyaring saat menginjak lantai kayu. Menghadap Yuhi Kurenai yang merupakan ibu angkatnya.

"Rumi-chan, kau tidak apa-apa, 'kan?" tanya Kurenai memegang kedua pipi Kurumi. Memperhatikan mimik muka Kurumi yang sedikit pucat.

"Ya, Oka-san," jawab Kurumi tersenyum.

"Apa yang terjadi denganmu? Ceritakanlah padaku. Oh ya, sebaiknya kau ganti pakaian dulu dan aku akan menyiapkan teh hangat untukmu."

Kurumi mengangguk. Masuk ke ruangan lain yang ada di lorong. Menggeser pintu kamar hingga tertutup. Sementara Kurenai kembali ke dapur untuk membuatkan teh.

Di luar rumah, ada Naruto yang berdiri di pintu pagar kayu. Pagar setinggi satu meter yang mengelingi rumah Kurumi. Naruto memandang lama ke pintu rumah.

Sejak kau pindah ke rumah ini, Tokisaki-san, aku selalu mengawasimu. Kau tenang saja, aku akan tetap ada di sini untuk melindungimu dari para Exorcist itu.

Naruto membatin. Menunduk. Melihat ke telapak tangan kanannya. Ada simbol menyerupai salib transparan tercetak di tangan kanannya. Entah simbol apa itu.

.

.

.

Bersambung

.

.

.

A/N:

Chapter 2 up. Ganti judul menjadi Phenogram. Terima kasih karema kalian membaca cerita ini.

Tertanda, Hikayasa Hikari.

Rabu, 16 November 2022