"Tapi sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu selepas kembali dari sana" Athena menatap dengan pandangan bertanya padanya.

"Apa itu Naruto?"

"Apa semua pemimpin didunia ini hanya mementingkan dirinya sendiri?" Uuuh pertanyaan yang sangat berat. Sepertinya Athena akan sedikit kesulitan menjawab pertanyaan dari manusia unik didepannya.

.

.

.

.

.

Chapter 11

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Naruto memandang lurus pemadangan gunung didepannya. Ia selalu bertanya-tanya akan hal itu. Kenapa hal itu selalu terjadi baik itu didunianya dahulu maupun tempat barunya sekarang?

"Aku sudah mengalami banyak hal dan bisa dikatakan kalau aku bernasib seperti putrimu. Korban dari keegoisan seseorang yang katanya untuk kepentingan bersama" Sungguh pertanyaan itu sering hinggap di kepalanya. Ia juga pernah bertanya pada Kurama namun yang ia dapatkan hanyalah jawaban singkat 'Aku bukan manusia yang memiliki pemimpin. Bahkan kami para biju hidup secara individual'.

"Kau juga korban dari keegoisan seseorang Naruto?" Yang dijawab dengan angukan pelan oleh Naruto.

"Jujur aku tidak tahu masalahmu Naruto, namun aku bisa merasakan hatimu gundah ketika bertanya seperti itu padaku. Itu terlihat jelas dimatamu" Naruto tersenyum masam. Hatinya merasa sakit kembali ketika mengingat perjuangan orang tuanya yang menyelamatkan penduduk desa dan mati sebagai pahlawan. Namun apa yang ia dapat dari menjadi anak mereka? Percobaan pembunuhan yang tidak terhitung jumlahnya! Ia bukanlah manusia sempurna, dirinya memang memaafkan namun tidak bisa melupakan kejadian menyakitkan itu.

"Dulu orangtuaku adalah pahlawan disuatu desa terpencil yang jauh dari sini" Athena memandang Naruto yang masih menatap lurus pemandangan gunung didepan sana.

"Mereka berdua mati tepat saat aku dilahirkan. Jujur aku tidak pernah merasakan apa itu yang dinamakan dengan kasih sayang orangtua" Athena termangu mendengar itu. Ia baru tahu akan sedikit kisah masa lalu Naruto.

"Seharusnya aku yang merupakan anak dari pahlawan yang mengorbankan nyawanya demi keselamatan desaku dijunjung tinggi. Namun apa yang kudapat?" Naruto menghela nafas panjang untuk menenangkan dirinya. Ia tidak boleh terbawa kembali kepada kebencian.

"Aku dikorbankan sebagai orang sial yang menyebabkan desaku terancam berbahaya. Hal itu dilakukan tetua di desaku agar para pemimpin disana tidak disalahkan atas ketidak becusannya dalam melindungi desa. Aku bahkan sudah lelah menghitung percobaan pembunuhan yang mereka lakukan kepadaku yang masih berumur belia" Athena menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Astaga itu sungguh kejam! Apa mereka sebegitu hinanya ingin melindungi nama baiknya, dengan mengorbankan anak dari orang yang menolong mereka?

"Aku turut prihatin atas apa yang terjadi padamu Naruto" Athena mengelus punggung Naruto dan itu sukses membuatnya jauh lebih tenang.

"Terimakasih dewi atas keprihatinanmu tapi itu sudah terjadi. Aku sudah memaafkan mereka, namun aku juga mahluk hidup biasa yang tidak bisa melupakan akan apa yang mereka perbuat padaku" Naruto tersenyum melihat tindakan Athena yang membuatnya serasa mendapat perhatian dari seorang ibu. Uuuuuh perhatian Athena mengingatkan Naruto akan ibunya, Uzumaki Kushina.

"Jadi, apakah kau bisa menjawab pertanyaanku tadi dewi?" Athena menghentikan usapannya di punggung Naruto. Menghela nafas sejenak dan menatap mata Naruto dengan dalam.

"Sebenarnya kami dewa juga tidak jauh berbeda dengan ras manusia Naruto. Kami hanya diberi kelebihan kekuatan yang tentunya tidak dimiliki manusia pada umumnya" Naruto mendengarkan dengan seksama penjelasan Athena.

"Begitupula sifat kami para dewa-dewi yang hampir kebanyakan mirip dengan manusia. Tamak, egois bahkan aku rasa dewa jauh lebih buruk dari manusia" Athena tersenyum miris mengingat kelakuan dewa-dewi mitologinya yang sangat buruk. Bahkan diantara mitologi yang ada diseluruh dunia ini, ia yakin bahwa merekalah terburuk diantara yang terburuk.

"Kembali kepada pertanyaanmu yang mempertanyakan keegoisan pemimpin. Tidak usah berkata jauh, kau seharusnya mengingat kalau aku jugalah korban dari keegoisan pemimpin" Naruto kembali teringat dengan cerita Athena yang menceritakan bagaimana dirinya terpisah dengan sang putri yang merupakan seorang manusia.

"Namun sepertinya kau tidak tahu kalau ada yang jauh lebih malang nasibnya daripada diriku, dia adalah sang dewi perburuan, kesuburan dan bulan The Goddest of Moon, Artemis" Naruto memiringkan kepalanya.

"Maksudmu dewi yang tadi kau ucapkan perpisahan sesaat sebelum kedatanganku?" Tadi ia sempat mendengar percakapan mereka sekilas dan tidak ingin menganggu pembicaraan mereka. Itu sangat tidak sopan.

"Kau ben-tunggu! Berarti kau sudah datang sedari tadi sebelum mengagetkanku?" Athena menatap Naruto dengan pandangan menyelidik.

"Sebenarnya aku tidak terlalu mendengar apa yang kalian bicarakan. Tapi sangat tidak sopan jika aku langsung menyapamu disaat kalian sedang berbicara" Athena menerima alasan Naruto. Uuuh dia tidak tahu seberapa besar kekuatan Naruto, tapi ia bisa menjamin kalau dia adalah orang yang kuat karena kehadirannya tidak bisa dirasakan kalau saja Naruto tadi tidak menyapanya.

"Dewi Artemis yang tadi kau lihat, jauh memiliki nasib yang malang daripada diriku" Naruto mengerutkan dahinya mendengar ucapan sang dewi.

"Kenapa kau berkata seperti itu?" Athena tersenyum sedih mengingat tangisan dewi bulan dipelukannya beberapa puluh abad yang lalu. Itu masih sangat terasa seakan-akan kejadian tersebut baru terjadi kemarin.

"Mungkin kau mengetahui kalau putriku masih hidup diluar sana, meskipun aku tidak tahu keberadaannya dan dirinya masih membenciku. Tapi Emi tidak seperti itu, kekasihnya dibunuh didepan matanya sendiri oleh adik kembarnya sendiri, Apollo beserta Zeus karena tidak sudi dewa bersanding dengan Manusia" Seketika Naruto membeku mendengar itu. Dibunuh didepan matanya sendiri?

"Sebenarnya aku juga memiliki pertanyaan yang sama denganmu Naruto atas apa yang menimpaku dan saudariku Artemis. Tapi aku sudah menemukan jawabannya meskipun membutuhkan waktu yang sangat lama" Naruto mendengarkan dengan seksama.

"Para pemimpin terpengaruh oleh 3 hal. Harta, tahta dan wanita. Ketika mereka sudah mendapatkan hal itu maka mereka yang tamak akan melakukan segala cara untuk melindunginya meskipun ia tahu perbuatannya sangatlah salah"

"Lihatlah dirimu yang dijadikan sebagai korban untuk melindungi kekuasaan para tetua didesamu. Poseidon yang sangat menginginkan putriku untuk memuaskan nafsu bejatnya dan Artemis yang kehilangan kekasihnya karena Zeus tidak ingin dipandang buruk karena memiliki menantu seorang manusia. Itu sudah menjadi bukti yang cukup kalau orang-orang yang memiliki ketiga hal tersebut akan melakukan segala cara agar hal tersebut tidak hilang" Naruto terdiam mendengar pendapat dari sang dewi kebijaksanaan. Sang dewi benar. Ungkapan dari Athena adalah jawaban yang ia cari dari dunia shinobi hingga tiba didunia ini.

Suara angin sepoi-sepoi terdengar dikeheningan antara mereka. Mereka berdua terdiam dengan pikiran masing-masing. Pembicaraan ini nyatanya sangat menyakitkan untuk dibicarakan karena mereka berdua adalah korban dari keegoisan seseorang yang terlalu paranoid.

.

.

.

.

.

Medusa menatap kaca yang memantulkan perawakan dirinya. Tidak ada yang berubah. Yang terlihat hanya seorang monster ular dengan total panjang tubuh 3 meter dengan kuku panjang yang terlihat tajam. Rambut ularnya mendesis pelan seolah-olah mengekspresikan suasana hatinya. Satu hal unik yang ia ketahui selama menjadi siluman ular adalah rambut ularnya mengekspresikan keadaan hatinya. Hal tersebut juga membuktikan mengapa setiap kali ia marah maka para ular di rambutnya akan ikut mendesis ganas untuk memberikan intimidasi kepada lawannya.

Dirinya mengingat kembali setelah ia pergi meninggalkan ibunya dengan rasa kecewa yang sangat mendalam. Ia saat itu pergi ke Cocytus untuk menenangkan dirinya. Daerah itu terkenal jarang dihuni oleh mahluk hidup karena jaraknya yang agak berdekatan dengan dunia bawah. Tempat yang sangat tepat untuk dirinya yang ingin menenangkan suasana hatinya.

Awalnya ia tinggal dengan damai disitu walaupun keadaan hatinya sedang kacau akibat pertikaiannya dengan sang ibu. Tapi kedatangan Perseus merubah segalanya. Pahlawan Yunani pertama itu datang dengan berniat membunuhnya karena diperintah oleh Poseidon. Mereka berdua sempat bertarung namun ketika Perseus lengah ia langsung melarikan diri menggunakan lingkaran sihir yang sempat ia pelajari dari ibunya. Meskipun jaraknya tidak terlalu jauh itu sudah lebih dari cukup memberinya waktu untuk melarikan diri sejauh mungkin. Ia tidak ingin membunuh Perseus karena mereka masihlah ras yang sama dan melarikan diri adalah pilihan paling tepat.

Medusa kemudian pindah kesalah satu pulau yang tidak berpenghuni di sebelah utara Filipina. Pulau itu memiliki iklim tropis dan memiliki persediaan makanan dari alam yang sangat melimpah, sangat cocok dengannya yang memilih untuk tinggal dengan mengandalkan alam. Bisa dikatakan, disana adalah salah satu tempat terbaik yang pernah ia kunjungi karena memiliki iklim yang baik dan juga makanan yang enak dari alamnya.

Akan tetapi sepertinya dewi Fortuna sedang membenci dirinya karena lagi dan lagi Poseidon menemukan dirinya. Ia kemudian mengutus paman yang ia sangat sayangi untuk membunuhnya, Heracles. Ia dan Heracles memiliki hubungan yang baik dan bisa dikatakan sangat dekat.

Dulu, Heracles sering mengajak istrinya Deianira untuk berkunjung ke kuil Athena. Putri dari Athena itu sering bermain dan menjahili Sang pahlawan terbesar dari mitologi Yunani tersebut sehingga membuatnya mendapatkan julukan 'gadis nakal' dari Heracles. Poseidon kemudian mengutus Sang pahlawan terbesar Yunani untuk membunuh Medusa. Pada saat itu Athena sedang dikurung penjara bersama Artemis sehingga Sang dewi tidak dapat berbuat apapun akan hal itu.

"Larilah gadis nakal! Aku tidak sanggup untuk membunuh keponakan yang sangat aku sayangi. Sungguh, melihat dewi Athena dikurung sudah membuat hatiku sedih. Pergilah! Ini adalah tugas terakhirku sebagai paman untuk melindungimu! Larilah ke Underworld maka kau tidak akan bisa lagi ditemukan oleh Poseidon" Medusa merayap dengan lelehan air mata yang terus menetes di pipinya meninggalkan Heracles yang tersenyum kepadanya.

Heracles tahu kalau setelah ini ia akan dihukum mati oleh Poseidon seperti yang terjadi pada Perseus, tapi ia tidak peduli. Athena dulu menolongnya ketika diambang kematian, maka sekaranglah saatnya untuk membalas jasanya itu dengan menolong putrinya. Hutang nyawa dibayar dengan nyawa! Tidak ada penyesalan dalam hati Heracles. Ia malah sangat bersyukur karena diberi kesempatan hidup lebih lama berkat pertolongan dari Athena, sehingga bisa membuatnya bertemu dengan istri yang sangat ia cintai, Deianira. Itu adalah pertemuan terakhir mereka dan senyum terakhir yang putri Athena lihat dari pamannya tersayang.

Medusa kemudian pergi ke tempat yang diberitahukan Heracles yaitu di Okinawa, Jepang. Jaraknya tidak terlalu jauh dari tempatnya sekarang, hanya cukup berenang beberapa ratus kilometer. Dengan memiliki tubuh ular memudahkannya untuk berenang melewati Samudera Pasifik. Perjalanannya bisa dikatakan menakjubkan karena banyak pemandangan bawah laut yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, namun itu semua tidak berarti bagi Medusa. Tatapan Medusa kosong disepanjang perjalanannya sembari mengingat momen kebersamaan dirinya sewaktu dahulu dengan Sang paman. Ia kehilangan orang yang dijadikan panutan dan sangat ia sayangi.

Medusa kemudian tiba di pantai Okinawa setelah melakukan perjalanan seharian penuh. Ia tidak mengalami kelelahan karena staminanya meningkat drastis setelah berubah menjadi siluman ular. Ia kemudian pergi ke satu satunya hutan yang berada di Okinawa yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempatnya sekarang. Sebelum perpisahannya dengan Sang paman, ia diberi buku panduan dan sebuah ramuan yang dapat membantunya untuk pergi ke Underworld.

Keadaan sudah tengah malam dengan jarum jam menunjukkan pukul 23.00. Dirinya masih harus menunggu sampai dengan pukul 03.00 dini hari untuk bisa menaiki kereta iblis. Kebetulan hari ini adalah hari munculnya kereta iblis di Okinawa sesuai dengan petunjuk yang diberikan pamannya melalui buku yang ia terima. Selain itu ramuan yang diberikan pamannya tadi adalah ramuan yang bisa membuat dirinya tembus pandang selama seharian penuh dan kekuatannya ditekan sampai titik yang tidak akan bisa dirasakan siapapun. Itu akan sangat membantunya untuk menyusup kedalam kereta iblis tanpa diketahui oleh siapapun.

Ia berhasil menyusup ke Underworld tanpa masalah. Ramuan yang diberikan Heracles sangat membantunya untuk bisa menyusup kesana tanpa diketahui siapapun. Selain memudahkannya untuk bisa menyelinap kedalam kereta iblis, ramuan itu juga membantunya agar para pemimpin iblis tidak mengetahui kedatangannya. Dirinya memang kuat setelah berubah menjadi siluman ular, akan tetapi ia belum setara dengan para pemimpin iblis. Saat itu Great War belum pecah dan para iblis masih dipimpin oleh iblis pertama, Lucifer.

Setelah mengikuti petunjuk dari buku yang diberikan pamannya, akhirnya ia tiba di hutan Red Wood. Ini akan menjadi tempat tinggalnya selama beberapa abad lamanya untuk menghindari kejaran dari Sang dewa air dari mitologi Yunani.

Kembali ke masa sekarang dimana Medusa mengelap lelehan air matanya ketika mengingat perjalanannya. Heracles adalah paman yang sangat ia kagumi dan sayangi, bahkan menjadikannya sebagai panutan meskipun pada nyatanya ia sering menjahilinya. Dari dialah ia seperti mendapatkan sosok figuran seorang ayah yang selalu ia idam-idamkan. Tapi kini ia tidak bisa lagi melihat senyum itu, tawa itu bahkan usapan kepala yang sangat ia senangi. Ia sangat merindukan usapan itu.

"Elsa merindukanmu paman Heracles"

.

.

.

.

.

Sirzech mengurut keningnya untuk meredam rasa pusing. Dirinya menatap malas tumpukan kertas yang ada didalam kantornya menunggu untuk ia baca. Astaga,tumpukan kertas sialan ini sepertinya tidak ada habisnya bahkan bertambah seiring ia mengerjakan laporan lainnya.

Tok

Tok

Tok

"Mohon ijin Sirzech-sama, saya Souji Okita ingin melaporkan perkembangan terbaru" Dari luar terdengar suara salah satu bidak iblis knightnya, Souji Okita. Sirzech mempersilahkannya masuk dan mengalihkan fokusnya kepada Souji. Setidaknya ia bisa mendapat laporan yang menarik minatnya dibanding laporan kertas yang terkesan monoton.

"Jadi bagaimana perkembangan pencarianmu?"

"Untuk saat ini kami sudah menemukan alur dari perjalanan penyusup Sirzech-sama"

"Lanjutkan!"

"Hai! Menurut laporan dari salah satu pedagang yang sudah lama tinggal di kekuasaan Gremory, ia melihat seorang iblis yang baru pertama kali ia lihat" Sang Raja iblis menaikkan alisnya.

"Bukankah perintahku mencari manusia yang menyusup ke Underworld Souji? Urusan iblis asing itu bisa diurus lain waktu" Souji menggelengkan kepalanya.

"Bukan itu maksud saya Sirzech-sama, iblis ini kami duga kuat merupakan manusia yang Anda temui beberapa waktu lalu" Souji menarik nafasnya untuk melanjutkan penjelasannya.

"Hal ini kami sesuaikan dengan penjelasan Anda saat pertama kali memeriksa pancaran energi manusia yang berada di salah satu padang rumput Underworld. Anda pastinya mengingat jelas kalau saat itu energinya tiba-tiba menghilang dan menyisakan tubuh iblis liar" Sirzech melebarkan matanya menyadari maksud penjelasan knightnya.

"Maksudmu dia mengambil aura iblis liar itu?" Souji mengangukkan kepalanya.

"Kata yang lebih tepat saya rasa mencuri aura iblis liar itu Sirzech-sama. Saya rasa Anda sendiri juga pasti tahu kalau iblis yang mati akan langsung menuju ke ketiadaan. Namun kenapa iblis liar itu masih memiliki tubuh didunia yang harusnya hancur?"

"Saya bisa pastikan manusia yang menyusup itu bukan manusia sembarangan Sirzech-sama. Banyak orang yang memiliki kekuatan pengintaian tapi jika bisa membaur dengan tempat yang ia susupi bahkan meniru auranya, saya rasa dia bisa menyusup ke mitologi manapun ia mau"

Sial! Kertas didepannya saja sudah sangat menyebalkan, ditambah lagi ada manusia yang memiliki kekuatan unik menyusup ke Underworld. Ternyata permasalahan ini tidak semudah yang ia duga dengan mengutus bidak terbaiknya.

"Apa ada lagi yang perlu kau laporkan?" Souji mengangukkan kepalanya.

"Untuk sekarang kami sudah menemukan ciri-cirinya Sirzech-sama. Ia memiliki perawakan umur 18 tahun, memiliki rambut pirang keemasan dan yang terpenting terdapat tiga garis tipis seperti kucing di pipinya. Selain itu dia terakhir terlihat memasuki salah satu tempat kekuasaan Gremory yang tertinggal, desa Fern. Kami sudah memeriksa desa itu namun tidak bisa menemukan kemana dia pergi ke setelahnya" Sirzech tersenyum mendengar itu. Setidaknya dengan mengetahui ciri-ciri dan tempat yang ia kunjungi bisa menjadi petunjuk untuk mereka selanjutnya.

"Perintahkan kepada masinis kereta iblis untuk memperketat penjagaanya. Selain itu tingkatkan juga keamanan kepada para iblis yang memproduksi kertas iblis. Dan untukmu Souji, lakukan lagi pencariaan manusia itu. Tangkap dia hidup atau mati" Souji menganguk patuh dan membungkukkan badannya.

"Hai Sirzech-sama!" Souji meninggalkan Sirzech yang masih termenung dengan penjelasan knightnya.

Jujur saja, baru kali ini ia berhadapan dengan manusia yang memiliki kemampuan seunik ini. Setahu dia selama hidup ribuan tahun lamanya, hanya ada satu orang yang memiliki kemampuan seperti itu, sang dewa tipu muslihat Loki. Atau manusia itu memiliki sacred gear? Tidak, tidak mungkin! Ia tahu betul kalau tidak ada sacred gear yang memiliki kemampuan merampas mahluk lain.

"Kita lihat siapa yang menjadi pemburu dan buruan manusia!" Mata Sirzech menggelap dan aura iblis menguar kuat dari tubuhnya.

.

.

.

.

.

To be Continued

Selamat sore semuanya.

Saya kembali lagi dengan cerita sederhana yang mengambil prinsip 'What if'. Bagaimana tanggapan kalian tentang chapter ini? Saya harap kalian puas hehehehe.

Entah kenapa saya rasa kualitas penulisan saya semakin menurun, sehingga mungkin chapter depan agak sedikit lebih lama karena saya ingin memaksimalkan tulisan saya. Tolong maklumi ya hehehehe.

Heracles? Saya mengambil referensi dari Record of Ragnarok. Saya sangat kagum dengannya dan memasukannya sebagai salah satu bagian dari cerita namun disesuaikan dengan alur yang telah saya buat.

Untuk informasi? Hmmm sepertinya cerita ini akan menemani kalian selama setahun kedepan dikarenakan alur yang mungkin agak panjang. Medusa menjadi manusia? Saya tidak bisa menjawabnya karena itu rahasia dapur ?

Baiklah, sepertinya cukup ini saja di notes chapter 11. Sampai jumpa lagi di chapter depan para pembaca sekalian. Peluk hangat dimanapun kalian berada (^з^)- Chu!

Fin.