Sesuai janji, Dee up-date chapter yang berisi masa lalu Feliciana dimana Hibari terbunuh di masa depan…. Otanoshimi kudasai….


Mia Figlia e Dolce
By : Dee Kyou
Story © LalaNur Aprilia
Katekyo Hitman Reborn! Fanfiction
KHR © Amano Akira-sensei
(Kalo ini fic punya kami berdua, udh pasti D18 bakal jadi main pair)
Rating : T
Genre : Romance/Family/Angst
Pair : D18 forever love
Setting : Seven Years Later (18 : 23YO, D : 29YO)
- Chapter 9,5 : Una Tragedia -


—flashback—
—04 Mei 20xx 15:34—

.

Sore hari di Palermo, Hibari sedang duduk bersandar di kursinya. Ia mengelus perutnya yang sudah membesar. Ia tersenyum tipis. Ya, seminggu lagi buah cintanya dengan Dino akan lahir. Hibari—meski tak mau mengakuinya— sangat senang akan hal itu. Karena mereka telah dua kali kehilangan anak mereka bahkan sebelum dilahirkan. Mungkin itu juga sebabnya Dino sangat over protective pada Hibari di kehamilannya kali ini. Bahkan Dino juga melarang Tsuna untuk memberi Hibari misi keluar selama dia hamil. Dan jadilah Hibari hanya menyusun laporan dan dokumen yang diserahkan padanya.

Suara lagu mars Namimori terdengar jelas dari arah ponselnya. Hibari meraih smart phone-nya dan melihat panggilan masuk.

'Haneuma's calling.'

Ya, Hibari benar-benar masih menggunakan nama julukan untuk 'suami'nya itu. Entah benar-benar tak niat memanggil namanya ataukah gengsi dan malu. Dasar karnivor tsundere. Oke, abaikan itu dan kembali ke titik utama. Hibari mengangkat telepon dari Dino. Entah mengapa akhir-akhir ini Hibari langsung mengangkat telepon dari Dino pada panggilan pertama. Padahal selama ini, Dino harus mengulangi panggilan sebanyak 100 kali, baru kemudian Hibari akan mengangkat teleponnya.

"Halo?" ujar Hibari tetap datar dan dingin.

"Kyouya, sore ini kau ada waktu?"

Hibari mengerutkan alisnya. Tumben sekali Dino bicara to the point tanpa basa-basi tak perlu seperti, 'Waah~~ akhirnya Kyouya mengangkat teleponku~~' atau 'Kyouyaa~~ aku rindu sekali padamu~~ kau rindu padaku tidak?' dan kalimat-kalimat lain sejenisnya.

"Iya. Ada apa?" Hibari memutuskan untuk mengabaikan kejanggalan tersebut.

"Bagus! Nanti sore akan kujemput kau di Vongola HQ. Tunggu aku, ya~"

"Tung—"

Tut-tut-tut. Telepon ditutup. Hibari mendecak kesal.

'Haneuma itu memang selalu seenaknya.' Batin Hibari kesal. Namun, sekalipun menggerutu dalam hati, ia tetap tersenyum tipis sambil mengelus perutnya.

"Kuharap kau tak mewarisi sifat ayahmu yang seenaknya itu."

-skip time-skip time-skip time-

Hibari duduk di bangku taman Vongola HQ. Mengenakan kimono ungu gelap kesukaannya, Hibari dengan tenang menunggu Dino, namun Dino tak kunjung juga datang. Ia sudah mulai bosan menunggu. Hibari paling tidak suka dengan jam karet, namun sayang, suaminya –uhuk-tercinta-uhuk- adalah raja jam karet.

"Kyouya~~" Ah, akhirnya pemilik suara manja dan menyebalkan itu datang.

"Kau terlambat 30 menit 47 detik, Haneuma!" dan Hibari langsung memberi death glare gratis pada Dino. Tapi di mata Dino, tatapan Hibari justru sangat imut.

"Ehehehe…. Maaf, maaf. Ayo kita berangkat." Ajak Dino sambil menarik lembut tangan Hibari.

"Kemana?" tanya Hibari yang pasrah ditarik tangannya oleh Dino.

"Ke tempat yang spesial." Kata Dino sambil tersenyum misterius. Hibari agak heran –dan juga kesal, tapi akhirnya dia diam saja.

~~oo00oo~~

Dalam perjalanan menuju tempat yang dimaksud Dino, Hibari mulai merasakan kejanggalan pada tubuhnya. Rasanya bagian bawahnya mengeluarkan cairan. Hei, tidak mungkin dia buang air kecil di celana kan? (Dee: areee? Kyouya-chan udah gede masih ngompol? *Dee ditonfa*) Dino menatap Hibari yang sejak tadi diam saja.

"Kyouya, wajahmu pucat. Ada apa? Kepalamu pusing?" tanya Dino khawatir. Hibari menggeleng pelan. Namun, wajah Hibari semakin memucat karena menggelengkan kepalanya. Dino yang melihat hal tersebut, langsung menghentikan mobilnya di tepi jalan.

"Kyouya, kumohon jujur. Kau merasakan apa?" tanya Dino khawatir dan penuh penekanan.

"A-aku tidak..." perkataan Hibari terputus saat merasa ada cairan yang keluar dari sela kakinya. Wajah Hibari semakin memucat dan dia mulai merasa perutnya sakit, rasanya seperti perutnya akan meledak dan terbelah.

"Ha-Haneuma…. Perutku sakit.. Uuukkhh…. Dan sepertinya ada cairan yang keluar." Keluh Hibari. Dino dengan cepat, langsung menyibak kimono HIbari di bagian bawah. Mata hazel Dino langsung membulat melihat apa yang mengalir di sela kaki Hibari. Air ketuban dan sedikit darah! Itu artinya istrinya itu akan melahirkan, sekarang juga! Dan Dino langsung banting setir dan melaju secepatnya menuju rumah sakit.

-Skip Time, at Hospital—

Dino mondar-mandir didepan pintu ruang bersalin. Tsuna beserta para guardian lain juga ikut menunggui. Sudah 3 jam ia menunggui Hibari yang sedang mempertaruhkan nyawanya. Terakhir ia cek, jam menunjukan pukul 11.58 p.m. Dua menit lagi tanggal 5 Mei. Hari kelahiran skylark tersayangnya.

Dino gusar, khawatir, dan bingung. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Saat seperti ini dia sangat menyesal karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk Hibari. Mukuro dan Yamamoto tersenyum melihat keadaan Dino. Yah, mereka juga pernah berada di posisi Dino saat ini.

"Tenanglah, Haneuma." Ujar Mukuro menenangkan Dino sambil menepuk pundak Dino.

"Bagaimana aku bisa tenang, Mukuro? Kyouya sendirian di dalam. Dan aku tidak dapat berbuat apa pun!" Gusar Dino.

"Kau bisa berbuat sesuatu kok, Dino-san." Ujar Yamamoto. Dino melihat Yamamoto dengan tatapan memohon.

"Berdoa dan tunggulah Hibari dengan sabar." Lanjut Yamamoto.

"Tapi…"

"Kyouya-kun itu kuat, kau tahu itu kan?" potong Mukuro. Dino terdiam dan akhirnya mengangguk. Tsuna dan Gokudera—yang sedang menggendong anak mereka masing-masing— hanya saling pandang.

'Tumben mereka mengatakan hal bijak dan masuk akal.' Batin keduanya bingung menyaksikan suami mereka yang tidak seperti biasanya.

.

Tepat saat pukul 12 tengah malam, dokter yang menangani persalinan Hibari keluar dari ruang bersalin. Dino dan yang lain langsung mengerubuti dokter itu dan menatap sang dokter dengan tatapan harap-harap cemas.

"Umm… Siapa diantara kalian yang menjadi suami pasien?" Tanya dokter tersebut. Tsuna dan para guardian langsung menunjuk Dino. Dokter tersebut pun tersenyum seraya mengatakan,

"Selamat. Anda telah menjadi ayah dari anak perempuan yang cantik dan sehat."

Dino menghela napas lega. Setelah meminta izin untuk menjenguk Hibari, Dino beserta Tsuna dan yang lain memasuki ruangan. Terlihat Hibari sedang duduk bersandar pada kepala ranjang dan menyusui bayi mereka.

(#Dee: WHATT!? Kyouya-chan nyusui!? Gimana caranya!? Darimana keluarnya!? *histeris*# #Lala: Dee, udah gue bilang, jangan Tanya masih juga lu Tanya!# #Dee: emang Lala-chan gak penasaran?# #Lala: gak tuh! Kalo elo emang penasaran, napa gak nanya Kyou aja?# #Kyou: *cough* jangan bawa2 gue dalam pembicaraan sinting ini!# #Dee: heeee….. Kyou bisa nyusui? Emang keluar darimana? Emangnya bisa keluar ya? Selama ini Dee 'nyusu' ke Kyou tapi gak keluar apa-apa tuh…# #Kyou: *blush, jitak Dee*# #Lala: =_=" Udah deh, lanjut aja ceritanya.#)

—kembali pada cerita—kembali pada cerita—kembali pada cerita—

"Kyouya..." panggil Dino pelan. Hibari menolehkan kepalanya ke arah Dino. Mata Hibari memicing tak senang melihat ternyata Dino datang tidak sendiri. Dino tersenyum simpul dan menarik kursi disebelah Hibari dan mendudukinya.

"Dia manis sekali dan cantik... Seperti ibunya…." ucap Dino sambil mengelus untaian hitam putri kecilnya. Hibari masih terdiam tak bicara. Dilihat dari raut wajahnya, Dino tahu Hibari sangat kelelahan dan juga sedikit kesal.

Tangan kekar Dino melepas untaian hitam putrinya dan mengelus wajah Hibari dan mengecup bibir Hibari yang masih pucat. Tsuna dan yang lain tersadar dan dengan segera keluar dari ruang rawat Hibari, memberi sedikit privasi pada Dino dan Hibari.

"Buon compleanno Kyouya." Bayi digendongan Hibari sedikit menggeliat. Dino tertawa kecil, mengambil putri mereka dari pelukan Hibari dan mengecup dahi putrinya.

"Buon compleanno, La Mia Principessa." Ujarnya lembut. Hibari tersenyum tipis. Melihat itu, muncul sedikit rona merah diwajah Dino.

"Terimakasih, Dino. Ini hadiah ulangtahunku yang terbaik." bisik Hibari sebelum akhirnya dia merebahkan dirinya pada pundak Dino dan tertidur. Dino mengerjap sebelum akhirnya ia menyandarkan kepala Hibari di dadanya.

"Sama-sama, Kyouya." Bisik Dino sembari mengecup dahi Hibari lembut.

-2 tahun kemudian-

Gadis kecil berambut hitam sebahu dan dikuncir dua ponytail itu berlari-lari sambil menarik tangan Hibari.

"Ayo, madle! Cepat! Felice ingin cepat-cepat ketemu padle!" ujar Feliciana dengan gaya bicara yang masih agak cadel.

"Iya, tunggu sebentar." Hibari membetulkan letak obi hitamnya agar mengikat kimononya dengan baik, mengingat perut Hibari kembali membesar. Ya, Hibari tengah mengandung anak keduanya dengan Dino. Hibari kemudian menggandeng Feliciana ke genkan rumah mereka.

"Lihat, madle! Felice bisya ikat tayi cepatu cendili! Madle lihat, ya!" kata Feliciana penuh semangat membuat Hibari mendengus menahan tawanya mendengar nada kekanakan Feliciana yang mirip dengan Dino. Hibari makin tersenyum melihat Feliciana kerepotan mengikat tali sepatunya yang tinggal separuh lagi terikat-meski agak berantakan. Feliciana terlihat kesal karena tak kunjung dapat merapikan tali sepatunya. Hibari mengulurkan tangannya dan mengikat tali sepatu Feliciana dengan benar.

"Berlatihlah lagi." kata Hibari sambil mengelus rambut Feliciana. Feliciana tersenyum riang dan memeluk Hibari. Lalu Hibari menggandengnya keluar rumah.

~~oo00oo~~

"Madle, padle mana?" tanya Feliciana saat mereka berdua duduk di ruang tunggu bandara.
"Sabar, ya. Sebentar lagi Padre pasti datang." kata Hibari meski dalam hati, dia sudah menyiapkan hukuman untuk Haneuma uhuk-tercinta-uhuk karena sudah membuatnya menunggu. Tak lama kemudian, sosok pria dewasa berambut pirang muncul dan menghampiri Hibari dan Feliciana.

"Hei, Kyouya. Maaf membuatmu menunggu." kata Dino nyengir polos dan mengabaikan deathglare dari Hibari.

"Padlee!" Feliciana langsung memeluk kaki Dino dan membuat Dino nyaris terjungkal. Dino tertawa kecil dan menggendong putri tersayangnya itu dan mengecup keningnya.

"Kau jadi anak baik, kan, Principessa?" Tanya Dino lembut. Feliciana mengangguk penuh semangat.

"Ya! Felice syelalu menjaga madle dan adik!" kata Feliciana dengan semangat membuat Dino tersenyum bangga padanya.

"Anak pintar." Puji Dino sembari mengecup pipi chubby Feliciana.

"Bos, jangan jalan sendirian." kata Romario yang menyusul Dino bersama bodyguard Dino yang lain.

"Iya, iya... Maaf..." kata Dino sambil menggaruk pipinya.

"Padle, padle! Kita ke taman, yuk!" ajak Feliciana semangat. Dino nampak bingung. Ia menatap Feliciana, lalu menatap Romario dan yang lain. Romario yang mengerti hanya tersenyum.

"Tidak apa-apa, bos. Kau pergi saja, temani putrimu." kata Romario maklum membuat Dino mengembangkan senyumnya. Feliciana bersorak girang sedangkan Hibari diam saja. Tapi Dino tahu Hibari tersenyum meski sedikit. Dan sebenarnya Dino pun bersorak kegirangan dalam hati, sudah 2 bulan dia tidak bertemu skylark dan putri kecilnya.

-Skip time, taman kota-

Taman kota itu lumayan sepi-ralat, sangat sepi sehingga Hibari tak perlu cemberut karena memang sifatnya yang tak suka keramaian.

Dino dan Feliciana saling berkejar-kejaran karena Feliciana menjahili minuman Dino dan Dino yang balik menjahili rambut Feliciana sehingga mereka berlari-larian sedangkan Hibari hanya duduk diam di bangku taman. Kondisinya yang sedang hamil membuat Hibari tidak boleh terlalu capek.

Feliciana masih semangat berlari meskipun Dino sudah kelelahan. Ketika Feliciana berlari agak dekat dengan Hibari, Hibari langsung menangkap tangan gadis kecil itu dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Tertangkap kau!" kata Hibari sambil menjawil pipi Feliciana. Feliciana cemberut.

"Hu-uh! Madle culang!" Feliciana mengembungkan pipinya malah membuatnya terlihat semakin imut. Hibari dan Dino tertawa bersamaan melihat tingkah putri kecilnya. Tak lama, Feliciana juga ikut tertawa. Lalu mereka saling bercanda hingga hari sore.

~~oo00oo~~

Feliciana tertidur diantara Hibari dan Dino. Mungkin capek karena bermain seharian. Hibari hendak menggendongnya namun Dino menghentikannya.

"Biar aku saja yang gendong, Kyouya." kata Dino sambil mengangkat tubuh mungil Feliciana. Feliciana agak menggumam pelan dalam mimpinya membuat Dino tersenyum simpul menatap putri kecilnya.

"Tidak terasa ya, Kyouya. Sebentar lagi Principessa akan jadi kakak..." gumam Dino pelan.

"Hn." hanya itu jawaban Hibari. Dino menatap Hibari dan mendekatinya perlahan, lalu mencium pipi putih sang skylark.

"Dan 'hari itu' juga akan tiba. Kyouya, aku—"

Jemari Hibari menyentuh bibir Dino, menghentikan sang Don Cavallone berujar lebih jauh. Dengan tenang dan tegar, mata orb onyx Hibari menatap manik hazel Dino. Dino meraih jemari Hibari di bibirnya seraya mengecup lembut jemari itu.

"Apapun yang terjadi, aku akan selalu disampingmu, Kyouya. Karena aku mencintaimu." bisik Dino pelan.

"Aku tahu itu, Dino."

-2 minggu kemudian-

Feliciana menatap ke luar jendela dengan bosan. Dia dapat melihat Aoi, Tsubaki dan Gin tengah bermain di taman belakang mansion. Dia ingin sekali main keluar mansion... Ah! Benar juga, dia tinggal minta izin pada Hibari. Feliciana kemudian turun dari kursinya dan berlari ke ruangan Hibari.

Feliciana membuka pintu ruangan Hibari. Ia langsung melihat madre-nya yang sedang membaca buku. Hibari yang nampaknya menyadari keberadaan Feliciana menoleh ke arah miniatur dirinya itu.

"Ada apa, Felicia?" tanya Hibari.

"Madle... Felice ingin main keluar mansion…. Felice mau main cama Aoi-kun dan yang lain…" pinta Feliciana. Hibari terlihat sangat terkejut mendengar permintaan Feliciana.

"Jangan Felicia. Di—" belum sempat Hibari menyelesaikan perkataannya, Feliciana sudah memasang wajah memohon yang membuat Hibari luluh. Wajah memohon yang diwariskan Dino pada Feliciana.

"Baiklah, hanya setengah jam." Putus Hibari.

Mata Feliciana berbinar senang mendengar perkataan Hibari. Ia memeluk ibunya dan segera berlari keluar mansion dan bergabung dengan Aoi, Tsubaki dan Gin. Hibari kembali membaca bukunya meski perasaannya tak enak. Ketika akhirnya Hibari berhasil mengusir perasaan aneh itu, ia mendengar jeritan anak-anak disertai suara tembakan.

BANG! BANG! BANG!

"HUWEEEEEHHHHH!"

Hibari yang mendengar itu langsung berlari menuju taman belakang. Yang Hibari lihat sungguh pemandangan menakutkan, beberapa orang sedang menodongkan pistolnya ke arah anak-anak. Hibari mengeluarkan animal box-nya dan dapat membekuk orang-orang yang menodongkan pistol pada Aoi, Tsubaki dan Gin.

"Cepat masuk ke dalam mansion dan beritahu Madre kalian." Perintah Hibari pada tiga bocah itu. Ketiga bocah laki-laki itu langsung berlari memanggil Madre meraka masing-masing. Setelah memastikan ketiga bocah itu selamat, Hibari mengedarkan matanya mencari Feliciana. Namun, Hibari tidak menemukan sosok putri kecilnya itu.

"Felicia!" panggil Hibari, Hibari tidak menghiraukan rasa sakit yang mulai terasa pada perutnya. Memgang bagian bawah perutnya, Hibari berjalan cepat ke arah bagian belakang mansion.

"MADLEEE! TOLONG!"

Hibari mendengar teriakan Feliciana. Dengan segera, Hibari langsung menuju sumber suara. Dan dapat Hibari lihat, masih ada satu orang yang belum tertangkap. Dan saat ini orang itu tengah menodongkan senjatanya ke arahFeliciana. Feliciana nampak sangat ketakutan dan tidak bisa bergerak. Tubuh Feliciana bergetar hebat. Orang itu menyeringai tipis dan ia pun menarik pelatuk pistolnya, dan—

"FELICIA!"

BANG!

—suara tembakan yang tepat mengenai sasaran—

.
—atau tidak.

Sasaran awalnya adalah Feliciana, namun Hibari segera menyelamatkan Feliciana dengan cara berdiri di depan tubuh Feliciana. Sehingga tubuh Hibarilah yang menjadi tameng bagi tubuh Feliciana. Iris hazel Feliciana membelalak melihat ibunya jatuh perlahan dengan keadaan bersimbah darah. Feliciana dengan takut-takut mendekati ibunya yang tengah sekarat.

"M-madle...?"

"Uhuk-uhuk! Ukh... Fe-licia... Syukur….lah…"

Setelah itu, iris orb itu menutup untuk selamanya diiringi dengan jeritan Feliciana dan flame bewarna aneh yang sangat besar keluar dari tubuhnya dan membunuh sang penyusup.

—end of flashback—


Yosh… Dengan ini apa semua pertanyaan readers terjawab? Apa kalian cukup puas? Dee harap puas… Harus puas yah! Langsung galau pas buat chapter ini…. Kokoro ini gak kuaaatttt….. Hiksu…. Oh ya, chapter ini yang buat LalaNur Aprilia, Dee hanya edit dan nambahin beberapa adegan seperlunya kok…. Beri applause untuk Lala-chan….. Tuh anak memang ahli buat orang ngegalau….. XD

Nah, saatnya bales surat cinta~~~~~

sapphiregirl
walah… ada yang menggalau gegara chapter kemarin… pasti habis baca chapter ini baka makin ngegalau…. *big grin*

DreamersSymphony
Ekh!? Chapter yang kemarin dapet feel-nya? Ehehehe… Domo arigatou…

Shizuka Miyuka
Apakah Kyouya tetap mau lahirkan Felice? Mari kita lihat di chapter-chapter selanjutnya… XDD
Yah, doain aja ini happy ending…. Karena Dee juga belum tau ending fic ini mau di bawa kemana…. Belum pernah buat fic sepanjang ini sih… *plak* Kyaaaahhh… dapet i-phone Ki-chan~~~~ Arigatou…. Pasti di dalem hape ini ada foto2 unyu Kuroko… *langsung sibuk main hape*

Aoki
Ah, gak apa kok Aoki-san… Waduh…. Jangan nangis, Aoki-san…. Tisu Dee lagi abis…. Kalau penasaran, ikutin aja kelanjutan fic ini…. Toh, sepertinya ini fic bakal panjang loh…. (f)QfM? Udah apdet tuh, bersamaan dengan apdetnya fic ini… Monggo di cek chapter terakhir (f)QfM yang menistakan Dee Kyou…

Uchiha Frea
Eettoo… Apa chapter ini udah panjang? Dee tunggu responnya….

Hikage Natsuhimiko
Are? Hikage-san sanggup bener baca dari awal…. Dee sebagai author-nya aja gak sanggup…. Woi! Jangan peluk-peluk Kyou, konoyaro! Cuma Dee yang boleh meluk-meluk Kyou! *digampar Kyou* Ini udah apdet, semogaa suka….

Miharu Midorikawa
Iya, Felice itu anak kuat dan berbakti banget… hiks… Jadi pengen punya anak kayak Felice…. Kyouya-chan, Felice-chan boleh untuk Dee yah…. Yosh… Ini up-date…

colonello-shou
Oke deh…. Jadi Dee manggilnya Nello-san yah… Ini udah apdet… apa masih kurang kilat?

white skylark
are!? Kenapa bisa nyambung ke JokowixAhok? Perasaan Dee gak ada nyinggung-nyinggung duo pemimpin DKI Jkt itu deh…. Kenapa felice minta jangn dilahirkan? Itu karena Felice sangat bahagia dia punya madre dan dia sayang sama padre-nya(Dino), jadi Felice gak mau padre-nya sedih karena kehilangan orang yang dicintainya… Ahahaha…. Ternyata udah jadi stalker fic ini dari lama toh… Gapapa kok… Dee seneng kok…. Ini apdet…. Semoga suka…

PikaRisaa
Wah, lumayan nih ada seember aer utk MCK…. *plak* Emang Pika-san tau siapa orang yang mau bunuh Hibari di masa depan? Kalo tau, tolong kasih tau Dee yah…. Dee juga mau ngebacok tuh orang….Ahahaha…. gapapa, kan Pika-san sibuk jadi gak sempat ngecek fic ini apdet apa gak… karena salah Dee juga, Dee sempat kena WB dan lama apdet fic ini…. Ini apdet lagi, mohon di review lagi…

ByuuBee
Byuu-san, ketemu lagi…. Maaf udah buat Byuu-san nunggu lama…. *deep bow* Kenapa rata-rata reviewer pada protes, "Kenapa felice ngomong jangan dilahirin!? Tiiidaaakk!" Sepertinya para reader udah jatuh cinta sama gadis kecil Cavallone itu yah… Fufufu… seneng deh jadinya…. Ini udah apdet loh, Byuu-san….

Zilda Eleva Ice
Lah…. Ini kan memang fic sedih, Zilda-san… *ngomong polos, ditabok Zilda* Kenapa Kyouya mati? Agar Dino bisa saya kawinin… *ditonfa + ditusuk piso* Hiiieeee…. Ini udah lanjut loh… Jangan disemprot insectisida…. Dee kan bukan serangga… TTwTT

Last, Dee ucapin makasih banyak buat semua yang udah review, baca, fave dan follow fic ini… Hontou ni arigatou gozaimashita…. Oke…. Sampai jumpa di chapter 10….