Hanya meminjam power dari DxD

Disclaimer : Masashi Kishimoto

.

Gaje, Berantakan,Typo bertebaran.


"Apakah kau yakin?"

"Ha'i, saya yakin sepenuhnya dengan keputusan saya."

"Baiklah jika memang keputusanmu sudah bulat, aku tidak akan menghalangi lagi"

"Terima kasih karena telah mengizinkan saya, Ayah"

"Aku tidak pernah menghalangi apapun yang akan kalian lakukan, wahai para Anakku. Hanya saja, jika kau ingin kembali, pintu Ayah selalu terbuka untukmu"

"Sekali lagi terima kasih untuk semua yang telah Engkau ajarkan kepadaku selama ini, Ayah"

"Tidak perlu berterima kasih kepadaku, sekarang pergilah. Awasi dan pelajarilah sifat mereka."

"Ha'i, saya mohon undur diri"

.

.

.

.

"Hey, jangan lari kau iblis!"

"Kau membunuh istriku 12 tahun lalu, kau harus menerima balasannya!"

Disebuah Desa dengan jalanan yang ramai dipenuhi penduduk berlalu lalang, terdengar teriakan berisi kemarahan dari beberapa orang yang mengejar sesuatu, atau lebih tepatnya seorang bocah berambut merah, bermata biru sapphire, mempunyai tiga goresan bagai kumis kucing di kedua pipinya dengan beberapa luka goresan dan lebam terlihat di kedua tangannya, dengan baju yang sobek dibeberapa bagian.

"Aku bukan iblis! Aku sama seperti kalian, Manusia! kenapa kalian semua memanggilku dengan sebutan iblis?!"

Sebuah teriakan terlontar dari mulut anak tersebut, berharap bisa meredakan kemarahan dari beberapa orang yang mengejarnya.

Seakan tuli, mereka malah dengan gencarnya mempercepat lari untuk segera menangkap anak tersebut.

'Oh Tuhan, apa salah yang telah ku perbuat kepada mereka?''

Ratapan yang bisa dikeluarkan oleh bocah tersebut hanya bisa tertelan dalam hati ketika tenaganya hampir terkuras habis untuk menghindari kejaran beberapa orang dibelakangnya. Naas, ketika dia menemukan sebuah gang di antara bangunan toko dan memasukinya, hanya jalan buntu yang ditemuinya.

"Hahaha, akhirnya tertangkap. Semuanya, mari kita bunuh iblis ini agar tidak menyebabkan kekacauan lagi di masa mendatang!"

Bagai mengumumkan kemenangan, salah seorang warga dengan perawakan pria tegas maju ke depan dengan membawa sebuah pisau dapur di tangan kanannya.

'Kenapa selalu terjadi hal seperti ini padaku, aku hanya ingin hidup bebas tanpa ketakutan yang menghantuiku setiap hari'

Bocah tersebut hanya meringkuk pasrah seakan menunggu luka yang akan dideritanya lagi, dengan harapan siksaan yang akan diterimanya segera lekas selesai.

"Hehe jangan takut, kami tidak akan membunuhmu dengan cepat, kami hanya ingin menyiksamu terlebih dahulu." Lagi, ucapan yang berasal dari pria paling depan dari kerumunan terdengar bagai alunan kematian untuk bocah tersebut.

'Kumohon Tuhan, selamatkan aku'

Ratapan hati disertai tangis dari bocah tersebut semakin membuat beberapa warga yang mengepungnya memperlebar senyum jahat di wajah mereka.

Perlahan mendekat pada sang bocah dengan senjata tajam terhunus siap untuk memberi luka tambahan pada tubuh kecil si bocah.

"Tunggu!"

Si pria paling depan mengintrupsi, "Aku ingin mengukir sebuah karya terbaik sepanjang masa" dan dengan gerakan cepat dia pun menggaet lengan kanan si bocah hingga terangkat tinggi, menunjukan wajah kotor penuh debu diselingi air mata si bocah.

"Haha, semoga kau bertahan sedikit lebih lama"

Dengan ujung pisau dapur yang tajam tersebut dia mulai menyayat sepanjang lengan yang terangkat, membuat darah menetes dengan deras dari luka yang tercipta.

"AKCHH"

Teriakan pilu tersebut semakin membuat sekumpulan orang yang mengepungnya tertawa bahagia, seakan menyiksa seorang bocah yang dipanggil monster tersebut adalah berkah yang diturunkan kepada mereka.

"Saa, karena tanganmu sudah dilukis, selanjutnya aku akan mencongkel matamu dan membuatnya menjadi oleh-oleh yang bagus untuk menjadi hiasan di makam istriku"

Dengan senyuman yang semakin lebar diwajahnya, tangan yang sedang memegang pisau tersebut semakin mendekat pada mata yang melebar penuh rasa takut si bocah.

Sratt

Brukk...

Tapi sebelum mencapainya tiba-tiba seberkas cahaya melintas melewati tangan si pria, dan bersama dengan lintasan cahaya tersebut tangan si pria ikut terjatuh―terpotong.

"GYAAA, TANGANKUU"

Dan teriakan sakit serta ketakutan yang awalnya dikeluarkan si bocah sekarang berganti menjadi teriakan dari si pria yang terjerembab ke belakang sembari memegang tangannya yang mengucurkan darah dengan deras.

Si bocah yang tangannya telah terlepas dari genggaman si pria pun menatap bingung dan takut kejadian yang terlintas didepan matanya.

Sekumpulan orang dibelakang si pria pun juga bingung atas kejadian yang menimpa si pria. Mereka hanya melihat adegan dimana saat si pria ingin mencongkel mata bocah didepannya tiba-tiba terpotong jatuh.

"ITU PASTI ULAH MONSTER KECIL INI, CEPAT BUNUH DIA! DIA PASTI YANG MEMOTO―"

Teriakan tersebut berasal dari pria jangkung dibelakang si pria yang terpotong tangannya, tapi sebelum menyelesaikan perkataan yang diluncurkannya, kejadian sama pun terulang; seberkas cahaya melintasi lehernya membuat kepalanya terpotong, menggelinding tepat didepan si bocah yang semakin ketakutan.

"MERU!!! Monster sialan. Minna, mari bunuh monster kecil ini bersama!"

Disusul dengan teriakan kejutan, mereka pun segera bergegas maju untuk membunuh si bocah. Tapi seperti kejadian sebelumnya, seberkas cahaya melewati mereka semua dan bersamaan dengan itu mereka pun terjatuh dengan kepala terpotong, menyisakan si pria dengan tangan yang terpotong tersebut yang semakin membuat dia bergetar ketakutan ketika memandang bocah didepannya.

"M-monster, AAAAHHH-"

Dan untuk kesekian kalinya cahaya tersebut melintasi si pria yang berniat kabur dari gang gelap tersebut dan membuat si pria kehilangan kepalanya seperti yang dialami kerumunan mayat dibelakangnya.

Hanya tersisa si bocah yang meringkuk dengan tubuh bergetar ketakutan, sekian lama menunggu rasa sakit lain yang akan dideritanya tapi tak kunjung datang, dia pun mendongakkan kepalanya tapi hanya menemukan tumpukan mayat tanpa kepala didepannya. Setelah mencoba berdiri masih dengan tubuh bergetar ketakutan dia pun dengan memegangi lengan kanannya yang masih mengucurkan darah mulai berjalan menuju ujung gang yang menghubungkannya dengan jalan utama di desa tersebut.

Tapi belum sampai tiga langkah dia merasakan tepukan di bahu kanannya, dia pun melihat siapa yang menepuknya dan hanya bisa mematung dengan mata melebar dipenuhi ketakutan lebih besar. Itu adalah cahaya yang diyakini sebagai cahaya yang melintas membasmi kerumunan orang yang mengepungnya tadi, hanya saja kini cahaya tersebut membentuk tubuh manusia.

Dia hanya bisa memejamkan matanya dengan rasa takut yang semakin memenuhi dirinya ketika melihat tangan cahaya tersebut terangkat menuju kepalanya, seakan siap menerima kematian, tapi tidak terjadi apa yang tengah dipikirkannya. Dan ketika dia membuka matanya dia pun disuguhi dengan lingkaran emas bercahaya yang berputar dengan aksara aneh serta simbol bintang ditengahnya.

Merasa tubuhnya hangat dengan sensasi menyegarkan, diapun melihat kebawah dan betapa terkejutnya ketika dia menemukan bahwa tubuhnya diselimuti cahaya keemasan, dan ketika melihat tangan kanannya dia pun semakin terkejut ketika menemukan bahwa luka yang sebelumnya ada ditangannya sekarang hilang tak berbekas.

Ketika dia melihat sosok didepannya diapun semakin dibuat terpana ketika sosok cahaya tersebut mulai mengembangkan sayap emas sama seperti sosok cahaya tersebut, dan mulai terbang meninggalkan si bocah yang menatap kagum padanya. Dan si bocah baru tersadar jika langit entah kenapa berwarna ungu, padahal sekarang masih siang.

"Terima kasih Tuan, telah menyelamatkan hidupku. Siapapun anda, saya sangat berterima kasih kepada anda."

Membungkukkan badan dengan maksud berterima kasih, walaupun orang yang dia maksud telah pergi. Dia pun mulai melangkahkan kakinya menuju keluar dari gang gelap tersebut. Dan ketika dia telah keluar dari gang tersebut, diapun segera berlari menyusuri jalanan desa tanpa menghiraukan tatapan benci dari beberapa penduduk yang dilewatinya. Menyisakan gang yang dipenuhi mayat, dan entah bagaimana tiba-tiba sebuah api berwarna putih mulai membakar tumpukan mayat tersebut menjadi debu.

Menyisakan gang gelap yang kosong dan hilangnya sebuah barrier ungu di gang tersebut...

.

.

.

.

TBC


Hallo, Author baru disini...

Salam kenal semuanya.