Dee : apdet chpter empat….. yahoooiiii….
Lala : berisik lu! Mending bales reviu, gih!
Dee: hai, hai…..
Himeji Arisa
Dee : itulah Hime-chan… entah pellet apa yg dipake Muku-chan buat melet Tsuna-chan….
Lala : Kita jg gk di ajak ke pernikahan 6927, Hime-san! Tapi kali D18 gak tau juga, mari kita nge-stalk bersama Hime-san!
Dee : Setujuh!
Kyou : dasar org2 sinting.
Dee : heeeee…. Sini, Hime-chan… Makin rapat ja nyender ke Dee….
Kyou : *gelitikin Dee pake piso lipat*
Lala : *sigh* review lagi yh, Hime-san.
Adelia-chan22
Dee : nnggg… Dee jg bngung knp nih fic bs mlenceng jauh dr angst jd humor… pdhl Dee gk niat bwt nih fic jd humor loh…
Kyou : itu krn lu jay g sinting.
Lala : D18 KDRT kn udh sring… yg jarang itu D18 yg syang2an, itu bs disangka OOC!
Dee : tapi Lala-chan, Dino-sama kn syg bgt sm Kyouya-chan…. Buat Dee cmburu ja…
Kyou : *mlai nyiapin piso lipat*
Lala : Hem. Sblm suasana makin tdk terkndali, sy cm mw blg. Terima kasih reviewnya dan tolong review lagi.
sankyuuni
Dee : *toss with Sankyuuni* itu nanas emg mesum hbs!
Kyou : lu bcrain diri sndiri?
Dee : *mundung*
Lala : Oh, keren? Makasih udh memujiku.
Dee : *elus kpla Lala* Pendapat Sankyuuni-san tapat sekali… Lala-chan emg pntar… Yosh, yosh, anak baik….. Eeetttoooo… chp kali ini udh panjang gk?
Lala : Review lagi yh, San-nee…. (namamu ribet O.o)
Alicia . Usagi
Dee : Ufufufufufu….. Di chp2 k dpn bkal terkuak kok, Alicia-chan… Nee, Lala-chan?
Lala : hai, itu benar!
Dee : iy, Megi-chan… nih udh Dee apdet, moga puas….
He-eh, Megi-chan… Hny utk Kyou seorang…. Jd maaf Dee gk bs nerima Megi-chan….
Kyou : emg udh seharusnya begitu!
Lala : Kyou trnyta pencemburu yh…
Kyou : Gue nggak-
Dee : emg, Lala-chan… Baru tau?
Kyou : udh gue bilang, gue nggak cem-
Lala : Review lagi yh, Alicia-nee, Megi-nee…
Dee : Yoroshiku onegaishimasu….
Mia Figlia e Dolce
By : Dee Kyou
Story © LalaNur Aprilia
Katekyo Hitman Reborn! Fanfiction
KHR © Amano Akira-sensei
(Kalo KHR punya kami berdua, udh pasti D18 bakal jadi main pair)
Rating : T
Genre : Romance/Family/Angst/Humor
Pair : D18 forever love
Setting : Seven Years Later (18 : 23YO, D : 29YO)
- Chapter 4 : La via-
(Catatan : ingat! Feliciana selalu bicara menggunakan bahasa Italia. Dan Tsuna dan yang lain juga berbicara dalam bahasa Italia kalau berbicara dengan Feliciana.)
"Gokudera-kun, Yamamoto-kun. Panggil Spanner, Irie-kun, dan Gianinni sekarang juga! Kita lakukan tes DNA!" perintah Tsuna.
"Baik!" Yamamoto dan Gokudera langsung berlari keluar ruangan mencari tiga mekanik Vongola tersebut. Tidak berapa lama, Gokudera dan Yamamoto kembali dengan membawa sepasang kekasih -uhuk-ralat- membawa dua orang mekanik Vongola, Spanner dan Irie Shoichi.
"Maaf, Juudaime. Gianinni tidak bisa ditemukan dimana pun." Lapor Gokudera.
"Hanya ada secarik kertas ini di ruangannya." Tambah Gokudera sambil memberikan kertas itu pada Tsuna. Tsuna membbaca sekilas surat itu. Lalu melipat dan menyimpan surat itu ke dalam sakunya.
"Yaaahh…. Mungkin kita harus memberian waktu pada Gianinni untuk berlibur sebentar." Ujar Tsuna.
"Vongola, kenapa kami ditarik ke sini?" Tanya Spanner dengan wajah datarnya.
"Benar, Sawada-kun. Padahal tadi kami sedang bermesraan, errrr, maksudku sedang meneliti alat baru." Jelas Irie.
"Maaf, Irie-kun, Spanner. Ada yang ingin kutanyakan pada kalian berdua." Ujar Tsuna dalam mode serius. Mendengar nada Tsuna yang tenang dan serius, Spanner dan Irie langsung memberikan perhatian.
"Apa itu, Sawada-kun?" tanya Irie.
"Kalian, apa kalian dapat memeriksa DNA?" Tanya Tsuna.
Irie dan Spanner saling berpandangan satu sama lain. (#Lala : Kyaaaaahhh! Cium, cium, cium! *Fujo mode*# #Dee : ..….. =_= Dasar sableng…#)
-Ekhem! Kita ulang adegannya.-
Irie dan Spanner saling berpandangan satu sama lain. Mereka merasa heran dengan pertanyaan dari Vongola Decimo di depan mereka. Tes DNA? Itu seperti soal anak TK bagi mekanik jenius seperti mereka berdua.
"Yaah. Tentu saja bisa, Sawada-kun." Jawab Irie.
"Siapa yang ingin diperiksa DNA-nya, Vongola?" Tanya Spanner. Tsuna, Dino, Yamamoto, Gokudera, Mukuro, dan Ryohei serentak menunjuk Hibari.
"Untuk apa?" Tanya Spanner dan Irie kompak.
"Aku ingin kalian membandingkan DNA Hibari-san dengan seseorang." Jawab Tsuna.
"Dengan siapa?" lagi-lagi Spanner dan Irie kompak bertanya.
"Ikut aku. Kalian akan tahu." Ajak Tsuna. Spanner dan Irie mengikuti Tsuna ke ruangan tempat Feliciana disembunyikan. Pintu ruangan pun terbuka, memperlihatkan gadis kecil yang sedang bermain bersama Jirou, Natsu dan Uri.
"Felice-chan." Panggil Tsuna. Feliciana langsung menoleh dan menyapa Tsuna dengan riang.
"Paman Tsuna…. Lama sekali…. Felice lapar…" rengek Feliciana.
"Felice-chan, ada yang ingin kukenalkan padamu."
"Siapa?"
Tsuna mempersilahkan Spanner dan Irie masuk ke dalam ruangan. Ketika Feliciana melihat wajah Spanner dan Irie, Feliciana langsung berteriak sekencang-kencangnya.
"KKKKYYYYYYYAAAAAAAAAHHH!" teriakan Feliciana terdengar sampai ke ruang rapat dimana Dino dan para guardian menunggu. Langsung saja mereka berlari menuju tempat Feliciana dan Tsuna. Ketika mereka sampai, mereka dapat melihat Feliciana terlihat begitu ketakutan melihat Spanner dan Irie.
Tsuna berusaha untuk menenangkan Feliciana. Namun, Feliciana tak kunjung dapat tenang. Dia semakin berteriak-teriak ketakutan. Apalagi ketika Irie bermaksud mendekatinya untuk menenangkannya, teriakan Feliciana semakin menjadi-jadi.
"TIDAAAKK! PADREE! PADREEE! TOLONG! FELICE NGGAK MAUUU!" teriak Feliciana. Air mata mulai menggenang di kelopak matanya. Dino yang tidak tega, langsung mendekati Feliciana kemudian menunduk dan mensejajarkan tingginya dengan tinggi Feliciana.
"Felicia…" panggil Dino. Feliciana menoleh ke arah Dino.
"Padre! Huwaaaaaaa…." Feliciana langsung memeluk leher Dino dengan erat dan menangis. Dino mengangkat Feliciana ke dalam gendongannya. Lalu, Dino melantunkan Lullaby untuk menenangkan Feiciana. Tsuna dan yang lainnya yang melihat Dino menenangkan Feliciana, langsung merasa Dino memang cocok menjadi seorang ayah. Setelah Feliciana tenang, Dino bertanya pada Feliciana.
"Felicia, kenapa kau berteriak sekencang itu?" Tanya Dino sambil mengusap air mata di ujung mata Feliciana.
"Gadis kecil itu berteriak ketika melihat kami." Spanner yang menjawab pertanyaan Dino.
"Eh? Kenapa?" Tanya Gokudera.
"Ka-kami juga tidak tahu…" jawab Irie yang masih shock.
"Felice, kenapa kau berteriak ketika melihat mereka berdua?" Tanya Mukuro lembut pada Feliciana yang berada dalam gendongan Dino. Dan entah mengapa Dino merasakan alarm bahaya. Dino langsung menjauhkan wajah Mukuro dari wajah Feliciana.
"Felice….. Felice takut…. Paman Spanner dan Paman Sho menakutkan…. Hiks…." Jelas Feliciana sambil mewek.
"Takut? Memangnya apa yang kalian lakukan pada Felicia sampai dia ketakutan pada kalian berdua?" Tanya Tsuna curiga.
"Tidak ada. Ah, mungkin belum?" jawab Spanner datar. Irie langsung memukul kepala Spanner.
"Jangan memberi jawaban ambigu seperti itu, Spanner! Sawada-kun, kami tidak tahu dan tidak kenal siapa gadis itu. Aku tidak tahu kenapa dia begitu ketakutan pada kami." Jelas Irie.
"BOHONG!" sanggah Feliciana.
"Felicia…" tegur Dino.
"Tapi Paman Sho memang berbohong, Padre!" Feliciana tetap keras kepala. Mengingatkan Dino pada kekeras kepalaan Hibari.
"Jelaskan apa maksudmu. Kenapa kau yakin kalau Irie Shoichi berbohong?" Tanya Hibari. Feliciana langsung gentar melihat Hibari yang menatap tajam padanya. Feliciana hanya menunduk tanpa menjawab pertanyaan Hibari. Tsuna, Dino dan yang lainnya merasa sangat bingung dan aneh melihat tingkah Feliciana yang terlihat menghindari Hibari.
"Hmph. Jawab pertanyaanku, Herbivore kecil!" perintah Hibari. Namun Feliciana tidak juga mau menjawab pertanyaan Hibari.
"Hn!" hanya itu reaksi Hibari melihat Feliciana yang bungkam. Lalu, Hibari berjalan meninggalkan kerumunan itu.
"Tu-tunggu! Hibari-san, kau mau kemana?" Tanya Tsuna.
"Ruang kerjaku! Aku benci kerumunan!" jawab Hibari dingin. Feliciana terlihat menghela nafas lega melihat Hibari pergi.
"Nah, Felicia. Coba kau jelaskan, kenapa kau bilang kalau Irie berbohong?" Tanya Gokudera menggantikan Hibari.
"Habisnya, paman Sho bilang tidak kenal Felice. Padahal Paman Sho dan Paman Spanner selalu menyuntik Felice dengan obat-obat aneh! Langan Felice selalu bengkak kalau Paman Sho menyuntik Felice. Dan Paman Spanner selalu memasukkan Felice ke dalam tabuh aneh! Lalu setelah itu, Felice tidak ingat apa-apa lagi! Kepala Felice sakit sekali setiap kali keluar dari tabung aneh Paman Spanner. Paman Spanner dan Paman Sho berpikir Felice tidak tahu apa-apa, padahal Felice tahu! Paman Spanner dan Paman Sho itu penyihir jahat!" jawab Feliciana panjang lebar.
Spanner dan Irie shock karena dikatakan sebagai penyihir. Tsuna, Yamamoto, Ryohei dan Gokudera mati-matian menahan tawa mendengar penjelasan kekanakan Feliciana. Dan Mukuro tidak dapat menahan tawanya. Sedangkan Dino hanya bisa tersenyum simpul mendengar perkataan Feliciana.
"Aku bukan penyihir. Aku mekanik." Bantah Spanner.
"Be-benar! Lagipula di dunia ini tidak ada yang namanya penyi-….." Tsuna langsung menutup mulut Irie sebelum ia menyelesaikan perkataannya.
"Ssssttt…. Jangan rusak imajinasi anak-anak, Irie-kun!" bisik Tsuna penuh tekanan. Irie mengangguk ketakutan.
"Hmm…. Jadi paman Spanner dan paman Sho itu penyihir ya?" Tanya Dino. Feliciana menganggukkan kepalanya.
"Iya! Felice takut pada Paman Spanner dan Paman Sho. Tapi, Padre selalu bilang akan melindungi Felice dari paman Spanner dan paman Sho, jadi Felice tidak takut lagi pada paman Spanner dan paman Sho. Kan ada padre di samping Felice." Jawab Felice.
"Oya, oya? Benarkah?" Tanya Mukuro yang mendorong Spanner mendekat pada Feliciana.
"GGGYYYAAAA! JANGAN DEKATI FELICEEEE!" Feliciana kembali berteriak dan memeluk erat leher Dino, membuat Dino tercekik.
"Oya, oya? Tadi kau bilang kau sudah tidak takut pada mereka." Ejek Mukuro yang menjauhkan Spanner dari Feliciana.
"Fe-Felice tidak takut! Felice benci pada Paman Spanner dan Paman Sho!" sanggah Feliciana.
"Hmm…. Kalau begini, tidak mungkin bisa meminta Spanner atau pun Irie untuk memeriksa Felice-chan.." ujar Tsuna.
"Felice tidak sakit! Felice tidak mau diperiksa! Felice benci rumah sakit! Felice benci jarum suntik! Felice benci Paman Spanner dan Paman Sho!" teriak Feliciana yang mendengar ucapan Tsuna.
"Tenang, Felicia. Kau tidak akan dibawa ke rumah sakit kok.." hibur Yamamoto mengelus kepala Feliciana.
"Jadi, bagaimana cara memastikan kita memastikan apakah Felicia anak Hibari atau bukan? Sepertinya kita tidak akan bisa memeriksa DNA Felicia, mengingat anak ini kelihatan sangat membenci Spanner dan Irie." Tanya Gokudera.
"Nnggg…. Kita pikirkan cara lain nanti." Ujar Tsuna lelah.
"Ano, Sawada-kun. Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Irie yang tidak mengerti akan situasi yang terjadi. Tsuna melirik pada Feliciana yang masih berada dalam gendongan Dino.
"Hm…. Spanner, Irie-kun, kita bicara di sana saja." Tsuna mengajak Spanner dan Irie sedikit menjauh dari Feliciana. Lalu Tsuna menceritakan asal mula permasalahan dan kemunculan Feliciana yang diduga kuat sebagai anak Hibari.
"Hm…. Vongola, kalau hanya ingin mengetahui hal itu, kita bisa bertanya pada orang-orang dari masa dimana gadis kecil itu berasal." Ujar Spanner.
"Ekh!? Memang bisa seperti itu?" Tanya Tsuna kaget.
"Tentu saja bisa, Vongola." Jawab Spanner santai.
"Uum, begini Sawada-kun. Sebenarnya kami berdua sedang mengembangkan mesin yang memungkinkan kita dapat berkomunikasi dengan orang-orang dari masa depan. Namun masih harus lebih disempurnakan." Jelas Irie.
"Berapa lama waktunya?" Tanya Tsuna.
"Sepuluh, ah tidak. Mungkin tujuh hari lagi." Jawab Irie ragu-ragu.
"Selesaikan dalam tiga hari!" perintah Tsuna.
"I-itu tidak mungkin, Sawada-kun. Masih banyak penyesuaian yang harus dilakukan. Dan juga kami harus mengecek ulang…"
"Lima hari. Dan mesin itu akan bisa dipakai, biar pun mungkin kita tidak bisa berkomunikasi dalam jangka waktu yang lama." Tawar Spanner memotong perkataan Irie.
"Spanner!" Irie mengajukan keberatan.
"Baiklah. Aku beri waktu lima hari untuk merampungkan mesin itu. Lalu, cari petunjuk, sekecil apa pun itu, tentang Felice-chan." Perintah Tsuna tegas.
"Roger." Jawab Spanner.
"Ba-baiklah, Sawada-kun. Adudududuhhhh….. perutku sakit…." Dan Irie pun mulai merasa stress bekerja menjadi bawahan Tsuna.
– To Be Continued –
