Chapter : Edward Elric & Alphonse Elric
"Edward ! Kau punya adik kecil sekarang !" katanya dengan bangga memberitahu anak pertama mereka. "Sekarang kau sudah punya teman bermain !"
"Lihat !"
"Oke.. sini…" Roy menggandeng Edward, berjalan ke kamar dimana Alphonse dan Riza sedang beristirahat. "psst.. jangan ganggu mereka, ya ! Cukup lihat saja !"
Cowok kecil berambut kuning emas itu mengangguk. Ia berlari menemui adik kecilnya yang sedang tertidur. Dipandanginya sekian lama, dan ia terpesona akan kehadiran makhluk yang tadinya tidak ada dalam waktu 280 hari menjadi ada.
"Um… " Riza perlahan membuka matanya. Edwardlah yang pertama kali menyambutnya di pagi itu. anak kecil itu sudah naik ke atas ranjangnya dan menungguinya hingga bangun.
"Mama ! Pagi !" ia tersenyum ceria. Riza membalas senyumnya. "pagi. Edward tidur nyenyak ?"
"Ya ! Tapi enggak tahu buat si al-pon ?"
"Kau sudah lihat adik barumu ?"
Matanya yang besar itu menyala-nyala memberitahukan bahwa ia sudah melihat adiknya dan betapa bahagianya ia punya teman bermain.
"hahaha… aku tahu..aku tahu….namanya alphonse. Oke ?"
"Ya !"
Tidak ada hal lain yang dapat mengganggu kebahagiaan mereka, selain sebuah surat yang diterima oleh roy dan Riza pada pagi itu. Pagi yang bahagia itu, diganggu oleh sebuah surat, yang … berisi kurang mengenakan.
"…roy.. bagaimana ?" Tanya Riza cemas.
"Sudah kuputuskan… " ia meremas surat itu. "Sebagai seorang alkimis kenegaraan, aku akan maju ke medan perang… dan kau harus berhenti dari military…"
"Aku ikut !" teriak Riza menolak keputusan roy. "Aku harus tetap berada di sampingmu, mendukungmu. Kau tahu, walau kau kelihatannya besar, tapi kau tidak berguna saat hujan ! Ingat itu."
"Riza… " Roy menahan sebentar, mengambil nafas dan berpikir cara untuk menjelaskan padanya. "aku tahu segala keinginanmu.. aku juga ingin kau selalu disisiku… tapi tidak bisa. Peraturan di military diperketat. Tidak ada hubungan persahabatan dalam military. Kalau ketahuan, bisa-bisa kita ditembak mati, lalu bagaimana dengan Edward dan Alphonse ? Diambil negara, lalu hidup sengsara dengan orang tua asuh ? Aku tidak akan pernah mau melihat anak-anakku seperti itu !"
"Roy ! aku juga tidak mau ed dan Al terlantar…. Tapi.." Ia melirik ke lantai.. hatinya bimbang. Ia ingin berada bersama roy… tapi,… "Bagaimana kalau…"
"sudahlah Riza… jangan khawatir…"Ia menarik riza dibawah dagunya dan membelai pundaknya.
XXxxXXXXXXXXXXXXXX
"Trisha…. Aku tahu masalahmu… dan.. aku mau minta tolong…" Riza memintanya, walau sedikit ada perasaan tidak rela. "Begini, aku dan roy, akan segera dikirim jadi tentara dalam perang di Ishbar… dan peraturan di military diperketat, sehingga tidak boleh ada hubungan persahabatan antar tentara..Jadi, malam ini, aku dan roy akan segera kembali ke East, dan… tolong, jaga Ed dan Al…"
"Ya… aku akan menjaga mereka. Tapi, kalau kau kembali, segeralah menemui mereka, oke ?"
Riza menggeleng, dan air matanya jatuh perlahan. "Jangan katakan kalau kami orang tua mereka… karena itu, mereka bukan lagi Edward dan Alphonse Mustang… Asulah seperti anakmu sendiri, kak…."
Trisha tidak tahu apa yang harus diperbuatnya. Adiknya, memintanya mengasuh kedua anaknya, dan menjadikannya anaknya. Hal yang ia idamkan, mengingat keterbatasannya membuat ia tak dapat mempunyai keturunan. Mengasuh Ed & Al, merupakan kebahagiaan untuknya. Tapi, bagaimana dengan adiknya ?
"Tolong… jangan beritahu tentang kami.. kami tidak mau mereka hidup terlantar oleh negara…."
Trisha tersenyum. "iya, riza… aku akan berusaha sebaik mungkin. Edward dan Alphonse Elric, sekarang, rupanya ?"
Riza mengangguk. "terima kasih, kak."
- malamnya -
"Aku sudah menggunakan alkimia, agar Edward lupa tentang masa lalunya. Tolong jaga mereka, ya.." kata roy sambil menyalami Hohenheim, lalu Trisha.
"Ed…Al… kami pergi dulu, ya…" Roy& Riza mengecup kening kedua buah hati mereka sebelum mereka pergi, benar-benar pergi selamanya dari mereka. "jangan nakal…baik-baik satu sama lain,ya… kami akan menyayangi kalian terus…"
TTTUUUTTT
Kereta api yang besar perkasa tersebut menderu, lalu perlahan namun pasti berjalan kembali ke East City, meninggalkan sebuah keluarga Elric di Liesenburgh, bersama kedua anak mereka, Edward & Alphonse Elric.
