Title : What Goku Never Knows About Sanzo

To my precious Goku,

"You never knows that every night I always come to your room, stroking your hair gently and giving you a kiss in the forehead while you're sleeping because that's the only time I can show you my affection without anyone looking."

- Genjo Sanzo


Kau tidak tahu betapa menyebalkannya suara panggilanmu yang sudah menyiksaku selama bertahun-tahun.

Kau tidak tahu bahwa aku sudah bersumpah akan memukul kepalamu dan menyuruhmu untuk diam jika aku berhasil menemukanmu.

Kau tidak tahu bahwa semua perasaan ingin menghajarmu menghilang begitu saja ketika aku melihat wajah bodohmu serta kedua mata emas-mu yang indah yang sedang menatap balik padaku.

.

Kau tidak tahu bahwa keputusan-ku membawamu pulang bersamaku akan mengubah seluruh hidup-ku. Dunia-ku.

Kau tidak tahu bahwa aku selalu merasa bersalah ketika harus menyembunyikanmu di gudang kuil hanya karena aku terlalu malas untuk menjelaskan kepada para biksu bawahanku jika mereka melihatmu.

Kau tidak tahu bahwa aku selalu sengaja mengurangi porsi makan-ku agar aku bisa membawakan-mu makan lebih banyak.

Kau tidak tahu bahwa aku harus menyeleksi dengan ketat setiap pasangan suami-isteri yang ingin mengadopsi anak, untuk memastikan agar kau diasuh di keluarga yang tepat.

Kau tidak tahu bahwa aku berusaha keras untuk tidak memandang wajah manis-mu, ataupun memanggil nama-mu agar tidak ada ikatan yang terbentuk diantara kita. Sebab aku tidak ingin merasakan kehilangan jika suatu saat aku harus melepasmu pada orangtua angkat pilihan-ku.

Kau tidak tahu bahwa menemukan dirimu yang sedang tertidur pulas adalah kesalahan besar. Raut wajahmu tampak polos, damai juga begitu murni. Terlalu berharga hingga tanpa sadar aku menyadari keinginan untuk menjaga dan memilikimu.

Kau tidak tahu betapa bahagianya aku ketika para Sanbutshusin menugaskan-ku untuk menjadi wali yang sah bagi-mu.

.

Kau tidak tahu bahwa betapa sulitnya mengasuh seorang anak bandel yang memiliki rasa lapar tanpa batas seperti dirimu. Dan entah sejak kapan, aku sangat menikmati peran baruku sebagai seorang single parent.

Kau tidak tahu bahwa setiap malam, aku selalu diam-diam mengunjungi kamarmu ; membelai rambut-mu yang indah sembari memberimu kecupan di kening karena hanya di waktu tertentu itulah aku bisa menunjukkan kasih sayangku tanpa diketahui siapapun.

Kau tidak tahu bahwa aku selalu tidak tenang meninggalkanmu di kuil sementara aku harus pergi menjalankan sebuah misi. Kau tidak tahu aku selalu menyelesaikankan tugasku dengan cepat agar aku bisa segera pulang dan memastikan dirimu baik-baik saja.

Kau tidak tahu bahwa ingin sekali aku menghukum para murid biksu di kuil setiap kali aku mendengar mereka menghinamu.

.

Kau tidak tahu bahwa aku nyaris menjadi gila di malam kau diserang secara tiba-tiba. Betapa inginnya aku membunuh siapa pun yang sudah menyakitimu sebelum aku membunuh diriku sendiri. Betapa marahnya aku pada diriku karena membiarkanmu terluka.

Kau tidak tahu bahwa aku sangat menderita saat harus meninggalkanmu bersama Hakkai dan Gojyo sementara kau amat membutuhkan kehadiranku. Tapi aku harus pergi demi melindungimu dari orang misterius yang sudah mengibarkan bendera perang padaku lewat cara menyakiti dirimu.

Kau tidak tahu bahwa betapa besar keinginanku untuk kembali padamu ketika aku mendengar suara tangismu, seolah-olah kau baru saja berduka menyaksikan kematian seseorang yang amat penting bagimu. Hakkai memberitahuku bahwa kau baru saja kehilangan seorang teman — gadis youkai — secara tragis dalam sebuah ledakan. Dan kau tidak tahu betapa bencinya aku pada diriku sendiri karena tidak berada di sana untuk menghiburmu.

.

Kau tidak tahu bahwa betapa mengerikannya ketika keberadaanku nyaris dihapus. Dan semakin mengerikan saat aku menyadari bahwa kau masih akan terkurung di gunung seandainya aku tidak pernah ada di dunia ini.

Kau tidak tahu bahwa betapa leganya aku saat tangan-mu meraihku keluar dari kegelapan hampa yang hampir merenggut nyawaku.

Kau tidak tahu bahwa betapa inginnya aku menyeretmu pergi menjauh dari orang yang sudah menyerangmu waktu itu andai saja tubuhku tidak penuh luka seperti ini.

Kau tidak tahu bahwa betapa inginnya aku memukul kepalamu berkali-kali dengan harisen-ku sampai puas sebagai bentuk ekspresi kebahagiaan bahwa kau baik-baik saja setelah si pendeta Ukoku itu pergi.

.

Kau tidak tahu bahwa betapa bangganya aku pada dirimu saat kau berhasil meyakinkan Pangeran Kougaiji untuk membantu kita menghentikan percobaan kebangkitan Raja Gyumaoh.

Kau tidak tahu bahwa aku menyadari raut wajah keharuan pada dirimu saat kita menyaksikan Rasetsunyo memeluk putra dan putri tersayangnya. Saat itu, ingin sekali aku merangkulmu agar kau menyadari bahwa kau juga memiliki keluarga yang mencintaimu sama seperti mereka.

Dan kau tidak tahu bahwa aku melakukannya ketika malam tiba, saat kau sedang tertidur.

.

Kau tidak tahu bahwa aku tidak suka saat para gadis seusia-mu mulai mengunjungi kuil untuk berkenalan denganmu, memujimu sebagai salah satu pahlawan penyelamat Shangri-La.

... dan semakin kesal saat kau lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman baru-mu, seolah-olah tidak ada lagi tempat yang spesial untuk-ku di hatimu.

Kau tidak tahu bahwa betapa murka-nya aku padamu saat aku sudah beranjak tua dan lemah tapi kau malah memutuskan untuk melajang seumur hidup demi merawatku. Maksudku, kau tetap tampak awet muda walau puluhan tahun sudah berlalu sejak pertamakali aku menemukanmu. Kau berhak bahagia layaknya Hakkai dan Gojyo yang sudah menemukan masing-masing wanita pujaan mereka.

Kau tidak tahu bahwa dibalik kegusaranku, aku sebenarnya amat membutuhkanmu di sisiku.

Kau tidak tahu bahwa beruntungnya aku memilikimu.

.

Kini 30 tahun telah berlalu. Penampilanmu masih tampak seperti remaja manusia berusia 18 tahun. Keuntungan menjadi putera dewa bumi, kurasa? Aku, kau, juga bersama Hakkai dan Gojyo berdiri di bawah pohon sakura yang sedang bermekaran - menjadi bagian dari sebuah upacara sakral yang sedang berlangsung, disaksikan puluhan mata biksu dan murid mereka.

Kau mengenakan pakaian serba putih yang serasi denganku. Kukenakan gulungan sutera milik master-ku dulu ke pundakmu. Wajahmu terangkat, memperlihatkan titik chakra yang ada di tengah keningmu, tepat dibawah youkai limiter yang selama ini menghiasi kepalamu.

Kulakukan tugas terakhir-ku sebagai seorang sanzo saat kuletakkan mahkota milikku ke kepalamu.

Aku bangga padamu, Murid-ku tersayang — Son Goku Sanzo.