SetsunaZ1 2.0 Present
Disclaimer :
Naruto ©Masashi Kishimoto
HighSchool DxD ©Ichie Ishibumi
Chapter 12 : Before I Go
Pagi menjelang siang, Namikaze Territory, Airia Kingdom
Hari ini semuanya tampak aneh bagi Naruto, Entah karena apa namun ia merasa jika semua itu aneh. Para Butler dan Maid yang dengan sigap mempersiapkan semua kebutuhan hariannya hingga Arthuria yang mengurung dirinya di kamarnya. Apakah semua itu terlalu cepat? Atau seharusnya ia pergi tanpa berpamitan? Bahh... Mengingat keanehan hari ini entah apa yang terjadi jika ia pergi tanpa berpamitan dengan penghuni Mansion ini.
Sekarang Naruto sedang ada di ruang kerjanya, Sendirian tanpa siapapun yang menemani. Lembar demi lembar kertas dan beberapa dokumen ia tandatangani agar tidak ada pekerjaan yang terbengkalai sebelum ia pergi dari wilayah ini. Jujur saja, Baginya yang selalu dibantu Arthuria sebagai asistennya, Baru kali ini Naruto kewalahan! Beberapa kali keluhan keluar dari mulutnya karena kertas diatas meja kerjanya tidak berkurang sedikitpun.
Tok... Tok... Tok...
Di sela pekerjaan yang menumpuk, Suara ketukan pintu memasuki gendang telinganya. Ayolah! Siapa lagi yang menggangu dirinya dan tidakkah orang itu tahu kalau ia sedang berkutat dengan tumpukan kertas yang tak ada habisnya ini?
"Masuk." Walaupun dirinya sendiri gusar karena ada yang menggangunya namun Naruto tetap mengizinkan orang itu masuk. Saat pintu terbuka, Seorang gadis berambut merah memasuki ruangannya. Melihat gadis itu, Naruto yakin kalau tidak ada satupun pekerja yang memiliki paras cantik di rumah ini apalagi melihat kulitnya yang mulus tampak seperti seorang bangsawan. Aneh sekali, bukan?. Mengesampingkan Arthuria yang memang dari keluarga bangsawan namun gadis itu merupakan Knight pada saat bersamaan, Jadi memiliki kulit yang mengapal di telapak tangannya adalah hal yang wajar namun tidak seperti gadis ini.
"Ya? Ada kepentingan apa kau kemari?" Tanya Naruto namun gadis itu tak menjawab melainkan ia menundukkan kepalanya. Gadis itu takut untuk menjawab karena ia datang dikala Naruto sedang sibuk namun dengan ancaman Naruto yang berkata, "Katakan saja, Kalau tidak ada kepentingan bisa kau pergi? Aku sedang sibuk disini, Kau tau?" Gadis itu seketika langsung menegapkan kepalanya.
"Maafkan saya karena sudah mengganggu anda, Tuan. Nama saya Stella, Dan karena perintah dari Sir Ikki, Saya datang untuk membantu anda sebagai asisten anda." Ucapnya dan Naruto yang mendengar jawaban gadis bernama Stella menarik sudut alisnya, Memandang tertarik gadis itu. Ia tertarik pada gadis itu bukan dalam hal yang intim namun tertarik karena kenapa gadis itu mengajukan diri sebagai asistennya.
"Stella? Ikki? Ahh... Kau gadis yang bulan lalu ku selamatkan dari para bandit!" Naruto yang mengingat gadis itu sedikit menaikkan suaranya hingga membuat gadis itu kaget karenanya. Tidak ia sangka, Gadis yang dulunya takut hanya untuk berdekatan dengan seorang pria sekarang memilih berada di dalam ruangan tertutup bersama dengan seorang laki-laki, 'Atau dia tidak takut karena aku yang menyelamatkannya?'
"A-Anda benar, Tuan. Terima kasih sudah menyelamatkan saya dulu dan karena tuan Ikki yang sudah merawatku, Aku sudah mulai melupakan kejadian kelam tersebut. Dan tuan, mungkin ini terdengar tidak sopan namun saya mendengar dari Sir Ikki kalau Nona Arthuria mengurung dirinya, karena itulah saya berniat menggantikan beliau untuk membantu anda." Ucapnya dengan senyum halus di wajah manisnya. Sedangkan Naruto menatap gadis itu dengan wajah yang sedikit meragukan kemampuannya.
"Kau bisa menghitung? Membaca ataupun melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan perkembangan suatu wilayah?" Tanya Naruto dan gadis itu menganggukkan kepalanya seraya menjawab, "Aku sudah membaca buku yang ada di perpustakaan kediaman Sir Ikki dan aku sudah menyiapkan apa yang akan anda gunakan untuk mengetesku, Tuan."
"Begitu, kah?" Naruto yang mendengarnya hanya bergumam sendirian kemudian ia bertanya kepada gadis itu, Pertanyaan yang sederhana namun sangat besar dampaknya. "Menurutmu apa yang kurang dari wilayah ini?"
"Menurutku tidak ada yang kurang dari wilayah ini, Tuan." Mendengar jawaban dari mulut Stella, Membuat Naruto sedikit kecewa. Dirinya sendiri sudah tahu kalau tugas menjadi seorang asisten dari suatu pemimpin wilayah bukanlah hal yang mudah. Namun sayangnya, Jawaban Stella tidak berhenti disitu saja!
"Namun jika boleh mengkritik, Aku ingin menyampaikan keluhanku."
Gadis itu langsung sigap pergi menuju meja yang ada di ruangan itu, Meja itu tepat berada di meja kerja Naruto, Yang mana selalu digunakan untuk bersantai. Stella merentangkan peta wilayah Namikaze dan di peta itu beberapa coretan tertuang diatasnya. Beberapa coretan dengan warna merah yang mengarah pada sungai paling besar di wilayah itu dan beberapa coretan berwarna hitam yang terlihat menghubungkan wilayah-wilayah yang terpisah karena aliran sungai dan satu garis melengkung besar yang ada di dekat persimpangan sungai.
"Tuan? Bolehkah?" Tanya Stella dan Naruto hanya menjawab dengan anggukan kepalanya karena ia tahu maksud dari gadis itu. Gadis itu meminta izin untuk menjelaskan kenapa peta wilayahnya terdapat coretan-coretan berwarna yang tampak seperti sebuah hinaan bagi sebagian besar bangsawan.
"Baiklah, Tuan. Pertama! Coretan merah ini mengacu pada sistem pembuangan limbah bawah tanah! Aku takut jikalau musim dingin datang, Kotoran yang terbuang di sungai akan mengendap di dasar sungai. Dan kenapa aku takut? Aku pernah merasakan bahwa sungai yang kotor dapat membuat orang-orang sakit hingga beberapa tewas percuma!."
"Kedua, Aku ingin mengajukan pembuatan beberapa jembatan yang menghubungkan 5 wilayah yang terpisah akibat aliran sungai Even! Dengan adanya jembatan, Dapat membuat perjalanan pedagang sangat singkat! Perjalanan yang seharusnya memakan 3-4 hari menjadi beberapa jam! Dan karena singkatnya perjalanan, Kita bisa mewajibkan pedagang untuk membayar karena menggunakan jembatan tersebut!"
"Dan terakhir, Tuanku. Beberapa hari yang lalu, Aku melihat tanah yang mulai tergerus dan jatuh akibat aliran sungai! Aku ingin anda membangun sesuatu di daerah ini untuk menghentikan atau setidaknya menghambatnya."
"Sekian tuanku, Kalau aku salah mohon maafkan aku." Ujar Stella yang menundukkan kepalanya dengan wajah yang sangat ketakutan. Ia tidak berani menatap wajah Naruto karena ia menyuarakan apa yang ada di dalam pikirannya tentang wilayah ini. Ia paham jika ia tidak memiliki hak untuk itu namun ia jengah karena itu terlihat di matanya dan bukankah tuan wilayah ini, Naruto, Sudah berjanji bahwa ia akan membawa wilayah ini menjadi lebih baik dari sebelumnya?
Prokk... Prokk... Prokk...
"Hebat! Hebat sekali!"
Stella hanya bisa terdiam mendengar hal itu, Ia tidak salah, kan? Apakah itu hanyalah tepukan tangan sebelum badai? Ia sangat takut dan ia tidak ingin kejadian yang terakhir kali terjadi terulang untuk kedua kalinya.
"Tidak usah takut! Kau sudah melakukan pekerjaan yang sangat baik." Mendengar perkataan yang keluar dari mulut Naruto, Stella hanya bisa menghela nafasnya dengan lega. Setidaknya, Ia berhasil menyampaikan isi pikirannya dan ia tidak berkemungkinan di usir dari wilayah ini.
'Sistem pajak jalan seperti dibumi dan ia dapat memikirkannya? Belum lagi, Membuat sesuatu untuk menghambat pengikisan tanah? Itu semua adalah hal yang hanya ada di bumi...' Naruto melihat gadis itu dengan tatapan wajah yang sangat tajam hingga membuat Stella mengeluarkan keringat dingin karenanya. '... Aku tidak tahu gadis ini sama sepertiku atau tidak namun ia sangat cerdas dapat memikirkan hal ini dalam semalam.'
"Ahh... Maafkan aku karena menakutimu." Ucapnya seraya bangkit dari kursi kerjanya dan berjalan ke arah Stella dengan senyum di wajahnya. "Sekarang kau memiliki 2 pilihan, Melanjutkan hidup mu dengan merawat Ikki atau bekerja untuk ku dan memajukan wilayah ini menjadi lebih baik. Ku berikan kau waktu untuk berfikir dan temui aku saat kau sudah siap."
Stella hanya bisa diam mematung karena ucapan dari penyelamatnya itu. Dua pilihan yang sangat berdampak dalam hidupnya dan jujur saja, Ia tidak ingin meninggalkan salah satu dari keduanya namun ia harus memilih! Jika ia melanjutkan hidupnya sebagai pelayan Ikki Kurogane maka ia akan mendapati kekecewaan dari penyelamatnya namun dilain sisi, Ia tidak ingin meninggalkan Ikki karena dengan sikapnya yang sangat lemah lembut kepada siapapun, Ia berhasil membuka hatinya dan dapat ia akui kalau dirinya sendiri jatuh cinta pada pemuda itu. Namun...
"Kau rasa tidak perlu menunggu sampai besok, Tuan. Aku memilih bekerja pada anda dan saya juga ingin melihat senyuman di wajah orang-orang karena kerja keras saya!" Ucapnya dengan tatapan mata yang sangat serius. Ia sudah memikirkannya beberapa saat yang lalu karena ia yakin, Kalau ia ingin menjadi salah satu dari loyalis yang mengambil peran dalam perkembangan wilayah ini maka ia harus mengesampingkan perasaan pribadinya.
Dan dengan jawaban singkat dari Stella beserta alasannya, Naruto hanya tersenyum. 'Gadis ini sama seperti Sara.' Pikirnya dan ia berjalan meninggalkan ruangannya setelah memberikan isyarat berupa lenggokan kepala untuk Stella dengan maksud untuk mengikutinya.
Dan disinilah mereka, Sebuah ruangan yang hampir sama kacaunya dengan ruangan kerja Naruto. Beberapa kertas berserakan dimana-mana, Entah itu di Lantai, Sofa, Meja ataupun kursi dan dengan melihat wajah Stella yang tampak terkejut, Naruto hanya bisa menggaruk pipinya dengan jari telunjuknya karena semua itu adalah ulahnya.
"Disini adalah tempat ku untuk merancang beberapa rencana seperti yang kau lakukan sebelumnya. Tugas mu adalah membuat proyek dalam tata ruang dan apapun itu yang mencangkup perkembangan infrastruktur daerah ini, Hitung berapa banyak dana yang diperlukan dan juga upah pekerja sesuai harga lapangan dan berikan ke bagian keuangan. Dan kalau menurut Pemegang kuasa keuangan tidak ada kecacatan dalam laporanmu, Maka uang untuk rencana proyek mu akan diberikan. Paham?"
"Paham, Tuan! Tapi siapa yang memegang kuasa keuangan wilayah ini?" Tanya Stella dan Naruto hanya menjawab sembari meninggalkan ruangan tersebut. "Siapa lagi menurutmu? Dia Count Yamanaka."
Siang hari di wilayah Namikaze tampak biasa saja dan saat ini Naruto sedang makan di ruang kerjanya. Makan siang yang biasa saja dengan steak sapi dan juga kentang tumbuk yang menjadi asupan karbohidrat untuk tubuhnya. Makan siang kali ini, Ia sendirian karena sejak saat ia memberitahu kalau ia akan pergi dari wilayah ini, Arthuria tidak pernah menunjukkan wajahnya di hadapannya. Mungkin gadis itu masih terkejut dan ia tidak bisa marah karena hal tersebut.
Dirinya sadar kalau Arthuria mencintai dirinya namun siapa yang ia cintai? Namikaze Naruto dari dunia ini atau Uzumaki Naruto dari Bumi? Dirinya juga tidak tahu karena setelah semua yang ia lalui di bumi ataupun di dunia ini, Urusan percintaan adalah urusan terakhir yang ingin ia selesaikan. Setidaknya, Sampai wilayah ini berdiri dan bergerak tanpa campur tangannya, Ia akan memikirkan masalah itu.
Kriet...
Disela acara makannya yang mana ia masih berkutat dalam pikirannya, Pintu ruang kerjanya terbuka karena seorang gadis berparas cantik yang menundukkan kepala. Gadis itu mengenakan pakaian santainya berupa kemeja berwarna putih dan rok panjang berwarna biru yang membuat gadis itu tampak cantik dimata orang-orang, Yahh... Segala pakaian akan cocok jika orang yang mengenakannya memiliki paras secantik itu.
"Arthuria?" Gumaman kecil yang keluar dari mulut Naruto. Hanya suara kecil itu yang dapat ia keluarkan karena ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan karena dirinya sendiri tidak tahu apa menahu arti dari kata 'Cinta'. Namun sekarang, Dirinya harus bermasalah dengan hati seorang gadis berusia 17 tahun! Dan itu bukanlah berkara yang sangat mudah mengingat labilnya perasaan gadis yang sedang dalam masa pubertas.
Sedangkan Arthuria hanya menundukkan kepalanya sedari awal ia datang ke ruangan ini. Gadis itu tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini, Namun hatinya berkata kalau ia harus menyampaikannya apa yang ia rasakan saat ini dan jika ia tidak menyampaikannya maka ia tidak tahu kapan lagi ia harus menyampaikannya.
Langkah kecilnya mendekati Naruto selaras dengan hatinya yang sudah ia tetapkan. Ia tidak tahu namun hatinya berkata kalau ia harus mendekati pemuda itu, Bersama dengannya sampai ia meninggalkan wilayah ini sampai waktu yang tidak pasti. Hingga ia sampai di hadapan Naruto, Ia tidak bisa berkata apapun lagi. Lidahnya keluh juga suaranya tercekat, Mulutnya terasa kering dan kepalanya terasa mau meledak hanya berdekatan dengan pemuda itu.
Seorang pemuda yang tidak pernah memikirkan cinta dan juga seorang gadis polos yang merasakan pahit-manis cinta. Bukankah itu sangat sulit untuk diutarakan? Namun...
Cup..
Sebuah ciuman lembut membuat kedua insan itu bersatu dalam kerenggangan. Jari jemari gadis itu bergetar karena ia tidak tahu apa yang ia lakukan ini benar atau tidak dan ekspresi terkejut yang tampak diwajah pemuda itu membuatnya tidak mengira hal ini akan terjadi. Dan dengan lepasnya kedua bibir mereka, Sebuah percakapan pun dimulai.
"Arthuria?" Naruto yang kaget karena hal tersebut seketika bertanya dengan wajah yang mengatakan kalau ia tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan. Hubungan mereka tidak lain adalah Master-Servant, Seorang Tuan dan pelayan, Hubungan mereka adalah hubungan yang tidak akan bisa disetujui oleh siapapun, Terlebih ini adalah dunia yang mirip dengan bumi abad pertengahan.
"Aku tidak peduli kalau hubungan ini tidak disetujui oleh siapapun! Namun aku ingin mengatakan ini sebelum kau pergi.." Gadis itu, Arthuria, Menghentikan ucapannya. Bukankah menyampaikan sesuatu yang sangat besar akibatnya sangat berat? Dan bukankah menyampaikan kalau seseorang mencintai lawan jenisnya adalah hal yang sangat-amat-teramat berat? Dan untuk seorang gadis, Itu adalah tantangan tersendiri untuk mengakui perasaannya di depan orang yang ia cintai. Dan Arthuria adalah salah satu diantara orang-orang itu namun kali ini ia harus menyampaikannya!
"Aku mencintaimu, Naruto." Kata-kata lembut yang keluar dari mulut gadis itu dibarengi dengan senyum lembut diwajahnya. Namun itu semua berbanding terbalik dengan wajah Naruto yang mengeras dengan tatapan serius di wajahnya.
"Maaf, Aku tidak bisa membalas perasaanmu." Ucapnya membuat gadis itu hanya tersenyum dan berkata, "Aku tau itu. Kau adalah tuanku dan aku adalah pelayanmu, Hubungan kita adalah hubungan yang terlarang."
"Setidaknya untuk sekarang..." Mendengar kata-kata itu Arthuria mau tak mau untuk terkejut. Senyuman diwajahnya hilang digantikan wajah terkejut dengan air mata yang menumpuk dipelupuk mata karena dirinya tahu kata-kata itu memiliki banyak makna namun hanya satu yang dapat ia pikirkan, "...Sampai wilayah ini cukup untuk bergerak dengan sendirinya..." tanpa diduga, Naruto menarik Arthuria dan membawanya kedalam dekapannya. Ia dapat mencium aroma wangi dari gadis itu dan tubuhnya yang mungil tampak terlihat kecil didalam dekapan Naruto. Dan dalam momen itu Naruto berbisik tepat di telinga Arthuria, "Jadi sampai saat itu tiba, Maukah kau menungguku?" Tanya pemuda itu dan Arthuria hanya menangis, Tangisan bahagia yang ia tunjukkan hanya dihadapan Naruto. Dirinya bahagia, Tak peduli berapa lama ia menunggu, Dirinya akan terus menunggu karena cintanya hanya ia tunjukan pada pemuda itu.
Brak..
"Hahaha... Tuan, Aku membawakan anda hadiah!" Tanpa diduga siapapun seseorang mendobrak pintu masuk ruangan Naruto. Seorang pria tua dengan janggut yang menghiasi wajahnya dengan sebuah kotak berwarna hitam yang ia apit di ketiaknya. Pria itu adalah pemimpin para Blacksmith, Dan pria itu tidak paham dengan yang namanya sopan-santun ala bangsawan.
"Um... Apakah aku mengganggu?"
TBC
Author's Note
Sebelumnya saya ingin mengucapkan "Maaf" karena lambat untuk memberikan update terbaru dari story ini. Saya juga memiliki kesibukan di Real Life yang mana saya harus bekerja dari pagi-sore dan kemudian melanjutkan usaha saya sendiri dari sore-10 malam. Jadi, Saya sangat minta maaf.
Dan kalau kalian, Reader, Merasakan kalau chapter kali ini terkesan hambar sebagai penutupan Arc 1, Saya sekali lagi meminta maaf kepada kalian semua. Karena sebagai sesama manusia, Kita tidak pernah lepas dari kesalahan.
Oke, Mari kita bahas chapter kali ini,
Chapter kali ini adalah penutupan untuk 'Rebuild Arc' dan di chapter depan kita akan memasuki 'Journey and Adventure Arc'. Sedikit spoiler,Tokoh utama kita akan pergi ke 2 wilayah yang pada akhirnya akan memiliki hubungan yang baik dengan wilayah Namikaze.
Di chapter kali ini, Gadis yang Naruto selamatkan dari komplotan bandit penjual budak saya tampilkan. Say hello to 'Stella Vermillion' dan kalau masih ada yang komentar 'Stella x Ikki ya Thor?' maka jawaban dari saya adalah, "Cok! Ya Siapa lagi kalau bukan Ikki X Stella, hah! Ikki x Naruto gitu? Cocote!"
Lalu disini saya tampilkan sisi romantis dari chapter kali ini, Yahh... Setidaknya untuk sekarang dan sesekali kalian bisa kan baca-baca hal romantis daripada memikirkan kehidupan jomblo kalian? Wkwk.
Dan maaf, Dengan berat hati saya mengatakan kalau story ini akan mengambil alur harem. Tidak tidak tidak, Bukan harem yang tampak seperti peternakan, Saya hanya memasukan 3 orang saja sebagai Harem Naruto. Ini adalah story yang mengambil latar abad pertengahan dan memiliki lebih dari 1 istri adalah hal yang wajar, bukan? perempuan pertamanya adalah Arthuria yang menemani kita semua dari awal Naruto berada di isekai. Lalu lainnya? Itu adalah rahasia! Hahaha..
Tampaknya hanya itu saja yang perlu saya sampaikan, Saya tidak tahu kapan bisa update untuk kedepannya. Atau seperti kemarin saya memberikan update kilat? Entahlah, siapa yang tahu!
See you later..
...
Useless : Remastered
Sabtu, 19 November 2022
06.15 WIB
...
Jangan lupa review Tod!
:3
