.
How to Ex-Interstellar Nation Army to Building Kingdom
Chapter 17
Pengakuan yang Samar (Bagian 1)
.
.
.
Setelah menerima undangan makan malam dari Zhave, aku, Pina, dan lainnya sementara diizinkan untuk tinggal di kamar tamu di dalam mansion.
Bagaimanapun, kediaman Zhave tergolong besar. Agak mengingatkanku pada kediaman super besar yang dimiliki oleh pengusaha super kaya yang biasanya muncul di saluran televisi.
Meskipun Zhave adalah seorang pedagang, tapi dia miliki pengaruh yang jauh lebih besar dari apa yang aku sangka, khususnya pada lingkaran pengaruh yang ada di dalam kota. Tidak hanya itu, dia juga memiliki cukup banyak kekuasaan yang bahkan bisa mengintrupsi arah kebijakan dari seorang Bangsawan Wilayah. Ini khususnya terjadi di perbatasan timur yang jauh dari pusat politik tempat para bangsawan ibukota tinggal. Untuk seseorang sepertiku yang secara kebetulan memiliki kontak langsung dengan seseorang seperti Zhave, ini jelas menjadi sebuah keuntungan besar mengingat saat ini aku sedang membutuhkan lebih banyak uang demi mencapai tujuanku.
Terlepas dari semua kebaikan yang Zhave perlihatkan kepada kami sejauh ini, aku masih memiliki rasa kecurigaanku kepadanya, apalagi jika itu adalah orang yang baru saja aku kenal belum lama ini.
"…bisakah dia dipercaya? Aku bahkan belum sempat mempertimbangkan kemungkinan terburuk…" Jawabku kepada diriku sendiri.
Belum lama ini, aku dan Pina diserang oleh sekelompok orang yang sepertinya berencana untuk membunuh Pina ketika kami masih berada di dalam hutan. Sejauh yang dapat aku pahami tentang kelompok itu, mereka jelas bukanlah orang biasa. Mereka sangat terlampir dalam menggunakan senjata tajam dan memiliki refleks yang sangat bagus sehingga tidak berlebihan jika mereka tergabung dalam organisasi pembunuh yang profesional. Jika bukan karena keterampilan yang sudah kuasah selama bertahun-tahun serta instruksi dari nanobot yang membantuku dalam pertempuran, kami mungkin sudah terbunuh sejak lama.
"…apa alasan mereka mengejar kami? Apakah target mereka sebenarnya adalah Pina? Tapi apa tujuan mereka mengejarnya? Mungkinkah Pina terlibat dalam perselisihan besar dalam keluarganya sehingga dia menjadi target pembunuhan oleh salah satu dari orang terdekarnya? Mengingat dia memiliki setelan yang terlihat mahal, ada kemungkinan bahwa Pina berasal dari keluarga yang sangat berpengaruh…"
Ketidaktahuanku membuktikan bahwa aku memang tidak mengetahui apa-apa soal dunia ini. Belum lagi, Pina sepertinya juga masih enggan untuk menceritakan masa lalunya kepadaku. Ini tidak seperti aku memaksanya, tapi akan lebih baik jika dia mau berterus terang kepadaku alih-alih hanya menanggung semuanya sendiri.
Yah, apapun itu. Aku sudah terlanjur teringat dengannya dan hanya menginginkan kebahagian untuk gadis itu.
"…besok aku perlu mendaftarkan diri kami ke Guild Tentara Bayaran dan segera mencari pemasukan sesegera mungkin dan sekaligus membentuk koneksi dengan orang-orang berpengaruh. Memang itu akan sulit dicapai dalam waktu dekat, tapi aku perlu optimis dan juga tetap realistis di saat yang sama. Sebab jika aku terlalu percaya diri dan tidak menyadari kelemahanku, maka itu bisa saja membuatku terbunuh di kemudian hari…"
Langit-langit kamar dihiasi oleh lampu hias yang dihiasi oleh kristal-kristal yang dapat menghasilkan cahaya sendiri. Cahaya kekuningan yang dihasilkan oleh lampu hias itu menerangi sebagian kecil ruang kosong yang ada di dalam kamar. Cocok bagi mereka yang ingin menenangkan diri setelah dipaksa untuk mengikuti rutinitas bekerja yang membosankan.
Ketika aku hendak memejamkan mata, terdengarlah suara ketukan yang berasal dari balik pintu kamar.
Aku awalnya mengira bahwa yang mengetuk pintu itu adalah salah seorang pelayan yang tinggal di kediaman ini, namun setelah aku mendapatkan umpan balik dari sinyal radio yang berasal dari luar pintu, seketika itu juga aku sadar bahwa orang yang berada di balik pintu itu adalah orang yang aku kenal.
"Sir Osbern, bolehkah saya masuk ke dalam?" tanya Pina yang masih berada di luar pintu.
"…tunggu sebentar."
Aku beranjak pergi dari atas kasur. Setelah membuka pintu kamar, aku lalu mempersilahkan Pina untuk masuk ke dalam kamar dan kemudian menutup pintunya kembali dari dalam.
"Duduklah di sana, Pina." Mintaku kepada gadis itu.
"Baik."
Setelah kami mengistirahatkan diri kami pada sandaran kursi yang sudah disiapkan sebelumnya oleh pemiliki kediaman, aku kemudian menatap lurus ke arah Pina yang terlihat seperti memikirkan sesuatu.
"Ada apa, Pi-sha? Tidak biasanya kamu menemuiku selarut ini…" ucapku dengan wajah yang serius.
Pina terlihat sedikit panik, kedua matanya terlihat gelisah dan tak berani menatap langsung ke arahku. Setelah jeda yang cukup lama, Pina pun memutuskan untuk memberanikan dirinya dan kemudian menjawab.
"…pertama-tama, aku ingin meminta maaf kepadamu karena datang selarut ini, Nao-lin." Ucap Pina dengan nada yang agak menyesal.
"Tidak apa-apa. Aku memang masih terjaga jadi tak masalah untuk menundanya nanti."
Aku mengibas-ngibaskan tangan kananku sebagai isyarat bahwa aku tidak keberatan dengan kehadiran Pina di kamar ini.
Dalam bahasa 'Kekaisaran', terdapat berbagai macam bentuk sapaan yang dapat membingungkan seseorang, bahkan bagi mereka yang sudah mempelajarinya sejak lama pun masih akan kesulitan untuk memanggil seseorang yang kita kenal dengan 'bentuk kecil' dari nama panggilan mereka. Sebagai contoh: Pina memiliki banyak nama panggilan yang merupakan 'bentuk kecil' dari nama panggilanya. Masing-masing dari nama tersebut dibentuk dengan menambahkan sufiks tertentu, seperti "-sha", "-ka", "-akha", "-liunia", dll. Ini difungsikan sebagai bentuk panggilan akrab yang digunakan untuk komunikasi yang lebih bersahabat dengan seseorang yang sudah kita kenal.
Sekilas, aturan ini mengingatkanku pada Bahasa Jepang yang memiliki tata cara dalam memanggil seseorang. Beberapa sufiks yang umum digunakan dalam Bahasa Jepang seperti "-san", "-chan", "-kun", "-sama", "-dono" juga memiliki aturan tersendiri dan hanya bisa digunakan pada orang tertentu saja.
Berbeda dengan aturan sufiks dalam Bahasa Jepang, 'bentuk kecil' yang diterapkan dalam bahasa 'Kekaisaran' dibentuk oleh sufiks yang didasarkan pada nama panggilan seseorang sehingga kita tak bisa secara sembarangan menggunakan 'bentuk kecil' tersebut. Jika kita salah dalam mengucapkannya, maka lawan bicara kita bisa marah. Dan pada kasus yang lebih ekstrim, kita mungkin akan berakhir pada perkelahian yang tidak kita inginkan.
"Sejujurnya, aku masih ragu untuk menceritakan semuanya kepadamu, Nao-lin. Ini tidak seperti aku tidak mempercayaimu, tapi aku ingin benar-benar mengenalmu agar aku bisa mempercayaimu…"
Pina berulang kali meminta maaf kepadaku dengan suara yang agak rendah.
"Tidak apa-apa. Sangat wajar bagi kita untuk tidak langsung mempercayai orang yang baru kita kenal. Dan apa yang kamu putuskan itu sudah sangat benar, Pi-sha."
Aku memegang kedua tangannya dengan erat, Pina yang mendapat perlakuan seperti itu awalnya kaget, namun rasa keterkejutan itu seakan sirnah dan kemudian digantikan oleh kedua sudut bibir yang terangkat ke atas.
"Terima kasih, Nao-lin. Jika bukan karena kamu, aku mungkin akan bernasib sama seperti teman-temanku…"
Kami berdua menunjukan ekspresi yang agak canggung, malu dan bermasalah.
Apakah ini yang dinamakan cinta?
Entahlah, aku tidak bisa mengatakannya secara pasti. Lagipula kita berdua awalnya adalah orang asing yang secara kebetulan dipertemukan oleh takdir. Belum lagi perbedaan usia, cara berpikir, nilai-nilai norma serta kayakinan yang kami anut masih akan menjadi batu sandungan yang akan mempersulit hubungan kami di masa depan.
Yah, apapun itu… aku masih harus memikirkan masa depan. Sangat tidak realitis untuk memikirkan hal semacam itu sementara aku bahkan belum memiliki penghasilan tetap untuk mendukung finansial kami.
Di tengah lamunanku, tiba-tiba Pina juga ikut-ikutan membalas genggamanku. Jari-jarinya yang lentik menyusup masuk di antara jari-jariku yang lebih besar, seakan memberi tauku bahwa dia tidak ingin aku meninggalkannya.
"…haruskah aku menceritakan semuanya dari awal?"
"Jika kamu masih belum siap maka tidak apa-apa untuk tidak menceritakannya secara detail dan hanya memberitauku inti dari masalahmu saja."
"…jika Nao-lin tidak keberatan maka akan aku ceritakan secara singkat soal bagaimana aku dan rombonganku bisa berakhir di dalam hutan itu…"
…
