"Sakura, sudah pagi!" kata Touya membangunkan Sakura.

"Sudah pagi ya?" tanya Sakura mengeluh.

Dia teringat, hari ini Shaoran akan pulang ke Hong Kong, pedih juga... tapi Sakura tahu bahwa Shaoran akan segera pulang begitu urusannya selesai.

"Selamat pagi." Kata Sakura lesu.

"Ohayo..." kata otosan Sakura.

Fujitaka tercengang sejenak melihat raut wajah Sakura yang mendung.

"Kau tampak lesu, Sakura." Kata otosan Sakura.

"Tidak apa-apa." Kata Sakura tersenyum

"Pasti gara-gara bocah Hong Kong itu!" kata Touya gusar.

"Jangan menyelahkannya, ini salahku sendiri... masa aku tidak memperbolehkan Shaoran pulang sebentar?" tanya Sakura.

"Rupanya begitu?" tanya Fujitaka-san menghembuskan nafas panjang.

"Otosan jangan khawatir. Aku tidak apa-apa kok..." ujar Sakura lirih.

"Yang seperti ini tidak apa-apa?" tanya Touya.

Cepat-cepat Sakura mengalihkan Topik.

"Bagaimana kabar Reika-san? Apa dia kerasan di Ginza?" tanya Sakura menanyakan pacar Touya.

"Ya... begitulah." Kata Touya dengan muka memerah.

Touya sayang sekali padanya, padahal biasanya cowok kayak Touya itu sama sekali tidak bisa berhubungan dengan cewek! Apalagi hubungan khusus. (Kalo Bu Mizuki karena kekuatan bulannya tentu saja.)

"Ah, Reika yang waktu itu kan? Kalian sudah pacaran Touya?" tanya ayah Sakura.

"Ya... sudah jalan beberapa bulan." Kata Touya,

Tiba-tiba, bel rumah berbunyi.

"Biar aku saja." Kata Sakura.

Lalu, Sakura membuka pintu dan terkejut melihat Reika ada di depan pintu.

"Reika-san!" kata Sakura.

"Sakura-chan!" kata Reika.

"Reika?" tanya Touya dengan heran.

"Touya-kun!" kata Reika memeluk Touya.

Muka Touya langsung memerah.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Touya.

"Kan kita lagi libur jadi aku mampir, aku lagi nggak ke dojo." Kata Reika, "Memng nggak boleh ya?

Rasanya Reika memelas sekali...

Jadi, Touya nggak tega deh jadinya...