Disclaimer: Harry Potter is not mine! How many time do I have to tell you! I'm making nomoney out of this.
CHAPTER III : O.W.L DAN QUIDDITCH
CRACK. Suara keras tanda penyihir baru saja berapparate di kamarnya membangunkan Harry dengan cepat sambil mengacungkan tongkatnya kepada siapa saja yang baru muncul di kamarnya.
"Reaksi bagus Harry, Mad-eye akan bangga dengan kewaspadaanmu". Suara yang familiar membuatnya lega karena bukan death-eater yang baru saja memasuki kamarnya.
Di depannya dia melihat seorang penyihir wanita dengan rambut berwarna hijau yang lebih suka dipanggil dengan nama akhirnya masih nyengir lebar melihat reaksi Harry yang agak paranoid dan mengingatkannya kepada Mad-eye Moody.
Nymphadora Tonks ternyata tidak sendirian mengunjunginya, di belakang dia berdiri sahabat dari orangtuanya yaitu Remus Lupin yang sudah tidak lagi menggunakan pakaian yang lusuh seperti sebelum-sebelumnya. 'Pasti karena sekarang dia sudah memiliki banyak uang dari wasiat Sirius', pikir Harry.
Karena tidak ada yang berbicara untuk beberapa saat. Harry memutuskan untuk memulai pembicaraan, "Remus, Tonks apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian berapparate langsung ke kamarku? Nanti paman Vernon mar… ."
Sebelum Harry selesai, Tonks memotong pembicaraan, "Tenang Harry, kita berapparate ke kamarmu karena kita khawatir. Elphias Doge bilang kau tidak lari pagi seperti biasanya dan pamanmu tidak akan marah, dia sudah berangkat kerja dua jam yang lalu, lihat saja waktunya, sekarang sudah jam 10."
"J..jam 10?" Harry melihat jam dindingnya untuk memastikan waktunya. Sepanjang musim panas ini dia tidak pernah tidur selama ini, biasanya dia akan terbangun di waktu fajar karena mimpi buruknya. Tetapi tidurnya kali ini dia tidak bermimpi buruk sama sekali, rupanya pertemuan dia dengan Dumbledore telah membantunya untuk menenangkan pikirannya dan menerima kematian Sirius dengan lapang dada..
"Iya jam 10" Tonks melanjutkan. "Para anggota order kelabakan karena kau tidak melakukan kebiasaanmu, dan ternyata Harry Potter yang hebat masih terbuai dalam dunia mimpi".
Perkataan ini membuat semua orang di kamar yang sempit ini tersenyum, termasuk Remus.
"Ayo Harry, sebaiknya kau siap-siap karena banyak yang harus kita lakukan di Diagon Alley". Kali ini giliran Remus yang berbicara. Ketika Harry baru mau mengiyakan, ia teringat kembali dengan semboyan Moody WASPADA SETIAP SAAT.
"Tunggu dulu"Dia berkata.
"Lukisan siapakah yang sangat menyebalkan di kau-tahu-dimana?". Kedua penyihir dihadapan dia pada awalnya agak terkejut mendengar pertanyaan dari Harry, tetapi begitu menyadari bahwa Harry mencoba untuk mengkonfirmasi identitas mereka, mereka meledak dalam tawa.
Mereka berdua terus tertawa selama beberapa menit, hal ini sangat menggangu buat Harry.
"Apanya yang lucu?" Harry bertanya karena merasa terganggu atas reaksi mereka. Tonkslah yang pertama menjawab setelah menenangkan dirinya, "Jujur saja Harry, kalau kau terus berperilaku seperti ini, dalam waktu dekat kau akan diangkat anak oleh Mad-eye" Tonks menjelaskan dengan susah payah karena tawanya.
Mendengar pernyataan ini Harry mau tak mau ikut tertawa. "Bayangkan, kalau itu terjadi, namamu akan menjadi Mad-Scar Potter" Remus mengatakan ini diantara tawanya dan mereka terus tertawa sampai beberapa menit.
Ketika mereka sudah tenang kembali, Harry meneruskan pertanyaannya. "Ayo, kalian belum menjawab pertanyaanku. Ini penting, Lukisan menyebalkan siapakah di Kau-tahu-dimana"?
"Baiklah Harry, kami menyerah. Lukisan yang kau maksud adalah lukisan Mrs. Black" Remus menjawab pertanyaan Harry dengan wajah yang bangga karena kewaspadaannya.
"Baiklah kalau begitu, aku akan mandi dulu dan kita langsung ke Diagon Alley" Harry berkata setelah bangun dari tempat tidurnya.
"Oh iya Harry , sebelum ke Diagon Alley kau harus ke rumah Arabella terlebih dahulu, di sana McGonagall akan menemuimu dengan hasil O.W.L-mu" Remus berkata.
"O.W.L? Kenapa harus McGonagall yang memberitahukan hasilnya? Kukira hasil OWL seharusnya dikirim melalui pos"? Harry bertanya keheranan.
"Memang seharusnya begitu Harry, tetapi McGonagall mengatakan dia ada beberapa hal yang harus didikusikan denganmu" Remus menjelaskan
Setelah mandi dan berganti pakaian, Harry menuruni tangga mengikuti Remus dan Tonks. Ketika sampai di lantai bawah, Bibi Petunia terkejut melihat dua penyihir dewasa yang berada di rumahnya.
Ketika menyadari kehadiran bibi Petunia, Remus tersenyum dan menyapanya, "Hallo Petunia, kau baik-baik saja kuharap". Bibi Petunia hanya mengangguk dan berkata "Remus".
"Kalian saling kenal"? Harry bertanya kepada bibinya darimana dia tahu tentang Remus.
"Bukan urusanmu boy" bentak bibi Petunia dan dia langsung pergi menuju dapur.
"Professor Lupin, kau kenal dengan bibiku?" kali ini Harry bertanya kepada mantan gurunya.
"Kumohon Harry, kau tidak perlu memanggilku Professor, aku sudah tidak menjadi professormu selama dua tahun lebih. Panggil saja aku Remus atau Moony. Dan tentang bibimu, nanti saja akan kujelaskan".
"Tapi…" Harry mencoba menekan persoalan ini tapi dihentikan oleh Tonks yang berkata "Harry, lebih baik kau cepat-cepat menemui McGonagall, kau tahu sendiri dia tidak menyukai orang yang telat. Dan aku yakin Remus nantinya akan menjelaskan hal ini kepadamu".
Harry menyerah dan mulai berjalan keluar rumah menuju rumah Mrs Figg.
Dia menemukan Professor McGonagall sedang berada di ruang belajar di rumah Mrs. Figg dengan tumpukan perkamen di hadapannya.
"Ah, Mr. Potter, akhirnya kau datang, silakan duduk". McGonagall berkata dengan suara yang tegas seperti biasanya. Harry merasa ragu-ragu awalnya karena dia masih tegang dengan hasil OWL-nya.
"Ini hasil OWL anda, silahkan dibaca, aku sendiri sudah menerima salinannya langsung dari Departemen Testing dan Standar Edukasi".
Harry mulai membuka amplop bersegel Kementrian Sihir yang diberikan McGonagall kepadanya dan membaca isinya.
Mr. Potter yang terhormat,Dengan senang hati kami menginformasikan hasil dari ujian O.W.L anda yang dilaksanakan pada akhir ajaran lalu. Terlampir pula daftar pelajaran yang N.E.W.T levelnya bisa anda ikuti berdasarkan hasil O.W.L anda.
Penjelasan level
O: Outstanding
E: Exceed Expectation
A: AcceptableP: Poor
D: DreadfulT: Terrible
Nama Murid: Harry James Potter
Transfigurasi:
Praktek: O
Teori: O
Hasil Final : O
Mantra:Praktek: O
Teori: E
Hasil Final: O
Ramuan:
Praktek: E
Teori: O
Hasil Final : O
Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam:
Praktek: O
Teori: O
Hasil Final: O
Pemeliharaan Satwa Gaib:
Praktek: O
Teori: -Hasil Final: O
Astronomy:
Praktek: A
Teori: P
Hasil Final : A
Ramalan:
Praktek: A
Teori: A
Hasil Final: A
Herbology:
Praktek: E
Teori: E
Hasil Final: E
Sejarah Sihir:
Praktek:-
Teori: A
Hasil Final: A
TOTAL: 12 OWL
Mr. Potter, dengan bangga kami informasikan bahwa anda berhasil memecahkan rekor tertinggi dalam sejarah O.W.L di pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Nilai tertinggi sebelumnya yang berhasil anda lampaui adalah hasil dari Albus Dumbledore.
Berikut daftar pelajaran yang dapat anda ikuti level N.E.W.T-nya:
Ramuan
Transfigurasi
Mantra
Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam
Herbology
Pemeliharaan Satwa Gaib
Astronomy
Sejarah Sihir
Ilmu Ramalan
Sekali lagi selamat atas prestasi anda yang berhasil mencapai nilai O.W.L yang memuaskan. Kami akan menunggu prestasi anda yang lain dalam tes N.E.W.T dua tahun mendatang.
Dengan Homat,
Grinda Marschbank
Departeman Testing dan Standar Edukasi
Mata Harry berkedip-kedip seakan-seakan matanya telah menipunya. Dia tidak menyangka akan mendapatkan 12 O.W.L. Setahunya, Bill dan Percy Weasley juga mendapat hasil yang serupa, dan mereka berdua merupakan murid-murid yang berprestasi.
Yang lebih menakjubkan dia mendapatkan O dalam Ramuan, padahal dia merasa tidak yakin dengan kemampuannya dalam pelajaran ini apalagi dengan pengajarnya Professor Snape yang terus menerus mengingatkannya betapa buruknya dia dalam Ramuan.
"Ada yang salah dengan hasil O.W.L anda Mr. Potter?" McGonagall bertanya setelah melihat reaksi Harry dalam membaca hasilnya.
"A…aku dapat O dalam Ramuan? Apa ini tidak salah?" Dengan terbata-bata Harry bertanya kepada kepala asramanya. "Hasil itu tidak salah Mr. Potter, anda memang mendapat nilai itu dengan penilaian yang adil dari para penguji". McGonagall menjelaskan.
"Sna…Professor Snape pasti akan kaget sekali ketika mengetahui bahwa aku akan berada di kelasnya" Harry berkata dengan senyum kecil di mulutnya.
"Anda benar Mr. Potter. Bahkan beliau sudah melihat hasil O.W.L Ramuan anda dan dia langsung mendatangi Departemen Edukasi untuk mengetahui apakah mereka telah membuat kesalahan". McGonagall menjelaskan perilaku koleganya kepada muridnya dengan wajah ceria yang jarang ditunjukannya kepada siapa pun.
"Lalu apa yang terjadi?" Harry bertanya.
"Mereka menunjukkan hasil kerja anda kepada Professor Snape dan membahasnya bersama-sama sampai akhirnya dia menerima juga bahwa anda melakukan tugas yang baik dalam tes anda". Harry merasa terkesan atas kenyataan ini karena akhirnya dia mampu membuktikan kepada Snape bahwa dia bukan tidak hanya bermodalkan ketenaran.
"Aku juga ingin mengucapkan selamat atas hasil yang luar biasa dalam Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Professor Dumbledore merasa bangga atas pencapaianmu tetapi beliau tidak begitu terkejut bahwa andalah yang berhasil melampaui rekor yang dicapai beliau mengingat segala hal yang pernah anda lalui."
"Terima kasih Professor. "Oh iya, kalau boleh tahu, bagaimana dengan hasil dari teman-temanku Hermione dan Ron?" Harry ingin tahu terutama hasil dari Hermione.
"Aku tidak bisa memberitahu detailnya kepada anda karena itu bukan hak saya". Harry mengeluh, tapi McGonagall melanjutkan " Tetapi, aku bisa mengatakan bahwa Miss Granger mendapatkan nilai total tertinggi untuk tahun ini dan anda berada di tempat ketiga setelah Mr. Boot dari Ravenclaw".
"Wow, aku masuk tiga besar? Aku tidak pernah menyangka akan mendapatkan hasil sebagus ini mengingat tahun ajaran lalu bukanlah masa yang mudah untukku". Harry menundukkan kepalanya karena teringat kejadian tahun lalu yang boleh dibilang merupakan tahun terberatnya di Hogwarts.
"Sudah cukup tentang O.W.L" McGonagall melanjutkan setelah melihat mood Harry yang mulai menurun. "Kita lanjutkan pembicaraan kita ke topik yang lebih menyenangkan, yaitu Quidditch".
McGonagall menyarungkan tangannya ke dalam saku, dia mengeluarkan sebuah lencana dengan huruf C yang besar lalu memberikannya kepada Harry. "Larangan bermain Quidditch anda telah dihapus dan aku telah memutuskan untuk memberikan jabatan kapten tim Quidditch Gryffindor kepada anda, selamat".
Dengan lencana kapten di tangannya, Harry merasa ragu-ragu menerimanya "Tapi, bagaimana dengan Katie Bell? Dia lebih senior dariku dalam Quidditch".
"Ini bukan masalah senioritas, aku sudah mendiskusikannya dengan miss Bell dan kapten sebelumnya yaitu miss Johnson pada akhir ajaran tahun lu, kami bertiga sepakat kalau andalah yang paling pantas menjadi kapten. Lagipula miss Bell mengatakan bahwa dia akan sibuk sekali mengingat ini tahun terakhirnya di Hogwarts".
"Tapi, aku kurang begitu tahu tentang taktik-taktik Quidditch, selama ini aku hanya menangkap snitch tanpa mempedulikan permainan yang lain. Bagaimana kalau posisi kapten diserahkan kepada Ron saja, dia tahu banyak tentang Quidditch dan posisinya sebagai kiper akan memudahkannya untuk memantau pertandingan".
Dia mencoba untuk mengelak dari tanggung jawab ini, tetapi McGonagall tampak berdiri teguh pada pendiriannya.
"Mr. Potter, yang penting dari seorang kapten bukanlah pengetahuannya tentang permainan. Tetapi kepemimpinan. Dan aku sudah melihat bakat anda dalam memimpin teman-teman anda melalui berbagai macam petualangan dan marabahaya. Dari yang bisa kulihat, tampaknya para murid akan mengikutimu kemanapun kau minta, mereka sangat percaya kepadamu, terutama setelah terbukti bahwa kau-tahu-siapa benar-benar telah kembali seperti yang selama ini kau katakan".
"Aku tidak ingin mereka mengikutiku kemanapun yang aku minta Professor, aku tidak ingin mereka terkena bahaya karena diriku" Dia mengatakan ini dengan pelan tanpa bisa didengar oleh McGonagall. Lalu professornya melanjutkan.
"Lagipula, kalau masalah taktik pertandingan, kau bisa mendiskusikannya dengan rekan setimmu. Kau tidak harus seperti Oliver Wood yang memikul semua tanggung jawab dalam kepemimpinannya sewaktu menjadi kapten untuk Gryffindor".
Sewaktu Harry ingin melontarkan argumen lagi, McGonagall memotongnya. "Tidak ada alasan lagi Mr. Potter, andalah kapten Quidditch untuk Gryffindor untuk dua tahun kedepan, dan aku harap Piala Quidditch tidak lepas dari kita tahun ini, karena aku sudah terbiasa melihatnya dipajang di kantorku.
Akhirnya Harry menerima tanggung jawabnya dan mengantungi lencana kaptennya.
"Nah, sebelum aku pergi, anda perlu menentukan pelajaran apa saja yang akan anda ambil untuk tahun ajaran mendatang" McGonagall menarik secarik perkamen dari tumpukan perkamen disebelahnya dan siap-siap untuk menulis pilihan pelajaran Harry.
Akhirnya Harry memutuskan mengambil semua pelajaran yang dia boleh ikuti dengan pengecualian Sejarah Sihir dan Ramalan.
Setelah McGonagall pergi, Harry keluar dari rumah Mrs Figg dan menemui Remus dan Tonks untuk pergi ke Diagon Alley. Dia memberitahu tentang hasil O.W.L nya kepada mereka dan mereka tampak senang. Dari Remus, Harry mengetahui bahwa kedua orangtuanya juga memperoleh 12 O.W.L sama seperti dia.
Mereka melakukan perjalanan ke Diagon Alley dengan menggunakan Knight Bus. Setelah menempatkan diri di salah satu tempat tidur, Harry memutuskan untuk menanyakan tentang bibi Petunia kepada Remus.
"Baiklah Harry, kalau kau bersikeras untuk mengetahuinya". Harry mendengarkan dengan seksama setiap kata yang keluar dari mulut mantan professornya itu.
"Yang bisa kukatakan tentang bibimu itu hanya satu, dia tidak selalu membenci sihir". Jelas Remus dengan singkat.
"Apa maksudnya dia tidak selalu membenci sihir? Dari yang kuketahui dia sudah membenci sihir dari awal mula ibuku mendapatkan surat Hogwartsnya" Dia mencoba meminta penjelasan yang lebih lanjut.
"Ah, tapi itu bukanlah awal mula dia mengetahui tentang sihir, dia dan ibumu sudah mengetahui keberadaan dunia sihir semenjak mereka masih jauh lebih muda dari orangtua mereka" Remus menjelaskan.
"Tetapi bagaimana mungkin mereka tahu, orangtua mereka kan muggle" Harry masih bingung mendengar penjelasan dari Remus.
Remus tersenyum dan berkata "katakan kepadaku Harry, apa yang dikatakan petunia tentang reaksi orangtuanya ketika Lily mendapatkan surat dari Hogwartsnya?"
Harry mengingat-ngingat perkataan bibinya ketika mereka dikunjungi oleh Hagrid di sebuah pulau terpencil. "Dia mengatakan bahwa orangtuanya merasa bangga mempunyai seorang penyihir di keluarga mereka."
"Benar Harry, dan apa kau kira itu merupakan suatu reaksi yang wajar dari sepasang orangtua muggle ketika mengetahui bahwa anaknya ternyata bukan manusia biasa?" Harry memikirkan sejenak pertanyaan ini dan menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu jawab pertanyaan yang satu ini, orangtua macam apa menurutmu yang bangga karena anaknya seorang penyihir selain sepasang orangtua penyihir? Remus bertanya lagi
Sebuah kenyataan muncul di otak Harry, lalu dia menjawab "Squib!mereka berdua Squib?" .
"Benar Harry, kakek nenekmu sebenarnya merupakan sepasang Squib dari keluarga penyihir berdarah murni yang tidak diakui lagi oleh keluarganya karena mereka tidak punya kemampuan sihir yang cukup untuk seorang penyihir sehingga mereka memutuskan untuk hidup sebagai muggle". Remus Lupin merasa terkesan atas daya pikir Harry yang cepat.
"Kalau begitu sejak kapan bibi Petunia mulai membenci sihir?" Harry melanjutkan pertanyaannya.
Remus menghela napas panjang sebelum menjawab. "Aku kira dia mulai membenci sihir sejak pernikahan kedua orangtuamu".
Ketika Harry mau bertanya kenapa hari bahagia orangtuanya menyebabkan kebencian bibinya akan sihir, Remus melanjutkan penjelasannya. "Pernikahan James dan Lily mungkin merupakan pernikahan termegah dalam dekade itu. Pernikahannya dilangsungkan di kastil milik keluarga Potter. Tetapi hari bahagia itu diakhiri dengan serangan oleh puluhan Death Eater yang menimbulkan banyak korban."
Remus tampak berat hati untuk melanjutkan tetapi terus bicara tanpa memandang Harry. "Pada akhirnya para Death Eater memang berhasil diusir, tetapi jatuh banyak korban dari para tamu dan keluarga pengantin termasuk Mr dan Mrs Evans".
Remus menghela napas panjang lagi dan mengakhiri penjelasannya dengan berkata"Karena itulah Petunia membenci segala hal yang berbau sihir, dia merasa bahwa sihir hanya membuatnya menderita dengan merenggut nyawa kedua orangtuanya. Hal ini diperparah beberapa tahun kemudian ketika satu-satunya keluarga dia yang tersisa yaitu Lily juga tewas karena sihir".
Harry tidak bisa berkata apa-apa mendengar informasi yang baru diterimanya ini. Dia terus diam selama perjalanan, dan dalam hatinya dia merasa simpati kepada bibi Petunia untuk pertama kali dalam hidupnya.
>>>>>>>>>
Author's Notes:Fiuhh. Oke, ini baru pertama kalinya saya bikin fanfic di situs ini. Saya sudah nulis sampai chapter lima belas sebenarnya. Jadi, update akan segera datang.
