Disclaimer:{ Naruto= Masashi Kishimoto} { High Scholl DxD= Ichiei Shibumi }
Warning: Typo. Gaje. B.Baku. Dll.
Genre:Action. Supranatural. Fantasi. Harem. Ecchie. School.
{ Chapter 2 }
{ 09.15 Pm }
"Hahh~ Badan ku lelah sekali."
Terlihat di trotoar jalan, Naruto berjalan santai masih dengan seragam nya dan tas miliknya.
Dia baru saja pulang dari tempat kerja nya. Dan dia merasa tubuhnya sangat lelah, karena tadi dia juga membantu melayani pelanggan.
Ada yang membuat dia hari ini sedikit hancur. Yah apa lagi kalau bukan melihat senpai nya tadi bersama pria tampan.
Sekali lihat dia tau bahwa mereka memiliki hubungan. Yah dia memang sadar, senpai nya itu memang tidak mencintai nya, tapi dia tidak tau akan sesakit ini.
"Hah~" Naruto menghela nafas untuk menghilangkan pikiran tersebut, dia harus bisa seperti Naruto biasanya.
Mata Naruto menyipit saat melihat tidak jauh didepan nya, diseberang jalan dia melihat ada dua pria yang menyeret seseorang kedalam gang.
Brakh!
"Ughh.."
Terlihat didalam gang seorang gadis surai hitam sebahu kini tersandar di tembok gang. Sementara didepannya kini ada dua pria dewasa menyeringai mesum padanya.
"Tidak aku sangka, kita dapat santapan bagus malam ini!" Ujar pria surai hitam dengan wajah menyeramkan.
"Khahhah.. Kau benar Kokabiel Senpai. Aku sudah lama tidak memakan gadis SMA." Ujar temannya tersenyum aneh.
Dia memiliki surai silver, dari pakaian mereka kelihatan bahwa mereka adalah preman.
"J-jangan mendekat! Kalau tidak aku akan berteriak!" Ujar gadis itu mengarahkan tangannya kedepan.
"Khahah.. Berteriak saja semau mu, tidak akan ada yang mendengar." Ujar pria surai silver tersebut.
Gadis itu benar-benar mengutuk nasib sialnya. Harusnya dia tidak menolak saat temannya ingin mengantar dia pulang. Dan sialnya hp nya mati, jadi tidak bisa menelpon supir nya.
Greb!
"A-ap-"
Sraakkk...
Belum sempat gadis itu melawan, pria berwajah seram itu langsung menarik seragam gadis itu sampai koyak dan memperlihatkan pakaian dalam nya.
"Kya-umm.."
Pria surai silver tadi langsung menyumbat mulut gadis itu menggunakan tangan nya, dia lalu menekan tangan gadis itu keatas.
"Hiks. Hiks.."
"Ahh~ Wajah yang sangat bagus." Ucapnya, dia lalu menjilat leher mulus gadis itu.
"Oi Freed.. Aku dul-"
Greb.. Buagh.. Brukh.
Pria bernama Kokabiel itu langsung terjatuh, saat ada yang menarik bahu nya berbalik dan langsung memukul wajahnya keras.
"Senp-"
Buagh.. Duagh..
Pria bersurai silver itu kelihatan mengalami hal yang lebih parah. Setelah membuat Kokabiel terjatuh, pemukul yang tidak lain adalah Naruto itu langsung memukul lalu menendang dada pria itu.
Tak sampai disana, dia menarik tangan pria itu, lalu menarik nya kuat dan melemparkan pria itu sampai menabrak tembok dengan keras.
Grab.
Naruto lalu menarik gadis itu berdiri dibelakangnya. Dia menatap dua sosok didepannya waspada.
Dia tadi langsung menghajar mereka tanpa memikirkan resiko nya. Tapi itu memang tepat, jika dia terlambat tidak tau apa yang akan menimpa gadis dibelakangnya ini.
"Ugh.. Sialan! Siapa yang berani ikut campur!" Terlihat pria lebih tua itu mulai berdiri.
Dia menatap Naruto marah. Terlihat hidung mancung nya mengeluarkan darah akibat pukulan Naruto.
"Freed, kau tidak apa?" Pastikan Kokabiel melihat rekan nya.
Namun tidak ada respon, hanya ada darah dari tempat pria itu tergeletak.
"Bocah kurang ajar! Berani nya kau memperlakukan kami seperti ini!"
Terlihat pria itu mengeluarkan pisau dari kantung nya. Gadis dibelakang Naruto membulatkan mata melihat hal tersebut.
"Kau pergilah keluar dari sini. Coba cari bantuan, atau polisi yang sedang berpatroli." Bisik Naruto.
"T-ta-"
"Cepat!"
"H-Ha'i."
Dia langsung berlari keluar dari gang itu. Melihat buruannya lari, pria itu bertambah marah.
"Kurang ajar!"
Dia berlari menerjang Naruto, dia lalu menusuk kan pisau itu pada Naruto. Tapi tentunya pemuda itu tidak akan menerima itu.
Dia bergerak kesamping untuk menghindari nya. Lalu dengan cepat dia memberikan serangan lututnya ke perut pria itu.
Duagh..
"Ghuk.."
Pria itu termundur beberapa langkah saat menerima serangan Naruto. Dia tidak menyangka bocah seperti ini bisa menghajar nya.
"Aku akan membunuh mu bocah!" Marah nya.
Dia lalu menyerang Naruto secara brutal. Tusukan dan sayatan dia beri pada Naruto.
Tentu saja pemuda itu kaget. Dia berusaha menghindari nya, tapi terlihat tangan dan perutnya menerima beberapa sayatan.
"H-hahah.. Rasakan itu bocah!" Ujarnya senang melihat tangan dan perut Naruto berdarah.
"Orang tua sialan!"
Naruto berlari memotong jarak, lalu dia melompat tinggi dan memberikan serangan lututnya ke wajah pria itu.
Duahkh..
"Gkahkk.."
Brakh! Trank..
Pria itu terkapar pingsan. Naruto menatap nya datar, untung dia dulu sempat berlatih bela diri.
Jleb!
"Chouk.."
Naruto berusaha menoleh kebelakang saat merasakan rasa sakit di pinggang bagian belakangnya.
Dia dapat melihat pria surai silver tadi kini tersenyum menyeringai padanya. Terlihat wajah pria itu penuh darah, Naruto sedikit menurunkan pandangannya kebawah, terlihat pisau telah tertancap disana.
"Si-"
Brukh..
"Ayo pak disini tempatnya."
Terlihat di pintu gang gadis yang diselamatkan Naruto tadi telah membawa dua polisi, tubuhnya telah diberikan selimut untuk menutupi nya.
Dua polisi itu saling pandang, mereka lalu mengangguk dan berlari masuk kedalam. Diikuti gadis itu.
"Astaga! Apa yang terjadi disini.. Nak, kau tidak apa-apa?"
Salah satu polisi itu langsung menghampiri Naruto yang terkapar dengan darah bersimbah.
"Cepat telepon ambulan!"
"Ha'i"
Gadis itu membulatkan mata, yang benar saja. Tidak mungkin penyelamat nya mati, dia terdiam mematung disana menatap wajah pucat bersimbah darah itu.
"Maaf nona kami tidak menemukan orang-orang itu. Tapi yang jelas disini tadi memang ada perkelahian." Ujar polisi itu mendekati gadis itu.
{ Karaoke }
Terdengar suara musik yang keras di salah satu ruangan karaoke. Terlihat disana ada 5 remaja disana.
Dua laki-laki dan tiga perempuan. Yang pertama Naruko, lalu gadis surai merah panjang digerai, lalu gadis surai hitam di ikat ekor kuda.
Lalu Pemuda surai coklat jabrik, yaitu Kiba, lalu pemuda surai coklat dengan gaya rambut seperti Tsubasa.
Terlihat Kiba dan Naruko asik berciuman, sedangkan tiga lainnya menatap mereka menyeringai.
Deg!
Naruko langsung mendorong Kiba supaya ciuman mereka terpisah. Tentu saja mereka yang melihatnya kebingungan.
"Ada apa Ruko-chan?" Tanya pemuda itu.
"Nii-chan.."
Mereka bertambah bingung saat melihat gadis itu bergumam Nii-chan sembari meneteskan air mata.
"Ada apa dengan si brengsek itu? Apa yang dia buat sampai kau menangis?" Tanya Kiba.
"Are..? Kenapa dengan ku? Kenapa aku tiba-tiba mengingat Nii-chan, dan disini terasa sakit." Batin gadis itu memegang dadanya.
"T-tidak, aku tadi hanya mengingat dengan nya." Gumam gadis itu.
"Um, baiklah aku akan memesan minum lagi, supaya kau tenang." Ucap gadis surai hitam panjang.
{ Rumah Sakit }
"Minggir-Minggir.. Ada pasien dalam keadaan kritis!"
Terlihat beberapa suster mendorong Pemuda yang bersimbah darah menggunakan kasur pasien.
"Kenapa kau harus mengalami ini.. Naruto." Batin dokter yang ikut mendorong sedih.
Terlihat gadis yang dia tolong tadi juga ada disana, tapi kini bertambah dengan satu wanita surai hitam diikat twintail bersama gadis itu.
"Kalian tunggu diluar."
Mereka langsung menghentikan langkah saat Naruto telah di bawa masuk ke UGD.
"Ta-"
"Sona tenanglah, aku yakin mereka akan berjuang sekuat tenaga." Ujar wanita yang lebih dewasa itu.
"Hiks.. Nee-sama.. Hiks.. Bagaimana jika dia tidak selamat? Ini salah ku, aku yang membuat dia dalam masalah."
Wanita itu memeluk adiknya itu, baru kali ini dia melihat Sona menangis setelah lama orang tua mereka meninggal, karena itu adalah terakhir dia menangis.
"Sstt.. Tenang lah, aku yakin dia akan selamat." Ucap nya berusaha menenangkan Sona.
Dia lalu membawa gadis itu untuk duduk di kursi tunggu. Dia mengelus surai gadis dalam pelukannya itu.
Dia juga sebenarnya tadi kaget mendengar cerita adik nya itu. Dimana dia hampir diperkosa, tapi untung ada pemuda itu menolongnya, tapi kini sang penolong itu dalam keadaan kritis.
Tap! Tap! Tap..
"Hah~ Hah~"
Sona dan Serafall mengalihkan pandangan pada gadis surai oranye yang kini berdiri dengan nafas tidak teratur didepan mereka.
Terlihat dibelakangnya nya juga ada wanita surai hitam sebahu.
"Kyuu-Senpai?" Panggil Sona.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya nya langsung.
"Hah?"
Grab!
"Aku tanya bagaimana keadaan Naruto!" Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja gadis itu menarik kerah Sona sampai gadis itu berdiri.
"Hei, apa-"
"Hiks.. Ternyata dia kenalan mu, Hiks.. Maafkan aku, dia sekarang masih berada di UGD. Ini semua karena salah ku." Ucap gadis itu menyesal.
"Kyuu-chan, tenang lah." Pinta wanita yang berdiri dibelakang nya.
"Uh.. Geh.." Kyuubi langsung melepaskan kerah Sona dengan kasar.
Dia tadi benar-benar shok mendapatkan telepon dari ibunya, bahwa Naruto ditusuk seseorang karena berusaha menyelamatkan seorang gadis dari preman.
Tidak dia sangka, gadis yang di selamatkan Naruto adalah Sona. Teman nya di sekolah, atau bisa dibilang junior nya, tapi karena Sona anggota Osis mereka cukup dekat.
"Jika dia kenapa-kenapa.. Aku tidak akan memaafkan mu!" Ujarnya.
Serafall hanya dapat memperhatikan kedua sosok itu. Tadi dia sempat ingin marah pada sosok yang menarik kerah Sona.
Tapi melihat respon dan perkataan gadis itu, dia tidak bisa berkata apa-apa. Karena dia ternyata sosok yang dekat dengan penyelamat adiknya.
{ Skip= 2 Jam kemudian }
Klek..
Sona, Serafall Kyuubi dan Shizune langsung berdiri saat melihat pintu ruangan itu terbuka. Terlihat dari sana keluar sang dokter, yaitu Tsunade.
"Bagaimana keadaan Naruto.. Kaa-chan?"
Serafall terlihat tersentak, dia tidak menyangka teman Sona adalah putri dari kepala rumah sakit ini.
"Hah~ Beruntung dia cepat dibawa kerumah sakit jadi dia selamat. Jika terlambat sedikit saja tadi mungkin dia telah kehabisan darah." Ucap Tsunade mengelus pucuk kepala putri nya itu.
"Hiks.. Terimakasih Kami-sama.. Hiks.." Ucap nya senang.
Bukan hanya Kyuubi, Shizune, Sona dan Serafall juga terlihat senang, mereka menghela nafas lega. Karena pemuda itu selamat.
"Kyuu-chan, apa kau sudah menelepon Naruko?" Tanya Tsunade.
"Um.. Tapi dia tidak mengakat nya." Ucapnya.
"Hahh~" Tsunade hanya dapat menghela nafas mendengar nya.
Dia lalu mengalihkan pandangan ke Sona. Dia menatap gadis itu beberapa saat.
"Tolong, bisakah kau menceritakan detail kejadian nya?" Tanya Tsunade.
"H-Ha'i"
{ Keesokan harinya }
Terlihat disalah satu ruangan rumah sakit, Kyuubi duduk di kursi samping kasur. Dia kini memakai seragam sekolahnya, karena hari ini dia harus sekolah.
Tapi dia meminta pelayan dirumah nya mengantar pakaian untuk nya. Karena tadi malam dia menginap di rumah sakit untuk menjaga Naruto.
Dia menatap pemuda yang terkapar dengan selang infus ditangan dan selang oksigen di hidung nya. Dia mengelus surai Pemuda itu sembari tersenyum lembut.
Jika Naruto tidak selamat, entah apa yang akan terjadi pada dirinya. Karena pemuda itu adalah sosok yang berarti dalam hidupnya.
"Aku berangkat dulu Naruto-kun... Kau beristirahat lah." Gumam nya, dia mengecup pipi pemuda itu lalu keluar dari sana.
Saat keluar dari rumah sakit, Kyuubi telah ditunggu supirnya disana. Tanpa menunggu lama dia langsung masuk kedalam mobil.
"Ayo berangkat, Oji-san."
"Ha'i. Nona."
Mobil itu langsung berangkat meninggalkan kawasan rumah sakit. Terlihat Kyuubi menatap keluar jendela dengan lesu.
Sebenarnya dia ingin tidak masuk sekolah, karena dia ingin menjaga Naruto. Tapi ibunya mengatakan Naruto akan merasa bersalah karena hal tersebut.
"Hah~" Dia menghela nafas untuk menenangkan diri.
"Um? Apa nona tidak apa-apa?" Tanya sopir itu melihat Kyuubi dari spion atas.
"Aku tidak apa-apa.. Hanya lelah sedikit." Balasnya tanpa mengalihkan pandangan dari luar.
{ Tokyo High school }
Kyuubi turun dari mobil nya. Dia lalu melangkah memasuki gerbang sekolahnya.
Matanya menyipit saat melihat gadis surai pirang diikat twintail kini sedang tertawa berjalan bersama temannya.
"Naruko."
Gadis itu dan temannya menghentikan langkah mereka. Lalu mereka berbalik untuk melihat siapa yang memanggil nya.
"Kyuubi-Senpai?" Bingungnya.
"Haha.. Maaf memanggil mu. Oh iya Naruto apa sudah datang?" Tanya nya tersenyum.
"Um? Mana aku tahu, aku tadi malam menginap di tempat Rias. Lagian aku tidak peduli dia m-"
Plak!
Beberapa murid terlihat kaget saat Kyuubi menampar Naruko keras. Dia menatap gadis itu marah.
"Ap-"
Plak!
Lagi-lagi Kyuubi memberikan tamparan pada gadis itu. Dia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran adik Naruto satu ini.
Padahal dia mati-matian bekerja untuk membayar biaya sekolah dan juga kehidupan mereka.
Tapi adiknya ini seakan buta dengan itu semua. Dia sama sekali tidak peduli pada Naruto.
"Senpai, apa yang kau lakukan?" Bentak gadis surai merah disamping nya.
"Kau diam! Ini tidak ada urusannya dengan mu.. Gremory!"
"Dan kau! Ghuh.. Apa kau tau, Naruto sekarang terbaring di rumah sakit!" Marah gadis itu, terlihat dia menggenggam tangan nya kuat.
Naruko yang mendengar nya terlihat terbelalak kaget. Dia menatap Kyuubi seakan itu tidak benar.
"Dia tadi malam ditusuk seseorang selepas pulang dari kerja! Kau harus tau sialan! Naruto bekerja keras untuk menghidupi mu!"
"Bahkan kau tidak mengetahui itu! Dan lagi aku menelepon mu, kau tidak mengakat nya. Dasar sialan!"
Kyuubi kali ini benar-benar marah, dia sampai menarik kerah baju gadis itu.
"Cih, sudahlah. Aku merasa kasihan pada Naruto memiliki adik seperti mu!" Ujarnya melepaskan kerah Naruko lalu masuk ke sekolah.
Gadis itu hanya terdiam membatu ditempat nya. Terlihat air mata gadis itu menetes dengan sendirinya.
"N-Naruko-chan.."
"Nii-chan!"
Gadis itu langsung berlari meninggalkan sekolah. Tentu saja temannya terlihat panik.
"Naruko!" Panggil nya mengejar gadis itu.
Terlihat di gerombolan murid yang tadi mendengar pertengkaran Naruko dan Kyuubi. Ada dua gadis yang kini juga membantu.
"Naruto.."
"Naruto-kun."
{ Rumah Sakit Tokyo }
"Maaf Rias, kau harus ikut bolos bersama ku." Ujar Naruko.
Kini mereka ada didepan pintu ruangan Naruto dirawat.
"Tidak masalah, lagian aku juga merasa bersalah, karena yang mengajak mu pergi tadi malam." Balas gadis itu.
Naruko membuka pintu itu, baru saja masuk mereka melihat di kasur Naruto terbaring disana.
"N-Nii-chan." Ujar gadis itu menutup mulutnya.
Terlihat gadis itu menghampiri Naruto dengan air mata yang mulai mengalir lagi. Dia memegang lembut tangan pemuda itu.
"Maafkan aku.. Hiks.. Maafkan aku Nii-chan." Ucapnya.
Rias terlihat diam memperhatikan Naruko. Dia lalu menatap wajah pemuda yang terbaring tersebut.
"Ugh.. J-jangan menangis. Itu akan membuat ku lebih terluka." Ucap Naruto sedikit serak.
Ternyata dia telah sadar dari tadi. Dia langsung pura-pura pingsan saat ada yang datang tadi.
"N-Nii-chan.. Hiks.. Syukurlah kau sudah sadar."
Sebenarnya saat ini Naruko sangat ingin memeluk kakaknya itu. Tapi dia harus menahan nya mengingat luka tusukan yang masih berperban itu takut terbuka lagi.
"U-ugh.."
"A-apa yang kau lakukan!" Panik Naruko saat Naruto memaksa duduk, dan ingin membuka selang infus nya.
"Aku harus keluar dari sini. Aku sudah sembuh." Ujarnya.
Greb!
Naruto menatap tangan putih mulus menahan tangannya yang ingin membuka infus.
"Maaf Ojou-san. Bisa kau lepaskan tangan mu." Pinta Naruto.
"Tidak. Kau harus tetap disini sampai luka mu benar-benar sembuh!" Balas gadis itu.
"Rias." Gumam Naruko menatap gadis itu.
Naruto yang mendengar nya menggeram. Dia lalu menepuk tangan gadis itu supaya melepaskan nya.
"Aku lebih tau tubuh ku dari padamu!" Balasnya datar.
Dia membuka selang oksigen di hidungnya. Lalu kembali ingin membuka selang infus miliknya.
Greb.
Namun Rias lagi-lagi menahan tangan Naruto. Membuat pemuda itu menatapnya datar.
"Aku tau kau teman Naruko. Tapi kau tidak perlu mengurus ku seperti ini!" Ucapnya.
"Hahh~ Aku juga merasa bersalah atas kejadian tadi malam. Jadi aku tidak akan membiarkan kau keluar dari sini dalam keadaan seperti ini."
Naruto menghela nafas panjang, dia mulai merasa kesal karena gadis tersebut.
"Maaf Ojou-san.. Kami bukan lah keluarga kaya. Jadi aku harus meninggalkan rumah sakit ini dan berobat di rumah sendiri! Jadi tolong kau harus mengerti itu!" Ucap Naruto menatap datar gadis tersebut.
"Ak-"
Klek..
"Jangan khawatir, aku yang akan membayar seluruh biaya pengobatan mu." Ucap seseorang masuk.
Naruto melihat seorang wanita surai hitam diikat twintail, mengenakan kemeja putih dilapis jas hitam dan rok hitam lalu sepatu hak tinggi.
"Serafall-San." Kaget Rias.
Wanita itu menatap Rias, dia tersenyum kecil. Lalu dia mengalihkan pandangannya pada Naruto.
"Terimakasih.. Aku sangat berterimakasih karena kau telah menyelamatkan adik ku. Jika kau tidak ada, aku mungkin akan kehilangan adik ku." Ucap wanita itu membungkuk.
Terlihat Rias kaget melihat hal tersebut, begitu juga Naruto dan Naruko. Terlihat pemuda itu menggaruk tengkuknya.
"H-Ah, anda tidak perlu berterima kasih. Aku hanya melakukan apa yang harusnya kulakukan. Dan lagi anda tidak perlu membayar biaya pengobatan untuk berterima kasih, aku aka-"
"Tidak, kau harus disini sampai sembuh total. Untuk biaya jangan kau pikirkan, jika kau tidak menerima nya aku akan merasa sangat bersalah." Ucapannya menatap Naruto langsung.
"A-ah.. B-baiklah jika seperti itu." Ucapnya mengalah, dia lalu kembali menidurkan tubuhnya di kasur.
"Itu baru bagus." Ucapnya tersenyum.
{ Sore Harinya }
Terlihat di kasur nya, Naruto masih terbaring disana. Dia menoleh ke jendela menatap burung yang berada di atas pohon didekat jendela tersebut.
Dia menyuruh Naruko pulang terlebih dahulu. Walaupun adiknya itu sempat menolak, tapi Naruto mengatakan Naruko harus melihat keadaan rumah mereka dulu.
Dan untuk dua gadis lainnya, mereka lebih dulu pulang dari pada Naruko. Karena mereka mengatakan memiliki urusan lain yang harus diselesaikan.
Klek..
Naruto menoleh kearah pintu saat mendengar ada yang masuk. Terlihat ada seorang gadis surai indigo berdiri disana dengan buah-buahan ditangannya.
"Sen..Pai." Gumam Naruto.
Dia menutup matanya, lalu menarik nafas untuk menenangkan diri. Mau bagaimana pun ingatan kemarin masih membekas di otaknya.
"Kau.. Apa kau sudah tidak apa-apa?" Tanya gadis itu mendekati nya.
Dia menaruh buah-buahan di atas meja samping kasur Naruto. Dia lalu menarik kursi supaya dekat dengan meja itu.
"Ah.. Aku tidak apa-apa." Balas Naruto mengalihkan pandangannya ke jendela.
Terjadi keheningan disana. Naruto dapat mendengar Senpai nya itu kelihatan nya sedang mengupas buah.
"Kenapa kau tahu aku dirumah sakit?" Tanya Naruto tanpa berbalik.
Gadis itu sedikit tersentak mendengar pertanyaan dengan nada datar itu. Belum lagi pemuda itu tidak memanggil nya senpai lagi.
"Aku... Tapi pagi Kyuubi marah besar pada Naruko di gerbang. Tanpa sengaja aku mendengar nya." Ucapnya mulai memotong apel yang dia kupas.
"Heh.. Tanpa sengaja ya." Gumam Naruto.
"Hiks.. Hiks.. Maaf kan aku. Hiks.. Aku tau aku menyakiti mu, aku tau aku salah. Hiks, tapi aku tidak ingin kau bersikap dingin seperti ini padaku Naruto." Gadis itu tidak bisa lagi membendung air mata yang dari tadi ingin keluar itu.
"Hiks.. Pria yang kau lihat kemarin adalah Gaara.. Dia dari Kyoto, ayah ku dan ayahnya memiliki kerja sama..Hiks.. Jadi aku di jodohkan dengan dia." Jelaskan gadis tersebut.
"Kau tau.. Kau adalah pembohong!"
Gadis itu membulatkan matanya kaget mendengar nya. Dia juga dapat melihat kini Naruto menatap dia penuh akan kekecewaan.
"Kau bohong Hinata. Teman-teman ku telah melihat kau sering jalan dengan senpai di sekolah kita. Aku juga tidaklah buta Hinata..."
"Kita telah berpacaran 2 bulan. Dan selama ini aku mengajak kau kencan, kau selalu menolak. Lalu tiga hari lalu kau tiba-tiba mengajak ku kencan.. Aku sangat senang saat itu dan melupakan semuanya.."
"Tapi.. Lagi-lagi kau menghancurkan perasaan ku dengan pemandangan yang aku lihat di restoran tempat aku bekerja.. Hiks.. Sudahlah lebih baik kau pulang saja, aku tidak ingin melihat kau saat ini." Ujar Naruto panjang, dia lalu mengalihkan perhatian ke jendela.
"Naruto.. Hiks.. Sungguh aku baru menyadari Minggu terakhir. Aku sangat nyaman berada didekat mu, jujur saja saat aku menebak mu. Aku memang tidak memiliki rasa padamu.."
"Aku hanya mendapatkan hukuman saat itu, tapi saat menjalankan hubungan dengan mu. Aku menyadari aku benar-benar menyukai mu Naruto.. Hiks. Jadi tolong beri aku k-"
"KELUAR!"
Gadis itu terlihat membatu. Terlihat air matanya mengalir deras, dia lalu berdiri dan berjalan dengan lesu keluar dari ruangan tersebut.
"Untuk apa kau bersedih.. Bukan nya kau tidak mencintai nya. Bukannya kau memiliki Gaara... Hinata!"
Baru saja keluar dan menutup pintu. Terlihat Kyuubi bersandar sembari melipat tangan di bawah dadanya.
"Diam kau Kyuubi.. Aku telah menyadari aku mencintainya.. Dan tidak akan melepaskan dia begitu saja!" Balas gadis itu menatap Kyuubi tajam.
"Cih. Berhentilah membual, bahkan aku tau kau telah mengkhianati Naruto selama ini. Bisa-bisanya kau berbicara seperti itu!" Balas Kyuubi tak kalah menatap tajam gadis itu.
"Itu.. Waktu itu aku belum menyadari perasaan ku padanya.. Tapi ini berbeda, aku akan membatalkan perjodohan dengan Gaara.. Dan aku juga telah memutuskan pacar ku!" Balas gadis tersebut.
"Heh.. Jangan harap aku akan membiarkan kau mendekati Naruto lagi." Balas gadis itu, dia lalu membuka pintu ruangan Naruto dan masuk.
"Kyuubi.. Aku tidak akan membiarkan kau memiliki Naruto. Dia hanya milik ku seorang!" Batinnya, dia lalu melangkah pergi dari sana.
T..B..C..
Ok, gua dah up chapter 2 nya. Yah, semoga kalian suka ya.. Oh iya, aku terinspirasi membuat Fanfic ini dari beberapa Manhua yg aku baca, menurut ku keren juga konsep nya hahaha..
Oh iya, Sistem disini akan memberikan misi yang ero, seperti judulnya nya. semakin ero, semakin banyak poin yang Naruto peroleh.
Dan Spoiler sedikit, nanti musuh-musuh Naruto gk semua orang biasa. Ada beberapa yang memiliki kemapuan juga, kan kurang adil jika Naruto yang nanti memiliki kekuatan.
Woke sampai sini saja dulu, fufu...
