Disclaimer : I do not own Harry Potter. I repeat, I do not own Harry Potter. So don't sue me. Stay away evil lawyers!
CHAPTER XIX : GRYFFINDOR vs HUFFLEPUFF
Pertandingan pertama Quidditch untuk tahun ini memang membuat suasana Hogwarts berubah dari yang sebelumnya muram menjadi ceria. Murid-murid dan para staff pengajar terang-terangan membicarakan tentang peluang masing-masing asrama. Semua menjadi bersemangat terutama karena setiap tim asrama semuanya akan memakai sapu terbang terbaik dunia, yaitu firebolt. Semuanya senang akan prospek menyaksikan pertandingan dengan sapu standar internasional.
Yang tidak senang hanyalah Draco Malfoy dan beberapa Slytherin lainnya termasuk kepala asrama mereka, Snape. Keyakinan bahwa asramanya hampir pasti juara dengan menggunakan Firebolt ternyata telah lepas, membuat Snape semakin rajin mengurangi angka. Dia akan mengurangi angka bagi siapa saja yang menyebutkan nama Firebolt di depannya.
Draco Malfoy setiap berpapasan dengan Harry tampak ingin mengutarakan sesuatu. Harry yakin Malfoy menduga Harry-lah yang telah mengirim semua Firebolt itu. Tapi dia tidak berani mengkonfrontasikan hal itu kepada Harry. Mungkin karena apabila itu benar, Draco harus menerima kenyataan kalau Harry memiliki uang yang lebih banyak darinya. Jadi, apabila mereka berdua bertemu. Kedua kapten itu hanya saling menukar tatapan-tatapan murka.
Seluruh anggota tim Gryffindor dan Hufflepuff membawa sapu baru mereka ketika mereka turun untuk sarapan. Keyakinan tampak sangat tinggi dari kubu Hufflepuff karena ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk membuktikan kalau Hufflepuff tidaklah lemah, kini mereka punya sapu terbaik, tidak mungkin mereka akan membiarkan tim lain menginjak-injak mereka lagi.
Tapi keyakinan yang sama tidak dirasakan oleh Harry. Dia merasa timnya belum cukup kuat untuk melakukan pertandingan resmi. Walaupun dari hasil latihan selama ini tim Gryffindor tidak mengecewakan, Harry tetap merasa timnya kini tidak sebagus ketika jamannya Oliver Wood, bahkan belum sebagus timnya Angelina. Para anggota tim yang lain merasa puas dengan kemampuan mereka di atas Firebolt. Tetapi hanya Harry yang punya pengalaman menunggangi Firebolt di pertandingan resmi, dan dia merasa mereka masih belum bagus.
'Kita berharap saja Hufflepuff juga belum menemukan bentuk permainan terbaik mereka.' Pikir Harry.
Ron menyadari kegugupan dari sahabatnya. Mereka kini sedang sarapan di aula besar bersama-sama dengan anggota tim yang lainnya. "Kenapa Harry, kau tegang menghadapi pertandingan nanti?"
Harry mengangguk.
"Tenang saja, mate. Kita pasti bisa melibas si Smith dan kroni-kroninya." Ucap Ron dengan yakin.
"Kenapa kau bisa begitu yakin, Ron?" Harry membisikkan hal ini supaya tidak didengar anggota tim yang lain.
"Kenapa tidak? Kondisi kita sedang berada dalam puncak, Harry. Lagian, taktik-taktik dariku dan Katie itu benar-benar ampuh. Kau lihat saja nanti."
Harry menghembuskan napas. "Kau mendapatkan taktik-taktik itu dari Quidditch Weekly, kau pikir mereka juga tidak membaca majalah itu?"
Ron jadi kesal. "Sudahlah, kau ini kapten. Seharusnya kau memberi kita semangat bukannya membuat kita down. Kita lihat saja nanti gimana pertandingannya."
Harry menyerah. "Oke,oke. Aku hanya merasa kita butuh sesuatu yang lebih daripada hanya taktik-taktik dari majalah. Sesuatu yang ... beda dan unik."
"Muakshudmaukh?" Ucap Ron dengan mulut penuh.
Harry melihat ke arah Hermione. Sebuah kenyataan langsung mengklik di kepalanya. Harry tersenyum lebar.
"Baiklah, ini saatnya. Saatnya untuk membuktikan kemampuan kita kepada seluruh sekolah. Dengan sapu yang sama akan benar-benar menunjukkan sejauh mana kemampuan kita sebenarnya. Kita akan mempertahankan piala Quidditch yang sudah tiga tahun kita pegang. Kita harus mempertahankan piala itu! Bukan karena McGonagall akan membakarku hidup-hidup kalau kita gagal, tapi karena...well, sepertinya itu memang akan terjadi kalau kita gagal. Jadi please, aku masih ingin hidup." Semua anggota tim Quidditch tertawa.
"Sampai di mana tadi? Oh, iya. Kita harus mempertahankan piala itu karena hanya tim terkuatlah yang berhak memiliki piala itu. Dan kitalah tim terkuat. BENAR KAN!" Teriakan Harry mengejutkan semua orang.
"Apakah kita tim terkuat? Berikan tanganmu kalau kalian setuju." Harry mengulurkan tangannya.
Semua anggota tim termasuk para cadangan mengulurkan tangan mereka dan saling meletakkan tangan mereka di atas yang lainnya.
"LET'S GO GRYFFINDOR!"
"Para pemain sudah memasuki lapangan. Dari Hufflepuff ; Gallagher, Wyndam-Price, Weatherby, Mills, Finch-Fletchey, Pearce, dan kapten baru mereka, Smith." Aksen Irlandia Seamus Finnigan terdengar jelas ke seluruh penjuru lapangan Quidditch. Dia menggantikan Lee Jordan untuk memberikan komentar pada pertandingan Quidditch.
"Berikutnya Gryffindor, tim terbaik kalau boleh saya tambahkan." Seamus mendapat sorakan boo dari murid-murid Hufflepuff. "Weasley, Weasley, Slope, Patil, Bell, Herald, daaaaaan POTTER!" Ketika nama Harry disebut, tidak hanya Gryffindor yang bersorak, tapi juga beberapa dari Ravenclaw.
"Kapten! Salaman!" Perintah Madame Hooch.
Harry berjabat tangan dengan Zacharias Smith. Mereka tidak berusaha untuk saling meremukkan tangan satu sama lain. Sepertinya mereka merasa sudah cukup saling mengenal.
"Pertandingan dimulai! Yang menarik dari pertandingan ini adalah semua pemain menggunakan Firebolt. Sampai sekarang identitas orang yang mengirim dua puluh Firebolt ke Hogwarts masih misterius, bahkan..."
"Finnigan! Bukankah kau sebaiknya mengomentari jalannya pertandingan?" Peringat Professor McGonagall.
"Tapi Professor, aku rasa semua orang juga ingin tahu siapa yang telah mengirim semua Firebolt itu. Kenapa anda melarang aku membahasnya? Kecuali kalau anda sudah tahu identitasnya, Professor."
"FINNIGAN!"
"Oh, baiklah. Weasley dengan Quaffle. Dioperkannya kepada Bell."
Sementara itu Harry kini sedang melayang jauh di atas berdekatan dengan seeker baru dari Hufflepuff, yaitu Justin Finch-Flechey. Harry tiba-tiba meluncur dengan cepat kebawah.
"Oh! Apakah Potter sudah melihat Snitchnya? Dia melaju dengan kencang ke bawah, diikuti dengan ketat oleh Finch-Flechey. Wow, lihat kecepatan kedua Firebolt itu!"
Ketika Harry mencapai jarak tidak lebih dari satu meter dari tanah, dia menarik sapunya dengan cepat. Tapi Justin tidak bereaksi secepat Harry dan menghantam tanah dengan keras.
"Ohh! Finch-Fletchey menghantam tanah! Wronsky-feint yang indah sekali dari Potter. Pertandingan dihentikan sementara karena tampaknya seeker Hufflepuff terluka. Kedudukan masih 0-0."
Seluruh anggota Hufflepuff mengerumuni Justin. Terlihat hidungnya berdarah tapi tampaknya dia masih bisa melanjutkan.
"Ya, pertandingan dimulai lagi. Tangguh juga seeker baru itu."
"Kau tak apa-apa, Justin?" Tanya Harry. Kini mereka berdua berada di tempat yang sama dengan yang tadi sebelum Harry melakukan Wronsky-feint. Justin tidak menjawab dan hanya melihat ke sekitar lapangan untuk mencari snitch.
"ARRGHH, 10-0 untuk Hufflepuff. Weasley tidak bisa menahan tembakan keras dari kapten Hufflepuff."
Harry melihat kondisi timnya. Dari pantauannya sejauh ini, para chasernya dan chaser Hufflepuff berada pada level yang sama. 'Gawat nih, kalau melawan Hufflepuff saja kita kesulitan.' Harry merasakan bulu kuduknya berdiri. Dia tahu apa yang datang, Harry melihat ke arah kanannya dan melihat sebuah Bludger mengarah kepadanya dengan cepat. Untungnya Harry berhasil menghindar dengan berjungkir balik di udara.
"OHH, hampir saja. Potter berhasil menghindar dari Bludger yang dipukul oleh beater Hufflepuff. Sialan kau Mills."
"Finnegan! Jangan menghina anggota tim lain!" Peringat McGonagall.
Hufflepuff mulai memegang kendali permainan. Beberapa kali mereka membahayakan gawang yang dijaga Ron. Ron berhasil melakukan beberapa penyelamatan yang gemilang. Tetapi sehebat apapun seorang kiper, pasti akan kebobolan juga apabila diserang terus menerus.
"20-0 untuk Hufflepuff. Ayo dong Gryffindor."
'Saatnya untuk ikut campur.' pikir Harry.
Hufflepuff kini sedang menguasai Quaffle. Zacharias sedang memegang Quaffle. Dia hendak mengopernya kepada Danny Pearce. Tetapi Harry melesat di sampingnya dan mengagetkan Zacharias sehingga operannya meleset dan ditangkap oleh Katie Bell.
"AYO SEMUA! GERAKKAN NO 3!" Teriak Harry.
Para chaser Gryfindor bergerak cepat. Katie mengopernya pada Lindsey, dia mengopernya kembali kembali kepada Katie. Mereka berdua saling mengoper satu sama lain dan tampak berada di tempat yang sama. Para Chaser Hufflepuff kelihatan frustasi sehingga mereka semua mengepung kedua chaser Gryffindor itu. Ini menyebabkan tidak ada yang mengawasi Ginny. Inilah yang telah ditunggu-tunggu. Lindsey melakukan operan jarak jauh kepada Ginny dan dia berhasil menangkapnya. Sebuah bludger menyerangnya tapi bisa dihindari oleh Ginny dengan hanya menundukkan kepalanya. Dia tinggal berhadap-hadapan dengan keeper lawan.
"GOLL. Angka pertama untuk Gryffindor. Hebat juga Weasley paling muda itu. Operan yang luar biasa juga dari pemain baru yang berwajah cantik, Lindsey Herald." Ucap Seamus.
Pertandingan berlangsung dengan keras dan cepat. Hufflepuff memang telah membuktikan mereka kini bukan tim yang sembarangan. Kedudukan kini 80-60 untuk Hufflepuff. Harry terus menerus mengganggu chaser lawan hingga dia lupa tugas utamanya. Terdengar suara gemuruh. Harry mencari-cari sumber keributan itu. Dan yang dia takuti menjadi kenyataan. Justin sedang menukik tajam di sisi lapangan. Dia kelihatannya sudah melihat snitchnya. Tidak mungkin Harry bisa mengejarnya, jarak mereka terlalu jauh.
"Ayo! Ayo." Harry terbang secepat mungkin. Fireboltnya memang meluncur cepat, tapi karena Justin juga memakai sapu yang sama, maka jarak di antara mereka hanya berubah sedikit. Snitch itu kini bergerak horizontal. Jarak Justin dengan snitch itu hanya sekitar 5 meter. Jarak itu semakin lama semakin pendek dan Justin hampir meraihnya. Tapi keberuntungan masih berpihak pada Gryffindor karena sebuah Bludger melesat dan menghantam Justin di pundaknya. Dia terhuyung-huyung tapi tidak terjatuh.
"Oh! Pukulan yang bagus dari beater baru Gryfindor, si cantik Parvati Patil. Bagus sekali Parvati!"
Kesempatan masih terbuka bagi Gryffindor, Harry memacu fireboltnya secepat mungkin. Snitch itu berputar dan menuju ke arah gawang Gryffindor. Harry mengikuti gerakan snitch itu. Sekarang snitch emas itu berada tepat di belakang Ron. Harry melaju ke arah Ron. Keeper Gryffindor ini tidak menyadari snitch itu ada di belakangnya. Yang dia sadari kini hanyalah sahabat baiknya dan juga kaptennya sedang terbang ke arahnya dengan cepat seperti mau menabraknya.
"Harry...apa...?" Mereka hampir bertabrakan. Ron ketakutan. "HARRY!" Ron menutup wajahnya dengan tangannya karena takut. Tapi tabrakan itu tidak terjadi. Ketika jarak di antara mereka telah kurang dari satu meter, Harry melompat dari sapunya dan melewati bagian atas dari Ron. Harry melakukan jungkir balik di udara dan menangkap snitch yang tepat berada di belakang kepala Ron dengan tangan kanannya. Harry lalu mendarat kembali di Fireboltnya yang melewati bagian bawah dari Ron.
Orang yang tidak mengikuti jalannya pertandingan ini tentunya akan mengira terjadi semacam ledakan di lapangan Quidditch karena begitu kerasnya teriakan penonton. Suara Seamus juga tenggelam oleh suara penonton di lapangan. Harry hanya bisa mendengar sekilas-sekilas kata-kata seperti, "luar biasa...Potter melakukan jungkir balik...tidak pernah melihatnya, ... "
Harry juga tidak sempat mendengar yang lainnya karena detik berikutnya dia tenggelam dalam pelukan teman-teman timnya. Tangan kanannya masih memegang snitch yang memberontak.
Pesta pada sore hari itu berlangsung di asrama Gryffindor. Harry meminta Dobby untuk membawa macam-macam minuman dan makanan untuk pesat perayaan itu. Pestanya berlangsung meriah, tidak hanya diisi oleh minuman dan ledakan-ledakan dari barang-barang lelucon Weasley's Wizarding Whezees, tapi juga diisi oleh musik dan dansa.
Setiap gadis Gryffindor mengajak Harry untuk berdansa. Tapi hanya Parvati dan Lavender yang berhasil mengajak Harry untuk berdansa.
Ketika suasana sudah agak tenang. Hermione berbicara kepada Harry. "Harry, Daphne GreenGrass mengatakan dia akan menemuimu di depan room of requirements jam 7. Apa artinya itu Harry? Kau ada janji dengan dia?"
"Benar. Thanks Hermione."
'Inilah dia, saat-saat yang menyeramkan akhirnya datang.'
Author's notes : Chapter pendek lagi. Sorry banget. Next chapter title : MUGGLE LOVER.
