Naruto by Masashi Kishimoto
Jujutsu Kaisen by Gege Akutami
Warning: OOC, AU, Typo, Smut, Lemon, Porn Without plot, Inseki/Incest.
Pairing: Kushina x Naruto x Kugisaki Nobara
Komisi dari Peaceful Hermit
...
..
.
Enjoy it!
Kugisaki Nobara, tomboy, cantik dan punya tubuh ideal yang ingin dimiliki oleh banyak wanita di luar sana. Gadis urakan yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas, terlihat dari gaya berpakaiannya serta sifat galaknya, dia juga punya sifat tak mau kalah akan suatu hal.
Terutama yang berhubungan dengan Naruto Namikaze.
Pemuda berambut pirang bak seorang pria blasteran Eropa, namun dia pemuda biasa dengan beberapa kelebihan yang dia punya.
"Aku merasa dia terus mengawasiku? Atau dia memang stalkerku?" gumam pemuda itu, dia duduk di bangku pojok belakang sebelah jendela yang biasanya digunakan oleh MC gw banget.
Naruto tahu jika nilai akademis dan atletiknya bagus, malah melebihi Nobara, tapi dia masih tak mengerti kenapa Nobara menganggap dirinya sebagai seorang rival.
"Namikaze! Aku tak akan kalah darimu! Lihat saja nanti!"
Naruto melongo menatap Nobara yang terlihat mencak-mencak pada dirinya, dia bingung harus menanggapinya bagaimana saat Nobara marah-marah tak jelas seperti tadi. Dia terus menatap Nobara hingga gadis itu pergi dari kelas.
"Merepotkan."
"Jangan komen Shikamaru!"
Pemuda yang dipanggil Shikamaru memutar bola matanya malas. "Aku hanya mengutarakan curahan hatiku saja," balas Shikamaru dengan nada yang dibuat-buat.
"Shika..."
"Apa?"
"Kau jadi pemain sinetron mungkin pantas."
"Aku tak Sudi!" Shikamaru melenggang pergi meninggalkan Naruto yang saat ini tengah tertawa keras.
Beberapa saat kemudian, Naruto terdiam, tawanya berhenti setelah dia ditinggal sendirian di dalam kelas. Saat ini sudah jam pulang bagi para murid di sekolah itu, serta ada beberapa murid yang sedang mengurus klub masing-masing di bawah sana.
Dia melihat Nobara yang sedang memakai pakaian olahraga yang terlihat minim di mata Naruto, Nobara sedang ikut berlatih dengan anggota klub atletik, sementara dirinya hanya bisa mengawasi dari atas, dia memang ikut salah satu klub, yaitu klub Kendo.
Namun, ini bukan jadwalnya berlatih. Dia sudah membuat jadwal tersendiri untuk belatih, serta berkumpul dengan anggota klub lainnya.
Naruto memijat pangkal hidungnya saat melihat sebuah pemandangan yang membuat tubuhnya memanas, dia saat ini tengah melihat Nobara yang sedang berlari lurus, namun bukan itu yang membuat Naruto panas, tapi kedua payudara Nobara yang terbilang besar itu memantul mengikuti gerak tubuhnya. Lalu, saat Nobara berhenti, keringat yang banyak itu membasahi kaos olahraga.
Bra Nobara terlihat tembus dari balik kaos itu.
Dan penis Naruto mulai berdiri saat melihatnya. "Sialan!" Dia mengumpat saat penisnya ereksi dibalik celana seragamnya.
Dia mengakui jika Nobara benar-benar cewek yang seksi, gadis itu seolah tak menghiraukan pandangan mesum dari siswa lain seolah itu hal yang biasa terjadi padanya, tapi terkadang dia akan melihat Nobara akan menghajar para siswa itu jika tatapan mereka sangat intens.
"Nobara sialan!" Naruto kembali mengumpat kesal, wajahnya merona dan penisnya terus ereksi. Pintu kelasnya tertutup rapat, namun tak dikunci, dia benar-benar ingin membuang hasratnya itu.
Dengan segera, Naruto membuka celana panjangnya, serta mengeluarkan penis ereksinya. Dia berjalan ke tempat yang diduduki oleh Nobara, lebih tepatnya di dalam loker.
Naruto mengocok penisnya menggunakan tangannya sendiri, dia membayangkan Nobara mengapit penisnya dengan payudaranya yang besar. Naruto tak mengeluarkan suaranya sama sekali, dia terus mengocok penisnya.
Bayangan Nobara yang tengah memberikan sebuah titjob padanya pun terus berputar dikepalanya, kocokan tangan kanannya semakin cepat daripada tadi.
Tubuh Naruto menegang, dia akan klimaks. Pemuda itu mengarahkan penisnya pada lubang loker meja Nobara, lalu mengeluarkan semua spermanya ke dalam sana hingga dia duduk lemas di atas kursi Nobara.
"Nobara sialan!" Dia sudah tiga kali mengumpat Nobara. "Kenapa dia benar-benar seksi?" tanya Naruto entah pada siapa.
Dia pun segera bergegas memakai celananya, kemudian membereskan semua peralatan menulis serta bukunya, dan pergi dari kelas itu tanpa memperdulikan spermanya yang berada di dalam loker Nobara.
Kelas tersebut menjadi saksi bisu bagaimana Naruto beronani sembari memikirkan gadis berambut oranye kecoklatan yang sedang memakai pakaian olahraga itu.
Naruto menenteng tasnya, dia berjalan keluar sekolah untuk pulang dan beristirahat. Walaupun begitu, pikirannya masih dipenuhi dengan pose seksi dari Nobara Kugisaki. Naruto menghela napas lelah setelah sampai di rumah, dia segera pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua, tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Huh, anak itu kenapa?"
"Mungkin dia sedang galau."
"Mana ada Naruto galau?!"
Minato mengangkat kedua bahunya. "Mungkin saja kan? Di sekolahnya kan banyak cewek yang mengincarnya."
"Iya juga sih." Kushina mengiyakan perkataan suaminya itu. "Dasar anak muda."
-o0o-
Bersama dengan Nobara, dia saat ini sedang mengganti pakaiannya di locker perempuan, gadis itu memikul pintu locker miliknya. "Sialan!" Umpat Nobara, dia benar-benar tak bisa kalah dari Naruto.
Nobara pun membuka pintu lockernya, dia menarik kaos olahraganya ke atas, kedua payudaranya mengikuti gerak kaos saat dia melepasnya.
Dia menghela napas, kemudian menyentuh salah satu payudaranya, serta meremasnya pelan. "Kenapa ukurannya bisa besar seperti ini?" Dia lalu menurunkan tangannya hingga berada di perutnya, gadis itu mencubit lipatan lemak yang ada di perutnya. "Tinggal sedikit lagi," gumam Nobara.
"Nobara, ada apa?"
"Ah, Ino-san." Nobara hanya membalas panggilan Ino.
Ino dengan kedua matanya menatap Nobara yang terlihat menggoda saat hanya memakai bra nya saja. "Aku tak tahu jika kau punya tubuh yang menggoda Nobara."
Nobara mengedipkan kedua matanya beberapa kali. "Menggoda?"
"Setiap murid lelaki di sekolah ini selalu memperhatikan dirimu, mereka semua memperhatikanmu dengan pandangan bernafsu loh."
"Aku tak sadar dengan itu," balas Nobara. "Dan aku tak peduli."
"Ya, kau tak akan perduli karena kau akan menghajar mereka, kan?"
Nobara menyeringai sesaat. "Kau benar Ino-san." Nobara kemudian memakai seragam sekolahnya lagi, dia juga memakai rok yang panjangnya sampai menutupi lututnya.
"Aku pulang duluan."
"Oke, hati-hati Nobara!"
Nobara mengangguk kecil, kemudian dia pergi keluar dari locker perempuan. Dia segera pulang ke rumahnya dan belajar untuk melewati Naruto. Dia tak ingin dikalahkan oleh rivalnya itu, tekadnya benar-benar kuat untuk mengalahkannya.
-o0o-
Di kediaman Namikaze, Naruto sedang rebahan dikasur kamarnya setelah dia makan malam bersama keluarganya. Pikirannya kembali tertuju pada Nobara dengan tubuh seksinya, Naruto membayangkan bagaimana kedua payudara Nobara mengapit penisnya hingga keluar sperma.
Penis Naruto kembali ereksi setelah dia membayangkan Nobara.
Dia segera bergegas membuka celana boxernya dan mengambil kotak tisu, Naruto kemudian berjalan ke meja belajar yang terpasang sebuah PC miliknya. Dia segera memakai headphone miliknya, dan mencari hal mesum di dalam PC miliknya.
Namun, Naruto tak mendengar sama sekali jika pintu kamarnya itu dibuka oleh sang Ibu, lebih tepatnya ibu tirinya. Kushina menatap Naruto yang sedang mengocok penisnya, dia tersenyum miring menatapnya.
Wanita berusia tiga puluh sembilan tahun itu berjalan pelan, sembari menutup pintu kamar itu. Dia berjalan hingga sampai dibelakang anak tirinya itu, Naruto masih belum menyadari Ibu tirinya yang berdiri dibelakang dengan seringai mesumnya.
Kushina berjongkok dibelakang Naruto, kemudian kedua tangannya bergerak maju hingga menyentuh penis Naruto, pemuda itu masih belum menyadarinya sama sekali. Kedua tangan Kushina memainkan penis Naruto dengan lembut, tangan Naruto yang tadi berada di penisnya pun ditarik.
Dia menikmati bagaimana kedua tangan putih nan halus itu memainkan penisnya, seolah kedua tangan itu adalah milik Nobara.
"Ahh, Nobara... Nikmat sekali..."
Kushina mengerjapkan kedua matanya beberapa kali mendengar nama seseorang yang keluar dari mulut Naruto. Desahan itu semakin kencang tatkala Naruto klimaks, spermanya keluar untuk kedua kalinya di hari itu.
Kushina menarik kedua tangannya, dia melihat sperma Naruto yang sudah berceceran di tangannya. Kushina menjilati sperma itu, dia kemudian kembali menyeringai saat Naruto membersihkan cairan spermanya. Kushina sendiri langsung memutar kursi Naruto, membuat pemuda itu terkejut menatap sosok ibu tirinya yang berada tepat di depannya.
"Jadi Naruto-chan... Bagaimana perasaanmu saat penis itu di kocok oleh tangan kaachan?"
"Eh, se-sebentar, a-apa?! Ka-kaachan mengocoknya?!"
Kushina mengangguk kecil, dia kemudian berjongkok tepat di depan penis lemas Naruto.
"A-apa yang kaachan lakukan?!"
"Tentu saja, menikmati sperma anak tiriku!"
Kushina menggenggam penis Naruto, dia membuka mulutnya lebar-lebar, lalu memasukkannya penis lemas itu pada mulutnya.
Naruto merasa tubuhnya bergetar saat penisnya masuk ke dalam mulut Kushina, kedua tangan Naruto menggenggam kursi yang di duduknya.
"Kaa-kaachan..."
Penisnya sendiri kembali ereksi saat Kushina menggerakkan tangannya naik turun. "Bangun lagi, ayo!" Kushina terus mengocok penis Naruto sembari lidahnya menjilati batang kemaluan putra tirinya itu. Dia juga memainkan buah zakar Naruto untuk merangsangnya kembali.
"Uhhh..."
Kushina menarik dirinya, dia kemudian melepas kancing piamanya hingga bertelanjang dada. Naruto menutup wajahnya, penisnya semakin berdiri saat melihat payudara besar Kushina yang ukurannya hampir menyamai Nobara.
"Pasti besar Nobara itu ya? Kaachan jadi cemburu disini."
Kushina mendekatkan dirinya, dia juga melepas celana piyamanya beserta celana dalamnya. Sekarang, wanita itu sudah telanjang bulat di depannya. Wanita cantik itu bergerak duduk di atas paha Naruto, dia kemudian mendekatkan dirinya dan mencium bibir Naruto dengan mesra.
Kushina memasukkan lidahnya ke dalam mulut Naruto, dia mencari lidah putra tirinya itu sekalian mengabsen setiap deretan gigi pemuda pirang tersebut.
Naruto sendiri dibuat tak berdaya dengan serangan yang diberikan Kushina padanya, tubuhnya bergetar merasakan nikmat yang tiada tara.
"Perjaka muda kaachan ini manis sekali." Kushina menatap Naruto dengan tatapan menggodanya, vagina Kushina sudah sangat basah sekarang, dan dia ingin segera dimasuki oleh benda milik Naruto. "Jadi selamat atas hilangnya perjakamu Naru-chan."
Naruto hanya bisa pasrah saat penisnya di arahkan untuk masuk ke dalam liang senggama Kushina, pinggul wanita itu turun ke bawah dengan gerakan pelan.
Erangan tertahan di keluarkan Kushina saat merasakan penis Naruto menembus vaginanya, wanita itu memenjamkan kedua matanya merasakan dinding vaginanya yang basah sedang ditusuk penis Naruto.
Kedua puting susunya menegang, tubuhnya bergetar kencang.
Naruto yang melihat payudara Kushina pun mulai meremasnya dengan lembut, dia juga mencubit puting susu Kushina yang ereksi karena penisnya yang berada di dalam tubuh wanita itu.
"Besar sekali..." Erang Kushina, dia terus menurunkan pinggulnya hingga vaginanya hampir melahap semua penis Naruto, wanita itu tersenyum mesum menatap Naruto yang saat ini tengah memainkan buah dadanya. "Naru-chan seperti bayi saja."
Kedua mata violetnya menatap Naruto yang tengah menghisap puting susunya, dia juga meremas kepala pirang itu saat merasakan hisapan kuat Naruto, serta merasakan penis Naruto yang berdenyut di dalam tubuhnya.
Kushina pun menggerakkan pinggulnya naik, kemudian turun kembali dan gerakan itu terus di ulang dengan tempo lambat. Lenguhan nikmat kembali keluar dari bibir seksinya, tubuhnya bergetar merasakan penis besar itu.
Naruto masih terus melakukan kegiatannya, dia meremas payudara Kushina serta memainkan puting susu Kushina yang sedang ereksi tersebut.
"Naru, cium kaachan!"
Naruto mengikuti perintah Kushina, dia menarik dirinya dan mencium Kushina dengan mesra. Kecapan demi kecapan Naruto berikan pada Kushina.
Kedua tangan Naruto bergerak ke belakang tubuh Kushina, pemuda itu meremas pantat sintal Kushina dengan keras, dia juga mengatur gerakan pinggul seksi ibu tirinya itu.
Darah di dalam tubuh Kushina mendidih saat dia mencium Naruto, bulir keringat keluar dari pori-pori kulitnya. Persetubuhan mereka benar-benar panas dengan Kushina yang ikut membantu menggerakkan pinggulnya naik turun.
Penis besar Naruto keluar masuk di dalam vagina Kushina, desahan tertahan dari Kushina memenuhi kamar pemuda pirang itu.
-o0o-
Keduanya mengambil posisi yang berbeda, Kushina berada di atas tubuh putra tirinya. Senyuman menggoda Kushina berikan pada Naruto, dia mengarahkan penis besar itu untuk masuk ke dalam vaginanya.
"A-apa ayah tak curiga?"
"Mengapa Ayahmu harus curiga? Aku bilang ke ayahmu untuk mengajarimu sesuatu, jadi dia biarkan saja," jawab Kushina di akhiri dengan tawa menggodanya. Wanita itu kemudian menurunkan pinggulnya hingga ujung penis Naruto kembali merangsek masuk ke dalam tubuhnya. "Apa kau ingin melakukan ini dengan gadis yang bernama Nobara?"
"..."
"Kaasan anggap iya." Kushina terus menurunkan pinggulnya hingga semua penis Naruto masuk ke dalam vaginanya, kedua tangan Kushina mulai bermain dengan dada bidang Naruto.
Pinggul Kushina mulai bergerak, lenguhan nikmat dikeluarkan oleh wanita cantik itu saat penis Naruto bergesekan dengan dinding vaginanya. Kedua mata violet itu bisa melihat Naruto yang sedang memenjamkan kedua matanya menikmati permainan ini.
"Ka-kaasan..."
Kushina tertawa menggoda. Dia mendekatkan dirinya pada Naruto sembari pinggulnya bergerak, wanita itu menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati leher Naruto, dia juga memberikan beberapa bercak merah di leher putra tirinya itu.
Menandakan bahwa Naruto adalah miliknya. Ciuman Kushina pun beralih ke bibir Naruto, wanita itu memberikan sebuah ciuman yang sangat mesra pada pemuda itu. Pinggulnya terus bergerak naik turun dengan tempo sedang.
Kushina menarik dirinya, dia mendekatkan bibirnya pada telinga Naruto. "Keluarkan saja di dalam, kaachan akan menerimanya."
Naruto seolah mendapatkan sebuah lampu hijau setelah Kushina memberikan izin untuk mengeluarkan spermanya di dalam.
Kushina sendiri semakin menambah tempo gerakan pinggulnya, karena dia juga ingin klimaks setelah ini.
"Kaachan..."
"Keluarkan sayang!"
Kushina menambah tempo gerakannya, hingga dia menenggelamkan semua penis Naruto di dalam tubuhnya, sementara Naruto mengeluarkan cairan putih kental serta memenuhi vagina Kushina.
Keduanya menahan desahan nikmat akibat klimaks mereka. Setelah selesai mengeluarkan semuanya, Kushina mengangkat dirinya.
"Jadi Naru-chan?"
"..."
"Kaachan boleh mengambil jatah kan?"
Naruto menatap ibu tirinya dengan wajah membiru, dia melihat wanita itu tersenyum menggoda dengan menjilati bibirnya.
-o0o-
Naruto berangkat ke sekolah dengan wajah kusut serta kantung mata yang terlihat mengerikan. Dia tak menyapa teman sekelasnya sama sekali, Naruto benar-benar tak bisa dibuat tidur oleh Kushina.
Pemuda itu tak menyangka jika Kushina akan seganas itu saat berhubungan badan dengannya, dia juga berpikir jika sang ayah akan langsung tepar saat berhubungan badan dengan Kushina.
Dia sudah hidup bersama wanita itu selama sepuluh tahun, dan dia baru tahu jika Kushina agresif sekali, jika dia bandingkan dengan Nobara, mungkin Naruto akan menemukan Kushina di dalam diri Nobara.
Mungkin iya, mungkin tidak.
Naruto melirik ke sebelah, dia melihat Nobara yang seolah jijik karena di dalam loker mejanya ada cairain miliknya. Naruto langsung menenggelamkan kepalanya di atas meja, seolah tak perduli dengan hal tersebut.
"Menjijikkan sekali! Siapa di antara kalian yang Onani di mejaku?!"
Kelas itu langsung hening seketika, tak ada yang mau menjawab. Nobara mendecih kesal, dia pun membawa mejanya keluar untuk diganti dengan meja baru.
Naruto hanya diam dengan kedua matanya yang dia pejam. "Shika, jika sensei tanya dimana aku, bilang saja aku ada di ruang kesehatan." Naruto membuka matanya, dia pun beranjak setelah menitipkan pesan pada guru yang akan masuk ke kelas tersebut.
Pemuda itu pergi ke ruang perawatan untuk tidur. Namun, tanpa dia sadari, Naruto berpapasan dengan Nobara, pemuda pirang itu hanya berjalan sempoyongan menuju ruang kesehatan.
Gadis berambut oranye agak kecoklatan itu menatap heran 'rival'nya. Dia segera ke kelasnya untuk meletakkan meja baru yang dibawanya tadi.
Setelah sampai di kelasnya, Nobara duduk dengan guru yang sudah masuk ke dalam kelasnya.
"Ino, si kuning itu kenapa?"
"Aku tak tahu, mungkin dia sakit atau bergadang, aku melihatnya seolah tak punya semangat sama sekali," ujar Ino yang ada disebelahnya.
Ada beberapa pertanyaan yang berputar di kepala Nobara, salah satunya adalah Naruto yang tiba-tiba ke ruang kesehatan saat jam pertama. Dia tahu jika pemuda itu tak pernah ke ruang kesehatan sama sekali, tapi ini berbeda. Naruto seolah bergadang semalaman.
Apakah dia harus ke ruang kesehatan untuk menjenguknya?
Harga dirinya lebih tinggi daripada yang lain, jadi dia tak akan mau menjenguknya. Nobara pun diam sembari menatap pelajaran yang tengah di terangkan oleh gurunya
Gadis itu terus memperhatikan gurunya sampai jam pelajaran selesai. Di sela-sela waktu yang ada, beberapa teman sekelas Nobara mengobrol tentang mereka yang taruhan siapa yang klimaks duluan dengan pacar masing-masing.
Nobara sendiri menguping tentang hal tersebut, dia tahu bahwa beberapa temannya ini kehilangan keperawanan mereka bersama dengan pacar masing-masing, dan dia masih perawan hingga sekarang.
Jomblo lagi.
Nobara berpikir jika asyik saat dirinya berpacaran dengan laki-laki yang ia cintai, lalu berhubungan badan.
"Oke, ini tantangan bagi kalian, siapa saja yang keluar terlebih dahulu dari pada pacar kalian, maka dia harus mentraktir makan!"
Nobara mengerutkan dahinya mendengar perkataan Ino, temannya ini agak nyeleneh.
"Aku setuju!"
"Oke, aku terima tantanganmu."
Kedua sahabat Ino menerima tantangan dari ratu gosip itu, Nobara yang mendengar itu menaikkan kedua alisnya. Dia berpikir, sepertinya seru jika dia mencoba hal tersebut.
Tapi dengan siapa?
"Nobara, apa kau tak mau ikut?"
Nobara menoleh, dia menatap Ino yang tengah bertanya padanya. "Ikut apaan?"
"Yah, tantangan dariku, siapapun yang keluar duluan, maka dia harus mentraktir makan."
"Kan aku belum punya kekasih, bagaimana sih."
"Tenang, masih ada si kuning rivalmu itu, kau kan bisa memintanya untuk melakukannya."
Nobara mengerutkan dahinya mendengar kata rival, dia teringat dengan Naruto yang secara tak langsung dia anggap sebagai rival.
Dengan polosnya, Nobara berkata. "Boleh, kayaknya bagus."
Sakura menepuk dahinya, Hinata hanya tertawa kikuk mendengar perkataan Nobara, Ino sendiri tersenyum puas mendengarnya. "Mumpung Naruto ada di ruang kesehatan, kau bisa langsung kesana dan mencobanya."
"Oke, tolong bilang ke sensei jika aku ada di ruang kesehatan."
"Tenang saja."
-o0o-
Di ruang kesehatan, Naruto sedang menikmati tidurnya setelah bergadang melawan ibu tirinya.
Namun, tidurnya harus terganggu karena suara pintu geser ruangan tersebut berbunyi karena dibuka oleh seseorang. Naruto membuka matanya sedikit, dia penasaran dengan siapa yang masuk ke dalam ruangan itu serta mengganggu tidur indahnya.
"Namikaze! Aku tahu kau disini!"
'Nenek lampir!'
Naruto mengutuk Nobara Kugisaki yang masuk secara kasar hanya untuk mengganggu dirinya tidur. Tirai yang menutupi ranjang ruangan itu pun di sibak oleh Nobara, gadis itu menatap Naruto yang 'pura-pura' tidur di atas ranjang.
"Aku tahu kau bangun gara-gara pintu ruangan ini yang terbuka secara kasar."
Naruto membuka matanya, dia pun mulai bangun dari tidurnya. "Ada apa kau kemari?"
"Berhubung kau adalah rivalku, mari kita adu cepat siapa yang Orgasms duluan!"
"Haaahhh?!"
Naruto tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Nobara, tapi dia mengerti tentang Orgasms yang keluar dari mulutnya. Karena dia sendiri pernah melakukan hal tersebut, bersama ibu tirinya.
"Apa yang kau katakan Kugisaki?"
"Kau tuli? Aku bilang, kita akan beradu siapa yang lebih cepat keluar! Kau atau aku."
Nobara langsung menutup pintu ruang kesehatan serta menguncinya, dia kemudian membuka seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat. Naruto sangat shock melihatnya, dia meneguk ludahnya dengan susah payah saat Nobara sedang telanjang bulat tepat di depannya.
Penis yang ada di dalam celananya pun berdiri.
"A-apa yang kau lakukan?!" Naruto menutup wajahnya.
"Tentu saja membuatmu Orgasms."
Dia dengan entengnya berkata seperti itu, pikir Naruto. "Ta-tapi kan..."
"Tak ada tapi-tapian!" Nobara pun bergerak mendekati Naruto, dia mulai membuka celana sekolah yang dikenakan oleh pemuda itu, menariknya kebawah hingga terlihat boxer oranye motif jeruk di sana. "Jeruk."
"Oi!"
Nobara kemudian menarik celana boxer tersebut. Sebuah benda yang sedang berdiri tegap muncul dari balik celana boxer tersebut, Nobara terkejut melihat benda besar itu, wajahnya merona melihat benda milik Naruto.
Naruto sendiri menutup wajahnya yang sudah malu seolah ketahuan sedang melakukan onani. "Ini besar..."
"Jangan mengatakan hal yang tidak-tidak!"
Keduanya terdiam sejenak untuk beberapa saat, dalam keheningan itu Nobara terus menatap penis ereksi milik Naruto, ada keinginan untuk menyentuh benda itu, namun dia takut saat ingin menyentuhnya.
"Ja-jadi?"
"Jadi apa?"
"U-um, ji-jika kau ingin membuatku Orgasms, maka kau harus berada di atas tubuhku," ujar Naruto, nada yang dia keluarkan sangat gugup. "La-lalu anumu arahkan ke wajahku, dan wajahmu arahkan ke anuku."
Nobara pun mengikuti arahan dari Naruto, dia saat ini menatap intens penis Naruto dengan vaginanya yang berada atas wajah Naruto. "Besar... Lalu, bagaimana?"
Sejujurnya, Naruto malu mengatakan hal ini, tapi ini demi Nobara yang penasaran akan hal ini, jadi dia terpaksa. "Be-begini, kau boleh melakukannya dengan tangan, mulut atau payudaramu untuk membuat anuku Orgasms atau mengeluarkan cairan putih, jika salah satu dari kita keluar, maka dia akan kalah."
"Setuju!"
Entah kenapa Naruto dengan lancarnya mengatakan persyaratannya, dia ingin menepuk dahinya, tapi tak bisa karena di halangi oleh vagina Nobara.
Nobara sendiri mulai menggunakan kedua tangannya untuk menggenggam penis Naruto, dia kagum dengan ukurannya yang besar itu, Nobara juga bisa mencium aroma khas seorang lelaki yang menguar dari sana. Gadis itu seolah terhipnotis oleh aroma Naruto.
Dengan acak, Nobara mulai menggerakkan kedua tangannya naik turun, dia mengocok penis Naruto dengan gerakan yang pelan, membuat sang empunya meringis merasakan tangan Nobara. Kedua kaki Naruto seolah membeku merasakan handjob yang dilakukan oleh gadis itu. Berbeda dengan saat dia bersama Kushina tadi malam.
Nobara belum pernah melakukan hal ini, dan dia butuh di ajari.
Sementara Naruto mulai menyentuh vagina Nobara, tak ada cairan saat dia lihat, namun di saat Naruto mulai menyentuh vagina Nobara, gadis itu menghentikan handjob-nya.
Dia seolah terkejut akan sentuhan Naruto pada vaginanya, tapi dia seolah tak memperdulikannya walaupun ada perasaan geli di sekitar vaginanya.
Dan saat itulah, Naruto memasukan jari telunjuknya ke dalam vagina Nobara. "Na-namikaze?! Apa yang kau lakukan!?" Tubuh Nobara menegang saat jari Naruto masuk ke dalam tubuhnya, dia menggigit bibir bawahnya menahan diri untuk tak mengeluarkan desahannya.
Nobara menoleh kebelakang, dia melihat Naruto yang seolah tak memperdulikannya, gadis itu menggertakkan giginya, dia mulai mengocok kembali kemaluan Naruto. Nobara mencoba hal lain saat dia memberikan handjob pada Naruto, dia membuka mulutnya dan mengeluarkan liurnya hingga membasahi penis besar itu.
Gerakan Nobara mulai bertambah, tangannya yang lain juga tak lupa untuk memainkan buah zakar Naruto yang membuat pemuda itu menghentikan tusukkannya pada vagina Nobara.
Di dalam hatinya, Nobara menyeringai kemenangan saat vaginanya tak dimainkan lagi oleh Naruto, tapi seringai itu langsung menghilang saat ada benda basah dan lembut yang mulai membasahi vaginanya.
Lantas, Nobara menahan pekikannya saat benda itu membasahi vaginanya, gadis itu tak sengaja meremas penis Naruto dan membuat pemuda itu menghentikan jilatannya.
"Ku-kugisaki!"
"Ah! Maafkan aku!" Naruto menghela napas panjang setelah Nobara melepas genggaman tangannya pada penisnya. Nobara kembali menggenggam penis Naruto, namun dia menggenggamnya dengan lembut, dan mulai menggerakkannya naik turun.
Naruto yang tahu akan itu mulai menikmati handjob yang diberikan Nobara. Dia juga mulai menusuk kembali vagina Nobara, kali ini dengan dua buah jarinya, dia juga membuka bibir vagina Nobara. Ia membukanya dengan kedua tangannya, Naruto juga kembali menjilati vagina Nobara.
Tubuh gadis itu bergetar karena jilatan yang diberikan oleh Naruto padanya, kocokannya sendiri mulai tak beraturan setelah vaginanya dimainkan oleh Naruto.
Kedua murid itu melakukan hal itu sampai tubuh Nobara bergetar kencang dan klimaks untuk yang pertama kalinya. Gadis itu melepas genggamannya pada penis Naruto dan tubuhnya sudah menimpa Naruto.
Napasnya begitu memburu setelah klimaksnya yang pertama, tubuhnya sendiri sedikit bergetar karena sisa-sisa kenikmatan yang dia dapat saat Naruto memainkan vaginanya.
Pemuda pirang itu kemudian mencoba mengangkat tubuh Nobara, dia menyandarkan tubuh seksi gadis itu pada dada bidangnya.
"Uhhh," gumam Naruto, dia sedikit menelan cairan Nobara. "Dia benar-benar perawan."
Naruto merasakan napas Nobara mulai normal, namun bukan itu yang Naruto fokuskan, tapi kedua payudara besar yang naik turun mengikuti napas Nobara yang keluar masuk.
Naruto benar-benar melihatnya dari dekat, dan dia tak sedang bermimpi saat ini. Naruto kemudian membenarkan posisi Nobara sehingga dia bisa mendekatkan hidungnya pada leher putih gadis itu, Naruto mencium aroma manis yang menguar dari tubuh Nobara, sebuah aroma manis yang membuatnya tak bisa mengalihkan fokusnya.
Naruto kemudian menyelipkan kedua tangannya di antara tangan Nobara, kedua tangan pemuda itu bersiap untuk mencoba meremas payudara besar Nobara. Dia sebenarnya pernah meremas payudara seorang wanita.
Ya punya Kushina ibu tirinya.
Dan benda itu begitu lembut saat dia remas, dan apakah saat dia meremas payudara Nobara akan sama seperti saat dia meremas payudara Kushina?
"Lembut," komentar Naruto, dia saat ini tengah meremas payudara tersebut. Naruto juga merasakan bagaimana besarnya ukuran payudara Nobara, jika dibandingkan dengan milik Kushina, maka milik ibu tirinya akan kalah, serta lebih kencang milik gadis ini daripada milik Kushina.
Naruto mencoba beberapa cara yang telah di ajarkan oleh Kushina padanya saat memuaskan seorang wanita, Naruto meremas payudara Nobara dengan lembut serta memainkan puting susunya. Dia juga menggigit daun telinga Nobara.
"Apa... Yang kau lakukan?!"
Suara Nobara tak terlalu keras, namun begitu tegas. Nada bicara gadis itu begitu menakutkan bagi Naruto, namun dia mengesampingkan rasa takutnya. Pemuda itu terus melancarkan serangannya pada tubuh Nobara.
"Ahh..." Desahan Nobara lolos dari bibir seksinya. Dia langsung menutup mulutnya untuk meredam suara tersebut, 'a-apa yang ku keluarkan tadi? A-apakah itu desahan?'
Naruto terus melancarkan serangannya, dia menambah tempo remasan pada payudara Nobara, kali ini dengan puting susu gadis itu yang dia cubit. Lantas, wajah cantik gadis itu merona hebat, dia tak pernah di perlakukan seperti ini oleh laki-laki, mungkin dia akan menghajar mereka jika berani melakukannya.
"Aku menginginkanmu Nobara..." Sebuah bisikan yang diberikan Naruto pada Nobara membuat tubuh gadis itu bergetar hebat, dia mendengar sebuah suara serak dan begitu merdu di telinganya, suara tersebut seolah bisa membuatnya klimaks untuk kedua kalinya. "Aku benar-benar menginginkanmu. Menolehlah!"
Entah kenapa Nobara terhipnotis dengan suara itu, dia menoleh ke samping, dan bisa melihat wajah Naruto yang sedang tersenyum dengan semburat merah tipis di kedua pipinya, dan itu membuat Nobara merona. Dipikirkannya, Naruto begitu imut dengan semburat merah di kedua pipinya.
"Cium aku!"
Suara itu kembali keluar, Nobara menutup kedua matanya, bersamaan dengan Naruto yang mendekatkan bibirnya, dan keduanya saling berciuman.
Tangan Nobara berada di vaginanya saat ini, dan mulai mengusap vaginanya dengan pelan. Gadis itu menikmati sentuhan yang diberikan Naruto padanya, termasuk cubitan kecil pada putingnya. Dia juga diberikan ciuman oleh pemuda itu.
Dia ingin mendesah, namun terhalang oleh bibir Naruto.
Lidah Naruto mulai mendobrak masuk ke dalam mulut Nobara, pemuda itu mengabsen deretan gigi Nobara satu persatu, dan berakhir pada lidah mereka yang saling bertautan.
Naruto menarik dirinya, dia menatap Nobara yang sedang mengambil napasnya.
"Itu ciuman pertamaku, sialan!"
Gumaman Nobara itu terdengar oleh Naruto, dia bisa melihat bagaimana daun telinga Nobara yang memerah malu.
Naruto kembali mendekatkan bibirnya pada telinga Nobara, dia kemudian membisikkan sesuatu pada gadis itu. "Berbaliklah!"
Nobara yang mendengarnya kembali terhipnotis, dia melakukan apa yang dikatakan oleh Naruto saat itu, dia membalikkan badannya dan duduk tepat di atas paha Naruto dengan penis pemuda itu yang menempel di perut datar Nobara.
"Lalu?"
"Kalungkan kedua tanganmu pada leherku!" Nobara kembali melakukan apa yang Naruto katakan, dia mengalungkan kedua tangannya pada leher Naruto. "Mendekatlah!" Nobara mendekatkan tubuhnya, kedua payudaranya menempel pada dada bidang Naruto, pemuda itu tersenyum melihatnya, dia pun kembali mencium bibir Nobara.
Kedua tangan Naruto memeluk pinggul ramping nan sintal milik Nobara, dia merapatkan pelukan itu.
Nobara yang sudah menduga hal ini hanya bisa pasrah, dia menikmati tiap jengkal dari bibir Naruto serta mengeratkan pelukannya pada leher pemuda itu. Nobara juga merasakan penis Naruto yang semakin mengeras di bawah sana.
Naruto mencoba untuk mengangkat pantat Nobara, dia ingin segera memasukkan penisnya ke dalam liang senggama gadis itu.
Naruto menarik diri, dia kemudian menatap Nobara yang tengah menyiapkan dirinya. "Kita sudah terlanjur seperti ini."
"Hm, kau benar. Ta-tapi aku tetap membencimu Namika--tidak, Naruto!" Dia cemberut menatap pemuda pirang itu.
"Aku tahu itu Nobara," balas Naruto sembari memberikan sebuah senyuman pada Nobara.
Nobara sendiri menatap ke bawah, dia tak bisa melihat bagian bawah tubuhnya karena payudara miliknya yang berukuran besar. Nobara menghela napas panjang.
"Aku akan mengarahkan penisnya."
Nobara hanya diam, dia merasakan sebuah benda besar yang mulai masuk ke dalam tubuhnya. Nobara meringis merasakan benda berukuran besar itu, dia menggigit bibir bawahnya.
"Bilang jika terasa sakit."
Nobara mengangguk kecil, dia juga mendorong pinggulnya ke bawah supaya bisa merasakan besarnya penis Naruto.
Bagian bawah itu terasa semakin sesak, tubuh Nobara menegang merasakan benda itu masuk semakin dalam. Air matanya keluar tanpa aba-aba, dia semakin merasakan perih dibawah sana, berbeda sekali saat vaginanya dimasuki jari Naruto.
"Ukh!"
"Keh!"
Keduanya merasakan sesuatu yang seolah robek di dalam sana, Nobara ingin berteriak saat itu juga, namun dia masih bisa menahannya. Sementara Naruto merasakan betapa sempitnya liang senggama Nobara saat ini, berbeda dengan liang senggama Kushina yang agak longgar karena menjadi istri ayahnya.
Nobara merasakan jika tubuhnya terbelah akan sesuatu saat selaput daranya diterobos oleh penis Naruto.
"Sakit..."
Naruto langsung mencium bibir Nobara, seolah ciumannya bisa meredam rasa sakit yang ada dibawah. Nobara menerima ciuman tersebut, dia mengeratkan pelukannya pada leher Naruto.
Beberapa saat setelahnya, Nobara mulai menggerakkan pinggulnya naik kemudian turun, masih ada sedikit rasa sakit saaat dinding vaginanya bergesekan dengan penis besar Naruto. Gadis itu menarik dirinya, dia kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu lebar Naruto sembari menggerakkan pinggulnya.
Penis Naruto keluar masuk di dalam tubuh Nobara dengan tempo yang pelan, Naruto sendiri tak bisa melihat ke bawah karena terhalang oleh payudara Nobara. Dia hanya bisa meremas pantat sintal itu serta membantu menggerakkan pinggul Nobara.
"Ungghh..." Nobara mulai mengerang nikmat, tempo gerakan pinggulnya mulai dia tambah. "Uhhh, ahhh..." Gadis itu mulai menikmati bagaimana penis besar Naruto menusuk tubuhnya, menggesek dinding vaginanya.
Nobara menarik dirinya, dia mencengkram erat bahu Naruto sembari terus menggerakkan pinggulnya. Sementara itu, Naruto menatap payudara Nobara yang mulai bergerak naik turun mengikuti gerak tubuhnya. Dia menarik kedua tangannya, kemudian menggenggam payudara besar itu, pemuda itu melahap salah satu puting susu Nobara yang terlihat sangat lezat itu.
Naruto menghisap puting Nobara seolah puting susu itu mengeluarkan air susu. "Ahh, walaupun kau menghisapnya kuat... Ahhh, tetap tak akan muncul pirang!" Nobara menyeringai setelah mengatakannya, dia terus menggerakkan pinggulnya.
Remasan pada payudaranya, membuat tubuh Nobara semakin bergetar. Dia menggigit bibir bawahnya saat tubuhnya merespon sesuatu, tubuh Nobara bergetar hebat dan gerakan pinggulnya terhenti sejenak.
Naruto merasakan sebuah cairan yang membasahi seluruh penisnya di bawah sana. Dia melihat Nobara yang tengah mengambil napasnya sebanyak mungkin.
"Dua kali kau keluar, Nobara-chan."
"Di-diam kau!" Nobara mendorong pinggulnya ke bawah hingga semua penis Naruto masuk ke dalam tubuhnya. "Ka-kau hanya beruntung saja," sangkal Nobara.
Nobara telah mengeluarkan klimaksnya yang kedua.
Naruto sendiri kembali menyanggah tubuh Nobara yang akan jatuh ke ranjang setelah klimaksnya yang kedua.
"Bagaimana? Apa kita lanjutkan?"
"Aku... Tak kuat..."
"Tapi aku belum keluar Nobara."
Namun, tanpa sepengetahuan Nobara, Naruto menggerakkan pinggulnya naik turun. "Berhenti... A-aku masih sensitif! Ahhhh!" Tubuh Nobara sudah lemas di pelukan Naruto, namun dia masih belum puas.
Naruto terus menggerakkan pinggulnya dengan tempo sedang, dia meringis merasakan nikmat di dalam tubuh gadis itu. Keringat membasahi kedua orang itu, terlebih lagi Nobara yang sudah dua kali klimaks.
"Aku keluar!"
"Ahhhh!!!"
Ini adalah klimaks ketiga bagi Nobara, dan yang pertama bagi Naruto. Tubuh keduanya menegang mengeluarkan klimaksnya masing-masing, Naruto menyemburkan spermanya panas ke dalam vagina Nobara.
-o0o-
Jam istirahat sekolah selesai, Naruto kembali ke kelas dengan tubuhnya yang masih sakit. Dia melihat Shikamaru yang sedang tertidur pulas di atas mejanya. Sementara itu, Ino bersama yang lain tengah menatap dirinya.
"Namikaze-kun, mana Nobara?"
"Dia berkata akan istirahat sebentar di ruang kesehatan, tak enak badan katanya," jawab Naruto. Dia kemudian duduk di bangkunya, lalu meletakkan kepalanya di atas mejanya.
Pintu kelas dibuka secara kasar. "Kau meninggalkanku sendiri!" Nobara datang dengan beberapa kancing seragamnya yang terbuka. Naruto yang mendengar hal itu kemudian menoleh.
"Kau tidur, jadi aku tak tega membangunkanmu."
Nobara berjalan dengan langkah lebar, dia mendekati Naruto yang sedang tiduran di atas meja. Wajah Nobara saat berada di dekat Naruto merona, dia menatap pemuda pirang yang sudah menggagahinya itu.
"Sepulang sekolah aku akan ke rumahmu!" Perkataan Nobara seolah seperti sebuah bisikan, dan Naruto masih bisa mendengarnya walau samar-samar.
"Baiklah, sekarang boleh aku tidur?"
Nobara langsung memukul kepala pirang itu, dan kembali ke bangkunya.
Yah, mumpung Ibu tirinya keluar rumah bersama sang ayah untuk bulan madu beberapa minggu, Naruto mungkin bisa membuat Nobara menginap di rumahnya.
Terlebih lagi, Nobara dan Naruto sudah meresmikan hubungan spesial mereka.
"Jadi siapa yang menang, Nobara?"
"Diamlah Ino!"
...
..
.
End!
