Chapter 13

Mama Riza tidak terlalu memberikan tanggapan ekstrim pada kenyataan yang baru diberitahukan padanya itu. Menurutnya, toh memang sudah sepantasnya Riza memilih jalannya sendiri. Ia juga sudah bosan harus memerintahnya terus dan riza yang hanya mematuhinya seperti robot.

"Riza, hari ini kau sudah mau pulang ?. kenapa tidak tinggal sebentar di sini lagi saja ?"

Riza tersenyum sambil mengunci tas bajunya. "roy banyak kerjaan, ma. Tapi nanti kapan-kapan kami pasti akan berkunjung ke sini lagi. Jadi mama tenang saja…"

Sementara itu di luar, mansion keluarga fuhrer didatangi oleh seorang tamu (yang amat kita benci), General Basque Gran. Roy cukup puas melihat tampang kagetnya yang hendak melaporkan soal keberadaan riza di rumah Roy, namun mendapati orang itu sedang asyik bercakap-cakap dengan mertuanya. Ditambah lagi, ketika fuhrer Hawkeye menggendong seorang anak kecil yang merupakan kopian percis dari mustang. (untuk mengingatkan pembaca, kalo Gran belum tahu tentang Junior)

"Sialan kau mustang !" umpatnya sambil membanting pintu tanpa memikirkan lagi itu rumah fuhrer. "Lihat saja !"

Keduanya, roy dan Mr. Hawkeye hanya dapat menarik nafas panjang sambil geleng-geleng kepala dan saling melempar pandang. "Mustang, kau harus hati-hati dengannya… dia itu orang yang keras dan pasti mendapat apa yang dia inginkan.."

"Bukanya anda, sir ? dia ingin kedudukan, kan ?"

"ya… dasar orang yang serakah. Dia tidak akan segan-segan melakukan segala cara…" Roy mengiyakan kata-kata fuhrernya, mengingat ia tidak mau kejadian Riza waktu itu terulang lagi. Dua kali sudah Gran masuk menerobos rumahnya dengan menggerakan anggota militer. Itu kan namanya melanggar privasi…

"sir… sebenarnya saya.. ingin mengajukan sesuatu."

"ya ?" si tua itu lalu menaikan kacamatanya yang merosot jauh di hidungnya. "katakan saja…siapa tahu bisa saya bantu."

"begini….masalahnya Gran sudah beberapa kali mengganggu keluarga saya- terutama Riza, dengan sembarangan masuk ke rumah saya atas nama military… Kalau boleh, mungkin anda dapat menegurnya."

"hm… memang kurang ajar… ya sudah. Kalau itu memang mengganggu putri tercintaku.. beserta cucu dan menantuku, nanti akan kutegur." Roy tersenyum.

"Roy ! cepetan !" teriak riza sambil berjalan keluar dari kamar membawa koper kecilnya. "ayo… kau nanti terlambat kerja…"

roy melirik pocket watch nya yang sudah bergerak ke arah sembilan. "memang sudah terlambat… biarkan saja. Hari ini aku bolos." Riza kemudian mengambil junior dari ayahnya, dan menyuruh Roy menggendongnya.

"Yo, pa, ma, aku pulang dulu, ya…" ia mengecup pipi keduanya, lalu membiarkan kedua orang itu mengecup junior, yang dari tadi mencoba mengambil kacamata Fuhrer Hawkeye.

"Sir, saya pulang du-" kata-katanya belum selesai ketika ia mendengar pengumuman dari radio yang menyuruh semua penjaga untuk mengawasi di depan. Mereka berempat lari ke jendela, dan mendapatkan banyak wartawan telah berkumpul di depan kediaman Fuhrer Hawkeye. Dari jauh, terlihat wajah puas Gran sambil melipat kedua tangannya, dan memberikan senyuman liciknya. Roy menarik nafas panjangnya, lalu melempar pandangannya pada commander officer sekaligus mertuanya. Si tua itu mengangguk padanya. "aku mengerti…"

Roy berjalan keluar, di mana para wartawan itu menunggu dan menyerbunya cepat-cepat dengan banyak pertanyaan. Roy tidak banyak bicara, namun mengajak mereka masuk ke ruang tamu utama, yang didepannya telah diatur dengan deretan meja panjang dan kursi. Roy kembali ke sana, ikut berkumpul dengan Fuhrer Hawkeye, riza, dan junior.

"bapak-bapak sekalian" sapa Fuhrer Hawkeye membuka jumpa pers mereka yang tiba-tiba itu. "saya memang tahu, kalau anak saya ini, Riza Hawkeye, menghilang sudah lama…. Dan baru saja kemarin kembali lagi… saya tidak akan banyak omong, kecuali kalau ada yang mau bertanya, selebihnya saya memberikan bagian untuk yang muda saja untuk bicara." Katanya seraya mengoper mic. ke Riza.

"sebenarnya… kepergian saya satu tahun yang lalu itu… karena saya ingin berada di dekat orang yang benar-benar saya cintai, Colonel Roy Mustang. Kami menikah dalam sebuah perayaan kecil di East, dan sekarang, sudah dikaruniai seorang anak yang mirip sekali dengan ayahnya."

Wartawan memberikan tanggapan riuh mendengar cerita Riza itu. sepertinya, mereka terlihat puas sekali bisa mendapatkan info se-Hot ini untuk radio dan koran besok pagi. Fotografer, maju ke depan, dan mengambil foto mereka berkali-kali. Bahkan ada satu dua kali Riza, Roy, dan Junior disuruh untuk foto bersama.

Riza tersenyum lebar pada roy yang hanya mengangguk padanya. Ia telah membebaskan dirinya dari semua kebohongan yang ditimbunnya dari satu tahun lalu. Walau banyak bagian yang tidak riza ceritakan – hal yang dapat menjatuhkan nama Amestris- tapi setidaknya ini sudah bagian dari jujur, kan ? Sekarang, mereka bisa hidup tenang tanpa diganggu lagi oleh perasaan takut ketahuan oleh masyarakat. Toh, mulai detik itu, seluruh Amestris sudah tahu hubungan mereka, dan mereka menyambutnya dengan hangat, kan ?

Tidak. Satu orang yang membanting korannya ketika melihat Headline Central times pada keesokan harinya. General Basque Gran, dengan kumis tebalnya dan muka pepayanya, yang sudah kalah telak dan tidak mungkin mencapai ambisi-ambisinya….

TBC

a/n: sorry, took a long time to update ! bener-bener sibuk sama cerita yang lain, sampe yang ini ketinggalan… hehe… aneh..