Away From You

Chapter 5 – Roy

Roy Mustang menguap lebar sambil berjalan ke arah Northern Headquarter. Hari ini ia harus mengambil beberapa dokumen dari perpustakaan yang katanya ada hubungannya dengan batu penyembuhan itu.

Sebenarnya mudah saja. Batu penyembuhan atau healing stone tidak sama dengan philosopher's stone. Healing stone tidak perlu menggunakan manusia atau sebagainya untuk dibuat, tapi healing stone dicari. Batu itu terdiri dari 5 bagian yang tersebar di seluruh dunia. Pecahan kecil batu itu saja, sudah dapat menyembuhkan orang sekarat yang hampir mati. Tapi sayangnya healing stone cuma dapat menyembuhkan. Bukan membangkitkan seperti philosoper's stone.

"cari apa, sir ?"

"Data yang kuminta kemarin. Aku minta pada secretary yang ada di reception desk di situ. Katanya hari ini dia akan memberikan copian datanya padaku."

"hm.. kalau boleh tahu atas nama siapa ?" tanya si pegawai lelaki muda itu. "ada beberapa orang yang menitipkan dokumen padaku… bukan cuma dokumen sih.. ada juga yang menitipkan.. jaket yang dipinjam, sampai sepatu boot yang hilang sebelah."

Roy tertawa. Benar. Kantor tempat penitipan itu lebih dari kapal pecah ! Banyak benda tak berguna yang dititipkan, dan tidak ada orang yang mau mengambilnya. Kasihan sekali…

"Colonel Roy Mustang, Flame alchemist"

Pemuda itu masuk ke dalam kantor sambil mencari di loker berinisial R. "hm… kalau boleh tahu, kenapa kaki anda, sir ?"

"Kekasihku."

Roy bercerita cukup panjang tentang Riza. Bagaimana ia kehilangan kakinya gara-gara ingin menyelamatkan hidupnya kembali. Pria itu sekarang juga sedang memikirkan keadaan Riza di East sana. Mungkin ia sedang mengerjakan tumpukan paperwork bersama fuery, jean, dan kawan-kawan ? Atau… mungkin ia sedang jalan ke luar, berkencan dengan pria lain ?

Ah.. jangan sampai jadi yang satu itu ! lagi pula Riza bukan tipe seperti itu, kan ? Riza setia menunggunya.

Roy jadi teringat pada cincin yang dikenakannya. Pokoknya ia harus lebih cepat lagi mengembalikan kakinya, lalu ia akan segera menikahi Riza. Harus !

"sir ? Sir ?" ucap pemuda itu. "maaf, ternyata kuncinya terbawa oleh atasan saya… jadi kira-kira jam 5 sore baru nanti anda dapat kembali dan mengambilnya."

Roy mengeluarkan nafas berat, lalu kemudian mengangguk dan meninggalkan meja itu. Ia berjalan keluar North HQ, ketika di sebelahnya, lewat seorang military officer berambut kuning emas... Ia tidak jelas melihat wajahnya karena banyaknya orang lain di sana. Ketika roy berbalik, orang itu sudah tidak ada didekatnya lagi. Ia pun berjalan keluar berjalan ke arah pertokoan.

Semua pasangan, laki-laki dan wanita saling bergandengan tangan, beberapa dari mereka saling berpelukan. Suasana toko meriah dengan warna pink dan merah tua, yang baru kemudian menyadarkan Roy kalau hari ini hari Valentine !

Benar. Ini seharusnya menjadi hari Valentine mereka yang pertama. Hm.. bukan begitu sih, tapi tahun lalu, roy sedang mengalami masa perawatan di rumah sakit setelah kakinya dipasang automail. Dan saat itu Riza ada di sebelahnya, terus menggenggam tangannya.

Hari itu juga, ia berjanji kalau valentine tahun depan (baca: valentine tahun ini) akan jadi hari yang berkesan untuk keduanya. Tapi apa ? kembali mereka terpisah lagi.

Roy mengumpat kesal dalam hatinya karena ia mau saja berpisah dengan Riza. Pasti Riza kesepian hari ini…

Ia terus berjalan, dan pandangannya tertuju pada sebuah toko perhiasan yang kelihatannya bagus sekali. Ia memandangi benda-benda berkilauan itu dari etalase toko. Di sebelahnya, seorang wanita muda, yang terlihat sedang mengaggumi sebuah chocker hati dengan rantai perak yang indah. Roy jadi teringat pada Riza yang hari ini kesepian di East.

Lelaki itu masuk ke dalam toko. Lalu berbicara dengan penjaga toko, menyerahkan uang, lalu keluar lagi dengan kotak kecil berwarna pink dengan pita putih di atasnya. Hatinya riang. Mungkin kalau dikirm akan terlambat sedikit. Tapi biarlah. Yang penting Riza tahu bahwa di sini ia tetap mencintainya.

---

roy kembali ke North HQ untuk mengambil dokumennya itu. Ketika naik tangga, ia menyadari si officer pirang itu lagi, yang ada di arah berlawanan dengannya. Ia seperti tersenyum, tapi tidak jelas juga, ya. Roy tidak ambil pusing, lalu segera menghampiri si pemuda itu.

"Bagaimana ? sudah jam 5 lebih." Hampir ia menambahkan kalau tidak ada awas saja, namun si pemuda itu tersenyum sambil memberikan dokumen yang ia minta.

"bagus…. Terima kasih." Roy hendak berjalan keluar, ketika pemuda itu memanggilnya. "tunggu ! anda Colonel Roy Mustang, ya ?"

Roy tampak bingung, namun mengiayakannya. "ini. Ada titipan dari… lieutenant… Lieutenant.. siapa lah. Pokoknya dia mungkin satu-satunya wanita di HQ ini. Sepertinya orang baru. Ia hanya tersenyum-senyum ketika saya menceritakan tentang anda."

"oh ? benar begitu ? mana ?"

"Ini, sir" sebuah kotak biru muda yang berukuran lumayan besar, dilapisi pita plastic transparan yang bermotif hati diserahkan padanya. Tak asing lagi, ia kenal betul tulisan itu. Pria itu mengingat suatu benda kecil yang ada di kantongnya. Roy tak bisa lagi menahan wajahnya yang ingin menyengir.

"Pinjam kertas dan bolpen." Perintahnya. Lalu Ia menulis-nulis seuatu di atas kertas dan memasukannya ke dalam amplop. Bersamaan dengan surat itu, ia menaruh kotak hadiahnya, dan menyerahkannya pada si pemuda itu. "titip, untuk Lieutenant Riza Hawkeye."

Si pemuda hanya kebingungan di sana, melihat colonel dari East yang bernyanyi-nyanyi ria keluar dari kantor itu.

----

Roy memandang North Headquarter yang semakin lama semakin mengecil dari pemandangannya. Ia teringat kado dalam saku jasnya, lalu mengeluarkannya. Di dalamnya ada sebuah surat yang pasti itu adalah tulisan tangan Rizanya.

Dear my boy,

Roy, hari ini valentine… dan aku sendiri. Sendiri ? Enggak. Aku merasa kamu selalu ada bersama-sama denganku kok. Mulai hari ini aku akan bekerja selama 7 bulan di North karena mereka kekurangan tenaga. Aku akan berusaha sebaik-baiknya di sini. Kami semua di East city baik-baik saja. Fuery tetap menyukai anjing, Brenda tetap gendut, Farman.. tetap matanya sipit seperti itu (hihi… itu kan kau yang bilang, ya.. bukan aku) dan Havoc… tetap saja belum dapat pacar. Oh iya, dia sudah mengecat kembali rambutnya seperti di akademi military dulu (yang kau bilang copycat mengikuti warna rambutmu, sehingga ia mengecatnya menjadi kuning..);p Kau sudah tahu kalau Keluarga Hughes pindah ke North ? Aku akan tinggal di sana untuk beberapa bulan ini.

Roy… pertama-tama aku juga rindu banget… jujur. Satu minggu pertama aku selalu nangis. Itu selalu terjadi setiap malam aku tidur… melihat ranjang sebelahku kosong. Setiap pagi aku bangun pun begitu. Tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa… Aku juga tahu, Roy di sana juga seperti ini, kan? (atau malah kau menyeleweng ? aku sudah siap dengan pistol caliber 0,45 di sini)

Darling, kalau sudah selesai, please, cepat pulang, ya… aku sudah menantikan mu dengan sangat di sini.. aku tidak akan pernah melupakanmu… tahu itu, kan ?

Ini hadiahku untuk valentine pertama kita. Kuharap cinta kita walau terpisah akan terus tumbuh bersama, seiring dengan berjalannya waktu. Aku akan mencintaimu… dan lebih mencintaimu…

Love,

Riza

Roy tersenyum. Di dalam kotak itu ada sebuah jas hitam yang tadi ia lihat di pertokoan. Ia hampir membelinya, namun seorang wanita sudah membelinya duluan. "sudah kuduga pasti itu kamu, riza…"

TBC