Bath
Air hangat perlahan turun mengucur dari keran. Ia dapat merasakan hangatnya air itu cepat bereaksi dengan melepaskan segala kelelahannya hari itu. Riza Hawkeye perlahan berendam dalam air tersebut, membiarkan tubuhnya dimanjakan oleh air hangat tersebut.
Uap panas naik dan membuat kaca di dekat bathtub nya berembun. Dikala-kala waktu panjang, dengan arti ia tidak perlu terburu-buru berendam, ia senang mencorat-coret kaca yang berembun itu. Ketika ia masih sekolah dulu, kaca tersebut biasa penuh dengan nama-nama anak lelaki yang biasa ia beri perhatian lebih… Lalu kemudian, satu demi satu, ia coret nama demi nama yang tidak mungkin ia gapai, dan rata-rata semua nama satu-persatu dicoretnya.
Atau terkadang pula ia menggambar. Sebuah boneka teddy bear yang tersenyum, untuk menghiburnya ketika ia sedih… atau corat-coretan yang tidak jelas, menggambarkan perasaan amarahnya yang tidak bisa ia tumpahkan di tempat lain lagi…
Sekarang, ia sudah tidak lagi menggambar teddy bear, atau pun menuliskan daftar nama yang nantinya akan tercoret semua. Sekarang tempat itu hanya terisi oleh sebuah gambar- sederhana, yang menentramkan hatinya. Walau terkadang ia pun menangis perlahan, ketika melihatnya, menyadari bahwa hingga sekarang pun ia tidak dapat menggapainya, dan ia tidak mungkin menggapainya… namun, gambar itu pula memberinya sebuah kekuatan untuk terus mewujudkan tekadnya.
Terkadang pula gambar itu justru menakutinya, menyadari bahwa semua manusia memiliki sebuah kelemahan. Dan parahnya lagi, bagi setiap manusia, terkadang mereka terlalu membanggakan harga diri mereka, sehingga mereka lupa akan kelemahan mereka yang biasanya akan beruntut pada sebuah tragedy….dan itu yang paling tidak ia harapkan.
Gambar itu….sebuah lingkaran, dengan 2 segitiga yang bertumpuk, dan segitiga kecil didalamnya. Diatasnya ada sebuah lambang api, dan dibawahnya seperti cicak atau kadal, ia pun tidak tahu.
Kadang, ia juga merasa bersalah, ketika menyadari dirinya melihat superior officernya seperti ini. Padahal seharusnya, hubungan antara mereka hanyalah hubungan sebatas teman kerja dan bawahan. Tapi, walau di depan semua orang ia berlaku seolah tidak menginginkannya, hati kecilnya berteriak. Ia juga ingin… ingin bersamanya…..ingin diakui…lebih dari sebatas hubungan yang sudah mereka bangun selama ini.
Tapi apa dayanya ? Justru hal itu mungkin akan menghancurkan hubungan baik mereka, dan ia tidak berani menghadapinya.
Perlahan, Hawkeye mematikan keran, dan membungkus dirinya dengan sebuah handuk besar yang lembut.
ya… apa salahnya hanya menjadi bawahannya ? Selama ia masih bisa terus disisinya, mendukungnya hingga mimpi-mimpinya terwududkan…. Hal itu pun seharusnya sudah cukup baginya…
