Konnichiwaaaaaa….. Hisashiburi desu….. Dee kembali up-date fic ini….. Gomen karena sedikit lama….
Btw, Dee mau ucapin, Happy D18's Day…. Moga kalian langgeng, Dino-sama, Kyouya-chan….
Ah, ini balesan surat cinta(?) dari para penggemar kami…

Urara S . H
Tenang, Urara-san... Dino bakal idup kok... paling tidak sampai tuh mesin jadi...
arigatou review ny, Urara-san...

Kisasa Kaguya
'tul Kisa-chan... Tuh karnivor tsundere emg kawaii kl lg ngambek... Makanya sering2 ja buat 18-chan ngambek... *ditonfa*
mungkin itu karena 18-chan gak dewasa n kekanakan? *dikamikorosu*
Hai! Dee n Lala-chan ganbarimasu, Kisa-chan!

Alicia . Usagi
Well, krn Felice jenius itu lah dia jadi agk sedikit merepotkan Vongola, Alicia-chan...
EEEKKKHHH!? Alicia-chan mau culik Felice? Jangan! Si Lala-chan aja noh yg diculik... *ditusuk penggaris besi*
ehehehehe... Arigatou support ny Alicia-chan... Mgkn stelah ini, Dee bkal AGAK SEDIKIT rajin up-date nya...

waterfall
Ciao, Waterfall-san... Ini udah up-date... Ehehehe... Arigatou pujiannya, Waterfall-san...
Ekh!? Lala-chan jago bahasa Jerman? Sejak kapan tuh anak jago bahasa Jerman? wong bahasa Indonesia aja dia masih belepotan... (Oke, Lala-chan... Tlg jgn todongkan penggaris besi itu ke Dee...)
Dee gk tau chapter ini udah cukup panjang atau tidak... Tapi silakan di nikmati chp ini, Waterfall-san...
Arigatou gozaimashita...

uchiharyuko
Ini udah lanjut... Silakan dinikmati...
Dan arigatou udah nge-review...


Mia Figlia e Dolce

By : Dee Kyou

Story © LalaNur Aprilia

Katekyo Hitman Reborn! Fanfiction

KHR © Amano Akira-sensei

(Kalo ini fic punya kami berdua, udh pasti D18 bakal jadi main pair)

Rating : T

Genre : Romance/Family/Angst

Pair : D18 forever love

Setting : Seven Years Later (18 : 23YO, D : 29YO)

- Chapter 6 : Una Lite-

"Tenang saja, kalian tidak mungkin dibiarkan tinggal berdua. Jadi, Dino-san juga akan tinggal bersama kalian. Akur-akurlah bertiga, Hibari-san, Dino-san, dan Felice-chan." Putus Tsuna.

.

Akibat keputusan sepihak Tsuna, disinilah Dino berada. Di antara Hibari dan Feliciana yang masih berseteru.

"Ky-Kyouya….. Felicia… Kita pulang yuk…." Ajak Dino.

"Aku/Felice tidak mau pulang dengannya!" ujar Hibari dan Feliciana sambil saling menuding.

"Sudahlah….. Ayo pulang.." ajak Dino lagi.

"Tapi, Padre…"

"Kita-pulang-sekarang-juga!" paksa Dino menekankan setiap kata-katanya. Feliciana langsung terdiam. Lalu Dino menggendong Feliciana, dan mengulurkan tangannya pada Hibari.

"Ayo, Kyouya." Ajak Dino. Hibari tidak bergeming, membuat Dino menghela nafasnya. Lalu, Dino meraih tangan Hibari dan menggandengnya. Feliciana yang tidak suka hal itu langsung marah-marah pada Hibari. Dan dimulailah lagi pertengkaran Hibari dan Feliciana sepanjang perjalanan pulang. Sedangkan Dino, dia hanya bisa menulikan telinga mendengar pertengkaran Hibari dan Feliciana.

.

Sesampainya di rumah Hibari, baik Feliciana atau pun Hibari masih berperang dingin satu sama lain. Hal ini membuat Dino sedikit geli, mengingat wajah keduanya yang sangat identik, hanya warna mata saja yang membedakan mereka, juga jenis kelamin.

"Hei, hei… Kalian lapar tidak? Bagaimana kalau kita makan?" ajak Dino. Dan sebagai hadiahnya, Dino mendapat deathglare dari Hibari.

"Felice mau makan sama Padre saja. Felice tidak mau makan bareng Paman itu!" ujar Feliciana egois.

"Aku juga tidak sudi makan bersama bocah sepertimu!" balas Hibari.

"Kyouya…. Felicia…. Sudah dong…." Dino hanya bisa mewek menghadapi dua orang keras kepala di hadapannya.

Trrrr….. Trrrr…. Trrrr….

Handphone Dino berbunyi, dan dengan segera Dino mengangkat telepon itu.

"Ciaos. Ah, Evan? Ada apa? Hm? Ekh!? Eeettoooo… Ahahahaha….. Iya, iya… Tapi sekarang aku tidak bisa….. Uuukkhh…. Jangan berteriak di telingaku… Baiklah, aku mengerti! Aku akan segera kembali. Jaa." Dino memutuskan sambungan teleponnya.

"Eeettooo….. Kyouya, Felicia…. Sepertinya aku harus kembali ke Italia sekarang juga. Ada sedikit masalah di sana. Jadi…"

"Masalah itu terjadi karena kau diam-diam kabur meninggalkan pekerjaanmu, kan?" potong Hibari.

"Uuukkkhhh….. Benar sih… Tapi…"

"Jadi Padre akan pergi meninggalkan Felice lagi?" kali ini Feliciana memotong perkataan Dino.

"Aaahh… Maaf, Felicia. Aku harus pergi, tapi aku akan segera kembali. Jadilah anak baik selama aku pergi ya." Ujar Dino sambil mengelus lembut kepala Feliciana. Kemudian Dino pergi meninggalkan Hibari dan Feliciana berdua di rumah Hibari.

.

Sepeninggalan Dino, hubungan Hibari dan Feliciana tak kunjung membaik. Malahan, hubungan keduanya kian memburuk. Feliciana kerap kali berulah dan membuat Hibari kesal. Hibari yang pada dasarnya tidak suka dengan keributan, kini sertiap hari harus menghadapi segala keributan yang dibuat oleh Feliciana.

Dan hari ini, sepertinya Hibari sudah tidak bisa mentolerir keisengan Feliciana. Feliciana dengan seenaknya menyembunyikan jam tangan miliknya. Padahal jam itu adalah hadiah dari Dino untuk Hibari.

"Oi!" panggil Hibari pada Feliciana yang sedang bermain dengan Hibird. Feliciana langsung bergidik melihat Hibari yang mendekatinya sambil mengeluarkan aura gelap. Hibird langsung terbang entah kemana.

"Dimana jam tanganku?" Tanya Hibari langsung.

"Tidak tahu!" jawab Feliciana.

"Jangan bohong! Kembalikan sekarang juga!"

"Felice bilang Felice tidak tahu!"

CTIK!

Urat kesabaran Hibari putus. Lalu dengan sedikit kasar, Hibari membangkitkan Feliciana dan menggeledah bajunya. Dan Hibari menemukan jam tangan miliknya di dalam salah satu saku Feliciana.

"Apa ini?" Tanya Hibari sambil mengacungkan jam tangan itu di hadapan Feliciana. Feliciana hanya diam dan menundukkan wajahnya.

"Apa ini!?" Tanya Hibari sekali lagi, namun Feliciana tetap tidak bersuara.

"Kau berbohong!"

"Felice tidak bohong!"

"Kau bilang kau tidak tahu tentang jam tanganku. Buktinya, kenapa jam ini bisa ada di sakumu? Kau mencurinya?"

"Felice tidak bohong! Felice juga bukan pencuri!" lalu Feliciana merebut jam tangan itu dari Hibari.

"Jam ini punya Padre! Bukan punya paman! Paman yang mencurinya dari Padre!" ujar Feliciana yang kemudian berlari keluar.

"Tunggu! Kau mau kemana?" cegah Hibari.

"Memberikan jam tangan ini pada Padre. Padre sangat sayang jam ini!" Feliciana terus berlari dan tidak melihat ada seorang pembunuh bayaran yang mengacungkan moncong pistol ke arahnya. Hibari yang melihat hal itu dengan segera melemparkan salah satu tonfanya pada orang itu. Hal itu membuat tembakan pembunuh bayaran tersebut meleset dan mengenai pohon di sebelah Feliciana. Kemudian dengan segera Hibari menghajar dan membekuk pembunuh itu. Feliciana hanya terdiam menyaksikan kejadian yang nyaris merebut nyawanya. Perlahan-lahan kaki Feliciana kehilangan kekuatannya dan dia pun terduduk di tanah

"Oi, kau tidak apa?" Tanya Hibari sambil mendekati Feliciana. Feliciana masih shock dan terdiam. Hibari mengguncang tubuh Feliciana pelan. Tersadar, mata Feliciana mulai berkaca-kaca.

"Maaf…" ujar Feliciana.

"Hah?" Hibari bingung dengan perkataan Feliciana.

"Maaf, Felice membuat paman menghadapi bahaya…."

"Hmph. Bodoh, kau lah yang tadi berada dalam bahaya."

"Hiks… Paman, Paman marah pada Felice?" Tanya Feliciana dengan air mata yang mulai menggenang.

"Hn. Tidak, aku tidak marah padamu." Jawab Hibari.

"Benarkah? Paman tidak marah pada Felice?"

Hibari hanya melihat Feliciana yang mati-matian menahan air matanya, kemudian Hibari menghela nafasnya. Lalu tanpa berkata sepatah kata pun, Hibari menepuk lembut kepala Feliciana. Feliciana terdiam menerima perlakuan Hibari dan langsung memeluk Hibari erat. Hibari sedikit terkejut dengan tindakan Feliciana. Dan perlahan, Hibari membalas pelukan Feliciana. Feliciana yang merasakan kehangatan dan kelembutan Hibari langsung menangis sejadi-jadinya.

"Sudahlah, jangan menangis." Ujar Hibari menenangkan Feliciana yang berada dalam pelukannya.

"Hiks… hiks…. Hiks…. Paman Kyouya…." Panggil Feliciana. Hibari sangat terkejut mendengar Feliciana memanggil namanya untuk pertama kalinya. Seulas senyum terukir di bibir Hibari.

Kemudian, perlahan Hibari mengangkat tubuh mungil Feliciana dan menggendongnya. Feliciana masih menangis dalam gendongan Hibari. Hibari berpikir bagaimana caranya untuk menenangkan Feliciana. Lalu, sebuah lagu pun terlantun dari bibir Hibari.

"Midori tanabiku namimori mo…" Hibari mulai menyanyikan lagu mars Namimori. Feliciana terdiam dan kemudian melihat wajah Hibari. Hibari tersenyum melihat wajah polos Feliciana yang sangat mirip dengannya. Lalu, Hibari melanjutkan nyanyiannya.

"Dai naku shou naku nami ga ii…" dan Feliciana perlahan mengikuti alunan lagu itu. Hibari terkejut mendengar Feliciana dapat menyanyikan lagu mars Namimori, sebab Hibari tidak pernah memperdengarkan lagu itu pada Feliciana.

"Bagaimana…"

"Padre mengajarkan lagu itu pada Felice. Padre bilang, Madre sangat suka dengan lagu itu." Ujar Feliciana sebelum Hibari sempat bertanya.

"Lagipula, dulu sekali ada seseorang yang selalu menyanyikan lagu itu sebelum Felice tidur. Tapi, Felice lupa siapa yang menyanyikan untuk Felice. Yang Felice ingat, orang itu sangat kuat dan juga lembut. Dia seperti…Paman Kyouya…" lanjut Feliciana. Hibari terdiam mendengar perkataan Feliciana.

"Bagitu ya?" ucap Hibari. Feliciana mengangguk mengiyakan. Kemudian, Feliciana terdiam dan mulai menitikkan air matanya lagi.

"Kenapa?" Tanya Hibari.

"Paman Kyouya, kenapa Felice tidak punya Madre? Padahal Ao-kun dan Tsubaki-kun punya paman Tsuna sebagai Madre, paman Haya itu Madre Gin-kun. Kenapa hanya Felice yang tidak punya Madre?" Tanya Feliciana. Hibari hanya terdiam mendengar pertanyaan Feliciana.

'Aaah… Ternyata anak ini, sangat kesepian…' batin Hibari.

"Paman Kyouya, Felice ingin bertemu Madre…." Lirih Feliciana.

"Begitu…. Apa kau tahu bagaiman rupa dan siapa Madre-mu?" Tanya Hibari. Feliciana menggeleng.

"Hanya Madre yang tidak bisa Felice ingat sedikitpun." Jawab Feliciana.

"Hmm…"

"Dan juga, sebenarnya Paman Kyouya siapa? Anggota baru paman Tsuna? Kenapa Padre akrab sekali dengan Paman? Dan dimana Ao-kun, Tsubaki-kun dan Gin-kun? Kenapa sepertinya Paman Tsuna dan yang lain tidak mengenal Felice? Bahkan Padre juga…." Tanya Feliciana sambil berlinangan air mata.

'Ternyata dia cukup merasa asing disini.' Batin Hibari.

"Feliciana." Panggil Hibari. Feliciana mendongak menatap Hibari.

"Wajar kalau kami tidak mengenalmu. Kau berasal dari masa depan, atau bisa dibilang, sekarang kau berada di masa lalu." Perkataan Hibari membuat air mata Feliciana terhenti seketika dan membuatnya membelalakkan mata hazel-nya tidak percaya.

– To Be Continued –