Yahiko membuka pintu sekre, rambut dikibas dengan penuh percaya diri. Kemeja hitam bercorak awan merah ia rapikan, dilengkapi senyuman menawan. "Assalamu'alaikum wahai rakyat jelata!" sapanya ceria.

Penghuni ruangan menanggapinya dengan pelototan tajam dan balasan salam berisi dendam. Ya bagaimana tidak dendam kalau tadi sore dapat panggilan rapat mendadak bada isya disertai ancaman kalau tidak tepat waktu, tahu-tahu pengancamlah yang terlambat. Mereka mau protes juga tidak berani. Kalau ternyata Yahiko minta mundur jabatan, siapa yang akan menggantikan posisinya sebagai tumbal? Mereka mana sudi.

"Maaf telat dateng, ya. Tadi ngapel dulu hehe."

Gini nih susahnya punya ketua yang hobinya halu.

"Kodok mati kok diapelin?" Konan mencibir. Gadis itu menunjuk kantung mata berkantung matanya yang punya kantung mata. "Buruan mulai! Aku mau tidur!"

"Santai aja kali. Cuma telat 135 menit doang, kan?"

"Cuma palamu!" Sebuah proposal mencium mesra pipi Yahiko. Konan sebagai makcomblang tersenyum puas. "Yuk, mulai!"

Sambil mengusap pipinya yang nyut-nyutan, Yahiko memulai mukadimah rapat program kerja selama Ramadhan.

.

Pawai Obor

"Oke, kita bahas dari Pawai Obor dulu, ya. Penanggung jawabnya ... Kakuzu, silakan."

Kakuzu berdeham, "Naruto aja yang jelasin deh. Aku masih ngitung anggaran."

Seisi ruangan, terutama yang berstatus mahasiswa di tengah tanggal tua, berusaha keras untuk tidak tergoda dengan lembaran uang yang sedang Kakuzu hitung. Cukup pemerintah saja yang korupsi. Sebobrok-bobroknya mereka, tak akan sudi memakan uang masyarakat. Paling parah juga cuma comot jatah makan teman.

Naruto menatap catatannya. "Pelaksanaannya empat hari lagi, sehari sebelum teraweh pertama. Obornya udah dipesen, tinggal bawa besok ke Pak Tazu ... mania? Apalah ini, tulisan Kak Kakuzu susah dibaca. Minyak tanah tinggal beli. Kalau gak ada campur minyak goreng sama tanah di halaman mesjid aja haha. Lintasannya seperti tahun kemarin, kan? Start halaman Mesjid Konoha, zig-zag melewati semua RT lalu kembali lagi ke mesjid."

"Okesip. TOA jangan lupa."

Hening sejenak. Di rapat sebelumnya memang segalanya sudah terencana. Hanya tanggal pelaksanaannya saja yang masih digantung hilal.

Saat mayoritas mulai mengambang kesadarannya diakibatkan porsi tidur yang ditukar dengan tugas kuliah, Kakuzu nyeletuk, "Butuh spanduk, gak? Atau papan opini gitu?"

" ... Kuz, kita mau pawai obor, bukannya demo."

"Oh, bukan ya. Kupikir sekalian demo acung obor gitu bareng anak-anak biar bulan puasanya uang saku gak dipotong."

" ... "

.

Kerja Bakti

"Selanjutnya, Obito. Gimana?"

"Ya besoknya setelah pawai obor, siap-siap aja bawa peralatan bersih-bersih. Kita bersihin mesjid sama-sama. Inget sama barang sendiri dan jangan sampe pergi cuma bawa lap giliran pulang kumplit sama sapu dan pembersih kaca." Obito menghela napas. "Ada tambahan, Chi?"

Itachi, selaku pemilik program, ikut menghela napas. "Tolong ya jangan bikin saya dapet gelar S3 secara berturut-turut. Terutama Kisame, mohon bantuannya."

"S3?" Kisame gagal paham.

"Sapu-Sapu Sendiri."

"OHAHAHAHAHA!"

"Ye si ikan cupang malah ketawa."

.

Pesantren Kilat

"Lanjut. PJ Pesantren Kilat ... Hidan." Yahiko membolak-balik proposal kegiatan yang ada di tangannya, berpikir keras. "Er, sebentar, ini gak salah tulis kan? Kenapa gak Obito?"

"Tahun kemarin aku yang pegang!" Obito reflek protes. Sudah cukup sekali saja program ini membuat dia sakit kepala.

"Konan? Sasori ... tidak mungkin, deh. Deidara? Atau yang junior gitu? Ada yang mau gantiin?"

"Woi! Kenapa diganti?!" Hidan yang mulai tidak terima dianggap seolah tidak ada di sana akhirnya bersuara juga. "Aku bersedia, kok!"

"AKU YANG GAK BERSEDIA!" Yahiko ngegas. Panik. Masalahnya anak-anak yang jadi sasaran kegiatan ini jumlahnya melebihi seratus. "ITU ANAK ORANG MAU JADI APA KALAU PENANGGUNG JAWAB SANLATNYA KAMU?!"

"Jadi power ranger?"

.

"Oke. Jadi, nanti di acara pembukaannya kita adakan tiga pos permainan. Pos pertama puzzle, pos kedua cerdas cermat, dan yang terakhir permainan pesan berantai."

"Pesan berantai itu yang dibisikin gitu kan ya? Apa yang dibisikin, nanti?"

"Dua kalimat syahadat."

"YAKALI MEREKA SAKARATUL MAUT!"

.

Nuzulul Qur'an

"Penanggung jawabnya Nagato, ya?"

"Iya."

"Aman lah ya."

"Iya."

.

Baksos

"Kisame siap jadi penanggung jawabnya?"

"Laksanakan!"

" ... "

"Eh, kalau di tempat baksosnya nanti target kita malah jadi kasihan pada Kisame bagaimana? Dia kan muka-muka madesu."

"Gelut kuy, Bi."

.


Next Part-SAHUR DAN TAKJIL


Catatan Author :

Yang junior ceritanya baru masuk SMA. Yahiko dkk ikut remaja mesjid dari mereka SMA juga. Udah bosen dan lagi sibuk-sibuknya kuliah makanya ogah-ogahan.

Mood nulis si saya masih berantakan sekali. Siaaaaaaal. Jujur, kurang puas. Tapi semoga bisa menghibur deh ya!

Sekian terimagaji,

Chic White

(Your Possible!Chic-ken *roosting*)