A First Love Crap
By ewfzy
.
.
.
CHANBAEK STORY
Genre : Romance, Drama?
.
.
.
"Jadi bagaimana kabarmu?" tanya Baekhyun pertama kali.
Akhirnya mereka berdua berhasil mendapatkan sedikit waktu disela jeda istirahat makan siang.
"I'm totally good. How about you?" Jawab Will dengan sematan senyum tampan andalannya.
"Aku juga baik. Kau tahu, aku benar-benar tak menyangka kau akan datang."
"Kenapa? Kau tidak suka aku datang?" tanya Will sambil mengangkat salah satu alisnya.
"NO! Maksudku bukan begitu, aku senang. Tapi ini terlalu mendadak, seharusnya kau mengabariku dulu agar aku bisa mengosongkan jadwalku untukmu." Jelas Baekhyun dengan ekspresi menyesal di akhir.
"Tidak perlu. Aku tidak ingin mengganggu pekerjaanmu, oke. " balas Will tak ingin membuat Baekhyun merasa bersalah. "... By the way, selamat atas perilisan album barumu. Kau benar-benar cocok dengan konsep kali ini." lanjutnya.
"Benarkah?" tanya Baekhyun memastikan "Sejujurnya aku malah kurang suka dengan konsepnya." ucap Baekhyun. Ia memang tidak terlalu suka dengan konsep terbaru albumnya. Tidak, bukan berarti konsepnya jelek. Hanya saja konsep kali ini terlalu seksi.
"Kenapa?" Will kembali bertanya, merasa penasaran. Wajahnya sedikit merengut lengkap dengan beberapa kerutan di dahinya.
"Terlalu seksi, membuatku tidak nyaman."
Will menganggukkan kepalanya mengerti "But still, you look gorgeus Baekhyun."
"Thank's then" balas Baekhyun sambil mengaduk minuman yang ada di hadapannya. "Bagaimana New York?"
"Masih sama dengan yang terakhir kali kau tinggalkan."
"Begitukah?"
"Aku jadi merindukan New York." lanjut Baekhyun lesu sambil tersenyum getir.
Will yang sebelumnya fokus dengan makanan di atas meja lantas mendongakkan kepalanya begitu mendengar nada suara Baekhyun yang berubah.
"Kau merindukan mereka?"
Tebak Will yang bisa dengan cepat mengerti kemana arah perbincangan ini berlanjut.
Alih-alih menjawab Baekhyun hanya tersenyum tipis sambil terus mengaduk minumannya. "Apa aku masih pantas merindukannya setelah apa yang aku lakukan?"
Satu helaan panjang keluar dari bibir Willis, "Berhenti menyalahkan dirimu, semua sudah berlalu. Yang terpenting Jackson sudah baik-baik saja sekarang, lagipula itu bukan sepenuhnya salahmu."
...
'Top solo' BAEKHYUN becomes a million seller, selling over 1 million copies of his 3rd mini album in just 12 days since its release!
Tayangan televisi terhenti pada saluran berita yang tengah membicarakan tentang Baekhyun dan album barunya. Bocah taman kanak-kanak yang sebelumnya asik dengan puzzle ditangannya itu seketika menghentikan kegiatannya, lebih memilih fokus pada berita yang tengah disiarkan.
Another record breaking achievement from One-Top Solo Baekhyun. Being the highest entry into the United World Album Chart in 2022 ...
Sebuah senyum mengembang di bibir Jackson begitu layar datar di hadapannya itu memunculkan foto-foto terbaru Baekhyun. Sudah lama sekali sejak terakhir Jackson melihat wajah kesukaannya itu. Ia merindukan hyung cantiknya, ia penasaran bagaimana kabarnya, ia ingin bertemu lagi dengannya.
"Jackson..." Suara teriakan dari pintu depan menyentak Jackson. Ayahnya datang. Dengan panik ia segera mencari remot tv dan mengubah tayangan. Jackson tak ingin ayahnya tahu jika ia sedang melihat berita tentang Baekhyun.
"Jack..."
"Oh- hai Dad! Kau pulang?" sapa Jackson nampak gugup.
"Kenapa tidak menyahut ketika Daddy memanggil hmm?"
"Ah itu— aku sedang bermain jadi tidak mendengarmu." jawab Jackson kikuk.
"Begitukah?"
Jackson menganggukkan kepala cepat, sangat cepat sampai-sampai membuat Chanyeol khawatir jika bocah itu akan merasa pusing setelahnya.
"Baiklah, kalau begitu lebih baik kita makan sekarang. Kau pasti belum makan siang kan? Daddy membeli makanan kesukaanmu."
...
"Kau sedang diet?"
"Huh?" Baekhyun yang tengah fokus menatap dirinya di cermin lantas mengalihkan perhatiannya pada Junmyeon.
"Akhir-akhir ini sepertinya kau selalu pilih-pilih makanan. Makanlah dengan benar, tubuhmu semakin kurus dan aku tak ingin jika kau sampai sakit." komentar Junmyeon panjang lebar. Matanya sesekali memperhatikan penampilan Baekhyun dari atas sampai bawah.
"Hmm..." Tanpa ada niatan menjawab Baekhyun berakhir menggumam sebagai sahutan. Ia sudah terlalu malas menanggapi omelan manajernya itu. Namun meski terlihat tak peduli, sebenarnya Baekhyun cukup banyak memikirkan apa kata sang manajer.
Apa dia memang terlihat sekurus itu? Baekhyun akui ia memang banyak kehilangan berat badan, tapi dia sedang tidak diet.
"Selesai." ujar salah seorang make up artist begitu menyelesaikan sentuhan akhir pada riasan Baekhyun. Si mungil kembali menatap cermin di depannya. Sedari tadi ia memang tengah bersiap untuk penampilan panggungnya. Jadwal promosi album barunya masih belum usai, Baekhyun masih memiliki satu minggu ke depan untuk mempromosikannya sebelum jadwalnya tergantikan dengan berbagai acara fansign.
Outfit panggung telah lengkap menempel pada tubuh Baekhyun. Kemeja satin hitam yang tidak dikancingkan bagian atasnya itu dibalut jas berkerah rendah memamerkan leher hingga dada putih pria itu. Sebuah choker hitam yang terpasang di leher jenjang Baekhyun turut menyempurnakan penampilannya hari ini.
Perias-perias itu lantas pergi meninggalkan Baekhyun bertiga dengan sang manajer dan satu orang lain di ujung ruangan setelah menyelesaikan urusannya.
"Aku akan pergi melihat persiapan panggungnya." pamit Junmyeon yang hanya diberi anggukan oleh Baekhyun.
Beberapa saat Baekhyun terdiam mematri penampilannya di cermin. Sesekali membenarkan jas yang ia pakai agar tak terlalu mempertontonkan tubuhnya. Sementara sosok lain yang sedari tadi diam mengamati hanya memperhatikan si mungil itu dari samping.
"Sudah selesai?" Willis bertanya, bangkit dari sofa yang sedari tadi ia duduki sesaat setelah Junmyeon pergi.
"Sudah."
"You look so beautiful Baek."
"Honestly i want to deny it, i would rather be called handsome ... but thank you." Balas Baekhyun dengan raut terpaksa. Ini bukan pertama kali seseorang memujinya cantik. Baekhyun tidak suka. Dia seorang pria, akan lebih baik jika mereka mengatakan tampan atau paling tidak menawan. Ia tahu cantik memang tidak memiliki arti sesempit itu. Tapi tetap saja ia lebih suka seseorang memujinya dengan ungkapan lain.
Tak berapa lama pintu ruang make up kembali terbuka. Pelakunya adalah si manajer kesayangan Baekhyun. "Sudah siap? Kita pergi sekarang."
Tanpa menyahut Baekhyun segera bangkit dari duduknya, namun karena gerakannya yang terlalu tiba-tiba membuat kepalanya mendadak pusing. Tangan mungilnya berpegangan pada ujung meja, kepalanya sedikit berputar sementara pandangan mata menggelap.
"Baekhyun, kau baik?" tanya Will menyadari ada yang aneh dengan Baekhyun.
Baekhyun menganggukkan kepalanya sebagai respon. Ia sendiri tidak mengerti kenapa tubuhnya tiba-tiba bereaksi seperti ini. Tangannya terasa dingin dan keringat mulai muncul di dahinya.
"Astaga, kau banyak berkeringat Baek." Junmyeon yang juga sadar akan keadaan artisnya turut panik. "Kau yakin baik-baik saja? Wajahmu pucat."
"Tidak apa-apa." balas Baekhyun pelan, tak ingin membuat keributan dan membuat khawatir.
"Kau yakin?" tanya Junmyeon sekali lagi berusaha memastikan.
Baekhyun memberikan anggukan.
"Baiklah kalau begitu kita pergi, panggungmu akan dimulai beberapa menit lagi."
...
Gemerlap lampu sorot lengkap dengan teriakan para penggemar cukup menjelaskan bagaimana riuhnya suasana di panggang comeback itu.
Aksi panggung telah berjalan kurang lebih lima menit. Baekhyun akan membawakan dua lagunya, jadi durasi total mungkin sekitar 6-7 menit.
Baekhyun terus menyanyi dan menarikan koreografi yang telah ia hafal di luar kepala. Beberapa menit lalu pusing di kepalanya sudah membaik meski keringat dingin masih deras mengucur dari tubuhnya.
Tinggal satu bait lagi, dan Baekhyun sudah mati-matian mengerahkan tenaga untuk menahan tubuhnya agar bisa tetap berdiri dengan benar.
Sedikit lagi Baekhyun, kau bisa bertahan.
Baekhyun bernapas lega ketika lagunya berhasil ia bawakan sampai akhir. Namun sayang tubuhnya sudah tak bisa bertahan lebih lama lagi.
Baekhyun merasakan kakinya seperti tak lagi menapak. Tubuhnya terasa ringan sementara bayangan orang-orang mulai jungkir balik di penglihatannya. Pria itu berjalan gontai turun dari panggung. Namun, belum sempat ia mencapai lantai dasar tubuhnya lebih dulu limbung. Suara penggemar yang sebelumnya terdengar berisik meneriaki namanya sama sekali tak terdengar. Dan, sebuah hitam menyambutnya untuk mengambil alih kesadaran.
"Baekhyun!"
Junmyeon dan Will
spontan berteriak ketika idol papan atas itu terjatuh di samping panggung. Sementara staff dan crew yang ada di sana juga tak kalah panik. Teriakan penggemar yang khawatir akan idolanya juga semakin memperparah keadaan.
Dengan cepat tubuh Baekhyun segera digotong menuju back stage. Tujuannya adalah sebuah ruangan paling ujung - ruang medis khusus sementara untuk setiap keadaan darurat yang terjadi.
...
Sebuah infus tertancap di punggung tangan Baekhyun. Pertolongan pertama sudah selesai dilakukan. Dan kini pria itu berada di dalam ambulance menuju rumah sakit.
Mata sipit Baekhyun perlahan terbuka, mencoba membiasakan penglihatannya dan mencerna dimana ia sekarang.
"Baekhyun, kau sudah sadar?" tanya Junmyeon yang duduk di dalam ambulance menemaninya.
Mata sipit itu berkedip beberapa kali, masih berusaha mengumpulkan kesadaran. "Di mana?"
"Kita menuju rumah sakit, kau baru saja pingsan jika kau lupa."
"Ah— benar ..." setelah kata itu Baekhyun kembali memejamkan mata, pusingnya kembali mendera dan matanya kembali memberat. Perlahan kesadaran pria itu kembali menghilang.
Baekhyun telah selesai ditangani di IGD, dan sekarang ia dipindahkan menuju ruang rawat inap. Pria itu masih setia terpejam, namun beruntung kondisinya tidak separah itu.
Junmyeon benar-benar tak menyangka jika Baekhyun mengalami malnutrisi. Ini benar-benar sulit dipercaya. Ia ada bersama Baekhyun hampir 24/7 dan bagaimana mungkin ia tak menyadari hal ini.
Junmyeon merasa ia benar-benar gagal menjadi manajer sekaligus kakak untuk Baekhyun. Selama ini Junmyeon memang menjadi yang paling cerewet dan juga berisik terkait pola makan Baekhyun. Ia sudah berusaha menjaga pola makan artisnya itu, tapi ia akui jika akhir-akhir ini Baekhyun menjadi sangat pemilih. Belum lagi jadwalnya yang gila-gilaan dan kebiasaan minum kopi di pagi harinya itu.
"Bagaimana keadaannya?" Will datang dengan membawa dua bungkus plastik berisi makanan.
Junmyeon menengok, lantas mengambil alih bungkusan di tangan Will. "Sementara dokter bilang Baekhyun mengalami malnutrisi—"
"Apa? Bagaimana bisa dia mengalami malnutrisi– maksudku, dia seorang idol besar, apakah agensi kalian tidak memperhatikan artisnya? Dan kau sebagai manajer— bagaimana bisa hal ini terjadi?" perkataan Junmyeon terpotong begitu Willis menyahut dengan serentetan kalimat menyampaikan rasa tidak percayanya.
"Kuakui aku salah, sebagai manajernya harusnya aku tidak lalai. Harusnya aku lebih memperhatikan Baekhyun dan mengurusnya dengan baik."
Willis menghela napas panjang sambil mengusap wajahnya "Lalu apalagi?"
"Hasil lab-nya masih belum keluar jadi dokter belum bisa mendiagnosis lebih jauh lagi." lanjut Junmyeon.
...
Chanyeol sibuk men-scroll room chat antara dirinya dan Baekhyun. Tidak biasanya, sudah dua hari ini Baekhyun absen mengiriminya pesan. Obrolan sepihak itu kembali Chanyeol baca perlahan-lahan.
Apa Chanyeol terlalu berlebihan? Ia akui sikapnya beberapa bulan lalu memang tidak bisa dibenarkan. Beberapa kali Chanyeol berniat meminta maaf, tapi nyatanya pria itu masih menjadi pengecut hingga sekarang. Bahkan ia tak membalas satu pesan pun yang selalu Baekhyun kirimkan beberapa bulan terakhir. Meski ia selalu membacanya —dan membalas dalam hati.
Tidak bohong Chanyeol merasa kehilangan sesuatu, ada sedikit khawatir dan cemas juga sebenarnya. Namun Chanyeol tetaplah Chanyeol. Ia masih begitu denial dan menjadi pengecut untuk menghubungi pria itu dan menanyakan kabarnya lebih dulu.
Chanyeol menghela napasnya panjang. Dengan rasa penasaran dan khawatir yang masih tertinggal, ia memutuskan untuk membuka halaman pencarian dan mulai mengetikkan nama seseorang di sana.
Tak ada yang aneh, halaman pencarian masih menampilkan berita tentang kesuksesan album terbaru Baekhyun dan beberapa pencapaiannya. Chanyeol terus menggulirkan layar karena ia telah membaca semua artikel itu.
Namun setelah beberapa saat jarinya terhenti, matanya tertarik pada salah satu postingan penggemar yang cukup menyita perhatian. Dengan penasaran ia menekan artikel tersebut dan mulai membacanya.
Chanyeol berubah gusar begitu selesai membaca keseluruhan isi postingan tersebut. Baekhyun pingsan?
Setelah pemikiran panjang Chanyeol memutuskan untuk mulai mengecek kembali ponselnya. Membuka ruang obrolan bersama Baekhyun dan mulai mengetikkan sesuatu di sana.
Berkali-kali Chanyeol baca pesan yang ia tuliskan, lalu menghapus kembali apa yang telah ia tulis di sana. Setelah percobaan kesekian kali dan Chanyeol merasa cukup, ia akhirnya yakin untuk mengirimkan pesan.
...
Malnutrisi? Baekhyun seketika pening mendengar jika ia mengalami malnutrisi. Jujur saja ini memalukan. Bagaimana bisa idol papan atas sepertinya mengalami malnutrisi?
Baekhyun cukup sadar jika berat badannya turun drastis. Jadwalnya yang padat juga tingkat stress nya yang akhir-akhir ini semakin menjadi kemungkinan adalah alasan nafsu makannya berkurang. Belum lagi jika asam lambungnya kambuh, ia akan memuntahkan kembali semua makanan yang telah ia telan. Tapi Baekhyun tak pernah menyangka jika ia sampai mengalami malnutrisi seperti ini.
"... Ini pasti karena kebiasaan buruk mu itu Baekhyun, berhentilah pilih-pilih makanan. Dan, sudah berapa kali kubilang jangan minum kopi jika belum sarapan."
Junmyeon yang terus-terusan mengomel sama sekali tidak membantu. Yang ada hanya membuatnya semakin pening.
"Iya-iya aku tahu, sekarang lebih baik kau berhenti mengomel Hyung. Kau membuatku pusing."
Junmyeon tak bisa berkata-kata lagi. Ia sudah berkata panjang lebar dan Baekhyun hanya menanggapinya seperti itu?
Sementara Willis yang sibuk mengupas apel di sudut ruangan hanya bisa tersenyum kecil mendengar perdebatan dua orang itu.
"Selamat pagi..." sapaan hangat itu sontak mengambil alih atensi ketiga pria di dalam ruang rawat inap Baekhyun. Salah seorang dokter masuk dengan suster di sampingnya.
"Pagi dokter." Junmyeon menjadi satu-satunya yang menjawab sedangkan Baekhyun hanya tersenyum. Ia sudah kenal dekat dengan dokter muda itu. Sementara Willis yang berada paling ujung terdiam karena ia tidak terlalu mengerti bahasa Korea.
"Bagaimana keadaanmu? Merasa lebih baik?" tanya dokter Zhang.
"Lebih baik," jawab Baekhyun singkat.
Pria tinggi dengan jas putihnya itu tersenyum, memunculkan sebuah dimple pada salah satu sisi wajahnya.
"Baiklah Baekhyun, kalau begitu mari kita periksa dulu bagaimana kondisimu."
Setelah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan, dokter Zhang tiba-tiba mengernyit. Ia merasakan ada sesuatu yang salah pada tubuh pasiennya.
Junmyeon yang sedari tadi memperhatikan turut khawatir melihat perubahan ekspresi dokter muda itu.
"Apa hasil lab-nya sudah keluar?" tanya Dokter Zhang pada perawat yang sedari tadi berdiri di sampingnya.
"Sudah dok," jawab si suster cantik sambil menyodorkan kertas dari dalam status pasien yang sedari tadi ia bawa.
Dokter Zhang nampak serius membaca serentetan hasil pemeriksaan darah dan urin yang telah Baekhyun lakukan. Membuat Junmyeon jadi harap-harap cemas.
Setelah beberapa saat, Dokter Zhang akhirnya mulai menjelaskan terkait kondisi Baekhyun saat ini. "Sejauh ini semuanya nampak baik," mulai dokter Zhang yang segera disambut senyuman lega dari Junmyeon.
"... Namun berdasarkan hasil lab serta pemeriksaan fisik sepertinya ada sesuatu yang berbeda—" Junmyeon dan Baekhyun refleks menahan napas menanti kalimat yang akan dokter ucapkan selanjutnya.
"Sepertinya saat ini Baekhyun sedang hamil."
Hening. Baik Junmyeon maupun Baekhyun tak ada yang bereaksi. Mereka berdua jelas terkejut dengan apa yang baru saja dokter katakan.
"H-hamil?" tanya Baekhyun coba memastikan jika ia tak salah dengar.
Dokter tampan itu tersenyum, "Benar, berdasarkan tes darah dan urin semua menunjukkan hasil positif. Tapi, untuk lebih jelasnya saya sarankan agar Tuan Baekhyun melakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui USG."
Tunggu. Baekhyun tidak salah dengar kan?
Ia hamil? Damn!
Tubuh mungil Baekhyun membeku sementara Junmyeon bungkam bahkan sampai Dokter Zhang pergi dari ruangan itu.
Will yang sedari tadi mengamati dari ujung ruangan datang menghampiri. Merasa bingung dengan reaksi kedua orang di hadapannya. "Ada apa? Bagaimana hasilnya? Sesuatu buruk terjadi?" tanya Willis bertubi-tubi.
Junmyeon menggelengkan kepala, masih dengan tatapan kosong.
"Lalu? Apa yang dokter katakan?" desak Will semakin penasaran.
"He is pregnant ..."
Mata tajam pria berkebangsaan Amerika itu melotot dan, "Fuck!" sebuah umpatan tak bisa tertahankan keluar dari bibirnya.
...
..
.
TBC
Helloooo gais pakabar?
Sebenernya ini mau aku upload pas chanbaek day kemaren tapi malah gasempet dan akhirnya telat sampe tgl skrg :')
Happy Chanbaek day
Gpp deh ya telat, setidaknya ini masih bulan Juni
Mari sama-sama mendoakan agar rasa malasku ini cepat pergi
