"Ayo, Sakura... sudah waktunya pulang!" kata Shaoran.

"Chotto matte kudasai!" kata Sakura. (Tolong tunggu sebentar)

Lalu, Sakura segera menuju ke tempat Shaoran berdiri.

"Kamu ngapain sih?" tanya Shaoran.

"Gomene! (Maaf) Tadi ada urusan dengan Terada-sensei!" kata Sakura tersenyum.

"OK.. sudah bisa pulang?" tanya Shaoran.

"Ikimasho!" kata Sakura.(Ayo!)

"Hai." Kata Shaoran.

Mereka jalan berdua menuju ke rumah Sakura.

"Ne, Sakura... Bye-bye!" kata Shaoran.

"Bye-bye!" kata Sakura, "Nanti kutelepon ya?"

"Baik!" kata Shaoran.

Lalu, Shaoran pergi menjauh.

Sakura memasuki pagar rumah.

"Aku sudah pulang!" kata Sakura.

"Kau sudah pulang, monster!" kata Touya.

"Sakura bukan monster!" kata Sakura.

"Monster..." kata Touya.

"Touya, hentikan itu!" kata Yukito.

"Yukito-san!" kata Sakura.

"Selamat siang, Sakura." Kata Yukito tersenyum, "Aku dan Touya sedang membuatkan makan siang."

"Wuah... aku sudah lapar." Kata Sakura dengan tersenyum lebar.

"Duduk sana, monster." Kata Touya lalu memakai celemek masak.

"Sakura bukan monster!" kata Sakura memprotes.

"Touya!" kata Yukito tertawa.

"Baiklah." Kata Touya.

"Wuah! Hoishii!" kata Sakura lalu mengelap mulutnya. (Wah! Enak!)

"Daripada masakanmu yang selalu nggak jadi itu, tentu saja enak masakanku!" kata Touya.

"Jangan begitu Touya! Sakura-chan, sebenarnya Touya suka sekali dengan masakanmu." Kata Yukito.

"Bukan begitu!" kata Touya.

"Jujurlah." Kata Yukito tersenyum.

"Kenapa kau selalu membelanya?" tanya Touya.

"Karena Sakura adalah anak yang baik, ya kan, Sakura-chan?" tanya Yukito.

"Iya." Kata Sakura mengangguk.

Lalu, Sakura meletakkan piring yang kotor di bak cucian.

"Nanti kubersihkan. Aku punya pekerjaan penting." Kata Sakura.

"Baiklah." Kata Touya.

"Biar aku saja yang bersihkan." Kata Yukito-san.

"Terimakasih." Kata Sakura tersenyum lalu menyambar tas sekolahnya dan naik ke atas tangga.

"Kero-chan!" kata Sakura.

"Ada apa, Sakura?" tanya Kero-chan yang baru keluar dari tas sekolah, "Aura ini..."

"Kau merasakannya juga kan? Aku sudah merasakannya dari tadi." Kata Sakura.

"Ini... pasti kekuatan kegelapan sudah mulai kembali. Kita harus lebih berhati-hati. Sebentar lagi, tanda-tanda kegelapan akan muncul. Sungguh di luar perkiraan." Kata Kero-chan.

"Aku takut akan hasilnya nanti bila kita tidak cukup kuat untuk melawannya." Kata Sakura, "Apa yang harus kita lakukan?"

"Percayalah pada kekuatanmu Sakura, kau lebih kuat dari Clow Reed. Tenanglah, kau pasti bisa mengatasinya seperti saat adanya kartu Sealed." Kata Kero-chan.

"Itu hanya karena ada kartu heart. Sekarang Sealed bergabung menjadi Hope." Kata Sakura mengeluarkan kartu Hope, "Semoga kartu ini menyelamatkan kita semua sekali lagi nantinya."

"Sakura..." kata Kero-chan.

Kegundahan hati Sakura tak dapat dibendung, kenyataan yang harus diterima terlalu berat. Apalagi jika mereka gagal melawan kekuatan gelap yang akan segera muncul.

"Master Sakura?" tanya seseorang dari luar.

"Yue." Kata Sakura dengan kaget.

"Kurasakan anda sedang gundah. Ada apa?" tanya Yue.

"Musuh Clow Reed muncul kembali." Kata Sakura, "The Gate Links."

"Eh? Kenapa kau tahu namanya? Kukira hanya Aku, Kero-chan dan Clow Reed yang tahu." Kata Yue.

"Entah. Tiba-tiba nama itu muncul di pikiranku." Kata Sakura dengan bingung.

"Tak usah dipikirkan Sakura. Semuanya pasti baik-baik saja." Kata Kero-chan.

"Ya... kuharap hal yang paling buruk tak akan terjadi." Kata Sakura.

"Sakura... bisa tolong ambilkan teh untukku? Tehku habis." Kata Kero-chan.

"Wah, teh di sini juga habis," kata Sakura melihat ke dalam poci teh, "Kuambilkan sebentar ya?"

Lalu, Sakura segera menuju ke lantai bawah.

"Ada apa, Keroberos?" tanya Yue.

"Kelihatannya, ingatan Sakura mulai sadar." Kata Kero-chan, "Ingatan masa lalu yang telah disegel oleh Clow."

"Iya... master Sakura telah mulai mengingat masa lalunya." Kata Yue.

"Entah apa yang terjadi, Yue. Tapi, semuanya pasti akan berakhir dengan baik. Kecuali, terjadi hal diluar dugaan." Kata Kero-chan.

"Kurasa kita tak perlu khawatir secara berlebihan." Kata Yue.

"Tapi, entah kenapa, aku mendapat firasat yang tidak enak mengenai masalah ini, Yue." Kata Kero-chan yang berubah wujud.

"Kero-chan... ini..." kata Sakura membuka pintu,

Kero-chan dan Yue menoleh ke arah pintu.

"Huwa!" kata Sakura.

"Ada apa Sakura?" tanya Touya.

"Eh..." kata Sakura yang sudah menutup pintu.

Kero-chan dan Yue menghembuskan nafas lega.

"Tidak apa-apa." Kata Sakura.

"Kau yakin, monster?" tanya Touya.

"Sakura bukan monster!" kata Sakura dengan marah.

"Sakura!" kata Kero-chan.

"Ah, maaf. Tadi, aku terlalu kaget." Kata Sakura.

"Masa kau belum terbiasa dengan tubuhku yang besar?" tanya Kero-chan.

"Lebih baik yang kecil saja. Tidak makan tempat." Kata Sakura tersenyum gugup.

"Baiklah." Kata Kero-chan kembali.

"Ini tehnya." Kata Sakura mengisi kembali cangkir Kero-chan.

"Terimakasih." Kata Kero-chan.



"Ohayo, Sakura!" kata Tomoyo-chan.

"Ohayo, Tomoyo-chan." Kata Sakura.

"Li-kun akan pergi ya?" tanya Tomoyo-chan.

"Hai. Ashita." Kata Sakura. (Ya. Besok)

"Secepat itu kah?" tanya Tomoyo-chan.

"Ya." Kata Sakura, "Tapi, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Lagipula, aku percaya padanya."

"Sakura-chan." Kata Tomoyo-chan.

"Nggak apa-apa kok." Kata Sakura tersenyum.

"Ohayo... Sakura." Kata Shaoran.

"Shaoran-kun." Kata Sakura.

"Ohayo, Daidouji." Kata Sharoan.

"Ohayo gozaimasu, Li-kun." Kata Tomoyo-chan.

"Sakura, bisa kita bicara berdua saja?" tanya Shaoran.

"Ya... tentu saja." Kata Sakura.

"Sakura-chan, Li-kun, aku duluan ya?" tanya Tomoyo-chan.

"Iya! Sampai nanti!" kata Sakura.

Setelah Tomoyo-chan menjauh, Shaoran mengajak Sakura berbicara sambil berjalan ke sekolah.

"Sakura, apa benar kau tidak keberatan dengan keberangkatanku ke Hong Kong?" tanya Shaoran.

Sakura menatap langit yang biru, hatinya gundah... Apa jawaban yang harus diberikannya?

Lalu, memandang Shaoran yang sangat cemas Sakura tersenyum.

"Ya... aku sebenarnya agak keberatan melepasmu..." kata Sakura.

"Eh?" tanya Shaoran terkejut.

"Rasanya ada perasaan dalam diriku yang melarangmu pergi..." kata Sakura, "Tapi, aku tidak akan mementingkan diriku sendiri. Shaoran-kun pasti punya alasan untuk kembali ke Hong Kong."

"Terimakasih, Sakura." Kata Shaoran lalu memeluk Sakura.

"Tidak masalah." Kata Sakura, "Aku memang harus belajar untuk memahami."

"Kau adalah hal terbaik yang diberikan Tuhan padaku." Kata Shaoran.

"Jangan begitu." Kata Sakura dengan muka memerah.

"Sungguh... aku tidak bohong." Kata Shaoran.

"Terimakasih, Shaoran-kun." Kata Sakura tersenyum.

Shaoran tersenyum, dia paham bagaimana perasaan Sakura sekarang dan dia tidak ingin membuat Sakura lebih sedih lagi...

"Aku akan membawakan oleh-oleh yang banyak untukmu..." kata Shaoran.

"Terimakasih." Kata Sakura.

"Bukan masalah." Kata Shaoran.

"Ayo, kita harus cepat-cepat!" kata Sakura,

Sakura dan Shaoran bergegas menuju ke sekolah.

"Ohayo!" kata Sakura menyapa Chiharu-chan, Rika-chan dan Naoko-chan.

"Ohayo, Sakura-chan, Li-kun!" kata semuanya.

"Ohayo." Kata Shaoran.

"Semuanya duduk!" kata Terada-sensei.

"Ohayo Gozaimasu!" teriak semuanya.

"Sakura-chan, kau tidak apa-apa?" tanya Tomoyo-chan pada saat pelajaran Matematika.

"Tidak... aku hanya teringat pada Mizuki-sensei." Kata Sakura, "Aku sedang berpikir, sekarang sensei sedang apa ya?"

(London, Inggris)

"Saatnya sudah tiba... kebangkitan kekuatan kegelapan yang terbesar sepanjang masa... Musuh Clow Reed yang terkuat..." kata Mizuki-sensei.

Mizuki-sensei menatap ke langit yang kelabu.

"Semuanya akan baik-baik saja... Aku yakin, Sakura-chan pasti bisa..." kata Mizuki-sensei, "Sekuat apapun musuhnya dan apapun cara yang dipakainya untuk melawan Sakura-chan."

(Tomoeda,Jepang)

"Hoe! Sudah terlambat pulang!" kata Sakura segera mengganti sepatunya lalu memakai roller skatenya.

"Sakura!" teriak Shaoran di gerbang.

"Shaoran-kun?" tanya Sakura.

"Mau kuantar pulang?" tanya Shaoran menunjuk mobilnya.

"Tapi..." kata Sakura.

"Tidak apa-apa. Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu." Kata Shaoran.

"Baiklah." Kata Sakura.

Di dalam mobil, Sakura membisu dan berpikir, "Apa yang mau dibicarakan Shaoran-kun?"

"Sakura..." panggil Shaoran.

"Nani?" tanya Sakura,

"Besok aku akan berangkat ke Hong Kong." Kata Shaoran.

"Ya..." kata Sakura dengan lesu.

"Benarkah kau rela aku pergi?" tanya Shaoran.

"Ya." Kata Sakura mengangguk.

"Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja saat aku berada di Hong Kong, Yue dan Keroberos pasti melindungimu. Begitu juga dengan Eriol." Kata Shaoran.

"Aku mengerti." Kata Sakura, "Apa Mei Lin-chan juga ikut kembali?"

"Aku belum tahu pasti..." kata Shaoran, "Tapi, kemungkinan besar, ya."

"Apa iya? Wah, pasti menyenangkan bertemu dengan Mei Lin-chan! Apa selama ini dia berubah?" tanya Sakura dengan pura-pura ceria.

"Sakura..." kata Shaoran dengan sedih.

"Aku pasti tidak apa-apa..." kata Sakura menunduk, "Pasti tidak apa-apa. Shaoran-kun harus pergi. Aku tidak bisa menghalangimu."

Terlihat bulir-bulir air mata Sakura menetes.

"Sakura..." kata Shaoran.

Wei menutup wilayah yang menghubungan Sakura dan Shaoran pada Wei, Sehingga mereka benar-benar mendapatkan privasi.

"Jangan khawatir Sakura..." kata Shaoran memeluk Sakura, "Kau mau kan mengantarku ke bandara?"

Sakura menghapus air matanya.

"Tentu saja." Kata Sakura tersenyum.

Lalu, mereka segera sampai di depan rumah Sakura.

"Sampai besok. Aku jemput jam 14.00!" kata Shaoran lalu melambai untuk terakhir kalinya.

Sakura balas melambai.

Dia lalu segera membuka dan menutup pagar.



"Aku pulang!" kata Sakura.

"Sudah pulang, Sakura?" tanya Kero-chan.

"Ya." Kata Sakura lalu membaringkan diri di ranjang.

"Ada apa?" tanya Kero-chan.

"Tida ada apa-apa." Kata Sakura membenamkan wajahnya di bantal.

"Sakura..." kata Kero-chan dengan cemas.

Seharian itu, Sakura tampak murung.

"Ada apa denganmu, Sakura? Kau tampak tidak sehat." Kata Touya.

"Ah... tidak..." kataku, "Ini makan malamnya, oni-chan."

"Kau sungguh tidak apa-apa?" tanya Touya.

"Iya." Kata Sakura tersenyum.

Lalu, Sakura meninggalkan dapur.

"Eh. Kamu tidak makan?" tanya Touya.

"Aku tidak lapar." Kata Sakura.

"Sungguh? Biasanya kau selalu lapar." Kata Touya menggoda Sakura.

"Chigauyo!" kata Sakura. (Tidak!)

Touya memandang Sakura dengan heran dan cemas.

'Ada apa dengan Sakura?' pikirnya.

Sakura dengan lesu menuju ke atas.

"Sakura, daijobu desu ka? (Sakura, apa kau baik-baik saja?)" tanya Kero-chan.

"Eh. Daijobu. (Iya. Aku baik-baik saja.)" kata Sakura.

"Hongtoni? (Sungguh?)" tanya Kero-chan.

"Hongto. (Sungguh.)" kata Sakura.

Lalu, Sakura membaringkan diri di ranjang.

"Kero-chan, kalau kamu mau kue nanti kuambilkan, tapi jangan minta aku turun sekarang ya?" tanya Sakura memohon.

"OK." Kata Kero-chan.

Sakura benar-benar sedih memikirkan kalau Shaoran akan pergi ke Hong Kong besok, tapi mau bagaimana lagi? Tidak ada alasan Sakura untuk menahannya di Tomoeda.

Ini keputusan terbaik, pikir Sakura, Shaoran pasti punya alasan penting untuk pergi ke Hong.