Too late

Entah kenapa selalu jadinya seperti ini.

Ketika ia masih kecil, ia terlalu lama. Rumah mereka yang dulu terbakar, dan ia baru menyadari, kalau kelinci kecil kesayangannya tertingal di dalam. Terlambat. Ia baru mau masuk ke sana, namun keluarganya tidak memperbolehkan karena api sudah terlalu besar. Dan terlambat… ketika api mengecil, kelincinya sudah hangus terbakar api.

Ketika ia dalam masa sekolahnya, ia terlambat mengatakan pada kakaknya bahwa ia minta maaf. Ia telah memulai sebuah pertengkaran, namun tak dapat ia selesaikan karena kakaknya telah meninggal karena sakit… ia terlalu terlambat untuk meminta maaf…

Ketika ia remaja, ketika ia telah bisa mengendarai mobil, ia terlambat mengerem. Seorang gadis muda tertabrak olehnya. Ia ingin berkata bahwa ia tidak sengaja… namun terlambat, nyawa gadis itu telah pergi, sebelum ia sempat dibawa ke rumah sakit, juga sebelum ia mengatakan bahwa ia tidak sengaja.

Dan ketika di masa dewasanya, kembali ia terlambat. Dalam perang menghadapi Ishbar yang kedua kalinya, ia terlambat datang menyelamatkan lieutenant satunya. Saat ia datang, wanita itu sudah terkapar berlumuran darah, dibunuh oleh orang Ishbar. Ia sekali lagi terlambat… terlambat menyelamatkannya...

Lebih dari pada itu, ia terlambat… ketika dilihatnya dalam kengerian, lieutenantnya terkapar, tak bernyawa…. Ia terlambat lagi… perasaanya kini terlambat untuk disampaikan… dan karena terlambat…. Ia takkan dapat menyampaikannya lagi….

Terlalu lama…

Terlambat….