STALAKTIT ES
Oleh: Murasaki Dokugi
Karakter-karakter milik Monsta.
Dingin. Itu yang dirasakan tubuhku begitu aku melangkah keluar halaman rumah. Kuhembuskan nafas yang terlihat berasap akibat pengaruh suhu dibawah titik nol. Mataku melihat sekeliling.
Rumput hijau halaman rumahku ditutupi butiran air beku yang menghujaninya, membuatnya seakan ditutupi oleh sebuah selimut putih raksasa. Musim dingin telah berlangsung selama dua hari di wilayah tempat tinggalku.
Sembari menggosok kedua tanganku yang mulai terasa kebas akibat hipotermia, mataku melirik ke arah tiang lampu jalan di depan pagar rumahku. Bagian dalam lekukan lampu jalan itu mulai membentuk tetesan air beku yang semakin lama semakin memanjang.
Stalaktit es.
Dalam hati aku mengucapkan kekaguman kepada Allah yang Mahakuasa. Pemandangan indah stalaktit es itu tidak serta merta terbentuk dengan sendirinya. Allah-lah yang memerintahkan air dan suhu beku untuk berkombinasi, menciptakan panorama alam musim dingin yang unik.
"Amato, jangan lama duduk kat luar tu. Nanti kamu membeku. Jom masuk rumah. Aba kamu dah buatkan kita cokelat panas."
Aku menoleh. Kulihat Ummi yang berdiri di depan pintu rumah tak jauh di belakangku sembari membawa sebuah mantel tebal. Beliau kemudian menyelimuti punggungku dengan mantel tebal itu, menggiringku masuk kembali ke dalam rumah. Mungkin sedikit tamparan batin terhadap diriku juga. Ketika hendak mengagumi pemandangan ciptaan Allah, seharusnya aku juga memperhatikan keselamatan diriku sebelumnya.
Kunikmati cokelat panas bersama Aba dan Ummi kemudian menoleh keluar jendela yang berkabut dan membeku.
Tamat
Catatan: Cerita ini ditulis untuk mengisi Event Prompt Desember dari Komunitas Edufiction BoBoiBoy. Tema: Musim dingin
