Jack sedang asyik melompat dari satu tempat ke tempat lain, untuk memperhatikan ribuan telur paskah yang berlarian menuju ranting, sungai, dan banyak tempat lain di Warren untuk mengecat tubuh mereka.
"Jack," panggil Bunny dari kejauhan. Dia sedang repot memandu para telur agar tak kemana-mana. Sampai kemudian sesuatu membuatnya mendongak ke arah langit.
"Hmm," respon Jack singkat. Tubuhnya tak bergeming, masih asyik berjongkok di atas batu besar berlumut sambil menunduk.
"Jack!" Bunny jadi geram dan akhirnya terpaksa meninggalkan telur-telur yang berlarian tak tentu arah.
"Kemarilah saat aku memanggilmu, bocah!" tangannya yang besar menarik Jack paksa untuk berhadapan dengannya, menyebabkan Jack shock. Seketika Jack pun terbelalak, tapi tak berani bersuara. Maniknya hanya menatap Bunny dengan ngeri.
Bunny yang menyadari ketakutan itu pun menghela napas untuk meredakan amarahnya. Tangannya juga menurunkan Jack ke tanah.
"Maaf, tapi...," Bunny ragu sejenak. "Dengarkan aku sebentar."
"Oke."
"Nanti malam akan ada gerhana bulan. Dan ketika itu sudah berlangsung, menjauhlah dariku sejauh mungkin. Mengerti?"
"Memang kenapa?"
"Aku tak bisa mengatakannya," Bunny berbalik dan kembali mengurus telur-telurnya yang kesana-kemari. "Tapi kumohon, turuti saja perkataanku kali ini, Jack. Demi kebaikanmu sendiri juga."
Jelas saja Jack jadi penasaran ada apa jika tak ada angin tak ada hujan tahu-tahu Bunny ngomong seperti itu. Naas, baru saja Jack mendekat untuk bertanya lebih lanjut, Bunny keburu berbalik dan menjejak tanah dua kali dengan sebelah kakinya, kemudian terbentuklah sebuah lubang besar yang menelan Jack kembali ke dunia nyata.
Pairing (Maybe) : BunnyJack
Rate : tadinya mau T tapi semakin ditulis kayaknya udah masuk M~ *blush* #digamparJack
RoTG is from Dreamworks
"Lihat ini, Guys! Malam ini ada peristiwa gerhana bulan!" seru Jamie bersemangat sambil mengangkat sebuah surat kabar tinggi-tinggi.
"Ah, percuma saja! Pasti aku tak kuat menahan ngantuk!"
"Hiii... aku pernah melihatnya langsung, dan aku takut. Aku tak akan melihatnya lagi!" Seorang anak laki-laki pirang berkawat gigi bergidik ngeri.
"Dasar penakut. Padahal itu keren loh," Jamie mengejek setelah menaruh surat kabar itu di beranda dan bangkit karena teman yang diejeknya tadi mengejar.
Di saat mereka sedang asyik berlarian, sebuah lubang besar menganga dari dalam tanah pekarangan dan keluarlah Jack.
"Ouch!" erangnya saat pantatnya menghantam tanah duluan.
"Jack!" seru anak-anak gembira.
Susah payah Jack bangkit sambil meringis sakit. "Hey, guys..."
"Jack! Kau tahu tidak? Malam nanti ada gerhana bulan, loh!" Jamie mengambil surat kabar itu lagi dan menunjukkannya sebuah foto bulan pada Jack.
"Oh... okay, Jamie. Kau mau melihatnya?"
"Tentu saja! Aku kan tidak penakut!" Jamie menyindir temannya lagi. Mereka berdua pun kejar-kejaran dengan Jack yang ditarik Jamie untuk melindunginya.
"Hey, hey, guys. Ayo bermain," Jack menengahi. Guardian itu pun terbang sambil menciptakan beberapa keping salju yang berterbangan indah. Sontak saja Jamie dan kawan-kawan terkesima dengan kepingan kristal indah itu. Mereka pun berusaha meraihnya sambil Jack menciptakan salju yang lebih banyak lagi.
Hari semakin sore. Anak-anak kelelahan setelah seharian bermain dan mereka kini berpamitan satu sama lain.
Jack yang tinggal berdua saja dengan Jamie sedang menyamankan diri di ranting pohon. Kemudian dia teringat sesuatu, Jack pun turun dan memanggil Jamie.
"Hey, Jamie."
"Yeah?"
"Tadi Bunny berkata padaku," Jack menggaruk tengkuknya.
"Apa itu?"
"Dia bilang aku tidak boleh menemuinya pada saat gerhana bulan nanti."
"Wow, kenapa itu?"
"Aku tidak tahu. Aku juga sangat penasaran dan dia tidak mau memberitahuku."
"Oh, i see. Kenapa tidak bertanya saja pada Santa, Sandman atau Tooth Fairy?"
"Ah, kau benar. Baiklah Jamie, kenapa aku tidak kepikiran, hahaha...," Jack pun melompat terbang. "Terima kasih, sampai jumpa lagi!"
Melayang di udara, Jack jadi bingung siapa yang sebaiknya dia tanyai duluan. Sandman... dia tidak bisa bicara. Tooth... hmm, coba saja. Jack pun meluncur lebih tinggi untuk sampai ke Tooth Palace.
Para Baby Tooth berteriak histeris kala melihat Jack memasuki area Tooth Palace. Beberapa dari mereka mendekati Jack, yang langsung disambut Jack dengan kedua tangannya yang menadah untuk para Baby bertengger. Tapi ada juga yang menghindari Jack dengan wajah merah padam. Jack hanya tertawa ringan melihatnya.
"Hey, Tooth!" sapa Jack saat sampai ke markas utama Tooth.
"Oh, hai Jack! Lama tidak bertemu. Tumben ke sini, ada apa?"
"Anu... aku ingin bertanya sesuatu. Aku tidak tahu apakah kau mungkin sudah tahu tentang ini atau belum, atau mungkin juga pertanyaanku terdengar bodoh, tapi-"
"San Fransisco! San Diego! Manchester! Kau sudah menyelesaikan Madrid, Baby?" Tooth berseru pada sesosok peri, menjadi terkesan tidak mendengarkan perkataan Jack.
Peri mungil yang ditanyai Tooth tadi menangguk semangat.
"Kau! Asia, Kazakhstan, Istanbul, Ho Chi Minh, sudah?"
Peri mungil lain yang ditanyai memberikan gestur hormat, pertanda telah melaksanaan tugasnya.
"Bagus! Mari kita lihat mana yang belum pada hari ini..."
"Ehmm...," Jack berdeham.
"Ouh, Jack! Aku hampir lupa kamu ada di sini. Apa tadi?"
"Begini, waktu aku di Warren Bunny memberitahuku sesuatu..."
"Apa itu?"
"Katanya... aku dilarang menemuinya pada saat gerhana bulan nanti. Apa kau tahu apa maksud Bunny?"
"Oh!" Tooth tiba-tiba menghentikan aktivitasnya mengecek peta globe dan melongok keluar, ke arah langit. "Nanti malam ada gerhana bulan, ya?"
"Katanya sih begitu. Tapi aku lebih penasaran kenapa Bunny berkata begitu padaku. Kau tahu sesuatu, Tooth?"
Tooth yang semula aktif dan periang mendadak termenung. "Aku... aku takut aku tidak bisa mengatakannya padamu, Jack." Kemudian Tooth mendekat pada Jack dan tangan kanannya terangkat untuk menggenggam bahu kiri Jack.
"Kumohon, sedikit saja yang jika kau memang tahu..."
"Sebenarnya, kami semua sudah tahu. Aku, Sandy, North... bahkan Pitch. Bunny punya sebuah rahasia gelap yang awalnya kami pikir hanyalah kebetulan atau kami salah lihat, tapi... sebaiknya ikuti saja kata Bunny. Karena tak hanya kau, kami juga akan menjauhi Bunny sementara waktu, pada saat gerhana nanti."
"Apa itu? Rahasia apa? Bisakah kau beritahu?"
Jack berputar, terus berusaha menghadap Tooth karena setelah itu Tooth berpaling dan menjauhinya, lalu melanjutkan aktivitas mengecek tabung gigi.
"Tooth!"
"Maafkan aku... maafkan aku..."
Jack berdecak kesal. Menyerah, ia pun akhirnya terbang keluar dari Palace, tanpa berpamitan pada Tooth.
Sial, dia semakin penasaran. Jack harap North bisa memberitahunya lebih lanjut.
Tepat saat Jack sampai di markas North, seekor Yeti membuka pintu.
"Hei, Phil! Aku ingin menemui North," sapa Jack yang dibalas tangan Yeti yang terangkat menunjuk lantai dua, tepatnya ke arah pintu ruangan North.
"Terima kasih, Big Buddy."
