Disclaimer: I do not own Harry Potter
CHAPTER V: Belanja dan Makan Malam
"Jadi, kemana dulu kita sekarang?" Harry bertanya kepada dua anggota order dihadapannya ketika dia melihat mereka sedang meminum secangkir teh di sebuah kedai kopi bernama Brom's Coffe.
Ketika mereka sudah kembali berada di jalan utama Diagon Alley, Remus menjelaskan barang pertama yang harus Harry beli.
"Pertama-tama, Kita harus menyingkirkan kacamatamu" Remus berkata.
Melihat tampang Harry yang penuh tanda tanya, Remus meneruskan penjelasannya. "Sebaiknya kau membeli sebuah lensa kontak sihir karena akan sangat mengganggu sekali kalau kacamatamu lepas ketika dalam kondisi yang genting".
Harry mengangguk lalu mereka memasuki sebuah toko yang bernama Hansel's Magical Eye Care.
Harry disambut langsung oleh Mr. Hansel sendiri ketika dia memasuki toko.
"Selamat siang Mr Potter, sungguh aku merasa terhormat anda mau mengunjungi tokoku yang sederhana ini".
Mr Hansel tampaknya merupakan orang yang menyenangkan dengan kepalanya yang botak dan murah senyum.
Setelah Harry memperkenalkan kedua temannya kepada Mr Hansel, dia lalu menjelaskan bahwa dia memerlukan sebuah lensa kontak untuk menggantikan kacamatanya.
"Ah ya, aku memiliki berbagai koleksi lensa kontak dengan kemampuan yang istimewa, hanya saja harganya tidaklah murah".
Harry menjelaskan bahwa harga bukanlah masalah. Dan ini membuat wajah Mr Hansel lebih bersinar dan dia menanyakan kemampuan apa saja yang Harry inginkan dari lensa kontaknya selain membantunya untuk melihat lebih jelas.
Remuslah yang menjawab pertanyaan ini karena dia tahu Harry tentunya bingung dalam menjawabnya.
"Dia akan membutuhkan lensa kontak yang tidak perlu dibersihkan sehingga dia tidak perlu melepaskannya. Lensa kontaknya juga sebaiknya bisa membantunya dalam menyamar dengan mampu merubah warna matanya. Akan sangat berguna juga apabila lensa kontaknya bisa membantu dia melihat dalam gelap dan melihat jarak jauh seperti teropong".
Mr Hansel mendengarkan dengan seksama spesifikasi yang disebutkan Remus dan bertanya "bagaimana dengan kemampuan tembus pandang? Karena selain mampu melihat tembus pandang, juga akan sangat berguna untuk mendeteksi apabila ada orang yang memakai jubah gaib".
Tonks langsung menjawab dengan cepat. "Itu tidak perlu".
Harry mencoba membuka mulutnya, tetapi Tonks mendahuluinya, "Sorry Harry, pemuda seumuranmu tidak bisa dipercaya dengan kemampuan ini untuk tidak melihat apa yang ada di balik baju wanita".
Remus dan Mr Hansel langsung meledak dalam tawa mendengar komentar dari Tonks dengan tangan mereka di perut sementara pipi Harry langsung merona merah.
"Kau tidak mempercayaiku Tonks?" Harry bertanya masih dengan pipi yang merah.
"Bukannya aku tidak mempercayaimu Harry, tapi aku tidak mempercayai hormonmu". Tonks menegaskan kepada Harry yang tampak kecewa karena tidak akan punya kemampuan untuk melihat tembus pandang.
Remus yang baru pulih dari ketawanya berkata kepada temannya, "ayolah Tonks, aku yakin Harry terlalu mulia untuk menyalahgunakan kemampuan itu, kita percaya sajalah pada dia, yang jelas dia tentu tidak akan melakukannya kepadamu, kau kan sudah tua".
"Tidak…tidak. Mr Hansel, apa bisa lensa kontak itu dibuat agar bisa mendeteksi jubah gaib tanpa harus bisa melihat tembus pandang? Dan aku masih muda Remus!"
Tonks mengatakan dengan tatapan yang mengerikan kepada Lupin, bahkan mungkin tatapannya lebih mengerikan dari tatapan basilisk.
Mr. Hansel tampak masih kesulitan dalam menahan tawanya tetapi dia tetap menjawabnya.
"Tentu saja bisa miss, tapi dibutuhkan biaya tambahan untuk itu mengingat saya harus melakukan beberapa modifikasi'.
"Seperti yang Harry bilang, uang bukan masalah. Jadi segera saja anda kerjakan".
"Hei, kok aku tidak boleh punya pendapat dalam hal ini?" Harry berkata ini dengan mencoba mengerutkan dahinya untuk menandakan dia marah tetapi gagal total.
"Biarkan orang dewasa yang menangani hal ini Harry" Tonks berkata dengan nada yang menandakan bahwa masalah ini sudah selesai.
Mereka keluar dari toko 20 menit kemudian dengan penampilan baru dari Harry yang kini tidak berkacamata. Dia menghabiskan sekitar 700 Galleon untuk lensa kontaknya.
"Kenapa senyum-senyum Har?" Tonks menyadari senyuman di wajahnya.
"Tidak kenapa-napa, aku hanya berpikiran untuk mengunjungi toko si kembar Weasley" dia berbohong.
Alasan dia tersenyum yang sebenarnya adalah karena beberapa saat yang lalu ketika Mr. Hansel memasangkan lensa kontak ke matanya, beliau berbisik ke telinganya dan mengatakan kalau lain kali Harry berkunjung ke Diagon Alley tanpa Tonks, Mr Hansel akan dengan senang hati memodifikasi kembali lensa kontaknya dengan gratis agar dia bisa melihat tembus pandang.
Untung saja Tonks percaya kepadanya karena dia berkata
"Oh, Weasley Wizarding Wheezes? Baiklah, kita bisa ke sana sebentar".
Ketika mereka bertiga sampai di sebuah toko kecil dengan papan nama bertuliskan Weasley Wizarding Whezees, Harry melihat bahwa toko tersebut sedang tutup karena sedang dilakukan restocking.
Harry masuk duluan dan melihat Fred dan George sedang sibuk mengorganisir barang-barang lelucon mereka ke dalam rak.
Si kembar menyadari kehadiran Harry dan wajah mereka tampak senang sekali dengan kehadirannya. Mereka menyambutnya dengan unik secara bergantian.
"Harry Potter"
"The-Boy-Who-Lived"
"Penakluk Pangeran Kegelapan di perang pertama"
"Lolos dari Pangeran Kegelapan lima kali sampai saat ini"
"Seeker termuda abad ini"
"Peserta termuda Triwizard Tournament"
"Investor termuda di Diagon Alley"
"Pemain Quidditch termuda di atas Firebolt"
"Pelindung gadis-gadis perawan…
"Apa?" Timpa Harry.
"Untung saja kau cepat-cepat memotong kami Harry, kami tidak tahu harus memanggilmu apalagi" George berkata dengan senyum terlebar yang pernah Harry lihat.
"Senang bertemu denganmu teman, tapi kenapa kau baru mengunjungi kami sekarang? Kau kan partner kita?" hik hik. Fred pura-pura nangis ketika mengatakan ini.
"Partner? Sejak kapan aku jadi partner?"
"Semenjak kau mendanai kita tentu saja. Dan kau resmi menjadi partner kami karena kami telah menetapkan rekeningmu di Gringgots sebagai penerima 10 persen dari keuntungan kami setiap bulannya". George menjelaskan.
Harry mengangguk dan berkata "Kalian tidak perlu melakukannya sebenarnya, aku memberikan uang itu dengan sukarela".
"Omong kosong Harry" Fred berkata
"Iya, kami orang yang tahu balas budi. Bahkan kami akan memberikan potongan setengah harga untukmu untuk setiap barang-barang yang ada di toko kami" George menimpali.
"Berapa uang yang kau berikan kepada mereka Harry?". Remus berkata setelah sebelumnya dia dan Tonks hanya memperhatikan perbincangan mereka bertiga.
"Aku memberikan uang hadiah kemenangan Triwizardku" Harry berkata dengan hati-hati khawatir akan reaksi mereka.
"Semuanya?" Kali ini Tonks yang berkata
Harry mengangguk pelan dan hal ini membuat mata kedua penyihir dewasa di sampingnya terbuka lebar karena kaget.
Karena tidak ingin meneruskan penjelasannya, Harry buru-buru mengalihkan pembicaraan.
"Jadi, apa ciptaan terbaru kalian?" Harry bertanya kepada si kembar.
Mereka menunjukkan beberapa kreasi terbaru mereka kepadanya. Dan yang paling menarik perhatiannya adalah permen yang diberi nama 'Blowing-up Candy'. Permen ini membuat siapa pun yang memakannya akan membesar seperti balon dan melayang layaknya balon. Si kembar mengatakan kepadanya bahwa mereka mendapat ide ini dari kejadian ketika Harry menggelembungkan bibi Marge di tahun ketiganya.
Harry tertawa terbahak-bahak ketika mereka memberitahunya bahwa mereka pertama kali mengetes permen ini kepada Ron dan dia harus diikat seperti balon selama satu jam agar tidak terbang keluar rumah.
Mereka keluar dari toko setelah berada di sana selama kira-kira lima belas menit dan memulai kembali misi berbelanja.
Sepanjang hari mereka berbelanja di beberapa toko. Mereka menghabiskan waktu paling lama di Madam Malkin's ketika Harry belanja pakaian secara besar-besaran karena dipaksa Tonks yang ternyata gila fashion. Dia membeli tidak hanya seragam sekolah tetapi juga bermacam-macam pakaian muggle dan pakaian untuk bertarung.
Sedangkan untuk buku seperti biasa dia berbelanja di Flourish and Blott's. Dia membeli berbagai macam buku untuk pertahanan terhadap ilmu hitam(PTIH).Termasuk diantaranya adalah handbook untuk para auror yang ternyata dijual bebas asalkan ditemani seorang auror ketika membelinya.
Dia juga sempat membeli sebuah jam tangan karena jam tangan yang dia miliki sebelumnya sudah rusak semenjak tugas kedua di Triwizard Tournament.
Jam tangan yang dia beli merupakan jam tangan sihir yang punya kemampuan untuk mendeteksi apabila ada penyihir yang memiliki tanda kegelapan dalam radius 300 meter. Jam tersebut juga bisa membuatnya kasat mata seperti jubah gaib, hanya saja dia tidak perlu khawatir apabila ada yang menggunakan mantra panggilan untuk jubahnya atau merapalkan kontra mantra apabila dia menggunakan mantra penyamar.
Yang paling menarik adalah ketika dia mengunjungi Ollivander's untuk mendapatkan tongkat sihir yang kedua. Dumbledore rupanya telah memberitahunya tentang kejadian Priori Incatatem terhadap tongkatnya Harry dan Voldemort. Sehingga selama setahun penuh Mr Ollivander bekerja membuat tongkat sihir baru yang kira-kira akan cocok dengan Harry.
Ketika Mr Ollivander memperlihatkan tongkat yang dimaksud, dia melihat bahwa tongkat itu merupakan tongkat sihir paling cool yang pernah dia lihat. Tongkat itu berwarna perak dan ketebalannya memberikan kesan elegan.
Tongkat tersebut terbuat bukan dari kayu seperti tongkat sihir pada umumnya, bahan dasar tongkat tersebut adalah mytrhil yang dipadu dengan kayu elemental dan inti dari tongkat itu adalah nadi jantung dari naga ekor-berduri Hungaria yang juga dipadukan dengan bulu Chimaera.
Ketika Harry mencoba tongkat sihir barunya, dia merasakan seolah-olah kekuatan sihir yang ada di dirinya meluap dan membuatnya merasa lebih kuat dari sebelumnya. Hal ini mendapatkan tepukan tangan dari Tonks, Remus, dan Mr. Ollivander.
Dia juga mendapatkan dua buah holster untuk kedua buah tongkatnya agar mudah untuk membawanya dan supaya Harry tidak kehilangan pantatnya seperti yang selalu diperingatkan oleh Moody karena meletakkan tongkatnya di saku belakang.
Toko terakhir yang dia kunjungi adalah Quality Quidditch Supplies. Di sini Harry membeli sebuah Firebolt yang baru. Dia tidak ingin Firebolt lamanya mengalami nasib yang sama seperti Nimbus 2000-nya karena sapu Firebolt itu merupakan benda kenangan dari Sirius.
Total Galleon yang dia keluarkan untuk belanjaannya berkisar antara 8000-9000. Uangnya keluar banyak terutama untuk jam tangannya yang berharga hampir setengah dari total uang yang dia keluarkan.
"Huff, aku tidak menyangka belanja itu sangat melelahkan".
Harry mengatakan ini setelah dia duduk di salah satu kursi di 'The Leaky Cauldron' untuk makan malam.
"Itu karena kau tidak pernah benar-benar belanja Har". Tonks menanggapi perkataan Harry.
"Iya, memang begitulah kalau kau hidup dengan keluarga Dursley".
Remus tampak simpati atas perkataan Harry, tetapi memutuskan untuk tidak meneruskannya.
"Ramai sekali di sini malam ini" Remus mengatakan ini untuk memulai pembicaraan yang lain.
Dan memang benar, Leaky Cauldron sangat penuh oleh pengunjung. Satu-satunya kursi yang tersedia hanya satu yaitu yang berada di sebelah Harry.
Mereka memesan makanan dan dan ketika mereka mau mulai makan, tiba-tiba Tonks mengatakan sesuatu kepada seseorang di belakang Harry.
"Kau boleh duduk di sini kalau kau mau".
Harry membalikkan badannya untuk melihat orang yang berdiri di belakangnya. Di situ dia melihat sosok yang dia kenal dari Hogwarts, meskipun mereka tidak pernah berbicara satu sama lain.
Sosok itu merupakan seorang gadis cantik berambut pirang yang lurus, bermata biru, dan bertubuh sempurna. Tatapan matanya tajam dan memiliki pesona seperti kalangan aristokrat.
Dia berada di tahun yang sama dengan Harry dan merupakan murid dari Slytherin. Di kalangan murid dia dijuluki 'Ratu Es' karena sikapnya yang dingin kepada setiap orang terutama kepada laki-laki.
Gadis yang bernama Daphne GreenGrass itu menerima tawaran dari Tonks dan duduk di sebelah Harry. Dengan cepat dia memesan dan terus diam menunggu makanannya tiba.
Harry mencoba memulai perbincangan, tetapi dia ragu-ragu apakah harus memanggilnya Daphne atau GreenGrass? Dia tidak pernah memanggil seorang pun dari Slytherin dengan nama pertama mereka. Akhirnya dia mencoba jalan aman.
"Da…Daphne GreenGrass?" dia tidak tahu kenapa dia terbata-bata ketika mengatakan ini.
Daphne melihat ke arahnya dan mengatakan "Potter". Raut mukanya yang dingin dan penuh percaya diri sama sekali tidak berubah ketika mengatakan ini.
"Aku tidak menyangka kau tahu namaku Potter, mengingat asal asramaku" Daphnee melanjutkan.
'Tidak tahu namamu?' Harry mengatakan ini dalam hati.
Tentu saja Harry tahu tentang dia, karena menurut Dean dan Seamus, Daphne GreenGrass dan Cho Chang merupakan dua gadis tercantik di Hogwarts. Dia tidak pernah melihat alasan kenapa mereka berpendapat begitu. Tetapi kini setelah dia melihat Daphne dari dekat, dia mulai setuju kalau Daphne tidak kalah cantik dari Cho.
"Rasanya aku ingat tentangmu" Remus membuka mulut. "Kau merupakan murid terbaikku setelah Harry ketika kalian di tahun ketiga."
"Benarkah?" Harry menoleh kepada anggota terakhir dari Marauders.
Remus mengangguk, dan Daphne mengalihkan pandangannya kepada si werewolf.
"Sayang sekali anda tidak melanjutkan mengajar Proffesor, dibandingkan semua pengajar PTIH yang pernah mengajariku, anda yang paling…..acceptable."
Harry sempat tidak percaya dengan apa yang didengarnya, seorang Slytherin memuji seorang werewolf? Walaupun Daphne tampak agak segan untuk memuji Remus, tapi itu tetap pujian mengingat berasal dari mulut salah satu Slytherin.
"Apa kau benar-benar Slytherin?" Harry bertanya kepada Daphne dengan mengerutkan dahinya. "Tak kukira ada orang dari Syltherin yang senang akan Remus, terlebih lagi yang mengatakan ini duduk di sebelahku, apakah kupingku menipuku?"
Remus dan Tonks meletakkan tangan mereka di mulut. Mereka terkejut atas perkataan dari sang Gryffindor muda.
Sedangkan Daphne yang mereka pikir akan marah, menatap Harry dengan tajam dan mengatakan, "Tidak semua orang di Slytherin merencanakan kematianmu Potter, beberapa dari kita bahkan tidak peduli apabila kau mati secara cepat atau mati secara lama dan menyakitkan."
Harry tidak tahu apakah Daphne bercanda atau serius, tetapi dia melihat senyum licik di wajah Daphne lalu Remus dan Tonks tertawa. Harry juga tersenyum atas lelucon gaya Slytherin dari Daphne.
"Aku bisa bernapas lega kalau begitu" Harry berkata kepada Daphne masih dengan senyum di mulutnya.
Hal ini membuat suasana diantara mereka jadi mencair dan mereka berempat mendiskusikan berbagai macam topik selagi makan, terutama tentang kehidupan di Hogwarts.
Harry dan Daphne ternyata memiliki ketertarikan yang sama terhadap PTIH dan mereka berbicara tentang berbagai macam kutukan dan mantra yang mereka ketahui dan Harry kagum atas pengetahuan Daphne tentang subjek itu.
Meskipun menurut Remus dan Tonks, beberapa kutukan yang disebutkannya boleh dibilang termasuk Dark Magic. Tetapi Harry tidak peduli, karena mengobrol dengan Daphne sangat menyenangkan seperti kalau dia berbicara dengan Ron atau Hermione. Hanya saja mereka berdua tidak akan mengeluarkan sindiran-sindiran ala Slytherin.
Ketika perbincangan antara Harry dan Daphne semakin menghangat, Harry merasakan tepukan lembut di pundakknya dan suara seseorang.
"Hai Harry." Suara itu adalah suara seorang wanita dan Harry mengenal suara itu.
Dia membalikkan badannya dan tebakannya tepat.
"C…Cho?" dia merasakan perutnya kembali melakukan jungkir balik ketika melihat gadis asia cantik yang berada di hadapannya, padahal ketika terakhir kali dia melihatnya, yaitu di Hogwarts Express, dia sama sekali tidak merasakan apa-apa. 'Mungkin karena waktu itu aku masih dalam kondisi shock karena kematian Sirius' pikirnya.
Cho tersenyum manis ketika Harry menyadari kehadirannya dan tetapi senyumannya memudar ketika melihat Blaise yang duduk di sebelahnya.
"Apa yang kau lakukan di sini Cho? Kukira kau masih di Cina?" Harry bersyukur kini dia tidak terbata-bata ketika menanyakan ini.
"Oh, aku baru saja kembali tadi siang, dan aku berada di sini karena orangtuaku memiliki sebuah toko di Diagon Alley. Kau mungkin pernah mendengarnya, Chang's Remedy Shop?"
Harry menggelengkan kepalanya dan Cho tampak kecewa. Sehingga dia memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya, ini Daphne, kau pasti tahu dia dari sekolah" Harry mencoba memperkenalkan tiga orang yang bersamanya kepada Cho.
Cho hanya mengangguk ketika mendengar nama Daphne dan melihatnya dengan dingin.
"Kau pasti masih ingat Proffesor Lupin dan yang satu ini adalah Nymphadora." Tonks membelalakan matanya kepada Harry karena hanya menyebutkan nama awalnya sehingga Harry menyelesaikannya "….Tonks. Dia seorang auror".
Harry takjub karena Cho bisa dengan mudahnya mengganti ekspresi mukanya ketika dia diperkenalkan dengan dua orang yang duduk di seberang Harry dan tersenyum kepada mereka.
"Bagaimana dengan musim panasmu Harry?" Cho kembali mengalihkan perhatiannya kepada Harry.
"Yah lumayan, bagaimana kau dengan Michael?" Harry mengutuk dirinya sendiri karena dia menanyakan pertanyaan yang bodoh itu dan dia sadar kalau pipinya telah merona merah.
Dia melihat bahwa pipi Cho juga telah berubah merah. Dan dia melihat dari ujung matanya Remus dan Tonks tersenyum terkesan karena melihat adega di depan mereka. Sedangkan Daphne sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa-apa. 'Dasar Ratu Es' pikirnya.
"Oh kami berdua tidak pernah bersama-sama sebetulnya." Cho menjawab pertanyaan Harry yang sebelumnya.
Harry melihat bahwa pipi Cho semakin memerah semerah rambut keluarga Weasley ketika mengatakan kalimat berikutnya, "Itu hanya rumor supaya kau…". Dia tidak melanjutkan ucapannya dan hanya menunduk memandangi lantai.
Ketika Harry ingin menanyakan kenapa dia berhenti bicara, Cho mengangkat kepalanya dan memutuskan untuk pergi.
"Ngomong-ngomong aku harus pergi, ibuku pasti menunggu. Senang berjumpa dengan kalian semua, sampai ketemu lagi Harry."
Cho mengatakan ini semua dengan cepat tanpa melihat kepada Harry lalu pergi keluar dari Leaky Cauldron masih dengan pipinya yang merah.
"Huh?" Harry tercengang karena melihat reaksi Cho yang pergi secepat kilat.
Dia melihat kepada Remus dan Tonks untuk meminta penjelasan tentang apa yang terjadi tetapi dia melihat mereka sedang kesulitan untuk menahan kikikan dan ini tambah membuatnya bingung. Lalu Daphne-lah yang berbicara.
"Kau tidak mengejar pacarmu Potter?"
Remus dan Tonks akhirnya tidak bisa menahannya dan mereka mulai mengikik. Harry takjub karena ternyata laki-laki seperti Remus bisa juga mengikik.
"Dia bukan pacarku GreenGrass!". Harry mengatakan ini dengan tegas.
"Lagipula, dia sekarang berpacaran dengan Corner".
Daphne menghela napas panjang karena kesal atas tidak pekanya Harry. Tetapi Tonks-lah yang menjelaskan hal ini.
"Oh Harry, kau tadi dengar sendiri. Tampaknya dia sendiri yang menyebar rumor tentang dia berpacaran dengan orang lain".
"Huh? Buat apa dia melakukan itu?" Harry masih bingung dengan masalah ini.
"Untuk membuatmu cemburu tentu saja" Tonks menyelesaikan dengan senyum lebar.
"Kudengar kau sempat berpacaran dengannya tahun lalu Potter?" Daphne bertanya.
"Hubungan kami tidak pernah seperti itu" Harry menjelaskan sambil mengangkat bahunya. "Dia masih sedih atas kematian Cedric Diggory, jadi setiap kali namanya disebut, dia pasti menangis terisak-isak dan membuatku tidak nyaman sehingga akhirnya kami malah bertengkar."
"Mungkin dia hanya butuh pundak seseorang untuk melampiaskan kesedihannya Harry. Dan wanita biasanya memilih orang yang disukainya untuk itu." Tonks tampak tertarik atas kehidupan cinta Harry.
Hal ini memang sudah disadarinya, seharusnya dia mencoba menenangkan Cho ketika dia menangis bukannya malah membentaknya.
Tidak ada yang bicara selama beberapa menit setelah itu dan mereka makan dengan tenang.
Daphne yang paling duluan menyelesaikan makanannya.
"Baiklah, aku harus pergi dulu."
Harry terkejut karena dia tampak kecewa akan hal ini. "Oke Daphne, senang berkenalan denganmu, dan biarkan saya membayar makananmu kali ini sebagai tanda persahabatan."
Daphne tersenyum untuk pertama kalinya kepada Harry, "Aku juga tidak sangka akan menikmati perbincangan denganmu Potter, mungkin kita harus lakukan ini lagi kapan-kapan."
"Mungkin" Harry menjawab dan tanpa disadari, pipinya sedikit merona merah.
Daphne mengucapkan selamat tinggal kepada mereka bertiga dan meninggalkan Leaky Cauldron.
"Uh-oh, tampaknya ada satu gadis lagi yang tertarik kepada teman kecil kita ini." Goda Tonks.
"Apa maksudmu Tonks?"
Remuslah yang menjawab hal ini."Oh ayolahHarry, kau lihat sendiri bagaimana dia begitu nyamannya berbicara denganmu. Dan dari yang kulihat selama mengajar di Hogwarts, gadis itu selalu menghindari setiap pria yang mencoba mendekatinya. Tampaknya kau juga cukup tertarik padanya kalau melihat warna pipimu sekarang."
Remus dan Tonks terus menerus menggodanya sepanjang perjalanan pulang karena Harry menyukai seseorang dari Slytherin. Walaupun dia berulang kali menyangkalnya, mereka berdua tidak mau percaya dan mengatakan bahwa Harry sangat payah dalam berbohong.
"Oke Harry, sampai bertemu senin nanti untuk latihan pertamamu."
Mereka mencapai pekarangan rumah keluarga Dursley sekitar pukul 9 ketika Remus mengatakan ini.
"Dan kita akan bersenang-senang besoknya Harry" Tonks telah merubah rambutnya menjadi mirip seperti rambut Daphne.
Harry mengerucutkan mulutnya ketika melihat ini.
"Besok aku akan ke The Burrow Harry, dan jangan khawatir aku tidak akan memberitahu Ron tentang ketertarikanmu kepada salah satu Slytherin."
Tonks nyengir lebar dan sebelum Harry sempat menyangkal untuk kesekian kalinya, mereka berdua sudah beraparrate.
>>>>>>>>
Author's notes: as you can see, aku merubah Blaise Zabini menjadi Daphne GreenGrass karena Rowling bilang, Blaise tuh cowok.
