"Blue Forest"

.

.

.

.

.

Chapter Two :

-Girls Talk-

.

.

.

.

.

Main Character :

-Aoi Kanzaki-

-Kanao Tsuyuri-

.

.

.

.

.

Other Character :

-2nd Upper Moon : Douma-

.

.

.

.

.

Kimetsu no Yaiba - Fanfiction

.

.

.

.

.

Warning (!)

OOC : Inosuke Being A Bucin Boy

.

.

.

.

.

This is My Fourth Fanfiction I Published

I Hope You Like It

Don't Forget To Review After Read

Regards, Aletha.

Suara kicauan burung dan gesekan daun antara pohon yang berhimpitan menemani langkah dua pemimpin Butterfly Mansion ini.

Aoi berjalan santai dengan keranjang buah yang masih kosong, kepalanya tampak menengok kanan-kiri. Barangkali saja ada buah-buahan selain blueberry yang mungkin dia bisa ambil juga.

Kanao disebelahnya tampak diam berjalan mengiringi langkah Aoi, tangannya tak lepas dari katananya yang masih dalam posisi menempel dengan rok seragam pembunuh iblisnya.

"Aku tidak menggangu waktu mu bukan?" Tanya Aoi menoleh pada Kanao, membuat gadis pendiam itu menautkan alisnya.

"Apa maksudmu?" Kanao balas bertanya dengan nada lembutnya.

"Ya mungkin saja kau ingin menghabiskan waktu berharga mu dengan Tanjirou-San yang sangat langka ini, tapi aku malah mengajak mu pergi." Balas Aoi dengan sedikit menggoda

Ia sendiri cukup penasaran dengan hubungan Kanao dengan sulung Kamado itu, Aoi memang berbanding terbalik jika sudah berhadapan dengan sahabatnya ini.

"Nani-yo? Itu hanya perasaan mu saja." Kanao pun sama, ia memukul pelan bahu Aoi dengan wajah memerah sempurna.

Mengelak pernyataan Aoi mentah-mentah yang nyatanya hati nya menerima pernyataan itu dengan berbunga-bunga.

Haish keduanya sama saja, hanya menunjukkan sifat asli ketika saling berhadapan saja.

Aoi tertawa riang menyadari kelakuan Kanao menunjukkan sekali bahwa gadis cantik itu menerima apa yang ia katakan.

"Kau terlalu susah untuk menyembunyikan perasaan asli mu Kanao, terlihat sekali kau menerima apa yang aku ucapkan bukan?" Aoi menyikut gadis pemburu iblis itu pelan, Kanao langsung menggeleng cepat dengan wajah yang tidak menatap Aoi.

"Aku sudah berkali kali bilang kalau aku dan Tanjirou-Kun -- maksud ku -San adalah pasangan latihan. Kami tidak memiliki perasaan satu sama lain..." Balas Kanao mengelak.

Aoi semakin tertawa riang, ia langsung merangkul sahabatnya sejak satu tahun yang lalu itu.

"Padahal kalian sangat serasi." Ungkapnya, membuat Kanao menoleh dengan wajah memerah sempurna.

"Hontou...?"

"Itu menunjukkan sekali bahwa kau menyukainya, Kanao Tsuyuri."

"Aoi...!"

Kanao mencubit pinggang Aoi pelan, yang malah membuat Aoi tertawa kecil.

Sahabatnya itu memang terlalu lembut dalam kategori gadis seumurannya.

Berbanding terbalik dengan Aoi yang selalu bertingkah penuh kegalakan dan bersifat cuek.

Tipikal gadis tsundere .

Hening lagi kemudian, Aoi masih merangkul Kanao sembari berjalan beriringan.

"Dari pada mengetahui hubungan ku dengan Tanjirou-San, apa kau tidak berniat memperbaiki hubungan mu dengan Inosuke-San?" Pertanyaan ringan keluar dari bibir cherry Kanao.

Sukses membuat Aoi menolehkan kepalanya langsung. Pipinya samar-samar terlihat bersemu.

"Apa maksudmu? Aku memperbaiki hubungan dengan babi bodoh itu? Seharusnya ia yang melakukan hal itu, bagaimana pun juga ini kesalahannya." Balas Aoi sedikit emosi, mengingat kejadian perdebatan nya dengan lelaki Hashibira itu.

Kanao menatap Aoi bingung, "Kau tidak berniat meminta maaf...?"

Aoi menggeleng cepat tanpa pikir panjang.

"Untuk apa? Kata itu yang harusnya keluar dari mulutnya, hanya karena ia tidak sengaja melakukan kesalahan bukan berarti aku akan meminta maaf setelah marah-marah padanya seperti tadi." Tukas Aoi yang tangguh pada pendiriannya.

Kesan tegas nan kerasnya kembali meluap.

Kanao hanya mengangguk-angguk, tidak berniat ikut campur lebih dalam pada urusan kedua remaja yang tengah dilanda pertengkaran ini.

Mereka kembali saling terdiam sembari tetap menyusuri hutan di belakang markas pilar ini.

Pikiran Aoi melayang jauh, hatinya perlahan-lahan merasa aneh.

Apa Aoi sungguh keterlaluan pada Inosuke? Rasanya wajah Inosuke sangat menunjukkan betapa bersalahnya lelaki itu ketika Aoi mengomelinya habis-habisan.

Tapi lelaki itu sudah menghabiskan persediaan blueberry yang Shinobu belikan, Aoi yakin bahwa pilar serangga itu menghabiskan banyak uang untuk membelinya di pasar kota.

Padahal Aoi sudah berusaha untuk mengirit pemakaiannya, tapi dengan tidak sengaja nya lelaki bertopeng babi itu menghabiskan semuanya tanpa sisa.

Sudahlah, Aoi memilih membuang jauh-jauh rasa tidak enaknya pada Inosuke.

Bagaimana pun tetap laki-laki itu yang bersalah! Aoi tidak peduli lagi!

"Sorewa, ada pohon blueberry disana." Tunjukkan Kanao membuat Aoi tersadar dari pikirannya.

Tampak terjejer rapi barisan pohon berbagai jenis berry yang telah berbuah. Stroberi, rasberry, dan juga sudah pasti blueberry.

"Ikuzo. Sepertinya kita bisa mengambil banyak buah selain berry untuk persediaan juga."

"Eum."

Aoi langsung menarik Kanao menuju barisan pohon berry yang berjarak sekitar 15 meter dari posisi keduanya saat ini.

Sampai disana, Aoi langsung melepaskan tangannya dari Kanao.

"Aku akan mulai mengambilnya." Ucap Aoi. Kanao mengangguk, "Kerjakanlah, aku akan mengawasi keadaan sekitar."

Aoi tersenyum kecil, "Kau selalu mengerti perasaan orang lain." Ungkapnya lalu mulai melakukan pekerjaannya.

Aoi mengambil banyak buah berry selain blueberry. Tidak asal-asalan, beberapa kali Aoi memeriksa keadaan buah yang akan ia ambil. Bagaimana yang keadaannya segar, yang itu akan Aoi ambil.

Sepuluh menit berlalu, keranjang nya hampir penuh dengan ketiga jenis berry itu.

"Cobalah, aku penasaran apakah yang Shinazugawa-San bilang bahwa buah-buahan disini memang lezat dan segar atau tidak."

Aoi mengulurkan satu rasberry pada Kanao yang sejak tadi memperhatikan sekitar.

Kanao menoleh lalu langsung mengambilnya dengan senyuman, "Arigato." Ucapnya lalu memasukkan buah berwarna merah tua itu pada mulutnya.

Aoi pun sama, ia memetik satu stroberi dihadapannya lalu memasukkan nya pada mulutnya.

"Oishi-Desu... Lidah Shinazugawa-San memang tidak salah." Komentar Kanao setelah menelan rasberry yang Aoi berikan padanya barusan.

Aoi mengangguk menyetujui, " Nee. Rasanya sangat manis dan segar."

"Ambilah yang banyak kalau begitu. Kita bisa memasaknya untuk para pilar dan Oyakata-sama. Mereka pasti menyukainya." Saran Kanao.

"Aku pikir memang begitu, baiklah akan kulakukan." Aoi tersenyum lalu segera memenuhi keranjangnya dengan berbagai jenis berry itu kembali.

Lama kegiatan itu berjalan, akhirnya 20 menit kemudian Aoi sudah menutup keranjangnya yang telah penuh.

"Sudah selesai, ayo kita kembali. Aku khawatir Naho, Sumi, dan Kiyo kelelahan karena menggantikan ku." Ajak Aoi sambil mengangkat keranjangnya dengan dua tangan.

Kanao menoleh melihat hal itu, "Apa perlu aku bantu? Kau terlihat kesusahan." Tanyanya khawatir.

Aoi menoleh lalu menggelengkan kepalanya, " Iie, bahkan banyaknya kain kering yang aku ambil dari penjemur lebih berat daripada ini." Balasnya dengan senyuman meyakinkan.

Kanao pun mengangguk singkat.

"Ikuzo." Aoi berjalan terlebih dahulu disusul Kanao.

Mereka mulai melangkah meninggalkan barisan pohon berry yang terjejer rapi itu.

Hening cukup lama, hingga sebuah angin kencang yang menerpa keduanya dan membuat burung-burung berlarian membuat Aoi dan Kanao mengernyitkan dahinya.

Mereka mendongak dan menatap pepohonan yang terlihat tenang. Tidak ada angin sekencang itu.

Tapi ketika keduanya kembali menatap kedepan, betapa terkejutnya mereka melihat lelaki tinggi bermata pelangi tengah berdiri dengan dua kipas emas di tangannya. Tersenyum miring pada keduanya.

"Hihi... Tak kusangka kali ini aku akan berhadapan dengan gadis-gadis cantik."

Iblis bulan atas tingkat kedua, Douma.

Tubuh Aoi dan Kanao menegang sempurna melihat Douma yang kini tersenyum pada mereka sembari mengipasi dirinya pelan.

*

TBC

Alohaaa

Pada kangen aku gaa?

Gak ada yang review tapi aku tetep up, menyedihkan banget yaa?

Ya gapapa deh, yang penting setelah ini banyak yang baca dan review juga.

Douma udah dateng nih, enaknya selanjutnya gimana?

Pilih adegan fight :

Kanao vs Douma

or

Inosuke vs Douma

???

Ditunggu review nya, kalau sempet besok aku up lagii.

Semoga suka yaaa.

Arigato~