Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
Shinobi no Ittoki by Troyca dan DMM Pictures
.
.
.
Cerita dibuka dengan suasana kelas di Akademi Ninja Kokuten. Setelah kemarin Ittoki dan kawan-kawan harus menjalani hukuman membersihkan lantai dan jendela gedung kelas, kini pelajaran dimulai seperti biasa.
"Baiklah, kita mulai kelas hari ini," ujar Kominami seraya membuka buku.
"Sensei, dimana Nemoto?" Tanya salah satu siswa, melihat kursi di baris paling depan terlihat kosong
"Dia izin lebih awal" balas Kominami. Ittoki pun menyadari itu dan teringat pada salah satu siswa random yang kemarin ikut dihukum bersamanya. Dialah Nemoto.
"Liburan musim panas lebih awal, aku jadi iri" sahut Kirei.
"Jangan terlalu bersemangat soal liburan musim panas dulu. Minggu depan sudah akhir semester. Beruntung bagi kalian yang masuk akademi ini saat semester akan berakhir. Jadinya kalian tidak bisa merasakan kerasnya latihan dan ujian selama ini," ucap Kominami.
"Hahhh, membosankan" Kirei menguap lebar.
"Akan ada ujian yang akan dilakukan bersama-sama dengan kelas lain. Ujiannya lumayan berbahaya. Banyak murid yang terluka setiap tahunnya. Kasus terburuk yang pernah dialami adalah kecelakaan fatal. Akan tetapi, yang namanya Ninja tidak jauh dari kematian. Ingat itu baik-baik," lanjutnya.
"Ya, Sensei!" balas mereka semua serentak.
Setelah kelas selesai, Naruto tidak langsung keluar. Dia menunggu murid-murid yang lain untuk keluar terlebih dahulu. Namun ada tiga orang yang masih tinggal di kelas, yaitu Ittoki Kirei, dan Kousetsu.
"Memangnya kecelakaan fatal itu hal yang wajar?" Tanya Sang Pewaris Iga pada si Kunoichi blonde.
"Dari yang kudengar, setiap tahun ada satu atau dua...atau mungkin sepuluh?" Kirei tak tahu pasti berapa jumlahnya.
"Apa?!" Dia terkejut.
"Ittoki, sahabatku yang bodoh. Kita sekarang menginjakkan kaki di Akademi Ninja, yang setiap hari dipenuhi oleh latihan-latihan berbahaya yang bisa mengancam nyawa. Kalau kau ingin akademi yang tidak ada kecelakaan fatal, kau kembalilah ke Taman Kanak-Kanak" Naruto kadang tak habis pikir kenapa Ittoki masih belum bisa beradaptasi.
"So-soalnya aku berpikir keselamatan kita pasti akan terjamin. Rupanya, tidak seperti itu ya?" Ittoki tersenyum gugup.
"Ujiannya digabung dengan kelas lain. Koga pasti akan kembali bergerak" Kousetsu nimbrung.
'Benar juga. Berkaca dari tes mengambil manju, mereka pasti akan melakukannya lagi. Aku harus melakukan sesuatu yang lebih daripada kemarin' batin Naruto.
"Apa menurutmu aku tidak bisa ikut ujiannya?" Ittoki merasa pesimis.
"Kau sudah gagal dalam ujian peralatan Ninja. Kalau kau mau nekat, jangan heran jika kau dikeluarkan dari akademi ini" balas Kirei, dengan nada menakut-nakuti.
"Di-Dikeluarkan?!"
PLAK
"Ada apa ini? Jangan bilang mentalmu serendah itu? Mau sampai kapan kau kabur? Apa kau ingin mengecewakan ibumu? Apa kau ingin Iga jatuh dalam kehancuran?" Naruto melayangkan tamparan kesadaran.
"Tentu saja tidak! Aku tidak ingin itu terjadi!"
"Maka dari itu jadilah seorang pria, dan hadapi semuanya!" Seru Naruto, membakar motivasi untuk Sang Pewaris Iga.
"Terima kasih Naruto! Kau memang sahabatku!" Ittoki kini merasa jauh lebih percaya diri.
"Berterima kasihlah padaku saat kau sudah berhasil. Saat ini kau masih belum jadi apa-apa" balas Naruto seraya menepuk punggung Ittoki.
"Apa Naruto-kun memang seperti itu?" Kirei tersenyum tipis melihat interaksi antara Sang Pewaris Iga dan Mantan Hokage Ketujuh.
"Tidak juga. Kadang-kadang dia selalu berisik dan suka bermain-main. Tapi pemikirannya jauh lebih dewasa daripada kita" balas Kousetsu.
.
Keluar dari kelas, Ittoki dan Kousetsu beranjak menuju kantin. Namun di tengah perjalanan di koridor, mereka berdua berpapasan dengan Suzaku yang menatap mereka dengan tajam.
"Aku pasti akan membunuhmu" ujarnya tanpa menatap Ittoki.
"Dan apa kau pikir aku akan membiarkan itu terjadi?" tak ada angin, tak ada hujan, Naruto tiba-tiba muncul di balik pintu perpustakaan yang kebetulan ada di dekat situ.
"Tcih" pria berambut merah maroon itu mendecih kesal lalu melanjutkan langkahnya.
"Astaga, apa-apaan dia itu? Dia seperti tokoh antagonis pendendam dalam sebuah anime Shounen dattebayo. " Naruto tak habis pikir.
"Tak usah dipikirkan. Kau fokuslah pada ujian itu" ujar Kousetsu.
"Ya"
.
.
.
Dari kesibukan akademi Ninja, kita beralih ke gedung Annin dimana Goshogawara selaku ketua Satgas Kasus Pembunuhan Pemimpin Koga tengah berdiskusi dengan salah satu anggotanya, Kozuki Shione.
"Dalam sejarah Ninja yang panjang, Koga selalu menjadi yang terkuat, memperluas kekuasaannya dengan menekan desa lain," ujarnya membuka konversasi.
"Peraturan Ninja melarang penyerangan kepada desa lain. Bagaimana mereka melakukannya?" balas Shione.
"Itulah sebabnya mereka melakukannya dengan cara membeli bisnis setiap klan lalu memberikan beban finansial pada mereka,"
"Itu tidak bisa dimaafkan!" Shione menepuk meja.
"Akan tetapi itu tidak bisa hindari. Dan orang yang mengubah itu semuanya adalah pemimpin Koga yang sebelumnya, Kishinmaru," Goshogawara menunjukkan foto mendiang pemimpin Koga itu via layar proyeksi. Wajahnya terlihat sangat mirip dengan Kido, hanya saja rambutnya berwarna hitam. "Kishinmaru ingin bekerja sama dengan desa lain dan menciptakan perdamaian. Dia dijuluki sebagai Ninja Terbaik Koga. Bukan hanya Koga, dia juga dihormati oleh desa lain. Tapi, entah kenapa dia bisa terbunuh" lanjutnya.
"Saya sama sekali tidak bisa mengerti motif dibalik semua ini. Meski Iga membunuhnya, tapi untuk apa?" Shione benar-benar bingung.
"Masalahnya sekarang, Koga menyimpan dendam besar pada Iga. Sekarang mereka sudah sampai nyaris pada perang besar. Jika perang terjadi, bukan hanya Ninja saja, tapi warga sipil pun akan menjadi korban. Kita harus segera membongkar kebenarannya dan mengakhiri masalah ini," tukas Goshogawara.
.
.
.
The Ancient Shinobi
.
.
.
"Sekian laporan dari saya" dari gedung Annin, latar tempat berpindah ke gedung milik Koga dimana mereka seperti biasa mengadakan rapat untuk membahas apa yang terjadi di ruang lingkup Koga.
"Sekian laporan dari saya" ucap salah satu anggota rapat.
"Bagaimana kontrak dengan Saiga?" Tanya Kido pada Enbi.
"Maaf, mereka masih belum menanggapinya" balas Enbi.
"Kita membutuhkan mereka. Gunakan cara paksa jika diperlukan" Kido mengultimatum. "Saya mengerti"
"Rapatnya kuakhiri sampai disini. Silahkan bubar. Housen, bisa kita bicara di ruanganku sebentar?" Ujar Kido. "Baik" ayah dari Suzaku itu mengiyakan.
.
"Apa kau dan Suzaku-kun pernah membicarakan tentang sekolahnya?"
"Tidak. Ada apa dengan putraku? Apa dia bermasalah?" Housen memasang raut khawatir.
"Dia menempati peringkat paling tinggi. Nampaknya dia jenius seperti Kishinmaru. Aku sangat kecewa karena tidak diterima dalam sekolah itu berkaca pada kondisi tubuhku ini. Kau punya putra yang sangat hebat" ujar Kido.
"Terima kasih banyak" Housen menunduk hormat.
"Seperti yang kau lihat, kondisi tubuhku ringkih dan beresiko mati kapan saja. Aku selalu memikirkan siapa calon pemimpin Koga yang berikutnya. Aku yakin Suzaku-kun sanggup mengemban posisi ini," pernyataan tersebut membuat Housen teringat pada upacara pemakaman Kishinamaru dimana ia melihat Suzaku menangis dalam doanya. Pada saat itu Suzaku sempat berkata.
"Aku akan meneruskan keinginanmu"
"Aku sama sekali tidak mengerti perkataan Kishinamaru-sama. Kenapa dia begitu menginginkan perdamaian? Itu karena dia tahu betapa sakitnya kehilangan. Setelah tahu rasa sakit itu, maka akan terasa berat untuk melukai orang lain. Itulah sebabnya ia ingin menciptakan dunia dimana tak ada Ninja di dalamnya. Dunia dimana taka ada yang namanya peperangan, pertumpahan darah, dan rasa sakit"
.
.
.
"Ayo kita selesaikan ujian praktek ini dengan tim Asrama Tua! Pertama-tama, mari kita mulai rapat strateginya" Kirei memulai diskusi dengan murid-murid lain yang menempati asrama.
"Maaf, kali ini aku tidak ikut dengan kalian" Ittoki tiba-tiba beranjak dari duduknya.
"Eh, kenapa?" Kirei memandang bingung pada Ittoki. Begitu juga Ryoko dan 3 siswa random yang ikut pada rapat tersebut.
"Aku tidak ingin menyusahkan kalian. Berkaca pada pencurian kunci jawaban kemarin, gara-gara kecerobohanku kita jadi gagal dan keduluan oleh Koga," Ittoki mengungkapkan alasan mengapa ia tidak ikut.
"Ya, sudah. Mari sama-sama berjuang" usai berkata demikian, Ittoki meninggalkan ruang tamu lalu melangkah menuju kamarnya.
"Hmm, ya sudah tidak apa-apa. Naruto-kun, kau ikut kan?" Kirei menawarkan.
"Aku juga tidak ikut dengan kalian. Maaf, bukannya sombong atau apa. Aku selalu terbiasa melakukan apapun secara sendirian. Mengambil kunci jawaban yang asli dari para kecoa Koga itupun kulakukan sendirian tanpa bantuan siapapun. Sekali lagi, maaf" Naruto mengikuti jejak Ittoki, diikuti Kousetsu di belakangnya. "Aku juga sama"
Naruto dan Kousetsu mengikuti Ittoki sampai koridor asrama.
"Bagus Ittoki. Sekarang para pengkhianat itu tidak bisa apa-apa" ujar Naruto.
"Ittoki-san! Aku ada alat baru untukmu. Tapi ini masih purwarupa. Ini adalah alat penyamaran terbaru dari Saiga," Ryoko menunjukkan sebuah topeng yang menyerupai emot wajah batu
"Jika dikombinasikan dengan kostum Ninja, tubuh dan suaramu akan berubah. Dibanding versi lamanya, ini bisa menyimpan lebih banyak data penyamaran. Jadi kau bisa menyamar sebagai penghuni asrama yang lai-"
"Terima kasih, tapi itu tidak perlu" Ittoki buru-buru menyela sebelum Ryoko tenggelam lebih jauh dalam mode maniak teknologinya.
'Hmm, menarik. Simpelnya topeng ini memiliki fungsi yang sama seperti Henge no Jutsu' batin Naruto.
"Tidak apa-apa, lagipula akademi tidak menyediakan peralatan untuk menyamar sih. Jadi, dari Koga tidak ada yang memakainya. Aku yakin ini akan berguna bagimu" ucap Ryoko.
"Jika mereka tahu aku memakainya, mereka pasti akan curiga dan mengincarmu,"
"Kau selalu mengkhawatirkan orang lain ya, Ittoki-san. Tapi karena kau seperti itu, aku jadi khawatir" Ryoko menaruh topeng tersebut di tangan Ittoki.
"Woah! Kelihatannya keren sekali! Aku juga mau!" Kirei nimbrung dengan heboh.
"Baiklah. Ini untuk Kirei-san dan kalian" Ryoko memberikan masing-masing satu pada Kirei dan ketiga siswa random tersebut.
"Terima kasih Ryoko-chan!" Kirei jadi girang.
.
Ketiga Ninja Iga itu kemudian masuk ke kamar Ittoki untuk melanjutkan rapat rahasia yang tadi sempat tertunda.
"Kenapa harus di kamarku sih?" Ittoki mempertanyakan kenapa kamarnya dijadikan ruangan rapat.
"Karena kau calon pemimpin Iga yang berikutnya. Kau harus terbiasa dengan ini. Apalagi rapat antar desa. Mereka yang bukan dari Iga seringkali akan menyela atau tidak setuju atas perkataanmu" jawab Naruto.
"Dalam ujian praktek nanti, giliran kita yang akan menyerang," timpal Kousetsu.
"Apa maksudmu?" Ittoki bingung.
"Aku akan melawan Suzaku"
"Hah?!" Pernyataan Kousetsu mengejutkan Ittoki, begitu juga Naruto.
"Dia benar-benar ingin membunuhmu. Jika kau melawannya, kau pasti akan terbunuh. Jadi, aku akan maju duluan dan mengalahkannya. Kau dan Naruto bereskan Ninja Koga yang lainnya" Naruto tidak setuju pada Kousetsu. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada sahabatnya? Dia tidak ingin itu terjadi.
"Kousetsu-chan, kau yakin? Kalau kau mau kita bertiga bisa membereskan Ninja Koga yang lain terlebih dahulu, setelah itu biar aku yang menghadapi Suzaku" Naruto protes.
"Tidak. Kali ini aku ingin melakukannya sendirian. Dan jangan membantuku, Naruto" Kousetsu sungguh-sungguh dengan ucapannya.
Naruto memahaminya, Kousetsu ingin melakukan pembuktian diri bahwa ia tidak ingin selamanya dilindungi oleh Naruto. Persis seperti Sakura dahulu yang selalu dilindungi olehnya dan Sasuke.
"Yumika-san memerintahkanku untuk melindungimu, jadi aku harus melakukannya" lanjutnya.
"Itu tidak ada hubungannya. Bagaimana kalau kau juga ikut terbunuh?" Ittoki sama sekali tidak setuju atas ide tersebut. "Aku bisa saja terbunuh setiap saat" balas Kousetsu datar.
"Kau rela mati demi orang sepertiku?!"
"Itulah kehidupan Ninja,"
"Membunuh atau dibunuh, ini semua tidak masuk akal!" Ittoki jadi emosi. Sementara Naruto hanya diam saja karena apa yang dikatakan oleh Kousetsu adalah fakta.
'Bagaimana dunia mencapai perdamaian jika senantiasa ada yang membunuh atau dibunuh? Sekarang aku mengerti kenapa kau ingin menciptakan dunia impianmu dalam Mugen Tsukuyomi, Obito' batin Naruto.
Semakin tidak tahan atas Kousetsu yang keras kepala, Ittoki memutuskan keluar asrama.
"Jangan ikuti aku!" Serunya sebelum Kousetsu menyela.
"Tidak apa-apa, biarkan saja. Dia masih butuh waktu untuk memahami semua ini" Naruto mencegah Kousetsu untuk mengejar Ittoki.
"Aku sangat khawatir padanya. Kemampuannya sebagai seorang Ninja jauh di bawah standar. Bagaimana jika nanti ia terbunuh?" Ujar Kousetsu.
"Bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa kehidupan Ninja adalah membunuh atau dibunuh?"
"Aku tahu. Tapi, rasanya aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika Ittoki mati terbunuh. Aku sudah diperintahkan oleh Yumika-san untuk melindunginya. Aku tidak akan sanggup jika harus menghadap beliau dengan membawa mayat Ittoki" Kousetsu menundukkan kepala dengan tatapan sedih.
"Siapa yang membiarkan itu akan terjadi? Jangan berpikir bahwa kau menanggungnya semuanya sendirian, Kousetsu-chan. Masih ada aku. Berbeda denganmu, aku menawarkan diri secara sukarela untuk ikut masuk ke akademi ini. Dengan begitu aku bisa melindungi Ittoki juga. Tugas kita sama bukan?"
.
.
.
The Ancient Shinobi
.
.
.
Ittoki memilih untuk menenangkan diri dengan duduk di bangku taman di bawah lampu. Pembicaraannya dengan Kousetsu tadi sungguh menguras emosi dan pikirannya.
TING
Sampai sebuah notifikasi dari aplikasi LINE mengalihkan perhatiannya. Rupanya ada pesan dari sang ibu yang menanyakan kabarnya.
Bagaimana hari ini?
Aku masih hidup
Siap! Yang semangat ya?
Ya, terima kasih Okaa-san
Dan setelah itu tak ada balasan lagi dari Yumika. "Haahhh, semoga aku baik-baik saja" gumamnya.
"Susah tidur anak muda?" Tiba-tiba terdengar suara dari jalanan. Suara itu berasal dari sosok Juuzen yang seperti biasa memakai Jinbei untuk tidur.
"Ah, maaf Gakucho. Aku akan segera kembali," Ittoki menunduk maaf karena ia baru ingat ada batas jam malam.
"Bisa temani aku sebentar?"
.
Juuzen membawa Ittoki ke atap kastil yang dulu menjadi tempat latihan mengambil manju. Mereka berdua duduk di puncak sembari menikmati segelas teh ocha dan sepiring manju.
"Maaf memintamu untuk menemani pak tua sepertiku" ujarnya.
"Tidak apa-apa, Gakucho" balas Ittoki, seraya menatap gelas berisi teh ocha di tangannya yang mengepulkan uap tipis.
"Tidak tahan panas?"
"Tidak. Ano, apakah Ninja itu pembunuh?"
"3 Prinsip Ninja, Pantang Ketahuan, Pantang Membunuh, Pantang berkhianat,"
"Aku dengar ayahku meninggal karena dia adalah Ninja," Ittoki memulai sesi curhat.
"Hmm?"
"Katanya pemimpin Koga dibunuh oleh Iga. Oleh karena itu, akulah yang akan dibunuh kali ini. Apakah Ninja memang seperti itu?" Lanjutnya.
"Dunia damai tanpa perang, kejahatan, atau pembunuhan, itu hanyalah ilusi. Tapi terlalu berharga jika dilupakan begitu saja. Itulah sebabnya Ninja diam-diam melakukan pekerjaan kotor. Demi melindungi ilusi bernama perdamaian. Sebelum kau, sudah ada yang menanyakan hal yang sama kepadaku. Minobe Kishinmaru, dan Sakuraba Hidetoki, ayahmu" pernyataan Juuzen mengejutkan Ittoki.
"Setelah mendengar perkataanku, mereka berdua memberikan jawaban yang sama, 'Aku tak ingin menjadi seperti itu' " lanjutnya. Pernyataan tersebut kembali membuka mata hati Ittoki. Akhirnya dia sadar bahwa dia sudah terlanjur masuk ke dalam dunia Ninja dan mau tidak mau harus menjalaninya.
"Terima kasih atas jamuannya" Ittoki meneguk teh di tangannya sampai habis lalu pamit undur diri
.
.
.
Tak ada waktu bersantai bagi Ittoki. Hari ini dia langsung digembleng oleh Naruto dan Kousetsu untuk menjalani latihan. Naruto akan melatih bagian kemampuan fisik sementara Kousetsu akan melatih kemampuan Ninja.
"Jadi, latihan macam apa yang akan kita lakukan?" Tanya Ittoki, bertempat di sebuah pulau tak berpenghuni yang masih merupakan aset milik Akademi.
"Setelah kuperhatikan sejak awal, masalah paling mendasar dari dirimu adalah fisik. Staminamu juga tidak cukup bertahan lama. Untuk bela diri kau sudah punya dasar Judo kan? Itu sudah cukup" ujar Naruto, seraya menunjukkan sebuah kain hitam berisi beban.
"Ninja identik dengan cepat dan gesit. Oleh karena itu latihan ini sangat cocok untukmu. Aku juga pernah menggunakan metode ini. Pasang benda di kedua lengan, kaki, dan punggungmu" lanjutnya seraya memasangkan pemberat itu pada Ittoki.
"Ap-apa-apaan ini Naruto?! I-ini berat sekali!"
"Jangan merengek. Kau ini seorang pria bukan? Sekarang cobalah untuk mengelilingi pulau ini 5 kali saja," titah Naruto.
"Ugh! Be-berat!" Ittoki bersusah payah untuk menggerakkan tubuhnya.
"Serius kau pernah berlatih seperti ini?" Tanya Kousetsu.
"Ya. Aku menemukannya di internet dan juga dari sebuah manga dimana salah satu karakternya memperoleh kekuatan yang luar biasa hanya dengan latihan fisik, ini salah satu contohnya" Sebenarnya dia tahu metode latihan ini dari kedua Monster Hijau Beralis Tebal yang pernah mengajarinya dengan ikutan memakai kostum hijau ketat.
Butuh waktu lebih dari 2 jam bagi Ittoki untuk menyelesaikan 5 kali putaran mengelilingi pulau tak berpenghuni tempat mereka berlatih. Ia langsung terkapar di tanah dengan nafas yang memburu.
"Hahhh...hahhh...hah...rasanya...aku...mau...mati..." gumamnya.
"Tapi kenyataannya kau masih hidup bukan?" Ujar Naruto, seraya melepaskan pemberat tersebut dari tubuh Ittoki.
"Air...aku butuh air..." racaunya. Kousetsu langsung memberikan sebotol air untuk sahabatnya itu dan langsung diminum sampai habis. "Hahhh...segarnya"
"Sekarang coba gerakkan tubuhmu. Larilah dari sini sampai ke pohon itu. Kau akan langsung merasakan perbedaannya" ujar Naruto.
TAP
TAP
TAP
"Eh? Apa ini? Aku merasa tubuhku sangat ringan!" Ittoki sampai di pohon yang dimaksud oleh Naruto hanya dalam hitungan detik. Bukan hanya dia, Kousetsu pun ikut terkejut. "Dia jadi cepat!"
"Bagaimana? Hebat bukan? Baru pertama kali kau melakukannya hasilnya sudah terasa. Bagaimana kalau kau rutin melakukannya? Mungkin kau sudah secepat Usain Bolt" tukas Naruto.
"Wah, ternyata hebat juga! Terima kasih Naruto!"
"Heh, ini bukan apa-apa. Sekarang istirahatlah dan lakukan lagi sebanyak 10 putaran!"
"Baik!"
.
Hari berikutnya, giliran Kousetsu yang akan melatih Ittoki. Mereka akan berlatih sesuai dengan apa yang akan diujikan dalam ujian praktek nanti.
"Kau ada disini kan, Kousetsu? Apa yang harus kulakukan?" Ittoki mencari keberadaan Kunoichi bermasker itu di tengah hutan.
WUSH
Panjang umur, ia tiba-tiba muncul dari atas pohon. Kehadirannya yang seperti hantu itu tentu saja mengagetkan Ittoki.
"Ujian prakteknya adalah merebut core Ninja orang lain. Cobalah rebut punyaku"
"Tidak, mana mungkin" Ittoki berbalik lalu menyergap secara tiba-tiba. Namun Kousetsu yang punya reflek bagus mampu menghindarinya. "Sialan" umpatnya.
"Payah" sindir Kousetsu.
"Berisik"
"Yah, tapi pakai trik tipuan seperti itupun sudah seperti Ninja"
WUSH
Ittoki kembali menyergap, namun lagi-agi Kousetsu mampu mementahkan tangannya. "Menyerang dari depan itu gegabah. Hanya satu cara untuk bertahan, yaitu bersembunyi"
.
Latihan terus berlanjut. Ittoki menuruti apa yang Kousetsu katakan yaitu bersembunyi. Sang Pewaris Iga mengawasi dari bawah parit yang berada tak jauh dari tempat Kunoichi bermasker itu berdiri saat ini.
'Tunggu, amati, dan lakukan serangan kejutan!' Batinnya.
WUSHH
BUGH
"Aaarghh!"
Kali ini Ittoki mencoba menyergap dari belakang, namun Kousetsu dapat mengetahui keberadaannya dan langsung memberikan tendangan yang membuat Ittoki terjungkal.
'Kalau gagal, langsung kabur!'
BOOMMM
Ia menggunakan bom asap untuk menyamarkan keberadaannya dari pandangan Kousetsu.
'Lari dan kembali bersembunyi!'
Sementara itu Naruto memandang dengan senyumpan tipis dari dahan pohon yang ia tempati. Walaupun kembali gagal, Ittoki terus mencoba dengan segala macam cara untuk merebut core milik Kousetsu, namun pada akhirnya mengalami kegagalan juga.
"Bagus Ittoki. Seperti inilah yang kumau. Pantang menyerah dan selalu berusaha"
.
.
.
H-1 pelaksanaan ujian praktek. Mereka bertiga melakukan briefing terlebih dahulu agar rencana yang mereka susun bisa berjalan dengan matang besok.
"Aku akan langsung melawan Suzaku. Kau tunggu saja dan rebut core Ninja milik orang lain dan bersembunyilah hingga ujian berakhir," ujar Kousetsu selaku yang menyusun rencana.
"Aku mengerti" Ittoki mengangguk paham. Kousetsu lalu melanjutkan dengan melingkari sebuah bangunan di sisi barat daya peta pulau tak berpenghuni yang merupakan lokasi ujian nanti. "Ini adalah titik penyergapanmu"
"Baiklah" Ittoki sudah tahu apa yang harus ia lakukan.
"Kau sudah tahu apa yang akan kau lakukan kan, Naruto?" Tanya Kousetsu.
"Ya ya, aku tahu" balas Naruto.
"Bagus. Dengan ini rapatnya kuakhiri" Kousetsu mengacak-acak kertas gambar peta tadi lalu membuangnya ke tempat sampah lalu mereka bertiga meninggalkan ruangan.
"Ayo lanjut latihan" Kousetsu menyeret kerah blazer Ittoki. "Eh? Tu-tunggu!"
"Jangan malas. Kau tidak akan meraih apapun jika malas, hahaha" timpal Natuto dengan cibiran seraya tertawa.
Selang beberapa detik kemudian, ada seseorang yang masuk ke ruangan itu lalu memungut kembali kertas yang dibuang oleh Kousetsu.
.
Hari H pelaksanaan ujian akhir praktek akhirnya tiba. Bertempat di pulau tak berpenghuni yang berisi bangunan-bangunan tua serta hutan.
"Kita akan memulai ujian akhir prakteknya. Jika kalian berhasil merebut core Ninja milik orang lain, kalian lulus. Sebaliknya, jika kehilangannya, kalian gagal. Selain itu, dilarang memakai peralatan Ninja untuk melukai atau membunuh. Baiklah, mulai!"
TUUUTTT
Ditandai dengan bunyi sirine dari pengeras suara, ujian akhir prakter dari Akademi Ninja Kokuten resmi dimulai. Para peserta langsung bergerak dari titik masing-masing untuk memburu peserta lain dan memburu core Ninja milik mereka.
"Kousetsu, jika rencananya jadi kacau, kau harus lari" pesan Ittoki pada si Kunoichi Bermasker sebelum pergi. "Itu tidak akan terjadi"
"Eh?" sang Pewaris Iga speechless, melihat sahabatnya itu main pergi begitu saja.
"Jangan khawatir. Rencana yang dia buat pasti tidak akan gagal" sahut Naruto. 'Walaupun sebenarnya aku cukup khawatir karena yang ia hadapi adalah salah satu Ninja terbaik Koga' lanjutnya dalam hati
Sementara di sisi Koga, mereka semua langsung bergerak secara bersamaan kecuali Suzaku yang hanya diam di tempat.
"Sesuai rencana, Kongou dan Kundali pergilah ke titik lima" Himura mengkomando dua tim berisi 4 orang untuk langsung mengepung tempat dimana Ittoki berada. Si Pewaris Iga mengetahui keberadaan mereka usai mengintip dibalik pintu.
.
"Kuserahkan padamu, Naruto"
"Aku tahu. Sekarang pergilah dari sini" Naruto menunjukkan seringainya sambil menyatukan kepalan tangannya. Ia sudah tidak sabar untuk menghajar para kecoa Koga itu. Mereka berempat menghunus kunai lalu mendobrak pintu, namun yang mereka temukan bukanlah Ittoki melainkan Naruto.
"Yo! Apa kabar para kecoa Koga? Terkejut karena apa yang kalian lihat tidak sesuai dengan yang kalian harapkan?" Naruto menyeringai.
"Sial!"
"Itu Namikaze Naruto!"
"Ya, benar. Itu adalah aku. Aku akan menjadi Ninja nomor satu di seluruh Jepang! Sekarang majulah!" Naruto memasang kuda-kuda ala Wing Chun.
"Haaagh!" Mereka berempat maju secara berurutan.
SLASH
BUGH
Ninja Koga pertama mencoba menusuk kepala Naruto dengan kunai, namun tangannya dibelokkan sehingga kunainya meleset lalu lehernya disikut dan membuatnya langsung tumbang.
SLASH
SLASH
SLASH
Ninja kedua menyerang dengan dua kunai di tangannya. Akan tetapi Naruto dengan lihainya mampu menghindari setiap ayunan kunai tersebut.
WUSH
TAP
Diwarnai dengan tendangan akrobatik dengan tangan yang bertumpu pada lantai, Naruto mementahkan kedua kunai di tangan Ninja Koga tersebut. Melihat lawannya sudah tak bersenjata, ia langsung melakukan serangan balasan dengan pukulan beruntun yang begitu cepat.
BUGH
BUGH
BUGH
BRAKK
Dan diakhiri dengan hantaman telapak tangan penuh kekuatan yang menghantarkan Ninja Koga itu terjungkal. "Aaarghhh!" dia memuntahkan darah segar setelah menerima serangan beruntun mulai dari dada sampai dagunya.
"Ayo, siapa selanjutnya?!" Naruto memasang kuda-kuda lagi. Dua Ninja Koga sisanya memasang wajah ketakutan.
"Ti-tidak mungkin!"
"Dia lebih hebat daripada Suzaku-sama!"
"Ada apa? Kalian takut? Bukankah kalian ini Ninja Koga yang terkenal hebat dan kuat? Huh, kurasa itu cuma rumor yang dilebih-lebihkan saja. Nyatanya yang kuhadapi hanyalah sekumpulan kecoa, cuih!" Naruto memprovokasi diakhiri dengan meludah.
Kedua Ninja Koga itu tentu saja tak terima tempat mereka bernaung menjadi Ninja direndahkan oleh Naruto selaku Ninja Iga. Mereka sudah ditanamkan pendirian oleh Kido bahwa Koga kuat dan Iga lemah. Mereka tidak boleh kalah dari Iga.
"Kurang ajar kau! Kami tidak terima Koga direndahkan oleh Ninja Iga sepertimu!"
"Kau akan mati disini, Namikaze Naruto!"
WUSH
Mereka berdua melempar kunai secara tiba-tiba. Tindakan tersebut sungguh tak diduga oleh Naruto. Namun kembali lagi, Naruto adalah seorang shinobi kuno yang sudah memiliki pengalaman selama bertahun-tahun. Serangan kejutan seperti itu bukan apa-apa baginya.
GRAB
"Walau lemah, kalian cerdik juga. Tapi trik seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hariku" kedua Ninja Koga itu kembali terkejut melihat Naruto mampu menangkap kedua kunai tersebut. Padahal mereka sudah melemparnya dengan kecepatan di atas rata-rata. "Apa?!"
WUSH
JRASH
Dan pada detik berikutnya mereka merasakan ada sesuatu yang mengalir pada pipi masing-masing. Butuh beberapa saat bagi mereka untuk sadar bahwa itu adalah darah hasil dari lemparan kunai dari Naruto yang sengaja dilesetkan dan hanya menancap di tembok. "Ce-cepat sekali!"
GRAP
BRUAGH
"Aaaarghhhh!" Memanfaatkan kelengahan mereka, Naruto merangsek maju untuk mengenggam kepala mereka berdua lalu dibenturkan satu sama lain. Untung saja kostum Ninja dilengkapi oleh pelindung kepala, jadinya mereka tidak terlalu merasakan sakit.
"Yosh, aku sudah selesai disini. Maaf, aku ambil core milik kalian ya?" Naruto melucuti satu per satu Core Ninja milik keempat Ninja Koga yang ia hajar tadi.
.
"Kerja bagus, Naruto. Dengan begini jumlah mereka berkurang. Bukankah begitu, dasar pengkhianat?"
Salah satu siswa random yang merupakan penghuni asrama tua tiba-tiba melebarkan matanya begitu kata-kata Kousetsu terdengar di earphone-nya. "Eh? A-apa maksudnya?"
"Kami sengaja membuang petanya" Ittoki menampakkan dirinya di belakang siswa random itu. Mendengar perkataan Ittoki barusan membuatnya jatuh berlutut dengan wajah penuh penyesalan.
"Apa lagi yang kau tunggu? Cepat ambil core Ninja-nya dan sembunyi" Kousetsu mengkomando.
"Aku tahu itu. Tapi, tunggulah sebentar" balasnya, lalu menatap siswa random itu dengan tatapan menuntut penjelasan.
"Aku tidak punya pilihan. Mereka mengancam akan menghancurkan desaku jika aku tidak menuruti mereka. Aku...benar-benar minta maaf! Hiks...hiks!" Ia bersujud meminta maaf seraya dengan deraian air mata. Sang Pewaris Iga menatapnya dengan penuh rasa iba.
"Aku mengerti. Ada kalanya kau harus mengambil pilihan terburuk agar kau bisa menyelamatkan sesuatu yang penting bagimu. Sejujurnya aku kecewa karena seseorang yang kuanggap sebagai teman ternyata menusukku dari belakang. Tapi, aku bisa memahaminya" Ittoki berjongkok lalu menepuk bahu untuk menaikkan moralnya
.
.
.
The Ancient Shinobi
.
.
.
Beralih ke Naruto yang sedang bergerak ke suatu tempat usai melumpuhkan beberapa Ninja Koga yang mencoba menghalanginya.
"Firasatku mengatakan ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Sebaiknya aku menyusul Kousetsu-chan"
WUSH
.
Beralih ke Himura yang sedang bergerak menuju titik yang dituju oleh dua tim yang ia perintahkan tadi. Tapi tiba-tiba ia menerima panggilan dari siswa random yang merupakan pengkhianat di kubu Ittoki dan kawan-kawan. "Ada apa?"
"Aku menemukan Ittoki"
Tanpa membalas apapun, Himura segera bergerak ke tempat si pengkhianat. Sesampainya disana Himura mendapatinya duduk tersandar dan menundukkan kepala.
"Apa yang terjadi?" Tanya Himura. Si pengkhianat merespon dengan menunjuk ke arah kanan. Ninja Elit Koga itu melangkah dengan perlahan seraya menghunus kunai. Sementara di belakangnya, wajah siswa pengkhianat itu tiba-tiba berubah menjadi wajah Ittoki yang menggunakan topeng penyamaran yang diberikan oleh Ryoko.
WUSH
BUGH
Ittoki mencoba menyergap dari belakang, namun Himura dengan sigap mengantisipasinya dengan mendorong Ittoki ke lantai lalu menusuknya dengan kunai. Beruntung Ittoki bisa menghindar sehingga tusukan kunai tersebut tidak mengenainya, namun hanya merusak topengnya.
"Berjalan sesuai rencana. Sisanya serahkan padaku" Himura menyentuh wajahnya dan berubah menjadi wajahnya Suzaku. Alangkah terkejutnya Ittoki melihat ternyata Suzaku juga memakai topeng yang sama seperti yang ia pakai. "Huh? Tidak mungkin!"
.
Di sisi lain, Kousetsu ternyata berhadapan dengan Himura yang menyamar sebagai Suzaku. Mereka berdua menggunakan topeng penyamaran milik Saiga.
"Heh, lucu sekali. Ini sesuai perkataan Suzaku" ujar Himura. Kunoichi bermasker itu memasang raut tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Sosok yang berada di hadapannya sekarang adalah Himura, bukan Suzaku.
TRANK
TRANK
BUGH
Tiga anak buahnya tiba-tiba muncul dan menyerang Kousetsu namun bisa ditahan olehnya. "Suzaku memujimu, katanya kami semua tidak sebanding denganmu. Begitu juga dengan Namikaze Naruto. Tapi dimana dia sekarang? Aku ingin membalas perbuatannya padaku waktu itu" lanjutnya.
"Hyaaaghh!" Dua gelang pada kostum Ninja Kousetsu menyala, menandakan bahwa ia menggunakan 100% kekuatan kostumnya. Dengan itu ia mampu mendorong kedua anak buah Himura yang tengah beradu kunai dengannya.
"Tcih! Takkan kubiarkan kau lolos meski harus mati!" Himura menekan sebuah detonator pada tangannya. Dan tepat pada saat itupula, Naruto tiba-tiba masuk lewat jendela lalu mendekap Kousetsu erat-erat. "Awas!"
BOOMMMM
Ledakan itu terdengar hingga ke area pengawas yang ditempati oleh Kominami.
"Ledakan? Cepat hubungi tim medis!" Tanpa banyak ba-bi-bu, Kominami bersama dua pengawas lainnya langsung berlari menuju asal suara ledakan tersebut.
.
Sementara itu di tempat terjadinya ledakan, Himura bersama para anak buahnya tergeletak tak sadarkan diri di antara reruntuhan bangunan. Sedangkan Kousetsu dan Naruto berhasil selamat, namun dalam kondisi yang kurang baik.
"Ugghhh!" Punggung Naruto menahan reruntuhan yang lebih besar dari tubuhnya dengan Kousetsu yang berada di bawah. "Kousetsu-chan! Cepat menyingkir!" Serunya.
"Lalu bagaimana denganmu?! Reruntuhan ini terlalu besar! Lagipula...kau seharusnya tidak menyelamatkanku!" balas Kousetsu dengan seruan pula.
"Dan membiarkanmu mati? Maaf saja, aku bukan tipe orang yang meninggalkan dan membiarkan temannya begitu saja. Selain itu, aku juga tidak tahu kenapa, tubuhku bergerak sendiri" balas Naruto dengan cengiran khasnya. Iris merah Kunoichi bermasker itu melebar mendengar perkataan Mantan Hokage ketujuh tersebut. Naruto benar-benar peduli padanya sampai harus mengorbankan dirinya sendiri. Ia memperhatikan kedua tangan Naruto mulai goyah pertanda bahwa ia sudah tidak kuat menahan reruntuhan di punggungnya.
TAP
"Eh, apa yang kau lakukan?" Ia menaikkan alisnya melihat Kousetsu mengangkat kedua kakinya untuk mendorong reruntuhan yang menimpanya saat ini.
"Jangan berlagak sok kuat. Aku tahu kau tidak mampu menahannya lebih lama lagi" cibir Kousetsu dengan ketus.
"Eh? Kousetsu-chan mau membantuku? Ah, aku jadi terharu" walau dalam situasi seperti inipun, Naruto masih sempatnya menggoda.
"Diam! Dalam hitungan ketiga, dorong bersama. Satu-"
"Aaaaaggghhhh...!" Tak menunggu Kousetsu selesai berhitung, Naruto mendorong reruntuhan tersebut hingga jatuh ke belakang. Sekali lagi Kousetsu dibuat terkejut atas tindakan Naruto. 'Hahaha, aktingku berhasil lagi,' Naruto tertawa geli dalam hati.
"Hah...hah...hah...kau tidak apa-apa?" Tanya Naruto dengan nafas memburu.
"Y-ya, aku...tidak apa-apa" balasnya gelagapan, membuat Naruto mengeluarkan kekehan kecil. Sampai suara langkah kaki yang beriringan mengalihkan perhatian mereka.
"Itu pasti Kominami-sensei dan para pengawas. Aku harus pergi. Dari tadi Ittoki belum menghubungiku" ujar Naruto. "Aku ikut!" balasnya tiba-tiba.
"Tidak usah. Lebih baik kau tinggal saja dan biarkan tim medis menanganimu. Baiklah, sampai jumpa" Naruto main pergi begitu saja. Selang beberapa detik kemudian datanglah Kominami bersama pengawas dan tim medis untuk mengevakuasinya.
.
.
.
The Ancient Shinobi
.
.
.
Berpindah ke Ittoki yang sedang berusaha lari dari kejaran Suzaku. Bertempat di sebuah bangunan tua, Ittoki terus mencoba untuk melepaskan diri meskipun sudah mendapat beberapa luka di tubuhnya.
"Hah...hah...hah..." dengan nafas yang memburu Sang Pewaris Iga terus berlari dengan niat untuk menyelamatkan diri.
"Jangan lari kau!"
WUSH
STAB
"Aaarghhh!" Suzaku melemparkan kunai yang menancap tepat di kaki kanannya, membuat Ittoki kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
"Penderitaan Koga lebih besar daripada ini!"
BUGH
Tak puas, Suzaku memegang kerah kostumnya lalu memukul Ittoki dengan keras hingga meneteskan darah segar di sudut bibirnya.
"Lari, harus lari" tak mencoba melawan, Ittoki memilih untuk bangkit dan kabur lewat jendela dan terjatuh ke dalam hutan."Jangan bermain-main denganku!" Suzaku ikut menyusulnya.
"Lari...lari...lari...!" Ittoki masuk lebih jauh ke dalam hutan. "Kenapa harus Kishinmaru-sama?! Kenapa kalian membunuhnya?!"
BHUAGH
Suzaku melompat dan mendaratkan tendangan yang mengenai punggung Ittoki dan membuatnya kembali terjatuh.
"Kenapa kalian menghancurkan perdamaian yang dibuat oleh beliau?!"
WUSH
STAB
"Aaarghhh!" kali ini bahu menjadi sasaran lemparan kunai Suzaku. Ittoki jadi sempoyongan namun ia berusaha untuk tetap lari.
"Rasakan penderitaan Koga!" Belum puas, Suzaku kembali melompat untuk menusuknya, namun Ittoki dengan sisa-sisa tenaganya mampu menghindar dengan berguling.
"Aku...tidak mau mati! Hah...hah..."
"Kau harus mati sebagai hukuman atas perbuatan Iga!"
"Berisik! Justru kaulah yang terlihat seperti pembunuh sekarang!
"Diam! Jika kalian tak tahu rasa sakitnya, kalian akan mengulangi kesalahan yang sama!" Suzaku menghunus kunai.
"Orang sepertimulah yang akan terus mengulanginya! Tidak ada alasan yang membenarkan pembunuhan. Terimalah walau sesakit apapun itu, hanya itu yang bisa dilakukan! Jika tidak, maka akan lebih banyak yang terluka. Aku tidak mau itu terjadi! Aku tidak akan mati!" Ittoki kembali mengambil langkah seribu untuk kabur.
"Jadi, itu pilihanmu!" Suzaku tentu saja mengejarnya. Kejar-kejaran kembali terjadi di hutan yang lebih dalam.
"Lari...lari...lari...lari!" Ittoki terus berpacu dengan nafasnya. Langkahnya pun mulai melambat sementara Suzaku bisa menyusulnya dari belakang.
POOFFFF
Ittoki menggunakan bom asap sebelum ia melompat turun ke bawah parit. Karena ia tahu ia tidak bisa selamanya lari. Yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah bersembunyi sekaligus menyerang.
"Pengecut! Keluar kau, Sakuraba Ittoki" Suzaku murka sebab ia kehilangan jejak.
SYUUTT
TRINKK
TRANKK
Tiba-tiba ia diserbu oleh drone shuriken, tapi dengan mudah ia mementahkan semuanya. Saat Suzaku tengah sibuk mementahkan drone shuriken itu, Ittoki muncul dari belakang dengan kunai pada genggamannya, namun Suzaku terlambat menyadarinya.
TRANKK
Ittoki berhasil mengenai Suzaku, namun bukan tubuhnya melainkan pada core Ninja-nya. Dengan rusaknya core Ninja, maka kekuatan kostum akan menghilang. "Tcih!" Suzaku mendecih kesal.
"Aku benci kau. Tapi, aku tidak mau jadi pembunuh...ugh...!"
BRUKK
Dan akhirnya Ittoki tumbang akibat kehilangan banyak darah serta menerima luka di sekujur tubuhnya. Suzaku yang melihat itu langsung mengayunkan kunainya pada Ittoki yang tergeletak tak sadarkan diri.
"Jangan bercanda!"
WUSHH
Tinggal sedikit lagi bilah kunai itu menghujam kepala Ittoki, Naruto muncul secara heroik dengan berlari ke arah Suzaku dengan tinju kanannya yang sudah siap. "Lawanmu adalah aku!" Serunya. Suzaku terpaksa menunda niatnya untuk membunuh Ittoki dan mengalihkan kunai-nya sebagai perisai untuk menahan pukulan Naruto.
BHUAGH
CRACK
Kedua iris merah Suzaku melebar menyaksikan kunai di tangannya hancur berkeping-keping begitu mengenai pukulan Naruto. Tak sampai disitu, Naruto melanjutkan serangannya dengan menempelkan tangan kirinya pada dada Suzaku.
BHUAGHH
"Aaarghhh...!" Ninja Elit Koga itu memuntahkan liur bercampur sedikit darah begitu Naruto melakukan pukulan satu inci padanya. Walau hanya berjarak satu inci, namun rasa sakit yang ditimbulkan sangat terasa. Apalagi kekuatan kostum Ninja-nya sudah tidak aktif.
"Dengan begini impas bukan? Kau membuat Ittoki terluka, lalu aku juga membuatmu terluka. Selama masih ada aku, jangan harap kau bisa menyentuh Ittoki dan Iga. Ingat itu baik-baik" Naruto mewanti-wanti.
TUUUUTTTT
Bunyi sirine dari area pengawas menjadi penanda berakhirnya ujian akhir prakteknya. Mendengar itu Naruto segera memapah tubuh Ittoki untuk pergi dari situ dan kembali agar ia bisa mendapatkan perawatan. Sementara Suzaku ia biarkan begitu saja.
"Sial...seberapa kuat kau, Namikaze Naruto!"
.
.
.
The Ancient Shinobi
.
.
.
Hal pertama yang Ittoki lihat begitu membuka mata adalah lampu kamar rumah sakit beserta wajah Kousetsu, Kirei, dan Ryoko.
"Teman-teman..."
"Syukurlah" Ryoko dan Kirei bernafas lega. Sementara Kousetsu menyandarkan kepalanya di selimut Ittoki. "Kousetsu?" Ittoki bingung kenapa sahabatnya jadi seperti itu.
"Dia setia menjagamu meski kelelahan," ujar Kirei, memandang wajah Kousetsu yang tertidur.
"Selain itu, dia tidak mau digantikan olehku maupun yang lain untuk berjaga. Katanya, 'Jika sampai terjadi apa-apa padanya, akan kubunuh semua Koga!'" Sahut Naruto yang sedang duduk di sudut kamar.
.
"Apa maksudmu?! Lalu untuk apa semua pengorbanan kami?! Aku hampir mati oleh jebakan bom yang kau buat!"
"Maaf"
"Jangan minta maaf! Sialan!"
Sementara itu Suzaku dan Himura tengah berdebat di kamar perawatan yang lain. Rencana mereka untuk membunuh Ittoki kembali menemui kegagalan.
.
.
.
Waktu berganti ke malam hari. Kali ini Tokisada kembali melanjutkan investigasinya terhadap aset Koga yang ia curigai ada kaitannya dengan kematian Kishinmaru. Seperti biasa, Shione sebagai orang yang ditugaskan oleh Goshogawara untuk mengawasi Tokisada akan mengekor dari belakang.
"Lubang udara lagi?" Gumamnya seraya mengintip di sela-sela ventilasi. Ia melihat beberapa orang berseragam putih dengan peralatan canggih serta peti kaca berisi tubuh Kishinmaru.
"Ekstraksi data akan selesai. Semua indikatornya sangat ideal"
"Dia adalah Ninja terbaik Koga, itu sudah pasti"
Shione mencoba memperbaiki posisinya untuk bisa melihat lebih jelas, namun kepalanya terantuk sesuatu. Alangkah terkejutnya ia melihat Tokisada yang menampakkan diri dari mode kamuflase.
"Hmmphh!" Ia menutup mulutnya rapat-raoat agar jeritannya tidak keluar. Setelah itu mereka keluar diam-diam dari bangunan itu.
.
"Kalau kau mau membuntutiku, lain kali lakukanlah dengan benar" sindirnya.
"Selama ini kau sudah mengetahuiku dan sengaja menunjukka itu? Apa itu sebenarnya?" Tanya Shione.
"Cari tahu saja sendiri. Itu adalah pekerjaan Annin bukan?"
WUSH
Tokisada main pergi begitu saja. Menyisakan Kunoichi Annin itu sendirian di depan gerbang pabrik milik Koga.
.
Pada hari berikutnya di pagi yang cerah, tidak ada kelas untuk semua murid karena mereka baru saja menjalani ujian akhir praktek. Jadi mereka semua dibebaskan untuk melakukan apapun. Yang dilakuka oleh Naruto saat ini hanyalah diam di kelas sembari duduk menatap langit-langit.
"Kau secemas itu pada si pengkhianat?" Tanya Naruto pada Ittoki, diam-diam memperhatikan si pengkhianat yang duduk jauh dari mereka.
"Setelah tahu alasannya, mana mungkin aku tidak bisa cemas," balasnya.
"Kau terlalu baik, Ittoki-kun. Tapi kalau begitu terus, kau bisa dimanfaatkan dan akan ditusuk dari belakang" Kirei tiba-tiba menyahut dengan nada menakut-nakuti.
"Hahahaha, jangan khawatir soal itu Kirei-chan. Sebelum orang itu menusuk Ittoki, aku akan menusuknya lebih dulu" Naruto tertawa ringan, diikuti Ittoki dan juga Kirei.
.
.
.
Sore hari di asrama mewah milik Koga, Kirei menghampiri Suzaku yang sedang duduk diam di ruang tamu. Rupanya si pengkhianat bukan hanya si kedua siswa random, Kirei pun termasuk di dalamnya.
"Maaf mengganggu! Ano, banyak murid-murid di asramaku yang berhenti sekolah. Apakah tugasku sudah selesai?" Tanya Kirei dengan nada riang dan senyum liciknya. Suzaku membuka mata dan menatap Kirei dengan tajam.
"A-aku mengerti, tolong ampuni aku" Kirei ketar-ketir.
"Kau masih punya satu tugas lagi" ujarnya.
"Baik. Perintahkan apa saja padaku, Suzaku-sama..."
.
.
.
The Ancient Shinobi
.
To Be Continued
