A First Love Crap

By ewfzy

.

.

.

CHANBAEK STORY

Genre : Romance, Drama?

.

.

.

"Good morning" sapa Baekhyun saat memasuki ruang rekaman ditemani sang manajer, Kim Junmyeon. Hari ini pria itu terlihat lebih bersemangat daripada biasanya, bahkan ia muncul dengan senyum manis untuk menyapa sang produser beserta dua pria lain yang hadir disana.

"Morning Baekhyun" balas dua orang pria itu dengan senyum ramah.

Chanyeol memutar kursi, mengernyitkan dahi mendapati Baekhyun dengan auranya yang begitu cerah "Morning" sahutnya.

"Silahkan duduk, kita akan menunggu Willis dulu sebelum memulai"

Baekhyun memberi anggukan kemudian duduk disalah satu kursi yang tersedia disana. Matanya beberapa kali ia arahkan menuju pintu, sambil melihat jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Pukul sembilan lewat limabelas, ia hanya perlu menunggu sekitar tiga jam lagi.

Semua orang kembali bersiap di tempat masing-masing, musik kembali diputar. Setelah satu persatu bergantian melakukan record, kini kedua penyanyi itu ada didalam sana melakukan record untuk part yang dinyanyikan bersama. Tak ada kendala yang berarti, baik Willis maupun Baekhyun menyelesaikannya dengan sangat baik. Kegiatan berakhir saat hari mulai gelap, matahari telah kembali pulang pada peraduannya.

Si manis Byun yang tadinya nampak bersemangat kini terlihat gelisah dengan manik yang tak henti melirik kearah pintu. Pria itu masih menunggu sosok bocah laki-laki yang belum muncul juga batang hidungnya. Dan, Baekhyun hanya bisa menghela nafas panjang setelah ia menyelesaikan rekaman, anak itu tidak datang seperti janjinya.

"Chanyeol!" Baekhyun memanggil si komposer sekaligus produser dengan ragu. Proses rekaman telah usai, pria itu sedang sibuk berbenah dengan dua pria lainnya.

Pria itu menoleh "Ya? Ada yang bisa kubantu, Baekhyun ssi?" terlalu formal tapi begitulah Chanyeol, selalu profesional dengan pekerjaannya. Tak pernah sekalipun mencampur adukkan pekerjaan dan kehidupan pribadinya.

"Emm.. Jam berapa Jackson akan datang?" tanyanya.

"Tidak, Jackson takkan datang hari ini Jane mengajaknya pergi"

"Pergi? Ah, begitu rupanya" Wajah yang sebelumnya penuh harap itu seketika kehilangan semangat. Padahal Baekhyun sudah memikirkan apa saja yang akan ia lakukan dengan Jackson hari ini semalaman.

Chanyeol tentu melihat raut kecewa itu, tak menampik jika ia merasa kasihan. Hanya saja Chanyeol memilih abai, ia tidak ingin Jackson semakin dekat dengan Baekhyun.

..

Seminggu berlalu dan Baekhyun masih rutin pergi ke agensi, ada banyak hal yang harus ia selesaikan. Tapi entah mengapa hari-harinya kembali kelabu, meski jadwalnya di New York tak sepadat di Korea.

Baekhyun masih perlu melakukan syuting video clip bersama Will dan beberapa photoshoot. Urusan soal lagunya sudah beres, dan itu membuatnya semakin jarang bertemu dengan Chanyeol. Hubungannya juga sama sekali tak ada perkembangan, pria itu memperlakukannya seperti orang asing disini.

Tapi lebih dari Chanyeol sebenarnya Baekhyun ingin bertemu lagi dengan si mungil. Sayangnya sejak hari itu Jackson tak lagi datang mengunjungi ayahnya. Kalau boleh jujur Baekhyun Ingin sekali meminta izin pada Chanyeol agar diperbolehkan menemui putranya, tapi ia terlalu sungkan. Ia merasa tidak pantas, ia tidak berhak meminta itu pada Chanyeol. Jadi, Baekhyun hanya bisa berharap, berharap akan ada kesempatan bertemu dengan Jackson lagi nanti.

..

Jam menunjukkan pukul 10 malam, seperti biasa Baekhyun mengambil air putih dan beberapa obat yang ia letakkan dalam laci. Belum sempat ia minum ponsel miliknya lebih dulu berdering. Deretan angka muncul di layar, sebuah nomor asing. Baekhyun mengernyit, pria itu segera menekan tombol hijau lalu mendudukan diri di samping ranjang.

"Halo?"

'Halo' Terdengar suara berat seorang pria menyapa dari sebrang sana

"Halo, ini siapa?"

'Baekhyun? Ini aku, Chanyeol'

Hening, Pria berambut brunette itu tak menyangka jika Chanyeol yang menghubunginya

'Maaf menghubungimu malam-malam' Chanyeol kembali bersuara

"Tidak masalah, ada apa?"

'Begini, Jackson terus mengamuk dan tak berhenti menangis. Apa kau ada waktu luang sekarang?'

"Ya, aku sedang kosong"

'Jackson ingin bertemu denganmu, jika kau tidak keberatan tentu saja'

"Tentu, aku akan datang. Dimana alamat mu?" Baekhyun hampir memekik menyahuti Chanyeol.

'Tidak-tidak, biar aku saja yang kesana. Hanya beritahu dimana kau menginap'

Sambungan telah terputus, tapi senyum Baekhyun masih mengembang. Ia sangat senang, rasanya ingin berteriak sambil melompat-lompat saking senengnya. Akhirnya ia punya kesempatan bertemu Jackson lagi.

..

Bel kamar hotelnya berbunyi, dengan semangat pria manis itu segera melangkahkan kaki untuk membuka pintu. Begitu terbuka sebuah pelukan langsung menyambut bagian kakinya. Jackson memeluknya sambil menangis.

Tak menunggu lama Baekhyun segera membawa bocah itu dalam gendongan.

"Oh, kenapa menangis Jacksonie?" bocah itu tidak menjawab, masih melanjutkan tangisannya. Memeluk leher Baekhyun erat sambil mengusakkan wajah basahnya disana. Pria cantik itu membawa si kecil masuk kedalam kamar hotelnya, mengabaikan Chanyeol yang masih berdiri diambang pintu.

Baekhyun mendudukan Jackson dipangkuan, mengusap bekas air mata yang mengaliri si pipi gembil.

"Ada apa hmm? kenapa menangis? Ceritakan padaku" nadanya begitu lembut mengalun, dan itu berhasil menghentikan raungan Jackson dilehernya.

Dengan sedikit terisak anak itu perlahan mengangkat wajahnya dan menjawab "I hate hiks.. Daddy!" Baekhyun melirik kearah Chanyeol, tatapannya sarat akan tanya. Dan si jangkung hanya mengedikan bahu sebagai respon.

"Ssst.. tidak boleh bicara begitu, memangnya Daddy kenapa?"

"Dia melarangku bertemu denganmu, hiks.. Daddy selalu memarahiku kalau aku mau ikut ke agensi" Jackson menjelaskan sambil terisak, bocah itu juga menolehkan kepalanya sekilas sekedar memicing menatap Chanyeol kesal. Baekhyun tersenyum sayang, mengusap lagi rambut yang sewarna miliknya "Daddy melarang karena tidak ingin Jackson kelelahan dan bosan nantinya"

"Tapi aku sudah berjanji akan menemuimu, dan aku tak datang hari itu. Laki-laki sejati tidak boleh mengingkari janji "

Entah mengapa kalimat itu terdengar begitu lucu ditelinga Baekhyun, pria itu tak bisa menahan untuk tidak menarik bibirnya "Jadi kau kesal karena sudah ingkar janji?"

"Tentu saja, tapi aku juga merindukanmu"

"Kau merindukan ku?" Baekhyun mengangkat alisnya tak percaya. Bocah itu balas mengangguk mengiyakan pertanyaannya. Dan, sekali lagi senyumnya mengembang begitu manis.

"Kita sudah bertemu sekarang, Jackson bisa memelukku sampai puas" ujar Baekhyun sambil merentangkan tangannya.

Tak menunggu lama Jackson langsung menghambur dalam pelukan, menyamankan wajah kecil itu di dada si pria manis. Untuk beberapa saat hatinya menghangat, rasanya benar-benar nyaman. Sudah lama Baekhyun tak merasakan perasaan macam ini ia merasa kembali hidup. Bibir tipisnya mengecupi kepala si kecil dipelukan.

Jackson kembali duduk dengan tegak, menatap lekat mata sabit yang menghiasi wajah rupawan Baekhyun. Menurutnya senyum Baekhyun adalah yang terbaik. Mengembang sangat cantik, membuatnya tidak ingin berkedip. Ia tidak mau melewatkan sedetikpun untuk melihatnya.

"Mm.. T-tapi kita tidak makan es krim" ucap Jackson malu-malu.

"Ah benar, aku berjanji mentraktir makan es krim." Baekhyun terlihat berfikir sejenak, kemudian melanjutkan "Kita bisa membelinya besok" Mendengar itu si kecil dipangkuannya sukses memekik senang.

Baekhyun terlihat asik bercengkrama dengan Jackson, bahkan kehadiran Chanyeol disana seperti tak terlihat. Lama berselang akhirnya Jackson jatuh tertidur, bocah itu pasti kelelahan setelah menagis berjam-jam. Dan ia benar-benar tidak mau lepas dari Baekhyun. Bahkan sekarang tangannya masih mencengkeram erat piyama yang pria itu kenakan.

"Aku tidak percaya ini, kalian bahkan hanya bertemu sekali dan dia langsung menempel padamu seperti itu." Baekhyun mengalihkan pandangannya dari wajah lelap Jackson. Menatap netra yang kini tengah menatapnya juga.

"Aku juga tidak menyangka dia akan menyukaiku"

Chanyeol bangkit dari duduknya, menghampiri Baekhyun untuk mengambil alih putra semata wayang dipangkuan pria itu.

Jackson mulai terusik dari tidur nyenyaknya. Bocah itu kembali merengek meski matanya setia terpejam. Tangan kecilnya mencengkram semakin erat piyama yang Baekhyun kenakan.

"Biarkan dia menginap disini" Baekhyun yang melihat Chanyeol kesulitan bersuara.

"Tidak, aku akan membawanya pulang" Chanyeol menolak, masih mencoba untuk melepaskan putranya dari Baekhyun.

"Kenapa? kau tidak percaya padaku? Aku akan menjaganya untuk malam ini" Baekhyun bersikukuh, sedikit tak tega melihat Jackson yang tertidur pulas.

"Aku tidak ingin merepotkanmu dengan membiarkannya tinggal"

"Ini tidak merepotkan, biarkan dia tinggal malam ini" Pria bermata sipit itu menatap Chanyeol penuh permohonan. Berusaha membujuk yang lebih tinggi agar memperbolehkan putranya tinggal.

Chanyeol masih bersikeras, menarik tangan anaknya agar melepas cengkramannya. Jackson kembali mengernyit dalam tidurnya, bibirnya terbuka mengeluarkan suara rengekan "Aku eung.. benci Daddy" tangannya benar-benar tak ingin lepas begitupula tubuhnya yang semakin merapat pada si pria cantik.

"Chanyeol.."

Chanyeol membuang nafas kasar. Sebenarnya ia tak ingin meninggalkan putranya disana tapi melihat Jackson yang kembali merengek sambil memeluk Baekhyun rasanya ia jadi tak tega.

"Baiklah, aku akan meninggalkannya disini untuk malam ini. Aku akan datang besok pagi menjemputnya" Pria itu menyerah dan Baekhyun tersenyum senang mendengar itu.

"Terimakasih" ujarnya dengan mata penuh binar.

"Jaga Jackson dengan baik. Hanya dia hartaku satu-satunya, ia yang paling berharga" Chanyeol mengelus kepala Jackson yang terlelap dalam pangkuan Baekhyun, mengecup keningnya sekali. "Kalau begitu aku pergi" Kemudian beranjak mengambil kunci mobilnya di meja.

"Chanyeol!" Belum sempat pria bertelinga peri itu melangkahkan kaki menuju pintu. Ia menoleh.

"Ya?"

"Em, bisakah kau bantu aku?" Baekhyun menjeda kalimatnya "Tolong rapikan tempat tidur, kamarnya sedikit berantakan. Aku ingin segera menidurkan Jackson dengan nyaman"

Sebenarnya sedikit tidak enak menyuruh Chanyeol membersihkan kekacauannya, tapi ia memberanikan diri. Mengingat si mungil dipangkuan yang tak bisa lepas.

"Baiklah"

Chanyeol berjalan menuju ranjang, Baekhyun mengekor dibelakang denga Jackson digendongan. Setelah merasa cukup Baekhyun segera menidurkan bocah laki-laki itu dengan nyaman dikasurnya.

"Kau sakit?"

"Hm?" Baekhyun yang masih sibuk memposisikan Jackson menyahut dengan satu alis terangkat. "Tidak"

"Lalu ini obat apa?" Tanya Chanyeol mengambil sebuah botol berisi kapsul diatas meja. Baekhyun yang penasaran menoleh, matanya melebar melihat apa yang Chanyeol pegang.

"Bukan apa-apa!"Dengan cepat Baekhyun merampasnya. Yang lebih tinggi tersentak dengan apa yang barusan Baekhyun lakukan. "I-ini hanya vitamin" pria brunette itu mencicit menambahkan.

"Vitamin?" Chanyeol memastikan, ia tidak yakin dengan apa yang Baekhyun bilang. Pria itu sempat membaca tulisan yang ada di botolnya, dan sepertinya itu bukan vitamin.

"Itu vitamin khusus, aku harus rutin meminumnya untuk daya tahan tubuhku" ujar Baekhyun meyakinkan.

"Oh," Chanyeol mengangguk mengerti.

"Baiklah kalau begitu aku pulang, jaga Jackson dengan baik"

"Tentu aku akan menjaganya dengan baik"

Setelahnya Chanyeol benar-benar pergi dari sana. Meninggalkan putranya bersama Baekhyun

..

Mata bulat itu perlahan mengerjap, si pria manis masih setia memperhatikannya. Menunggu hingga kelopak itu benar-benar terbuka sempurna menampilkan iris coklat dibaliknya. Baekhyun dengan hangat menyapa "Good Morning baby boy" ucapnya sambil mencuri satu kecupan dipipi gembil Jackson.

"Morning" balas bocah itu dengan suara khas bangun tidur, ikut mendekatkan wajahnya untuk membalas mencium pipi baekhyun. "Tidurmu nyenyak?" Jackson menganggukkan kepalanya, sambil menguap. Baekhyun tersenyum meletakkan tangannya untuk mengusak kepala si kecil sayang. "Dimana Daddy?"

"Daddy belum datang, Jackson semalam menginap disini"

Bocah itu mengangguk, kemudian Baekhyun mengecup lagi pipinya. "Ayo cuci muka dulu, kemudian sarapan"

Pintu kamar hotel berbunyi, menandakan kehadiran seseorang disana. Baekhyun yang baru keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basahnya bergegas membuka pintu. Chanyeol datang dengan sebuah tas dipundak yang Baekhyun yakini itu milik Jackson.

"Daddy!" Jackson memekik heboh melihat siapa yang datang, segera melompat dari sofa yang ia duduki. Mengabaikan layar didepannya yang masih menampilkan kartun kesukaan. Menghampiri ayahnya penuh semangat sambil melompat-lompat kecil.

"Selamat pagi jagoan!" Chanyeol membawanya dalam sebuah gendongan, Mengecup pipi tembamnya beberapa kali. "Kau sudah tidak marah pada Daddy?" Anak itu menggeleng cepat "Hyung cantik bilang padaku kalau aku tidak boleh marah padamu, Dia bilang Daddy melakukannya karena menyayangiku"

"Hyung cantik?" Chanyeol bertanya-tanya. Dengan segera Jackson membisikkan sesuatu ditelinga perinya "Byun Baekhyun, penyanyi kesayanganmu Dad!" Dan Chanyeol hanya bisa menggelengkan kepala samar mendengarnya. "Kenapa memanggilnya Hyung cantik?"

"Karena dia cantik dan terlihat seperti- hyung?" Jawabnya dengan wajah bingung yang begitu lucu. Chanyeol kemudian ikut membisikkan sesuatu ditelinga si kecil "Tapi umurnya sama denganku" Jackson sontak menjauhkan wajahnya, menatap Chanyeol tak percaya "Really? Wow, Lalu apakah aku harus memanggilnya Uncle? Tapi itu tidak cocok" bocah itu menggulirkan matanya kearah langit-langit terlihat berpikir "Aku akan tetap memanggilnya hyung cantik saja" ujarnya kemudian.

"Maaf mengganggu kesenangan kalian, tapi ini saatnya Jackie untuk mandi" Baekhyun datang menginterupsi, melangkahkan kakinya dari arah kamar mandi dengan sebuah handuk dipundak. Baekhyun memandikan Jackson setelahnya memakaikan pakaian yang Chanyeol bawa.

"Kalian sudah sarapan?" tanya Chanyeol setelah putranya kembali dengan penampilan yang lebih segar.

"Hanya roti dan selai"

"Kalau begitu kita pergi sarapan, kau tidak ada jadwalkan?"

Baekhyun menggeleng "Aku kosong sampai siang nanti"

Setelah sarapan, si kecil Jackson merengek menagih janji Baekhyun yang akan mentraktitnya makan es krim. Tapi mengingat masih terlalu pagi untuk makan sesuatu yang dingin Chanyeol berinisiatif untuk mengajak Jackson dan Baekhyun ke taman kota terlebih dulu.

"Bukankah ini lucu?" Kedua orang itu duduk dikursi taman. Mengamati Jackson yang sedang asyik bermain bersama beberapa bocah lain yang ada disana.

"Apa?" Baekhyun menyahut dengan mata yang masih terpaku pada si kecil.

"Selama ini aku yang membesarkannya, tapi begitu ia bertemu denganmu anak itu langsung menempel dan tak ingin lepas"

Baekhyun membalas ucapan Chanyeol dengan senyum tipis. "Jackson sangat manis, dia begitu lucu, dan polos"

Si jangkung mendengus, "Tentu saja, Jackson putraku" Entahlah Chanyeol hanya ingin menegaskan sekali lagi jika Jackson adalah putranya.

...

..

.

TBC