a/n : tadi sebelumnya sudah menyorot dari sisi Roy, sekarang kita akan lihat dari sisi Riza. Sudah kusengaja membuat mereka… sedikit ikatan takdir, begitu ? sehingga mereka tidak menyadari satu sama lain, padahal mereka melihat di etalase yang sama… memikirkan salah satu dari mereka! Lol. Ah.. memang, cinta adalah hal yang sulit. Btw, met valentine lagi (walau sudah basi)

Away From You

Chapter 6 – Riza

Baru sampai di North dan menaruh barang-barangnya, riza harus langsung menuju ke North HQ mengurusi proses administrasi kepindahannya, dan soal bla-bla-bla yang ia sendiri malas mengurusinya. Dengan malasnya ia berjalan ke arah HQ yang tidak sebesar di East. Dari pemandangannya, ia melihat seorang pemuda officer ? bukan. Ia orang biasa, berambut hitam. Rasanya familiar… Tapi…

Sudahlah. Riza berjalan masuk ke sana, lalu menunggu di ruang tunggu sambil membaca majalah. Tiba-tiba ia ditelpon untuk mengurusi urusan ini itunya, tapi ternyata sudah setengah jam ia menunggu, dan sekretaris berkata maaf… kami sedang sibuk. Jadi anda bisa datang ke sini lain waktu ? Mungkin jam 4 kami sudah bisa ready lagi mengurusi administrasi kepindahan anda.

Dari tempat duduknya, ia mendengar seorang pemuda yang menjaga tempat lost & found yang merangkap tempat penitipan barang (walau tidak official) sedang mengutuk. "ah.. ini dia kuncinya ! Kenapa kubilang sampai jam 5 ?"

Riza penasaran, lalu menghampirinya. "kenapa ?"

"tidak. Hanya saja tadi ada colonel siapa lah… gitu, yang mau mengambil dokumen yang dititipkan di sini. Kukira kuncinya terbawa oleh atasan.. tenyata terselip di saku kantongku !" gerutunya lagi sambil terkadang menyentak-nyentakan kunci itu. "jadinya kubilang untuk kembali lagi jam 5 ! Padahal kalau tidak aku sudah bisa pulang dulu !"

"ooh.. sayang sekali.."

Pemuda itu mengerjapkan matanya, kira-kira ia familiar dengan wanita ini ? "anda…. Kenal colonel dari East City ?" tanyanya ragu-ragu untuk memastikan. Riza mengangguk. "flame alchemist, kan ?"

"benar ! dia orang yang mau mengambil dokumen itu. Dia banyak bercerita tentang kekasihnya yang ada di East. Anda pasti iri padanya kekasihnya itu. sebab, katanya wanita itu ialah tipe yang paling sempurna di seluruh dunia…"

"benar ?" gadis itu memainkan senyum dibibirnya. "masak wanita itu sesempurna yang ia ceritakan ?"

"benar ! saya saja yang mendengar sampai-sampai dibuat iri… curangnya ! mengapa sih gadis-gadis suka tipe yang charming tapi playboy seperti dia ?"

riza tertawa lebar. "yang untung jadi kekasihnya dong… bangga, kan ?"

"ya.. begitulah…"

---

riza keluar dari North HQ setelah bercakap-cakap sekian lama dengan si pemuda penjaga loker itu. Ia berjalan ke arah pertokoan yang sudah siap merayakan hari valentine. Ia berjalan ke sebuah toko baju, dan ia memandangi model plastic yang mengenakan berbagai busana itu. Disebelahnya, seorang pria muda, sedang memandangi model yang sama yang mengenakan jas hitam. Terlintas di pikirannya, Roy yang akan mengambil dokumen itu jam 5. Riza segera masuk ke toko itu, menunjukan jas yang tadi ia lihat dan keluar dengan bungkusan biru muda berhati-hati kecil itu.

"Titip. Bilang dari Lieutenant Hawkeye untuk Colonel Roy mustang, kalau ia mengambil dokumennya."

Si pemuda kebingungan. Apa wanita itu juga jatuh cinta pada colonel Roy Mustang, yang bahkan belum pernah dilihatnya ? Apa ia bercerita terlalu dilebih-lebihkan sehingga gadis itu terlalu terpesona pada colonel… itu ?

Ah, biarlah. Riza berjalan meninggalkan kantor North, ketika melihat sayangnya yang berjalan naik ke atas, kelelahan sesuah berputar-putar di tempat perbelanjaan. Riza mengeluarkan sedikit senyum misterius, yang membuat sayangnya itu mengalihkan pandangan padanya. Tapi ia segera berbaur dengan orang lain dan menghilang diantara kerumunan orang banyak.

Malam itu Riza lebih dari bahagia. Walau tidak ada kado dari Roy, setidaknya ia menunjukan sedikit tanda cintanya dengan surat dan kadonya. Ia juga senang bisa bertemu dengan Roy walau hanya berdampingan di etalase toko, dan tidak mengenal satu sama lain (karena saking memikirkan satu sama lain) dan.. ini takdir atau apa, yang membuat mereka kompakan naik turun tangga di north dalam keadaan berlawanan ? Tapi tidak menyadari satu sama lain ?

Riza tidak tahu. Dalam senyumnya, ia tertidur. Ia harap, keadaannya akan terus baik seperti hari ini… dan ia juga berharap agar Roy Jr. nantinya bisa lahir dengan selamat.

----

"Ma'am ! Ma'am !" pemuda di loker itu memanggilnya, yang sedang berjalan dengan tenang menuju kantor barunya. "ada titipan dari.. colonel.. siapa lah, saya juga lupa !"

Diserahkannya sebuah surat yang sedikit menonjol ujung kotak. Riza yakin di dalamnya ada isi yang lain.

Hi Honey!

Aw… Rindunya, sudah hampir satu bulan dan belum menemukan apa-apa… Baru saja ada aku minta dokumen tentang orang-orang yang ada kaitan dengan batu ini. Aku berharap aku bisa cepat-cepat balik ke East dan bersama-sama. AKu rindu malam-malam yang sudah kita lewati bersama…(aku masih ingat jelas teriakanmu di saat pertama kita di kantor...XD) dan aku di sini kesepian… sendiri. (tenang, Riza, aku tidak akan jadi playboy lagi ! swear !)

Hari ini aku baru ingat, kalau ini adalah valentine pertama kita… sorry, aku tidak bisa bersama mu…. Aku minta maaf banget… aku enggak bisa ada di sisimu… Aku tidak akan lupa janjiku….kuharap kau juga tidak lupa. Cincin ini akan selalu menghubungkan hati kita… kita akan selalu satu, oke honey ? Many kisses for you ! MMuachhh !

Love,

Roy

Riza tersenyum, tertawa dan tak sadar, air matanya meleleh ketika membaca surat itu dan melihat hadiah yang diberikan padanya. Chocker yang didalamnya ditaruh foto box yang paling buruk dalam hidupnya. Ketika mereka berfoto dan saat itu Roy menciumnya. Sedikit memalukan, juga norak. Tapi kehangatan bibirnya saat itu tidak pernah hilang hingga sekarang. Ia mengalungkan chocker itu di lehernya, dan kembali bekerja. "benar, kan… chocker di etalase itu akan menjadi milikku juga…"