Disclaimer : Jelas bukan punya saya!
Warning : Author Newbie!, OOC! Absolute Typo!
Pairing : Unknown
Summary : Ia adalah perempuan yang dikutuk oleh Dewi Athena karena dituduh melakukan perbuatan tercela dengan Dewa Poseidon di kuilnya. Disisi lain ia hanyalah seorang pria yang ingin mencari ketenangan setelah peperangan yang menewaskan orang tercintanya. Perlahan namun pasti benang merah diantara mereka mulai terikat, apakah takdir mempermainkan pria itu sekali lagi?
Selamat membaca!
Note : Teruntuk para pembaca yang masih bertanya, yang diwattpad juga milik saya ya (^~^'')
.
.
.
.
.
"Patung yang indah"
"Aku tersanjung atas pujianmu manusia" Naruto reflek membalikkan badannya. Disana ia bisa melihat seorang perempuan dewasa yang berumur sekitar 25 tahun bersurai ungu dengan mata berwarna biru pucat menatapnya dengan senyum teduh. Pancaran energi seorang Dewi! Tidak salah lagi itu adalah dia.
"Dewi Athena!"
.
.
.
Chapter 5
Naruto termangu melihat wani- ralat, Dewi yang sangat cantik didepannya. Dirinya juga manusia biasa yang bisa terkagum dengan pesona seorang Dewi. Akan tetapi ia langsung mengenyahkan pikirannya itu dan menatap awas terhadap Athena.
Sementara itu Dewi Athena merasa terhibur dengan manusia didepannya yang bisa langsung menguasai dirinya setelah melihat pesona seorang Dewi.
'Sudah kuduga dia manusia yang menarik'
"Ada apa gerangan sampai seorang Dewi seperti anda menemui langsung manusia biasa seperti saya?" Naruto mencoba berbicara sopan agar Dewi didepannya tidak tersinggung.
'Ternyata kau bisa berbicara sopan juga nak'
'Diam kau bola bulu!'
Athena berjalan melewati Naruto dan memberi isyarat agar ia mengikutinya. Sadar bahwa Dewi Athena memberikan respon positif, ia langsung mengikuti langkahnya. Ternyata masih ada jalan di balik patung tadi, ia memang belum sempat memperhatikannya tadi karena terfokus pada interior ruangan utama patung Athena.
Mereka berdua berjalan dalam keheningan. Sebenarnya Naruto ingin membuka pembicaraan agar suasananya tidak canggung namun Kurama menyarankan agar dirinya untuk diam saja dan mengikuti Athena.
Akhirnya setelah berjalan beberapa menit, mereka tiba di belakang kuil. Astaga! Pemandangan disini sangat indah bahkan jauh lebih indah dari pemandangan Konoha yang dilihat dari atas patung Hokage. Gunung-gunung sangat terlihat jelas ditambah lagi hutan pinus beserta aliran air sungai yang juga dapat terdengar dari situ. Jangan lupakan sunset didepan sana karena jam sudah menunjukkan pukul 18.00 yang artinya sudah saatnya bulan melakukan tugasnya menggantikan matahari.
"Duduklah disini" Dewi Athena duduk di sebuah bangku kayu yang tersedia di belakang kuil. Menepuk bangku disebelahnya agar Naruto duduk disana. Tanpa menunggu perintah dua kali, ia langsung duduk disebelah sang Dewi.
Mereka berdua duduk dalam diam. Lagi dan lagi Naruto sangat jengah dengan situasi ini. Ia memiliki sangat banyak pertanyaan disini! Bagaimana bisa Dewi ini menunjukkan dirinya langsung? Apa ia mengetahui kalau dia bukan manusia biasa? Ia tentu saja bisa mengalahkannya tapi itu akan membawanya kepada situasi rumit lainnya kedepannya. Namun saat dirinya sedang berdebat dengan pikirannya, Athena memecahkan keheningan diantara mereka.
"Pemandangan yang indah bukan?" Dewi Athena memandang pemandangan di depannya dengan senyum tipis. Tunggu! Ada apa dengan pancaran matanya itu? Seperti menanggung masalah yang sangat berat.
'Kurama aku pinjam kekuatanmu' Bodoh amat kalau Dewi ini akan mengetahui kekuatannya. Toh dengan menunjukkan dirinya langsung dihadapan Naruto merupakan kode keras kalau Dewi ini tahu dia bukan manusia biasa.
'Gunakan saja sesukamu'
Naruto memusatkan pikirannya untuk menggunakan salah satu kemampuan Kurama, merasakan emosi. Kemampuan ini dulu juga pernah ia gunakan selama Perang Dunia Shinobi ketika Zetsu putih memporak-porandakan aliansi dengan kemampuan meniru wujudnya yang sempurna. Ia dapat merasakan emosi dan niat jahat dari Zetsu putih yang menyamar sehingga ia bisa membunuh mereka tanpa harus khawatir salah bunuh orang.
'Sudah kuduga dia sedang depresi' Naruto dapat merasakan Dewi didepannya sedang memiliki pikiran yang sangat kacau. Ahhhh dia tidak ingin ikut campur! Tapi sifatnya yang naif masih sangat melekat di dirinya dan ia tidak bisa membiarkan Dewi ini. Ia bahkan memperkirakan jika terus dibiarkan, Dewi perang didepannya bisa gila.
"Perkataanmu tidak sesuai dengan suasana hatimu Dewi" Athena terkejut mendengar pernyataan langsung Naruto. Pemuda ini, apakah ia tahu apa yang sedang ia pikirkan?
"Apa maksudmu manusia?" Athena mencoba memastikan apakah tebakannya benar atau tidak.
"Sebelumnya perkenalkan namaku Uzumaki Naruto, panggil saja Naruto. Aku sedikit tidak nyaman ketika kau memanggilku manusia" Yang ditanggapi angukan oleh Athena.
"Kau mungkin sudah tahu kalau aku bukan manusia biasa dengan caramu menunjukkan diri langsung kedepanku" Memang pada kenyataannya Athena merasakan sesuatu yang berbeda pada diri Naruto ketika melihatnya tiba didepan kuilnya tadi.
"Aku memiliki kemampuan merasakan emosi seseorang secara otomatis ketika berada didekatnya dan aku melihat sepertinya kau memiliki beban yang sangat berat" Untuk kemampuannya itu Naruto sedikit berbohong. Ia tidak mungkin mengatakan secara langsung bahwa ia memang berniat merasakan emosi Athena. Itu tidak sopan.
Athena yang mendengar itu tersenyum sedih. Ingatan ketika ia mengutuk anaknya sendiri masih sangat jelas di otaknya seolah-olah kejadian itu baru terjadi kemarin. Ia hanya ingin melindungi putri kecilnya yang sangat ia sayangi! Tidak ada sedikitpun niatan dendam karena putri kecilnya jauh lebih cantik daripada dirinya terlepas ia yang awalnya hanyalah manusia biasa. Ia malah merasa sangat bangga dengan kecantikan putri kecilnya. Tapi kecantikan itu sendirilah yang membawa petaka sehingga hubungan mereka retak sekarang.
"Bolehkah aku menumpahkan isi hatiku padamu wahai manu- Naruto?" Naruto yang mendengar itu tersenyum dan memberikan angukan sebagai tanda persetujuan. Athena terdiam cukup lama karena harus merangkai kata-kata darimana memulai cerita sedangkan Naruto memilih untuk menunggu dengan sabar. Itu sangat wajar bagi sang Dewi sebab ini baru pertama kalinya ia menceritakan permasalahan yang mendera dirinya. Tidak ada yang bisa dipercaya bahkan itu sesama Dewa-dewi sekalipun! Tapi anak ini sangat berbeda dan ia yakin akan hal itu.
"Aku memiliki seorang putri" Naruto cukup terkejut mendengar pernyataan tiba-tiba dari sang Dewi. Anak? Menurut sejarah yang ia baca, Athena adalah Dewi perang yang memutuskan untuk perawan seumur hidupnya dan itu membuatnya mustahil memiliki anak kandung. Kecuali kalau Athena-
"Dia anak angkatku" Seolah-olah bisa membaca pikiran Naruto terkait dirinya yang memiliki anak. Namun meskipun statusnya anak angkat, ia sangat menyayangi putri kecilnya dan menganggapnya sebagai darah dagingnya sendiri.
"Anak angkat? Tapi kenapa itu tidak pernah tertulis di sejarah?"
Athena terdiam cukup lama dengan pertanyaan Naruto. Ada. Jawabannya ada. Tapi sejarah itu telah direkayasa oleh para dewa tertinggi Yunani dan membuat seolah-olah putrinya memiliki peran sebagai penjahat.
"Dia tertulis dalam sejarah. Kalian para manusia mengenalnya dengan nama Medusa" Athena menatap hamparan pemandangan didepannya dengan pandangan kosong.
Apa!
Medusa?
Naruto tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terkejut begitupun Kurama yang ada didalam dirinya. Apa-apaan ini? Kenapa ini sangat berbanding terbalik dengan sejarah?
Menurut sejarah, Medusa pada awalnya adalah seorang perawan cantik, dan merupakan pendeta wanita di kuil milik Athena. Namun, suatu ketika ia menjalin asmara dengan Poseidon di dalam kuil Athena. Hal ini membuat Athena marah, ia pun mengubah rambut Medusa menjadi ular dan mengutuk Medusa sehingga siapapun yang melihat matanya, akan menjadi batu.
"Sebelumnya maaf jika ini terdengar kurang sopan, apa aku boleh bertanya?" Athena masih memandang lurus kedepan dengan mata yang sudah berkaca-kaca namun menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuan.
"Apa sejarah yang ditulis sangat bertentangan dengan kenyataan yang terjadi?" Athena terdiam dengan pernyataan Naruto. Ia benar. Sangat benar. Itu sudah menjadi rahasia antara Dewa-dewi Yunani dan ia tidak bisa seenaknya saja mengatakan yang sebenarnya kepada khalayak umum. Memang benar ia adalah salah satu dari 12 dewa tertinggi di mitologi Yunani namun itu tetap membuatnya harus bungkam karena lawannya adalah orang yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi darinya.
Perlahan air mata yang daritadi ia tahan turun dari wajah anggunnya. Tidak adil! Ini sangat tidak adil! Kenapa harus ia dan putri kecilnya yang harus menanggung keegoisan dari dewa sialan itu?
Naruto hanya diam melihat Dewi itu menangis. Ia tidak tahu kalau konspirasi yang menyangkut Dewi Athena sangatlah besar bahkan sampai menyebarkan kebohongan di khalayak umum. Naruto turut prihatin dengan kondisi mental Athena yang sudah sangat terganggu karena menahan beban itu sendirian.
"Kau tahu apa yang paling menyedihkan?" Athena mengalihkan pandangannya dan menatap Naruto dengan mata yang berlinang. Penggunaan kekuatan pendeteksi emosi dari Kurama masih aktif sehingga ia sangat bisa merasakan apa yang Athena rasakan sekarang.
"Putri kecilku hikss... yang sedari kecil aku rawat dengan kasih sayang menatapku dengan pandangan penuh kebencian! Aku hikss... Aku merasa gagal jadi ibu yang baik untuknya" Athena tidak bisa untuk menahan tangisnya ketika ia mengingat kembali hari dimana putri kecilnya memandangnya dengan penuh kebencian. Ia tidak sanggup melihat itu!
Air mata Naruto juga ikut menetes merasakan apa yang dirasakan Athena sekarang. Penggunaan kekuatan Kurama membuatnya bisa merasakan langsung suasana hati sang dewi perang. Mengusap air matanya kemudian perlahan membawa Dewi Athena kedalam pelukannya.
"Hiksss aku jahat! Aku ibu yang jahat!" Athena memukul pundak Naruto sebagai pelampiasan yang ia rasakan selama ini. Ia sudah tidak bisa menahan emosi ini sendiri. Ia membutuhkan teman untuk bercerita.
Naruto diam menerima pukulan Athena di pundaknya sambil mengelus punggung sang Dewi. Hanya ini yang bisa ia lakukan agar Athena bisa lebih tenang.
'Sungguh malang apa yang terjadi dengan Dewi didepanmu itu nak' Menyebarkan kebohongan di muka publik demi kepentingan pribadi itu sangat menjengkelkan bagi Kurama. Hal ini juga pernah terjadi kepada Naruto. Harusnya Naruto dianggap sebagai pahlawan karena orang tuanya menyelamatkan desa Konoha dan dirinya menjadi wadah untuk Kyubi. Namun apa yang ia terima? Dikucilkan bahkan beberapa orang berniat membunuhnya. Hal itu disebabkan Danzo yang menyebarkan berita bahwa Naruto adalah jelmaan dari Kyuubi sang rubah berekor sembilan.
Athena masih menangis sesungukan di pelukannya namun sudah berhenti memukul Naruto. Perlahan ia melepaskan pelukan Naruto dan mengusap air matanya.
"Maaf kau melihat hal yang memalukan ini" Naruto menggeleng mendengar pernyataan Athena.
"Tidak, itu hal yang sangat lumrah ketika kau mengalami masalah. Setidaknya kau sudah merasa lebih baikan kan?" Athena tersenyum dan mengangukkan kepalanya. Ia sangat berterimakasih kepada pemuda pirang didepannya.
"Bisa kulanjutkan?" Naruto menganggukkan kepala mempersilahkan sang dewi melanjutkan ceritanya.
"Putriku bukanlah pendeta seperti yang kau baca di sejarah. Dia anak manusia biasa yang ditelantarkan ibunya didepan kuilku dan langsung bunuh diri tepat di depan kita ini tempatnya" Naruto seketika merasa merinding. Kuil Athena memang berada di bukit tinggi Akropolis dan memang di depan bangku yang mereka duduki sekarang terdapat jurang curam.
"Aku merawat putri kecilku seperti mengasuh darah dagingku sendiri. Hari-hari ku terasa sangat menyenangkan melihat dia tumbuh besar dan cantik bahkan melebihi diriku meskipun ia seorang manusia" Athena mengambil nafas sejenak untuk melanjutkan cerita.
"Tapi kecantikannya itulah yang membawa petaka untuk kami berdua" Pandangan Athena seketika berubah datar. Naruto bisa merasakan tatapan Athena mengandung kebencian yang sangat mendalam.
"Dewa hina itu, Poseidon tahu bahwa aku memiliki putri yang sangat cantik. Aku mengetahuinya ketika melihat ia sering memandang kedalam kuilku melalui penglihatan dewanya dari kota Akropolis dibawah sana" Seperti yang dikatakan Athena, Dewa memang memiliki keunggulan terhadap kelima indra sehingga hal itu bisa terjadi.
"Awalnya dia sering mengintaiku karena memang kami saingan berat. Sewaktu pengintaian itulah dia melihat bahwa aku memiliki putri yang cantik jelita"
"Aku yang merasa dia akan memiliki niat buruk terhadap putriku akhirnya membuat keputusan untuk pergi ke negeri matahari untuk menemui Dewi Amaterasu. Aku meminta ramuan yang masih ia kembangkan yaitu pecahan kekuatan dari Yamata No Orochi (ular berkepala delapan menurut mitologi shinto) untuk aku gunakan ke putriku. Ramuan itu memiliki kekuatan untuk menjadikan batu seluruh mahluk hidup hanya dengan sekali tatap" Athena mengingat kembali peristiwa itu, peristiwa yang sangat disesalinya.
"Untuk penggunaannya aku harus memandikan ramuan itu di setiap rambutnya tanpa meninggalkan sehelai rambut pun yang kering. Dewi Amaterasu sebenarnya sudah memperingatkanku karena ramuan itu masih uji coba sehingga sangat berbahaya jika langsung dipraktekkan kepada mahluk hidup" Athena menatap kedua tangannya dengan bergetar mengingat kejadian itu kembali.
"Sewaktu aku kembali dari negeri Jepang, aku melihat pemandangan yang membuat amarahku memuncak" Athena mengepalkan kedua tangannya hingga berdarah karena amarah yang mendela dirinya.
"Aku melihat dewa brengsek itu berniat memperkosa putriku! Ia bahkan sudah melepas pakaiannya sendiri dan ingin menodai putriku yang meringkuk ketakutan di pojok kamarnya"
Mata sebiru langit Athena menyala marah dan tanpa sadar ia mengeluarkan hawa bertarungnya karena tersulit emosi.
'Untuk seukuran Dewi perang, kemampuannya cukup hebat' Kurama bisa merasakan bahwa kekuatan Dewi didepannya cukup hebat, 1 level diatas kage. Namun Naruto lebih memilih untuk diam karena ingin mendengarkan kelanjutan cerita Athena.
"Aku menandang dewa bajingan itu kemudian bertarung dengannya hingga sebagian kuilku saat itu hancur akibat pertarungan kami. Akhirnya ia mundur setelah tahu medan pertarungan yang tidak menguntungkan dirinya" Poseidon adalah dewa air. Bertarung di dataran tinggi yang dimana air disana sangat terbatas tentunya sangat tidak menguntungkan dirinya.
"Setelah pertarungan itu aku mendatangi putriku yang masih meringkuk ketakutan dan memaksanya untuk mengikutiku. Aku saat itu masih tersulut amarah dan pikiranku masih kacau karena melihat Poseidon berniat jahat kepadanya" Athena mengingat kembali kejadian itu, kesalahan terbesar yang pernah ia buat.
"Aku menyuruhnya untuk duduk di depan patung utama kuilku. Ia bertanya-tanya dengan muka ketakutan akan apa yang aku lakukan dan bodohnya aku malah mengabaikannya. Saat itu aku hanya berkata kepadanya bahwa ini untuk kebaikannya. Namun ia masih bertanya hingga akhirnya aku menamparnya untuk pertama kalinya dan membentaknya. Ia langsung diam dan menurut tapi aku melihat tatapannya yang sakit hati atas perlakuanku kepadanya" Mata Athena berlinang kembali mengingat kejadian itu. Ia sangat menyesalinya. Sangat menyesal.
"Aku kemudian menggunakan ramuan Yamata No Orochi dari Dewi Amaterasu yang masih tahap pengembangan. Aku melumurinya di setiap helai rambut anakku." Athena merasa sakit didadanya mengingat kejadian yang paling mengerikan itu. Kejadian yang sangat ia sesali seumur hidupnya.
"Peringatan dari Dewi Amaterasu rupanya benar dan aku melupakan hal yang penting itu. Perlahan rambutnya yang indah berubah menjadi ular hidup diikuti dengan kukunya yang menjadi hitam dan setengah tubuhnya berubah menjadi ular. Itulah yang membuatnya memiliki nama Medusa yang berarti wanita ular. Putriku memandangku dengan kecewa dan kebencian yang mendalam. Ia kemudian pergi meninggalkan kuil tanpa pernah kembali sekalipun. Itu bisa dimaklumi dengan apa yang sudah kulakukan untuknya" Athena tersenyum miris. Bagaimana mungkin ada yang menerima anaknya sedangkan hanya dengan bertatapan saja langsung membuat orang yang melihatnya menjadi batu? Melindungi? Apanya yang melindungi? Dirinyalah yang mencelakakan putri semata wayangnya! Bahkan ia sendiri malu menyandang gelar Dewi kebijaksanaan mengingat perlakuan yang ia berikan kepada putrinya.
Pukk!
Athena menatap Naruto yang mengelus surai ungunya. Naruto tersenyum 5 jari, sesuatu yang sangat jarang ia lakukan semenjak tiba didunia barunya.
"Kau ibu yang baik. Ibu yang sangat baik" Naruto mengusap bekas air mata di pipi sang Dewi.
"Kau tidak bersalah disini. Yang salah adalah Dewa Poseidon yang berniat jahat pada putrimu sehingga kau membuat keputusan yang terburu-buru. Kau tidak mungkin mengambil keputusan itu jika ia tidak berniat jahat pada putrimu" Naruto mengambil nafas sejenak dan menatap mata yang beriris sama dengannya.
"Kau tahu aku sangat iri dengan putrimu. Aku terlahir yatim piatu dan tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Mendengar kisahmu tadi aku bisa menyimpulkan kalau kau adalah ibu yang hebat yang memperjuangkan segalanya demi anaknya. Jadi berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, oke?" Athena tanpa sadar mengangukkan kepalanya melihat senyuman Naruto dan nasihat yang diberikan kepadanya. Dewi kebijaksanaan? Dasar! Perkataan orang didepannya malah lebih bijak dari dirinya.
"Baiklah begini saja" Naruto melepaskan tangannya dari kepala Athena dan berdiri didepannya membelakangi matahari yang akan terbenam di antara gunung belakang kuil Athena.
"Aku akan menolongmu" Athena memiringkan kepalanya karena masih tidak memahami apa yang dimaksud Naruto.
'O-oi Naruto jangan bilang ka-' Naruto mengabaikan rubah didalam dirinya yang masih kaget.
"Aku Uzumaki Naruto berjanji akan mengembalikan putrimu menjadi semula. Itulah janji seumur hidupku!" Naruto memberikan tanda jempol disertai cengiran lebarnya ke Athena yang membulatkan matanya mendengar janji Naruto. Sedangkan Kurama yang berada di alam bawah sadar Naruto menepuk jidatnya karena melihat hostnya melakukan janji naif itu lagi.
"T-tapi kau bisa menjadi ba-" "Aku tidak peduli. Aku pasti bisa! Percayalah padaku!" Athena bisa melihat pancaran mata Naruto yang sangat bersungguh-sungguh dengan janjinya. Melihat mata Naruto yang memancarkan tekad dan keyakinan yang sangat teguh membuat Athena menarik senyum indahnya. Dasar! Jika saja ia tidak bersumpah perawan seumur hidup sudah pasti ia jatuh hati kepada pria ini.
"Baiklah aku percaya padamu Naruto" Athena tersenyum ketika ia mendapat pengharapan dari Naruto. sesuatu yang baru kali ini lakukan seumur hidupnya. Mempercayai dan berharap kepada seorang manusia.
"Tapi sebenarnya ada yang sangat mengganjal pikiranku" Athena memiringkan kepalanya mendengar pernyataan Naruto.
"Apa itu?"
"Kenapa kau sengaja menunjukkan diri kepadaku manusia biasa? Apakah kau merasakan kalau aku memiliki kekuatan supranatural?" Ia ingin menguji apakah Dewi di depannya sudah mengetahui tingkat kekuatannya atau tidak. Athena tersenyum mendengar pertanyaan Naruto. Athena memang merasakan ada yang berbeda dari Naruto bukan berdasarkan dari kekuatannya namun ada hal lain yang hanya bisa dilihat oleh dirinya, Dewi kebijaksanaan.
"Kau tahu apa julukanku?" Athena malah bertanya balik yang membuat Naruto memiringkan kepalanya dan memasang pose berfikir.
"Dewi perang dan kebijaksanaan?" Athena mengangukkan kepalanya mengonfirmasi jawaban Naruto.
"Ya sebagai dewi kebijaksanaan aku tentu bisa merasakan hati seseorang" Naruto mengangukkan kepalanya. Sampai disini ia paham.
"Kau tahu Naruto? Manusia yang bisa mengalahkan sisi gelapnya bukanlah manusia biasa. Hatimu terlalu bersih untuk ukuran seorang manusia bahkan hampir menyamai malaikat dari surga" Naruto melebarkan matanya. Wajar saja jika dewi didepannya bisa tahu dirinya berbeda dari manusia lainnya. Ia memang sudah mengalahkan sisi gelapnya ketika berlatih dengan Killer Bee untuk mengendalikan Kurama saat itu.
"Aku juga manusia yang penuh dosa Dewi" Athena menggelengkan kepalanya sebagai tanda ketidaksetujuannya dengan pernyataan Naruto.
"Aku tidak setuju itu dan jangan membantah!" Naruto hanya berkeringat mendengar pernyataan sepihak itu. Ternyata sang dewi kebijaksanaan memiliki sisi keras kepala juga.
Athena tidak bisa untuk menahan senyumnya. Keputusan untuk menampakkan diri kehadapannya merupakan pilihan yang sangat tepat baginya. Ia juga merasa beban yang ia rasakan selama ini berkurang.
"Baiklah, aku rasa kau hanya tidak ingin berkunjung kesini bukan? Apa kau memerlukan pertolonganku?" Athena kini berdiri berhadapan dengan Naruto.
"Aku ingin pergi ke Underworld"
.
.
.
To be Continued
Melelahkan menulis chapter terpanjang yang pernah saya tulis di cerita ini. Saya harap kalian semua puas dengan apa yang saya tulis.
Merubah sejarah tidak semudah yang saya bayangkan. Saya harus membaca hal hal yang kemungkinan bertabrakan dengan yang ubah. Apabila menurut kalian masih ada yang kurang bisa langsung chat saya ke akun, soalnya agar terhindar spoiler untuk pembaca yang lain apabila saya bisa memasukkan masukan . Untuk yang sudah membaca dan memvote bahkan memberikan komentar saya sangat berterimakasih. Itu menjadi pembakar semangat saya untuk menulis kedepannya.
Note: Chapter depan akan saya update secepatnya
Akhir kata terimakasih.
